Selasa, 19 Februari 2013

(Pencerahan) Yesus vs Iblis

YESUS  DIGODA  SETAN
Buah – Buah  kontemplasi
Setelah mengasingkan diri di sebuah tempat terpencil dan berpuasa selama 40 hari, datanglah seorang iblis menjemput Yesus dengan mobil Lemousine. Tampak iblis itu sopan, polos, lugu dan baik hati. Ia mengenakan pakaian sederhana tapi rapi; sangat kontras dengan penampilan Yesus yang kumal.

Rambut Yesus keriting acak-acakan tak tersentuh oleh sisir. Kulitnya hitam legam, kasar. Rahangnya besar menonjol keluar sehingga wajahnya seperti bersegi empat. Sedangkan matanya sipit asli. Ia mengenakan sarung baju kaos belang-belang serta kopiah tak lepas dari kepalanya.

Si iblis membukakan pintu dan mempersilahkan Yesus masuk. Setelah menutup pintu kembali, mulailah ia membawa Yesus keliling kota. Iblis tau kalo Yesus sudah lapar, maka diajaknya Yesus ke Hoka-Hoka Bento, Wendy’s, KFC, CFC, Donut’s; restoran-restoran yang menghidangkan masakan paling enak dan amat lezat menggiurkan. Namun tak ada reaksi sedikitpun dari Yesus. Akhirnya iblis sadar kalo Yesus tak punya uang.

“Bukankah kamu Kristus. Pergilah ke gereja-gereja yang kaya-kaya itu. Mintalah sebagian uang kolektenya sehingga Kau bisa ke beberapa tempat tadi untuk menikmati makanan yang ada di sana. Bukankah kau sudah lapar?”

“Hei, supaya kau tau, manusia itu hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”

Tiba-tiba si iblis berubah wujud. Wajahnya garang sadis; brewokan dan kumisnya dilinting ke atas. Badannya kekar. Pokoknya seram abiz. Mirip seperti pembunuh berdarah dingin. Kasar tak ada sopan santun.

Ia membawa Yesus ke gereja katedral. Dengan kasar ia memaksa Yesus untuk naik ke bubungan atap gereja melalui lorong lonceng gereja. Yesus menuruti perintah iblis tersebut, naik ke atas. Dan sampailah mereka berdua di atas. Setelah melihat-lihat sekelilingnya, tanpa sopan santun, dengan kasar si iblis mendorong Yesus ke pinggir bubungan.

“Ayo, lompat ke bawah!” Ancamnya. “Bukankah mengenai Engkau ada tertulis bahwa Allah akan segera menyuruh umat-umat-Nya untuk menatang Engkau supaya kaki-Mu tidak terantuk batu.”

“Hei bung, ada juga tertulis: janganlah kamu mencobai Tuhan, Allahmu!” Suara Yesus lantang dan tegas sambil menuding si iblis.

Melihat itu, si iblis jadi takut dan tiba-tiba rupanya kembali ke semula: sopan, polos, lugu dan berpakaian rapi sederhana. Dengan sopan ia mengajak Yesus turun sambil menuntun tangannya. Sesampai di bawah ia membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Yesus masuk.

Setelah membawa Yesus berjalan-jalan keliling kota melihat kemegahan metropolitan, keluar masuk mal-mal dan plaza serta pusat-pusat hiburan, akhirnya mobil lemousine, yang membawa Yesus, masuk ke wilayah kawasan elite. Mobil berhenti di depan sebuah rumah besar nan megah melebihi istana. Dengan menggunakan HP, si iblis menghubungi bosnya yang ternyata sedang bergolf-ria.

“Mari tuan, kita berjalan-jalan dulu sambil menunggu bos datang.” Ajak si iblis sopan itu. Mereka pun berjalan-jalan menyusuri taman yang asri dan indah

Sepanjang langkah tak henti-hentinya Yesus berdecak kagum sambil menggeleng-gelengkan kepala. Amat luar biasa kekayaan orang ini, guman Yesus dalam hati. Mobil ada 7, itupun yang berkelas sejenis BMW, Benz, Mercy, Volvo, Jaguar, ferari. Halaman luar bertebaran kembang aneka warna dan di hiasi lampu hias. Lantai rumah terbuat dari marmer mutu kelas dunia. Perabotan rumah tangga sungguh amat super lux.

Menyadari kekaguman Yesus, si iblis berkata, “Memang bos kita adalah orang terkaya di dunia ini. Mal-mal, plaza dan tempat-tempat hiburan yang kita kunjungi tadi semuanya milik bos. Kawasan elite ini pun punyanya bos. Bisnisnya sangat maju. Perusahaannya cukup banyak, bukan di dalam negeri saja tapi sudah go public. Seluruh dunia ini ada dalam genggamannya.”

Tiba-tiba HP si iblis berdering. Dengan sopan ia permisi dulu pada Yesus untuk menjawab HP. Si iblis berjalan mendekati jendela yang menghadap pegunungan indah.

“Bos lagi renang!” Jelasnya pada Yesus setelah memasukkan HP-nya ke saku. “Kita ke sana saja, tuan!”

“Omong-omong, siapa bosmu?”

“Seorang janda muda tanpa anak. Katanya sih belum sempat terjamah suaminya dulu. Orangnya baik, cantik, manis dan seksi. Pokoknya perfect abiz deh!”

Sesampai di kolam, si bos sedang mengeringkan rambutnya. Dengan ramah ia menyambut dan menyalami Yesus. Ia menciumi tangan Yesus. Senyumnya sungguh manis menggoda dan lekuk tubuhnya yang dibungkus swim suit betul-betul indah menawan. Kulitnya putih halus sehalus sutra. Luar biasa perfect-nya wanita ini. Pria normal mana yang tak tergiur akan paras aduhai menggoda ini. Jangan kan yang muda, yang tua-jompo pun ikut menggila.

Tanpa disadari si iblis sudah menghilang. Tinggallah Yesus dan wanita itu.

“Sudahkah tuan jalan-jalan bersama pesuruh saya tadi?”

Yesus hanya mengangguk.

“Semua kekayaanku ini akan kuserahkan kepada tuan, termasuk tubuhku ini, jika tuan mau menikahi saya.”

Yesus tahu maksud janda seksi itu. Maka dengan gusar ia menghardik, “Enyahlah kau setan! Kau pikir aku mau menjadi budak harta kekayaan dan budak nafsu birahimu!? Ingatlah, ada tertulis, engkau harus menyembah dan mengabdi Tuhan, Allahmu; dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”

Orang Kudus 19 Februari: St. Marselus

SANTO MARSELUS, PAUS & MARTIR
Marselus menjadi paus pada tahun 308 – 309. Tempat, tanggal lahirnya serta berbagai cerita hidupnya sangat samar-samar diketahui. Yang pasti ialah bahwa beliau adalah seorang imam pada masa kepemimpinan Paus Marselinus I (296 – 304).

Setelah wafatnya Marselinus, Takhta Suci mengalami kekosongan kepemimpinan selama masa penganiayaan terhadap orang-orang kristen oleh Kaisar Diokletianus (284 – 305). Sampai pada tahun 308 barulah diangkat seorang paus baru, yakni Marselus. Pada masa itu administrasi Gereja morat-marit.

Paus Marselus diserahi tugas untuk mengatur kembali administrasi Gereja yang morat marit itu. Pertama-tama ia membagi Gereja ke dalam wilayah-wilayah paroki di bawah bimbingan seorang imam. Imam-iamam ini bertugas untuk mengajar agama kepada para calon baptis, mengadakan pengakuan umum, mendoakan orang mati dan mengatur upacara-upacara peringatan para martir. Marselus sendiri membangun sebuah pekuburan baru di Jl Salaria di Roma.

Karya Marselus untuk mengatur kembali administrasi Gereja dirintangi oleh pertentangan perihal masalah kemurtadan orang-orang kristen selama masa penganiayaan. Banyak dari antara mereka ingin kembali ke pangkuan Gereja tanpa menjalani dahulu masa pertobatan. Tetapi Marselus menuntut bahwa orang-orang seperti itu harus terlebih dahulu melakukan pertobatan. Pertentangan serius tentang hal ini mengakibatkan pertumpahan darah. Karena pertentangan besar ini, Kaisar Maxentius (306 – 312) membuang Marselus dari Roma. Marselus akhirnya meninggal di pengasingan pada tahun 309.

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Selasa Prapaskah I-C

Renungan Hari Selasa Prapaskah I, Thn C/I
Bac I : Yes 55: 10 – 11; Injil       : Mat 6: 7 – 15

Injil hari ini mengisahkan tentang Yesus yang mengajar para murid-Nya doa dan bagaimana berdoa yang baik. Salah satu yang mau ditekankan Yesus dalam pengajaran-Nya tentang doa dan cara berdoa ini adalah sikap batin/hati pendoa, bukan soal banyaknya kata-kata dan bukan juga soal indahnya doa yang diucapkan. Sikap batin/hati yang ditekankan Yesus adalah sikap rendah hati, tidak serakah, hidup penuh syukur dan sikap mengampuni.

Doa yang ditunjang dengan sikap hati/batin yang demikianlah yang dikehendaki Tuhan. Tuhan akan mencurahkan rahmat dan berkatnya yang telah disediakan-Nya. Rahmat dan berkat Tuhan ibarat "hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan." (Yes 55: 10).

Sabda Tuhan hari ini menghendaki kita agar mengubah sikap hati/batin kita saat berdoa kepada Tuhan supaya doa kita berkenan pada-Nya. Sikap hati/batin itu haruslah sesuai dengan kehendak Allah.

by: adrian