Rabu, 25 September 2013

Tugas Perkembangan Manusia

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SEPANJANG RENTANG KEHIDUPAN MENURUT HAVIGHURST
Masa Bayi dan Awal Masa Kanak-kanak
1.      Belajar memakan makanan padat
2.      Belajar berjalan
3.      Belajar berbicara
4.      Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh (feses & urine)
5.      Mempelajari perbedaan seks dan tata caranya
6.      Mempersiapkan diri untuk membaca
7.      Belajar membedakan benar dan salah, dan mulai mengembangkan hati nurani

Akhir Masa Kanak-kanak
1.      Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum
2.      Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh
3.      Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
4.      Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
5.      Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung
6.      Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari
7.      Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai
8.      Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga
9.      Mencapai kebebasan pribadi

Masa Remaja
1.      Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
2.      Mencapai peran sosial pria dan wanita
3.      Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif
4.      Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
5.      Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
6.      Mempersiapkan karier ekonomi
7.      Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
8.      Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku – mengembangkan ideologi

Awal Masa Dewasa
1.      Mulai bekerja
2.      Memilih pasangan
3.      Belajar hidup dengan tunangan
4.      Mulai membina keluarga
5.      Mengasuh anak
6.      Mengelola rumah tangga
7.      Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara
8.      Mencari kelompok sosial yang menyenangkan

Masa Usia Pertengahan
1.      Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga negara
2.      Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia
3.      Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa
4.      Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu
5.      Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini
6.      Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan
7.      Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua

Masa Tua
1.      Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
2.      Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya income (penghasilan) keluarga
3.      Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
4.      Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia
5.      Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
6.      Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 10

Orang Kudus 25 September: St. Nikolas Flue

Santo nikolas flue, pengaku iman
Nikolas berasal dari Swiss. Ia lahir di Kanton Obwalden pada tahun 1417 dari sebuah keluarga katolik yang saleh. Masa kecilnya berlangsung dalam situasi perang berkepanjangan. Ketika berumur 15 tahun, ia sudah mampu memainkan pedangnya seperti seorang prajurit perang. Empat tahun kemudian ketika berumur 19 tahun, ia pun turut dalam pertempuran untuk membela Swiss, tanah airnya. Ibunya heran bahwa anaknya yang saleh itu memiliki jiwa patriotik yang besar. Ia mengharapkan agar Nikolas menjadi imam, bukan seorang prajurit perang. Harapan ini pupus ketika Nikolas menikah dengan Dorotea Weiss.

Karena keberanian dan kelincahannya dalan berperang, Nikolas dipilih sebagai komandan pasukan tempur. Seusai perang ia dipilih menjadi anggota Dewan Kotapraja, anggota Pengadilan Kota dan akhirnya menjadi wakil rakyat di Kanton Unterwalden. Kepribadiannya yang menarik dan saleh itu membuat rakyat senang padanya dan memilih dia untuk memangku jabatan-jabatan itu.

Tetapi Tuhan rupanya mempunyai rencana khusus atas diri Nikolas. Pada usia ke-50 tahun, Nikolas sekonyong-konyong meninggalkan segala-galanya untuk menjalani hidup menyendiri sebagai seorang petapa. Suatu kekuatan ajaib yang tak kuasa diatasinya menggerakkan dia untuk menjalani cara hidup itu. Mula-mula ia menjadi seorang peziarah. Kemudian ia menetap di sebuah gubuk yang tersembunyi di sebuah jurang di pegunungan Swiss. Di tempat yang sunyi itu ia menjalani hidup doa dan tapa yang mendalam selama 20 tahun. Maksudnya ialah ingin membina suatu pergaulan yang mendalam dan erat mesra dengan Allah.

Tuhan menganugerahkan kepadanya anugerah-anugerah yang luar biasa. Ia mengalami banyak penglihatan dan ketenangan batin yang penuh kebahagiaan dan penghiburan rohani. Mujizat besar yang dialaminya ialah bahwa selama bertahun-tahun lamanya ia mampu hidup dalam puasa mutlak tanpa makan suatu apapun kecuai komuni suci. Doa dan renungan-renungan suci adalah pekerjaan sehari-hari.

Menyaksikan kesucian Bruder Klaus – demikian ia disebut orang – banyak orang datang kepadanya untuk meminta bimbingan rohani. Kepada orang-orang itu ia menasehatkan agar mereka selalu sabar dan suka akan perdamaian.

Pada tahun 1461 Federasi Swiss terancam perpecahan karena perselisihan antara negeri-negeri itu. Banyak orang berbondong-bondong pergi kepada Bruder Klaus untuk meminta pandangannya tentang masalah itu. Pemerintah pun mengutus beberapa orang kepada Bruder Klaus. Kepada mereka Bruder Klaus berpesan, “Jagalah kesatuaan Negara dan usahakanlah perdamaian.”

Nasehat ini berhasil membawa kembali Federasi Swiss ke dalam persatuan dan perdamaian. Nikolas meninggal dunia pada tahun 1487 dan dihormati sebagai rasul perdamaian.


sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Rabu Biasa XXV-C

Renungan Hari Rabu Biasa XXV, Thn C/I
Bac I   : Ezr 9: 59; Injil   : Luk 9: 1 6

Bacaan pertama hari ini mengungkapkan doa Ezra, mewakili umat Israel, kepada Allah. Dalam doa itu Ezra mengisahkan kembali peristiwa pembuangan yang dialami bangsa Israel. Peristiwa itu dilihat dalam kacamata iman, yaitu sebagai hukuman dari Allah atas ketidaksetiaan umat kepada Allah. Namun yang menarik dari doa itu adalah sharing iman bahwa sekalipun dalam pembuangan dan berlaku sebagai budak, Allah tidak meninggalkan umat-Nya (ay. 9). Allah tetap menyertai mereka.

Hal ini terlihat juga dalam Injil hari ini. Dalam Injil dikisahkan bahwa Yesus mengutus para rasul-Nya untuk memberitakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan orang sakit. Yesus tidak mengutus mereka dalam keadaan “kosong”. Mereka dibekali oleh Yesus tenaga dan kuasa-Nya. Ini berarti juga bahwa Yesus tidak membiarkan mereka sendirian, melainkan tetap menyertai mereka. Penyembuhan yang mereka lakukan menunjukkan kehadiran Yesus yang menyembuhkan.

Dalam kehidupan ini, kita selalu mengalami peristiwa suka dan duka. Tak jarang kita hanya melihat Tuhan dalam peristiwa suka. Sementara saat mengalami kedukaan, kita menilai Tuhan meninggalkan kita. Melalui sabda-Nya hari ini Tuhan menghendaki kita untuk memiliki sikap seperti orang Israel, yang diwakili Ezra. Kita harus sadar bahwa karena cinta-Nya yang besar kepada kita, Tuhan tidak akan meninggalkan kita sendirian menghadapi kesulitan hidup.

by: adrian