Rabu, 26 Oktober 2016

INI ALASAN MUALAF BERBOHONG

Masalah pindah keyakinan atau agama itu adalah hal yang biasa. Hal itu merupakan hak azasi setiap manusia. Tidak ada yang melarang. Akan tetapi, ada hukuman bagi orang yang murtad. Bagaimana jika orang islam yang murtad. Selain hukuman di masa depan, hukuman langsung pun dapat dikenakan. Yang terkenal adalah dibunuh. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi Muhammad, “Siapa saja yang mengganti agamanya, maka hendaklah kalian bunuh dia.” (HR al-Bukhari, no. 6922). Jadi, umat islam lainnya diperbolehkan membunuh umat islam yang telah murtad. Selain itu, tempat bagi orang murtad adalah neraka (QS Al-Baqarah: 217).
Akan tetapi, kita tidak akan mengusik persoalan itu. Masalah membunuh orang murtad adalah keyakinan orang, yang tidak akan dicampuri. Kita hanya melihat fenomena mualaf, orang kafir yang menjadi islam.
Jika kita perhatikan di media sosial, baik media cetak maupun media elektronik, adalah suatu kebiasaan menjelang Hari Raya Idul Fitri beberapa media menampilkan sharing beberapa tokoh mualaf. Ada tokoh mualaf yang bersharing dari hati, namun tak sedikit juga yang menyampaikan kebohongan. Sekedar menyebut nama:
(a) Ustadz Bangun Samudra, yang konon mengaku sebagai lulusan terbaik Vatikan.
(b) Steven Indra Wibowo, yang mengaku mantan frater anak petinggi PGI, yang berhasil mengislamkan 126 orang
(c) Hj Irene, yang mengaku mantan biarawati
(d) Sinansius Kayimter (Umar Abdullah Kayimter), yang mengaku kepala suku Asmat
Masih ada banyak lagi tokoh mualaf yang selalu menyebarkan kebohongan (misalnya ustadz Felix Siauw). Mereka-mereka ini sering diundang untuk berceramah, kotbah atau berdakwah. Dan bisa dipastikan dalam dakwahnya itu, kebohongan menjadi bumbu utama. Anehnya, begitu banyak umat islam suka dengan dakwah mereka. Tak jarang takbir kemenangan dikumandangkan ketika para mualaf ini menekankan keburukan agama sebelumnya dan menyanjung kehebatan islam yang menjadi dasarnya menjadi islam.
Lebih aneh lagi, sama sekali tidak ada teguran dari lembaga otoritas islam tertinggi di Indonesia ini. Lembaga ini seakan-akan tutup telinga terhadap kebohongan tersebut, sekalipun kebohongan itu berdampak buruk bagi citra islam. Tentulah orang yang kritis akan menilai bahwa islam identik dengan kebohongan.
Benarkah para mualaf itu berbohong? Ada banyak tulisan yang membongkar kebohongan mereka. Misalnya “Membongkar Kebohongan Steven Indra”, “Ustadz Bangun Samudrayang Sangat Cerdas”, “Hj Irene Handono Mantan Biarawati Palsu?” dan “Benarkah Kepala Suku Besar Asmat Masuk Islam?” Dari tulisan-tulisan itu, bahkan anak SD pun dapat menilai adanya kebohongan dari pernyataan-pernyataan mualaf itu. Kenapa kebohongan ini disebar-luaskan? Bukankah ini berarti memperkuat citra bahwa islam itu agama pembohong?
Menjadi pertanyaan adalah kenapa para mualaf ini begitu berani dan yakin diri dengan kebohongannya. Ataukah karena umat islam memang suka dibohongi atau dibodoh-bodohi? Ada beberapa alasan kenapa para mualaf berbohong:
1.    Alasan Sosial: supaya cepat diterima di lingkungannya yang baru. Dengan menjelek-jelekkan dan mengungkapkan kelemahan lingkungan sebelumnya, umat di lingkungan baru dapat segera menerimanya. Apalagi bila diiming-imingi dengan kata-kata “Hidayah Allah STW”
2.    Alasan Popularitas: menyebarkan kebohongan tentang kelemahan atau kejelekan agama sebelumnya membuat diri seorang mualaf cepat terkenal. Apalagi banyak umat islam yang mudah dibodoh-bodohi.
3.    Alasan Ekonomi: dengan popularitas yang dimilikinya, para mualaf ini dapat dengan mudah tampil sebagai pendakwah. Sudah menjadi rahasia umum ada banyak pendakwah yang berorientasi duit ketimbang penyebaran agama. Dengan kebohongan itu, para mualaf ini bukan hanya sekedar menyebarkan agama, tetapi juga mencari uang. Kebohongan yang dibuatnya menjadi jalan pelancar pendapatan.
4.    Alasan Keselamatan: memang al quran sudah mengatakan bahwa hanya umat islam saja yang masuk sorga; orang kafir pasti di neraka. Kebaikan dan amal kasih yang dilakukan orang kafir tak ada gunanya, tidak mendatangkan pahala. Akan tetapi, dengan menjadi islam pun belum tentu juga otomatis masuk sorga, karena seseorang harus melakukan berbagai macam kewajiban. Salah satu jalan mudah (dan murah) untuk masuk sorga adalah dengan mengislamkan orang kafir. Hadits At Tabrani berkata: Nabi Muhammad bersabda, “Siapa yang dapat mengislamkan orang dengan usahanya, maka pastilah ia masuk ke dalam sorga,” Masuk sorga di sini suatu kepastian dan otomatis. Jadi, tak perlu lagi sibuk-sibuk dengan kewajiban lainnya. Nah, para mualaf ini sudah mendapatkan popularitas. Dengan popularitas itu dan dengan kebohongan-kebohongannya, mungkin akan ada orang kafir yang tertipu dan akhirnya menjadi islam. Kan sudah pasti masuk sorga.
Demikainlah empat alasan kenapa para mualaf berbohong dalam dakwahnya. Kebohongan itu selalu terkait dengan identitas dirinya, kejelakan agama sebelumnya dan kehebatan agama islam. Dari sini orang dapat menilai bahwa dalam islam segala cara dihalalkan, yang penting tujuannya baik (menyebarkan islam). Hal ini semakin mendapatkan pembenarannya dalam aksi terorisme.
Para mualaf ini tentulah akan sering berdakwah atau berceramah. Dasarnya saja sudah pembohong, maka dapat dipastikan isi dakwah atau ceramahnya juga adalah kebohongan. Akan tetapi, umat islam yang mendengarkannya biasa-biasa saja, malah ada yang senang. Menjadi pertanyaan, apakah orang islam suka dibohongi atau memang suka dibodoh-bodohi.
Batam, 31 Agustus 2016
by: adrian
Baca juga tulisan lainnya:

56 komentar:

  1. Blog galau...gak terima unatnya murtad...mreka gak bohong...yg justru berbohong itu anda...membuat tulisan2 fitnah sperti ini ngapain??? Buat nenangin umat yg lain biar gak ikut2an murtad wkwkwkwkw kasian kasian... Tak kasih tau ya...yesus itu muslim artinya dia juga berkeyakinan islam... �� duh duh umat galau..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas komentarnya. Kami sama sekali tidak galau. Kami hanya mengungkapkan fakta. Jika menurut Anda kami melakukan fitnah, dimana letak fitnahnya? salam.

      Hapus
    2. kalo dibaca dgn nalar yg jernih, tulisn di atas jauh dri fitnah. Justru yg komen yg fitnah.

      Hapus
  2. Komentar anda akan di publis jika disetujui....huuu blog galau blog pengecut + pecundang... Takut dikritik dasar akun sampah...mati aja manusia kaya lo... Bacot doang bisanya. Dasar umat sakit jiwa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas komentarnya. Kami sama sekali tidak galau. Kami hanya mengungkapkan fakta. Maaf, jika komentar Anda terlambat dipublikasi, karena kesibukan kami. Bukan karena takut atau galau, tapi karena kesibukan. Ini pun kami baru tahu kalau ada komentar. Terima kasih dan salam.

      Hapus
    2. Ternyata komentar lo uda di publis. Terbukti admin bukan pengecut dan pecundang. Justru yg pengecut dan pecundang itu lo. Mirip kayak imam besar fpi, si rizieq, yg katanya cucu nabi.

      Hapus
  3. komen yg di atas semakin memprjlas jati diri islam yg lebih emosional ketimbang nalar. Krn tu, ga heran, dlm hadpi soal, umat islam selalu emosional (marah dan anarki). Susah dapati yg pake otak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Presiden, menteri2, dirut BUMN banyak yg Islam, kok anda bilang susah dapati yg pake otak

      Hapus
  4. maaf sebelumnya saya gak peduli sama sekali apa mualaf itu berbohong atau tidak, berbohong atau tidak itu urusan mereka sama ALLAH, cuma maaf sekali lagi , saya sempat cek tentang HR. Bukhori no 6922 yang dikutip penulis blog ini , yang mengutip bahwa “Siapa saja yang mengganti agamanya, maka hendaklah kalian bunuh dia.” (HR al-Bukhari, no. 6922) . saya tegaskan sekali lagi penulis tidak menulis isi hadits itu dengan benar , bisa di cek kalo isi dari HR Bukhari No.6922 itu aslinya adalah ''Berilah pertolongan niscaya kalian diganjari, & Allah memutuskan melalui lisan rasul-Nya sekehendaknya. [HR. Bukhari No.6922].

    Hadits Bukhari No.6922 Secara Lengkap

    [[[Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al' Ala'] telah menceritakan kepada kami [Abu Usamah] dari [Buraid] dari [Abu Burdah] dari [Abu Musa] berkata, Pernah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam didatangi seorang peminta-minta -atau sepertinya ia berkata 'ditemui (bukan didatangi) seorang peminta-minta', atau orang yang mempunyai keperluan-, maka beliau berkata: "Berilah pertolongan niscaya kalian diganjari, dan Allah memutuskan melalui lisan rasul-Nya sekehendaknya."]]] .

    Selain itu, QS AL Baqoroh ayat 217 berbunyi Berperang pada bulan haram, adalah dosa besar .
    Bukan seperti yang penulis kutip diatas.

    Bagi penulis saya rasa kalau anda ingin menulis sesuatu cukupi ilmu dahulu, jangan sampai menyebar sesuatu yang salah dan tidak bisa dipertanggungjawabkan . maaf, anda seperti membodohi diri sendiri membicarakan tentang penipuan tetapi penulis sendiri sudah menipu banyak pembaca dengan kutipan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. maaf anda sudah memfitnah AL Quran dan Al Hadits

    Para pembaca saudaraku umat muslim , sabar yang seperti ini ujian .

    maaf , terimaksih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas tanggapan dan masukkannya. Jika memang saya salah, saya mohon maaf. Kutipan hadits Bukhari, yang ada dalam tulisan di atas, saya ambil dari beberapa sumber tulisan, bukan langsung dari haditsnya sendiri. Salah satu contohnya adalah tulisan Abd Moqsith Ghazali (ini linknya: http://www.madinaonline.id/khazanah/fikih/hukum-membunuh-orang-murtad/), yang pada paragraf keempat berbunyi: “Para ulama fikih sendiri memperselisihkan boleh dan tidaknya seorang muslim pindah agama. Pertama, ulama yang mengkriminalkan pindah agama sehingga pelakunya mesti dihukum bunuh. Pendapat ini didasarkan pada hadits man baddala dinahu faqtuluhu (barangsiapa pindah agama, bunuhlah). [Lihat Shahih al-Bukhari, hadits ke 6922].”

      Mungkin benar bahwa nomor haditsnya salah. Akan tetapi, perintah membunuh orang murtad itu diajarkan dalam agama islam. Dalam Al Quran yang diterbitkan Departemen Agama RI tahun 2006, untuk catatan kaki surah Al-Anam: 151 berbunyi, “Yang dibenarkan oleh syariat seperti qisas, membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya.”

      Terima kasih, salam.

      Hapus
    2. Ayat surah al-Baqarah yang dikutip sama sekali tidak salah. Tolong kamu lihat ayat itu secara lengkap. Yang kamu ungkapkan dalam komen kamu itu bagian awal, sedangkan yang saya kutip adalah bagian akhir. Jadi, saya sama sekali tidak salah. Semua bisa dipertanggung jawabkan.

      Hapus
    3. samira, lo belagu banget. Bilang org fitnah alquran dan hadist. bilang ke umt muslim ini ujian. Gw uda bca alquran surat al-baqarah ayat 217. ada koq soal tempat org (murtad) kafir di neraka persis yg dimaksd penulis di atas. Lo bca tu ayat sampai habis, jgn cuma atas aj. Ga ada yg salh. tp napa lo bilang dia fitnah alquran? Justru lo telah fitnah org.
      Soal hadist lo hrs tahu esensinya bukan pada nomor tapi pesannya. Nomor bisa salah, tapi pesannya ada dalam hadist. Jadi, esensinya adalah pesan membunuh org murtad. Itu ada dlm hadist. Sekali lagi penulis ga salah, ga fitnah hadist. Lg pula dia ada dasar. Lo aj yg belagu, sok hebat, sok benar dan sok pintar.

      Hapus
    4. Saya Muslim, Dan pengetahuan sya mengenai Al Quran Dan Al hadits tidaklah terlalu Dalam mengenai al-baqarah saya buka alquran danterjemahannya SBB:
      Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

      Referensi: https://tafsirweb.com/847-surat-al-baqarah-ayat-217.html

      Dan untuk hadits nerikut nukilan Yang saya dapat:
      Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al' Ala' telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid dari Abu Burdah dari Abu Musa berkata, Pernah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam didatangi seorang peminta-minta -atau sepertinya ia berkata 'ditemui (bukan didatangi) seorang peminta-minta', atau orang yang mempunyai keperluan-, maka beliau berkata: "Berilah pertolongan niscaya kalian diganjari, dan Allah memutuskan melalui lisan rasul-Nya sekehendaknya."
      https://www.hadits.id/hadits/bukhari/6922

      Sebagai orang bodoh boleh saya bertanya kepada anda, apabila dari agama anda Ada Yang mati Dalam keadaan murtad, APA hukumnya? Neraka atau surga? Mungkin sama.. mungkin.. anda Yang lebih tahu
      Di alquran al-baqarah 217 jelas apabila ia meninggal Dalam keadaan murtad, jangankan murtad, apabila dia Mati Dalam keadaankmenyekutukan Allah Yang Ahad/ESA (satu Dan bukan tiga) (surah Al-ikhlas 1+4) tetap neraka tempatnya. Bagaimana menurut agama anda?
      Sekarang apabila YESUS adalah Tuhan, siapa Bapa? Siapa Allah?
      Anda minority's Di Indonesia, APA anda dikekang Dalam menjalankan ibadah anda? Dekat rumah saya Ada gereja, walaupun Di sekitaran gereja rumah2 org Muslim. Mengenai mereka2 Yang kalian anggap pembohong, silahkan anda laporkan, tentunya beserta bukti Karena Megara Kita juga Megara hukum.
      Bagi kami, Islam adalah agama Yang baik Dan benar. Dan Kami beriman kepada ALLAH dengan tidak menyekutukanNya Dan Muhammad adalah utusan ALLAH. Dan Kami tidak merasa rugi apabila kalian bukan bagian Dari Kami dan tidak menjalankan ibadah sesuatu syariat Kami. Mungkin bagi kalian agama kalian Yang benar.. silahkan anda beranggapan begitu Dan silahkan anda jalankan syariat agama kalian..
      Toleransi Kami
      Suraj al-kafirun ayat 1-6
      Bagi Ku agama Ku Dan bagimu agamamu

      Hapus
    5. Saya Muslim, Dan pengetahuan sya mengenai Al Quran Dan Al hadits tidaklah terlalu Dalam mengenai al-baqarah saya buka alquran danterjemahannya SBB:
      Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

      Referensi: https://tafsirweb.com/847-surat-al-baqarah-ayat-217.html

      Dan untuk hadits nerikut nukilan Yang saya dapat:
      Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al' Ala' telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Buraid dari Abu Burdah dari Abu Musa berkata, Pernah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam didatangi seorang peminta-minta -atau sepertinya ia berkata 'ditemui (bukan didatangi) seorang peminta-minta', atau orang yang mempunyai keperluan-, maka beliau berkata: "Berilah pertolongan niscaya kalian diganjari, dan Allah memutuskan melalui lisan rasul-Nya sekehendaknya."
      https://www.hadits.id/hadits/bukhari/6922

      Sebagai orang bodoh boleh saya bertanya kepada anda, apabila dari agama anda Ada Yang mati Dalam keadaan murtad, APA hukumnya? Neraka atau surga? Mungkin sama.. mungkin.. anda Yang lebih tahu
      Di alquran al-baqarah 217 jelas apabila ia meninggal Dalam keadaan murtad, jangankan murtad, apabila dia Mati Dalam keadaankmenyekutukan Allah Yang Ahad/ESA (satu Dan bukan tiga) (surah Al-ikhlas 1+4) tetap neraka tempatnya. Bagaimana menurut agama anda?
      Sekarang apabila YESUS adalah Tuhan, siapa Bapa? Siapa Allah?
      Anda minority's Di Indonesia, APA anda dikekang Dalam menjalankan ibadah anda? Dekat rumah saya Ada gereja, walaupun Di sekitaran gereja rumah2 org Muslim. Mengenai mereka2 Yang kalian anggap pembohong, silahkan anda laporkan, tentunya beserta bukti Karena Megara Kita juga Megara hukum.
      Bagi kami, Islam adalah agama Yang baik Dan benar. Dan Kami beriman kepada ALLAH dengan tidak menyekutukanNya Dan Muhammad adalah utusan ALLAH. Dan Kami tidak merasa rugi apabila kalian bukan bagian Dari Kami dan tidak menjalankan ibadah sesuatu syariat Kami. Mungkin bagi kalian agama kalian Yang benar.. silahkan anda beranggapan begitu Dan silahkan anda jalankan syariat agama kalian..
      Toleransi Kami
      Suraj al-kafirun ayat 1-6
      Bagi Ku agama Ku Dan bagimu agamamu

      Hapus
    6. Terima kasih atas tanggapannya. Pertama-tama, saya harus mengatakan bahwa tanggapan Anda sama sekali tidak menjawab persoalan. Namun, saya akan berusaha menanggapinya.

      1. Sama sekali tidak ada persoalan dengan kutipan QS Baqarah. Dalam tulisan di atas, saya mengatakan “tempat bagi orang murtad adalah neraka.” Jadi, komen Anda hanya menegaskan apa yang sudah saya sampaikan. Bagaimana nasib orang murtad dalam ajaran agama kami? Saya sama sekali tidak tahu, karena agama saya tidak tegas mengatakan mereka itu pasti di neraka. Agama kami hanya mengatakan bahwa semuanya hanyalah kewenangan Allah. Jadi, ada perbedaan antara agama saya dan agama Anda.

      2. Sumber kutipan Hadis Bukhari kita berbeda. Jika Anda menggunakan www.hadits.id, maka sumber saya www.spokaneislamiccenter.org seperti yang sudah saya sampaikan. Silahkan Anda cek pada komentar saya pada 3 November 2017 14.29. Di sana ada kutipan sumber saya. Dalam sumber itu sangat jelas perintah membunuh orang murtad. Memang dalam tulisan di atas saya mengutip tulisan dari salah satu artikel yang menyebut hadits Bukhari no. 6922. Saya tidak tahu sumber kutipan tersebut. Akan tetapi, yang jelas dan pasti ada perintah untuk membunuh umat islam yang murtad.

      3. Anda mempersoalkan Allah orang kristen. Pertama-tama Anda harus bisa bedakan antara tritunggal dan triteisme. Kalau mau mendalami Allah tritunggal, silahkan baca buku DR Adrianus Sunarko, OFM tentang Allah Tritunggal. Dapat ditemukan di toko Gramedia atau OBOR di Jakarta. Yang jelas Allah orang kristen itu tunggal. Seperti api, selain api itu sendiri, pasti ada cahaya dan panas.

      4. Anda menyinggung soal minoritas – mayoritas dan mengaitkan dengan kekangan. Saya tidak mau berpikiran subyektif. Saya hanya berdasarkan survei indeks kerukunan beragama yang dibuat Kementerian Agama RI yang dikeluarkan sekitar awal Desember 2019. Terlihat jelas bahwa indeks kerukunan di bawah rata-rata itu ada di daerah yang mayoritas islam sedangkan indeks kerukunan paling tinggi ada di daerah non muslim. Silahkan cek di sini: https://tirto.id/daftar-skor-indeks-kerukunan-beragama-versi-kemenag-2019-engH. Jadi, pengalaman yang Anda ungkapkan itu tidak bisa menjadi tolok ukur. Karena saya juga punya pengalaman yang bertentangan dengan pengalaman Anda.

      5. Anda menyinggung juga soal kebohongan dan hukum. Perlu disadari bahwa tidak selamanya kebohongan itu ditentukan oleh hukum, apalagi hukum sendiri dapat dibeli dengan uang. Dalam kasus yang dipaparkan tulisan di atas, kebohongan itu sudah dibuktikan dalam kebohongan itu sendiri. Harus diperhatikan baik-baik, tulisan saya bukan mau mempermasalahkan kebohongan agama islam, tetapi kebohongan para mualaf. Seharusnya Anda menyadari hal ini. Kebohongan yang dilakukan mualaf memiliki efek buruk bukan saja kepada diri Anda sebagai muslim tetapi juga agama Anda.

      6. Anda menilai islam adalah agama yang baik dan benar. Klaim ini ada juga pada umat agama lain. Soal kebenaran tentu sulit menilainya, karena benar bagi Anda belum tentu bagi orang lain. Tolok ukur kebenaran selalu berbeda-beda dari setiap pemeluk agama. Tapi tidak dengan kebaikan. Dan dalam kaitan dengan inilah, dapat dikatakan islam bukan agama yang baik. Alasannya: apakah baik membunuh orang yang murtad? Apakah baik membunuh orang kafir? Apakah baik membunuh orang yang menghina nabi Muhammad, sedangkan nabi lain tidak? Apakah baik bila suami boleh memukul istri? Apakah baik bila mengkafir-kafirkan orang yang berbeda dengannya? Karena itulah, kutipan Anda tentang al-Kafirun sudah diplesetkan orang menjadi, “Bagiku agamaku, bagimu agamamu. Tapi kamu harus ikut aturan agamaku.”

      DEMIKIANLAH tanggapan saya. Semoga dapat memberi inspirasi.

      Hapus
  5. Wah wah, voba di cek lagi hadist riwayat Bukhari no.6922 itu benar atau tidak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas tanggapan dan masukkannya. Jika memang saya salah, saya mohon maaf. Kutipan hadits Bukhari, yang ada dalam tulisan di atas, saya ambil dari beberapa sumber tulisan, bukan langsung dari haditsnya sendiri. Salah satu contohnya adalah tulisan Abd oqsith Ghazali, yang pada paragraf keempat berbunyi: “Para ulama fikih sendiri memperselisihkan boleh dan tidaknya seorang muslim pindah agama. Pertama, ulama yang mengkriminalkan pindah agama sehingga pelakunya mesti dihukum bunuh. Pendapat ini didasarkan pada hadits man baddala dinahu faqtuluhu (barangsiapa pindah agama, bunuhlah). [Lihat Shahih al-Bukhari, hadits ke 6922].”

      Mungkin benar bahwa nomor haditsnya salah. Akan tetapi, perintah membunuh orang murtad itu diajarkan dalam agama islam. Dalam Al Quran yang diterbitkan Departemen Agama RI tahun 2006, untuk catatan kaki surah Al-Anam: 151 berbunyi, “Yang dibenarkan oleh syariat seperti qisas, membunuh orang murtad, rajam dan sebagainya.”

      Terima kasih, salam.

      Hapus
  6. Aku coba search di google dg key words hadist al-bukhari. dan aku dpt link inihttp://spokaneislamiccenter.org/sic/wp-content/uploads/Hadith-Sahih-Bukhari.pdf dan https://d1.islamhouse.com/data/en/ih_books/single/en_Sahih_Al-Bukhari.pdf . Setelah aku telusuri, ternyata benar apa kata samira kalkarina bhw emang gak ada no. 6922.

    Namun bukan berarti apa yg dikatakan penulis blog ini salah. Perintah utk membunuh org islam yg murtad itu ada di hadist. Dlm hadist al-Bukhari volume 9, Book 84, No 57 tertulis “Whoever changed his Islamic religion, then kill him.”

    Selain itu, pada no. 58 diceritakan ada orang Yahudi yang masuk islam, tapi kembali ke Yahudi. Akhirnya dia dibunuh. This is the judgment of Allah and His Apostle.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas masukannya. Semoga sdri Samira Kalkarina membaca tulisan Anda ini sehingga membuka matanya.

      Hapus
    2. HR. BUKHARI NO . 57 :
      Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sinan berkata, telah menceritakan kepada kami Fulaih. Dan telah diriwayatkan pula hadits serupa dari jalan lain, yaitu Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Al Mundzir berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fulaih berkata, telah menceritakan kepadaku bapakku berkata, telah menceritakan kepadaku Hilal bin Ali dari Atho' bin Yasar dari Abu Hurairah berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berada dalam suatu majelis membicarakan suatu kaum, tiba-tiba datanglah seorang Arab Badui lalu bertanya: "Kapan datangnya hari kiamat?" Namun Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tetap melanjutkan pembicaraannya. Sementara itu sebagian kaum ada yang berkata; "Beliau mendengar perkataannya akan tetapi beliau tidak menyukai apa yang dikatakannya itu", dan ada pula sebagian yang mengatakan; "Bahwa beliau tidak mendengar perkataannya." Hingga akhirnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyelesaikan pembicaraannya, seraya berkata: "Mana orang yang bertanya tentang hari kiamat tadi?" Orang itu berkata: "Saya wahai Rasulullah!". Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila sudah hilang amanah maka tunggulah terjadinya kiamat". Orang itu bertanya: "Bagaimana hilangnya amanat itu?" Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka akan tunggulah terjadinya kiamat".

      HR. Bukhari No. 58 :
      Telah menceritakan kepada kami Abu An Nu'man 'Arim bin Al Fadlal berkata, telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Abu Bisyir dari Yusuf bin Mahak dari Abdullah bin 'Amru berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah tertinggal dari kami dalam suatu perjalanan yang kami lakukan hingga Beliau mendapatkan kami sementara waktu shalat sudah hampir habis, kami berwudlu' dengan hanya mengusap kaki kami.
      Itu isi hadits bukhari no. 58 . Maaf , maaf sekali lagi mohon di cek hadits sumber yg terpercaya.

      Hapus
    3. Pertama-tama saya mengucap limpah terima kasih atas tanggapan dan komentarnya. Mungkin penulisan nomor haditsnya salah atau keliru, karena saya kurang tahu paham dengan penulisan nomor hadits, secara khusus Bukhari. Akan tetapi, esensi pesannya benar. Saya coba menelusuri saran saudara anonim pada 20 Juni di atas. Mungkin kita bisa sama-sama membuka dan membacanya.

      Silahkan ketik: spokaneislamiccenter.org. Di sana akan muncul situs Spokane Islamic Center. Kemudian arahkan krusor ke menu Islamic Resource, maka akan muncul 5 pilihan menu. Arahkan krusor ke pilihan paling bawah, yaitu Hadith Books; muncullah pilhan hadits-hadits. Silahkan klik Hadits Sahih Bukhari (pdf). Akan muncul Hadith Table of Contents. Cari Volume 9, Bk. 84 dengan judul Dealing with Apostates. Silahkan klik bagian itu. Bagian ini dimulai dengan penomoran 9.53. Silahkan baca bagian dengan penomoran 9.57, khususnya bagian akhir: "... I would have killed them
      according to the statement of Allah's Apostle, 'Whoever
      changed his Islamic religion, then kill him."

      Kemudian coba baca bagian dengan penomoran 9.58. Secara sederhana bagian ini mau mengisahkan pembunuhan terhadap seorang mualaf Yahudi yang kembali ke iman Yahudinya. Ditegaskan bahwa pembunuhan itu sesuai dengan perintah Allah dan rasul-Nya.

      Demikian tanggapan saya

      Hapus
  7. Sepertinya umat islam malu untuk mengakui bahwa dalam ajaran agamanya ada perintah membunuh orang murtad. Mungkin karena sudah dicekoki bahwa islam adalah agama yang sempurna; bahwa kata sempurna itu merujuk pada kebaikan. Karena itu, ketika kami menulis adanya ajaran untuk membunuh orang murtad, ada yang protes dengan mengatakan sumber yang kami pakai salah.

    Contohnya, Sdri Samira Kalkarina, pada 16 Juni 2017 mengkritisi soal hadits Bukhari. Ia mengatakan bahwa nomor hadits yang kami kutip (no. 6922) adalah salah. Lantas Samira memberikan bunyi hadits sebenarnya. Lantas Samira juga mempersoalkan kutipan surah al-Baqarah, dan memberikan bunyi surah tersebut. Selain Samira, ada juga sdr/i anonim, yang memberi tanggapan pada 1 Nov 2017. Sama seperti Samira dia juga mempersoalkan nomor hadits Bukhari 57 dan 58. Untuk membenarkan pendapatnya, ia memberikan bunyi hadits tersebut.

    Usaha-usaha mereka di atas bisa dilihat sebagai bentuk pembelaan atas islam, dengan membangun image bahwa tulisan kami salah. Sangat disayangkan bahwa kedua orang tersebut hanya mempersoalkan penomoran, bukan esensi pesan: membunuh orang murtad sebagai ajaran islam.

    Kami sudah memberi tanggapan langsung kepada kedua orang tersebut. Setelah kami pelajari lagi, kami sendiri menemukan kekeliruan pada pihak mereka terkait dengan hadits Bukhari. Patokan kami menilai mereka keliru adalah www.spokaneislamiccenter.org (SIC).

    Jika kita membandingkan dengan sumber SIC di atas, kutipan Samira berasal dari HS Bukhari Vol 2, Buku 24, no. 512. Jadi, kritik Samira jelas ngawur. Sedangkan kutipan sdr/i anonim soal no 58 ada pada Vol 1 buku 3 no. 57, sementara no 57 diambil dari no 56. Sekali lagi kritiknya jelas ngawur. Kedua orang ini mengkritik tanpa dasar.

    Kritik tanpa dasar yang dilakukan kedua orang di atas semata-mata untuk membela islam atau mengajak umat islam untuk tidak percaya pada tulisan kami. Kritik mereka seakan mau mengatakan bahwa tidak ada ajaran membunuh orang murtad dalam islam. Padahal perintah itu jelas-jelas ada dalam ajaran islam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lucu...anda menyinggung ajaran Islam tentang membunuh orang-orang yg murtad. Sedangkan anda lupa dengan orang-orang dr kalangan anda yg telah membunuh orang-orang dr luar kalangan anda. Coba ceritakan oleh anda tentang kekejaman yang terjadi pada umat Islam dan Yahudi di Eropa khususnya di Spanyol. Dan jangan lupa ceritakan kekejaman yang dilakukan terhadap orang-orang yang dianggap tidak sejalan dengan pemikiran pimpinan tertinggi gereja di Vatikan dl. Sebutkan jumlah korbannya. Coba anda kutip ayat-ayat dalam Alkitab anda tentang pembantaian terhadap suatu bangsa karena tidak mau beriman kepada Tuhan. Itu bknnya dijadikan pedoman jg?

      Hapus
    2. Terima kasih atas tanggapan saudara. Sama sekali saya tidak lupa akan peristiwa itu. Tapi saya sama sekali tidak menemukan dasar tindakan kejam tersebut dalam Alkitab. Kalau boleh Anda tunjukkan, saya akan berhutang budi.

      Saya hanya menemukan perbedaan antara kita. Islam membunuh orang murtad atas dasar perintah Nabi Muhammad. Dan ini ada dalam Hadist, salah satu sumber inti islam. Jadi, ketika orang islam membunuh sesamanya yang murtad, dia sudah menjalani perintah Hadist. Kekejaman yang dilakukan oleh orang kristen merupakan kesalahan mereka yang tidak melaksanakan ajaran Kitab Suci. Jadi, ketika orang kristen membunuh sesamanya, bisa dipastikan dia tidak melaksanakan perintah Kitab Suci.

      Hapus
    3. Bk sejarah kelam gereja dapat dengan sangat mudah ditemui. Pimpinan gereja katolik sama sekali gak marah dg buku-buku seperti itu. Umat kristen tenang-tenang aja. Coba bk yg ungkapkan kebiadaban muhammad membantai org yahudi, pasti umat islam akan marah. Contohnya, ketika paus benediktus mengutip tulisan di sebuah bk kata-kata kaisar bynzantium aja, dunia islam langsung murka.

      Hapus
    4. Trimakasih utk blog ini. Smua pemikiranny sm dgn logika dn hati nurani sya.

      Soal esensi membunuh org yg murtad dan darah org kafir adlh halal benar adany sya dapati di buku dan pengajaran sewaktu di sekolah khusus dan tempat ngaji dulu.

      Hapus
  8. Tulisan yang bagus, sayang komentarnya dangkal...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas tanggapannya. Kira-kira komentar mana yang dangkal?

      Hapus
  9. kudo'akan engkau dapat hidayah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas hidayahnya. Semoga nalarmu terbuka sehingga mendapatkan pencerahan.

      Hapus
  10. Admin bagus... Sip.. Saya anak Tuhan.. Terus maju dalam melayani.. Tuhan Yesus memberkati..

    BalasHapus
  11. Secara logika aja min...banyak orang bule udh masuk islam...dan kebanyakan mereka ateis padahal dulunya pada taat sama agama kristen...dan udh banyak membyktikan islam semakin banyak pengikutnya dan kristen semakin di tinggal kan...fakta saja...������ cari lah pembenaran sesuai fakta...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas tanggapannya, sekalipun sama sekali di luar konteks. Namun perlu disadari, masalah agama bukan soal banyak sedikitnya pengikut, tapi soal kebenaran; dan kebenaran bukan ditentukan dari jumlah umat.

      Soal banyak sedikit ini, bagi orang kristen, terpenuhinya sabda Tuhan Yesus. "karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." (Matius 7: 13- 14).

      Hapus
  12. kalo memang muallaf bohong dewan gereja bisa memprotes itu dan menuntut mereka, dan menghina agama mereka. apa karena faktanya memang begitu??? cuma berani berkoar disini????. negara ini negara hukum dan di negara ini ga cuma islam yg diakui. saya tunggu laporan kalo para muallaf itu bohong dan menistakan kristen. kalo memang terbukti bohong saya muslim dan sy dukung dewan gereja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas tanggapannya, meski tanggapan Anda tidak jelas menyentuh inti tulisan ini. Anda hanya mengalihkan topik ke orang kristen; meminta mereka melaporkan para mualaf yang berbohong, karena telah melakukan penghinaan agama.

      Pertanyaan kenapa dewan gereja tidak melapor? Sangat menarik kalau Anda membaca tulisan kami di blog ini tentang bagaimana orang kristen menyikapi penghinaan agama (ini link-nya: https://budak-bangka.blogspot.com/2016/12/penistaan-agama-bagaimana-umat-kristen.html#links). Ininya, orang kristen mengikuti ajaran agamanya, yaitu ketika menghadapi penghinaan mereka harus mengampuni, menghasihi, mendoakan dan memberkati.

      Hapus
  13. penulisnya membuat tulisan hanya dari keegoisannya saja. Menulis dan menjudge agama Islam tanpa ilmu yang memadai hanya untuk menjelekkan Islam. KALAU memang benar para mualaf yang anda sebutkan diatas berbohong, jangan menjudge ajaran agama Islam juga adalah sebuah kebohongan. Dan apakah anda bisa membuktikan kebohongan mualaf yang disebut namanya tanpa mengcopy informasi dari link penulis lain yg juga hanya menulis tanpa FAKTA? sehingga bila suatu hari informasi tsb terbukti salah, anda tdk mau bertanggung jawab dan melimpahkan kesalahan dari link2 yang akan anda jadikan kambing hitam. Maka, sebelum anda berbicara tentang ajaran agama islam, Pelajari dulu dan coba buktikan secara objektif. Dan 4 alasan yang anda sebutkan adalah pandangan anda pribadi dan bisa terkategori sebagai fitnah, BUKAN FAKTA. Dan ajaran Islam adalah harus tabayyun dulu agar tidak terjadi fitnah karena fitnah lebih kejam dari pembunuhan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas tanggapannya. Pertama-tama, saya tidak menulis dari keegoisan saya, dan saya sama sekali tidak menghakimi agama islam sebagai kebohongan. Kalau membaca tulisan ini dengan baik-baik, justru kebohongan para mualaf itu-lah yang membuat banyak orang berpikir demikian. Jadi, daripada Anda sibuk mempersoalkan tulisan saya, jauh lebih baik Anda mempermasalahkan para mualaf yang berbohong itu.

      FAKTA? Anda silahkan baca link yang saya kutip. Argumen yang dibangun sangat membuktikan kebohongan para mualaf. Misalnya, ada mualaf mengaku mantan imam yang kuliah di Vatikan, FAKTA-nya hingga kini tidak pernah ada kampus di Vatikan. Dan bukti-bukti dari link itu sudah sangat objektif, karena diambil dari sumber yang kredibel.

      Empat alasan itu memang pandangan pribadi. Ini semacam refleksi pribadi. Dan saya tidak menyebutkan FAKTA. Tapi, kebohongan para mualaf itu FAKTA. Dalam dunia tulis menulis hal ini adalah wajar.

      Hapus
  14. klo memang ustadz-ustadz mualaf yg ditulis namanya diatas pembohong, silakan laporkan saja ke berwajib. sudah ada undang-undangnya kan. buktikan bersama mereka berbohong atau tidak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Utk pembuktian tak selalu hnya dgn lapor ke polisi. Kebohongan tak hrs ditentukan olh polisi. Dlm kasus di atas, kebohongan sdh terlhat pada pengakuan mrka. Jd, tak ush sbuk2 lapor sgala.

      Hapus
    2. Kasus kebohongan ini tak perlu masuk ke ranah hukum untuk pembuktian. Kebohongan itu sudah terbukti dalam kebohongan itu sendiri. Namun, yang perlu diperhatikan adalah efek kebohongan itu bagi pelaku dan juga agamanya. Inilah yang dipaparkan tulisan di atas.

      Hapus
  15. Kalo Islam itu agama "pembunuh" murtad maka kaum nonmuslim minoritas terancam. Tp cek sejarah bung, yg di bantai banyak muslim yg minoritas. Hidayah hanya akan datang kepada yg dikenhendakiNya. Semoga Anda termasuk didalamnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Membunuh umat yg murtad, bukan kata-kata saya, melainkan ajaran agama yang tertuang dlm hadis. Dan hadis merupakan salah satu sumber iman. Jika fakta sejarah tidak terjadi demikian, maka harus dikatakan bahwa umat islam tidak melaksanakan ajaran agamanya.

      Cobalah memberikan argumen yang logis dan bernas. Jangan sedikit-sedikit hidayah. Padahal sumber ajaran itu ada pada hadis, dan saya hanya menampilkannya. Kenapa hidaya tidak ditujukan kepada hadis?

      Hapus
  16. Lapor polisi aja mas. Supaya diperiksa secara transparan.
    Sebab jika jika ada mualaf bohong dalam cerita2 maka yang dirugikan pertama adalah umat Islam juga.

    Segera !!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali. Kerugian ada juga pada agama islam, karena hal tersebut mencoreng agama islam yang rahmatan lil alamin. Orang kristen tak melapor, karena pembuktian atas kebenaran bukan pada hukum atau polisi. Sekarang tinggal umat islam yang merasa dirugikan, yang harus melapor.

      Hapus
  17. Saya seorang muslim.
    Tolong ybs di laporkan ke polisi jika memang data2 kebohongan memang kuat. Sebab.. Jika ybs bohong dalam ceritanya maka yang dirugikan adalah umat muslim sebagai pendengar ceramah tersebut.
    Tolonglah segera dilaporkan ke polisi...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sepakat bahwa mereka-mereka itu telah mencemarkan agama islam. Hal ini seperti kasus UAS. Kalau orang kristen merasa tak dirugikan, maka yang merasa dirugikanlah yang harus melapor ke polisi.

      Kebenaran tak selamanya ditentukan oleh keputusan hakim. Tak selamanya juga yang dihukum itu salah.

      Hapus
    2. 4 alasan yang dibuat penulis, sangatlemah.
      1. Secara sosial, umat Islam adalah saudara seagama. Umat Islam dapat menerima siapa saja dan dari ras apa saja yang menjadi mualaf tanpa perlu menjelekkan yang lain.
      2. Popularitas, hehehheh orang Islam diajar untuk tidak riya' (suka menyebut kebaikan sendiri).Dan para mualaf sudah pasti tahu tentang riya' ini.
      3. Alasan ekonomi, bukan kah para mualaf ini sudah melewati embargo dari pihak keluarga, jaringan usaha setelah memutuskan menjadi mualaf. Mengapa harus menyalahkan dan menuduh dakwah bermotif uang?
      4. Alasan keselamatan. Bukankah mereka juga mempertaruhkan keselamatannya ketika menjadi mualaf, dari orang yang tidak setuju dengan hijrahnya?
      5. Kesimpulannya, penulis blog ini berusaha bohong.

      Hapus
    3. Terima kasih atas tanggapannya. Anda mengatakan 4 alasan saya sangat lemah, tapi Anda tidak menunjukkan dimana kelemahannya. Perlu diketahui bahwa 4 alasan yang saya sampaikan di atas saling berkaitan satu sama lain.

      Poin pertama Anda ada benarnya. Benar bahwa umat islam terima siapa saja dari ras apa saja untuk menjadi mualaf. Siapa sih yang tak senang menerima umat lain memeluk agama kita? Benar bahwa mualaf tak perlu menjelekkan yang lain. Sayangnya hal ini tidak sepenuhnya benar, karena fakta membuktikan lain.

      Soal popularitas Anda kaitkan dengan ajaran islam. Emang semua umat islam benar-benar melaksanakan ajaran islam? Karena itu, poin kedua Anda ini sangat lemah. Anda harus membaca alasan kedua saya ini dalam kaitannya dengan alasan pertama.

      Kita harus jujur bahwa di belakang kegiatan dakwah oleh para ustad atau dai ada uang. Tak sedikit ustad menolak tawaran dakwah karena bayarannya sedikit. Hal inilah yang dibaca oleh para mualaf. Dan kebetulan mereka punya nilai jual, yaitu dirinya yang mualaf, yang dinilai mengetahui ajaran agama sebelumnya, serta menyediakan "amunisi" untuk menyerang agama sebelumnya. Sekali lagi, Anda harus kaitkan alasan ketiga saya dengan alasan kedua.

      Poin keempat Anda sama sekali tidak ada kaitan dengan alasan keempat saya. Dianjurkan agar Anda pahami dahulu alasan keempat saya di atas.

      Anda hanya bisa mengatakan saya bohong tanpa bisa membuktikan dimana letak kebohongannya.

      Hapus
    4. bnr kta budak bangka soal umt islam tak lakuin ajaran islam. Jlas ada larangan soal ptung, toh di kntor mui ad. Anjing dilarang dlm islam, tp bnyk umt islam punya anjing. Ada larangan simpan fto atau gmbar, tp msh bnyk umt islam punya.

      Hapus
  18. Semoga penulis segera mendapat hidayah.

    BalasHapus
  19. https://twitter.com/search?q=%22S3%20Vatikan%22&src=trend_click

    BalasHapus
    Balasan
    1. sepertinya cuitan twitter ini berbicara soal imam samudra, salah satu person yang dibahas dalam tulisan ini.

      Hapus
  20. anda jangan sibuk urus mereka yg sudah mualaf urus aja iman anda sendiri. malu anda dengan diri sendiri justru anda buat artikel seperti ini malah memperkeruh suasanana. kalau bohong itu urusan mereka, anda gak ush takut kalau anda memang beriman. nampak kok gelagat anda sebenarnya yg takut org lain terpengaruh, ngurusin org bohong atau tidak lagipula dia kan ceramah bukan di tempat ibadah dia lama. tapi ditempat ibadah beliau yg baru. mental anda cetek bos.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas tanggapannya. Jelas sekali kalau tanggapan Anda jauh dari maksud tulisan di atas. Dalam tulisan sudah ditegaskan bahwa soal pindah agama/keyakinan adalah hak setiap orang. Kami hanya mau memahami fenomena mualaf yang berbohong.

      Kenapa Anda menilai artikel di atas mempekeruh suasana? Padahal kebohongan para mualaf justru memperkeruh suasana, tapi Anda tidak singgung.

      Kalau Anda cerdas, kebohongan para mualaf itu tidak hanya menjadi urusan mereka sendiri tetapi juga umat (agama) islam. Dalam tulisan di atas sudah diutarakan. Saya pribadi sama sekali tidak takut, tapi hanya prihatin melihat reaksi umat islam sendiri. Apa yang dilakukan mereka sepeti membuang ludah di muka sendiri. Sama sekali orang lain tidak efek.

      Saya harap Anda mencoba berpikir cerdas.

      Hapus