Selasa, 22 Oktober 2013

(Pencerahan) Memaknai Waktu

MEMAKNAI WAKTU DALAM HIDUP
Hidup manusia dapat dibagi ke dalam tiga masa: lalu, kini dan depan. Perjalanan hidup manusia berawal dari masa lalu dan terarah ke masa depan. Manusia berada pada masa kini. Masa lalu sudah lewat. Masa lalu tidak dapat diubah.  Itu sebabnya waktu begitu amat bernilai. Renungkanlah, di umur kita saat ini, apa saja yang sudah dilakukan dan hasilkan?

Charles Spezzano, dalam bukunya 'What to Do Between Birth and Death', mengatakan bahwa sebenarnya orang tidak membayar barang dan jasa dengan uang mereka, tetapi mereka membayarnya dengan waktu. Ini mau menunjukkan betapa penting dan berharganya waktu dalam hidup.

Jika kita berkata pada diri sendiri, dalam lima tahun, saya akan memiliki cukup uang untuk membeli rumah itu, sebenarnya kita sedang mengatakan bahwa harga rumah itu adalah sebanyak lima tahun, yaitu seperdua belas usia dewasa kita. Ungkapan menghabiskan waktu bukanlah kiasan. Itulah cara kehidupan berputar.

Bagi seseorang di industri tertentu, waktu 1 atau 5 menit saja bisa sangat berarti. Sudah banyak pebisnis yang kehilangan proyek karena terlambat datang ke sebuah pertemuan bisnis akibat pesawat yang tertunda keberangkatannya. Kemacetan yang sering melanda kota Jakarta mendatangan kerugian miliaran rupiah.

Jadi daripada kita memikirkan apa yang dapat kita lakukan dengan ukuran uang, pikirkan dalam ukuran waktu. Memandang pekerjaan dari sudut pandang ini dapat mengubah cara kita dalam mengatur waktu.


by: adrian, diolah dari email Anne Ahira

Orang Kudus 22 Oktober: St. Salome

Santa salome, wanita pelayan yesus


Salome adalah isteri Zebedeus dan ibu kandung rasul Yohanes tua dan Yohanes. Sejak di Galilea, ia sudah menjadi pengikut dan pelayan Yesus. Bersama dengan Maria, Ibu Yesus, dan wanita-wanita lainnya, Salome setia kepada Yesus Sang Guru sampai pada peristiwa salib di Golgotha (bdk. Mrk 15: 40 – 41). Ia juga salah seorang wanita yang mengunjungi makam Yesus (Mrk 16: 1). Ada ahli Kitab Suci mengidentifikasi Salome sebagai saudari Maria, Ibu Yesus (Yoh 19: 25).

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Selasa Biasa XXIX-C

Renungan Hari Selasa Biasa XXIX, Thn C/I
Bac I   : Rom 5: 12, 15b, 17 – 19, 20b – 21;  
Injil      : Luk 12: 35 38

Injil hari ini mau menyampaikan ungkapan berbahagia bagi mereka yang tetap beriman pada Tuhan. Orang seperti ini diungkapkan Yesus dengan istilah “pinggang tetap berikat dan pelita tetap bernyala.” (ay. 35). Orang-orang seperti ini senantiasa mengarahkan hidupnya kepada Tuhan, sehingga ketika tiba waktunya pun ia sudah siap. Yesus mengharapkan agar para murid-Nya seperti ini.

Ungkapan berbahagia pun mau disampaikan Paulus kepada jemaat di Roma dalam suratnya. Dasar untuk berbahagia ini adalah penyelamatan oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Paulus melihat bahwa karena dosa satu orang, manusia terjerat oleh kuasa maut. Akan tetapi kita tak perlu merasa takut karena satu orang juga manusia terlepas dari jerat maut itu. Dia-lah Yesus Kristus.

Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa kita sudah diselamatkan oleh “satu perbuatan kebenaran” (Rom 5: 18) dan “oleh ketaatan satu orang” (ay. 19). Dia-lah Tuhan Yesus Kristus. Oleh Dia kita memperoleh kasih karunia. Tuhan, melalui sabda-Nya ini, menghendaki supaya kita senantiasa menaruh syukur dan hormat pada Yesus.

by: adrian