Ini bukan kisah nyata, melainkan hanyalah sebuah cerita rekayasa. Akan
tetapi, cerita ini jamak ditemui dalam kehidupan nyata. Karena itu, jika ada
kesamaan ide ataupun cerita dalam kehidupan nyata, itu hanyalah kebetulan
semata. Begini kisahnya.
Suatu hari ada seorang pastor dari luar keuskupan datang ke sebuah paroki.
Dia hendak berlibur ke rumah saudaranya. Sesuai kode etik, dia harus
memberitahu keberadaannya kepada pastor paroki setempat.
Pagi hari dia datang ke pastoran. Tujuannya, menghadap pastor paroki dan
melaporkan bahwa dia berada dalam teritorial paroki tersebut. Di ruang sekretariat
ia disambut biasa-biasa saja oleh petugas sekretaris.
Pastor : Selamat pagi!
Sekretaris : Selamat pagi! Ada yang
bisa kami bantu?
Sekretaris itu bertanya sambil mata tetap di layar komputer, sementara
jemarinya menari-nari di antara tuts-tuts keyboard. Terlihat kalau
sekretaris itu sedang sibuk.
Pastor : Saya mau ketemu
pastor paroki. Pastor parokinya ada?
Sekretaris : Sudah buat janji? (mata masih menatap layar komputer)
Pastor : Belum. Saya tak punya nomornya.