Senin, 23 November 2015

Mari Belajar pada Anjing: Balas Budi

ANJING SAJA TAHU BALAS BUDI
Film di atas benar-benar menggugah kesadaran kita. Pemberian sederhana kepada seekor anjing ternyata membuahkan balasan yang amat sangat luar biasa. Seekor anjing tahu membalas budi.
Film ini memberikan dua pelajaran pada kita. Pertama, kita diajak untuk tahu membalas budi orang lain. Anjing saja dapat membalas budi, padahal apa yang dilakukannya sangat besar dibandingkan yang dia terima. Hendaklah kita pun demikian. Orang pertama yang harus kita balas budinya adalah orangtua kita (ibu dan ayah). Karena mereka kita ada di dunia. Pemberian mereka kepada kita, sejak dalam rahim hingga kini, sangatlah tak terhingga. Sudahkah kita membalasnya? Berbuatlah sebelum terlambat.
Kedua, kita diajak untuk rela berbagi kepada sesama, sekalipun orang itu kurang menyenangkan kita. Anjing dalam suatu agama dinilai sebagai binatang najis yang harus dijauhi. Anjing juga sering dikonotasikan dengan wabah rabies. Dan dalam film di atas, ada kesan anjing itu mengusik si cowok. Akan tetapi, si cowok tetap memberikan jajanannya walau sebenarnya ia butuh. Ia tidak peduli kalau si anjing sebelumnya sudah sedikit menggangunya. Demikian pula halnya kita. Sekalipun orang lain pernah menyakiti kita, tetaplah kita berbuat baik kepadanya.

Renungan Hari Senin sesudah HR Kristus Raja - Thn I

Renungan Hari Senin Biasa XXXIV, Thn B/I
Sabda Tuhan hari ini memiliki tema tentang pemberian diri. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Nabi Daniel, pemberian diri itu ditunjukkan oleh Daniel, orang Yehuda yang ditawan di Babel. Daniel memberikan dirinya kepada Allah. Pemberian diri itu lahir dari hatinya, sehingga menimbulkan keteguhan hati. Daniel tidak mau bersekutu dengan Raja Babel, sekalipun untuk itu dia akan mendapatkan kenikmatan duniawi. Daniel tidak mau mencemarkan cintanya kepada Allah. Jadi, pemberian diri Daniel kepada Allah didasarkan pada cinta sehingga melahirkan keteguhan hati.
Sementara dalam Injil, pemberian diri itu terlihat dalam sosok janda miskin yang memasukkan dua peser ke dalam peti persembahan. Dua peser adalah nilai paling kecil dalam mata uang, namun itu merupakan persembahan dirinya. Dan Tuhan Yesus melihat bahwa persembahan janda miskin itu merupakan yang terbesar dibandingkan persembahan orang kaya. Persembahan janda miskin itu merupakan pemberian dirinya; pemberian yang lahir dari hati. Tuhan Yesus mau mengajak orang untuk melihat bukan pada dua pesernya, melainkan apa yang ada di balik dua peser itu, yaitu hidup janda miskin. Hidupnya dipersembahkannya.
Sabda Tuhan hari ini mau mengajarkan kepada kita soal memberi. Kita diajak untuk mau memiliki semangat memberi seperti dua tokoh dalam bacaan hari ini, yaitu Daniel dan janda miskin. Intinya adalah hati. Hendaknya kita memberi, entah itu sesuatu dari diri kita maupun diri kita sendiri, dengan sepenuh hati. Jangan memikirkan diri sendiri ketika kita memberi. Kita dapat juga belajar dari Tuhan kita Yesus Kristus. Pemberian Diri-Nya yang total ada di kayu salib, bukan untuk Diri-Nya sendiri, melainkan untuk kita.***
by: adrian