Jumat, 19 Juni 2015

Calon Kuat Vikep

Dalam acara kevikepan untuk anak-anak remaja, dua orang remaja dari paroki berbeda asyik berbicara tentang pastor parokinya.
Remaja 1     : Pastor paroki aku hebat. Setelah 13 tahun jadi pastor kepala paroki, ia diangkat jadi vikjen.
Remaja 2     : Apakah syarat jadi vikjen itu harus lama berkuasa di paroki?
Remaja 1     : Iya donk. Kan uda terbukti.
Remaja 2     : Wah, kalau gitu pastor paroki kami berpeluang jadi vikjen. Ia kini sudah 11 tahun berkuasa di paroki.
Remaja 1     : Oo…, itu tergantung sejauh mana kedekatan relasinya dengan uskup aja.
by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 19 Juni: St. Yuliana Falconieri

SANTA YULIANA FALCONIERI, BIARAWATI
Yuliana lahir pada tahun 1270 dan meninggal dunia pada tahun 1341. Sebagai pendiri Tarekat Biarawati Servita, ia sangat dihormati. Semangatnya untuk meneladani pamannya, Aleksis, pendiri Ordo Servita, mendorongnya untuk melakukan hal yang sama bagi kaum wanita. Kiranya Tuhan sudah menenamkan benih-benih panggilan ilahi dalam dirinya sejak masa kecilnya, sebab Yuliana kecil sudah menjadi anggota Ordo Ketiga Servita, sejak berusia 8 tahun. Keanggotaannya waktu itu dijalaninya dengan tetap tinggal bersama ibunya di rumah, sampai ibunya meninggal pada tahun 1304.
Sepeninggal ibunya, ia tinggal bersama beberapa orang wanita lainnya di sebuah rumah yang kemudian menjadi pusat biara Suster-suster Servita. Tarekat ini mengabdikan diri pada hidup kontemplatif dan hidup aktif dengan melakukan berbagai karya amal. Kemudian Yuliana diangkat sebagai pemimpin tertinggi tarekat itu. Sebagai pemimpin, ia mulai menyusun aturan-aturan tarekat itu. Kesalehan hidupnya dan kebijaksanaannya membuat ia mampu memimpin tarekat itu hingga berkembang pesat dan dikenal luas. Ketika ia meninggal pada tahun 1341, ia menerima secara ajaib bekal suci Tubuh Kristus. Ia digelari “kudus” pada tahun 1737.
sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Jumat Biasa XI - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa XI, Thn B/I
Bac I  2Kor 11: 18, 21 – 30; Injil         Mat 6: 19 – 23;

Pengajaran Tuhan Yesus di bukit masih menjadi topik Injil hari ini. Di dalam Injil hari ini Tuhan Yesus mengajak para pendengar-Nya tidak hanya berhenti pada orientasi harta duniawi, melainkan juga memperhatikan harta surgawi. Tuhan Yesus sadar bahwa dalam kehidupan manusia selalu berusaha mencari harta untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun sering terjadi manusia hanya memfokuskan hal itu sehingga lupa hal lain, yang sama pentingnya. Ini tampak dari pernyataan Tuhan Yesus, “Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (ay. 21). Artinya, orang hanya memusatkan perhatian pada harta duniawi. Padahal benda duaniwi itu bakal rusak dan binasa. Bagi Tuhan Yesus, harta duniawi tak bisa diandalkan selamanya.
Nasehat Tuhan Yesus dalam Injil kembali disampaikan Paulus dalam bacaan pertama. Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus, Paulus mengajak jemaat untuk tidak bermegah atas hal-hal duniawi. Kepada umat Paulus memberi contoh teladan dirinya sendiri. Paulus berkata bahwa banyak orang bermegah secara duniawi. Ia pun demikian. Namun Paulus “bermegah atas kelemahanku.” (ay. 30). Paulus tidak akan memegahkan dirinya atas kepemilikan harta dunia, melainkan atas kekurangan dan kemiskinannya. Di sini Paulus secara tidak langsung mau mengajak jemaat untuk tidak terlalu menggantungkan hidup pada benda-benda duniawi.
Sebagai manusia kita pasti mempunyai keinginan memiliki harta duniawi. Itu adalah wajar. Tuhan sama sekali tidak melarang kita untuk memilikinya. Namun perlu kita sadari bahwa harta duniawi itu dapat menjadi penghalang relasi kita dengan Allah. Karena “Di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Sabda Tuhan hari ini menghendaki kita untuk membangun juga sikap akan kebutuhan hal-hal sorgawi. Kita hendaknya jangan terlalu bergantung pada harta duniawi, karena semuanya itu hanya sementara saja.adalah bijak bila kita mulai menabung harta sorgawi, karena ia bersifat kekal.***
by: adrian