Selasa, 20 September 2016

Orang Kudus 20 September: Paulus Chong Hasang

SANTO PAULUS CHONG HASANG, MARTIR
Paulus Chong Hasang lahir pada sekitar tahun 1795 di Korea. Ia adalah putera dari Agustinus Chong Yak-Jong, atau yang lebih dikenal dengan Agustinus Chong, dan Cecilia Yu Sosa. Keduanya termasuk bilangan para kudus. Walau sebagai awam biasa, Paulus mencoba menyatukan umat kristiani yang tersebar, dan memberi semangat kepada mereka untuk memegang teguh iman serta hidup dalam iman.
Menghadapi tekanan pemerintah terhadap Gereja Katolik, Paulus menulis Sang-Je-Sang-Su yang menjelaskan kepada pemerintah Korea bahwa Gereja bukanlah ancaman bagi pemerintahan. Akan tetapi pemerintah Korea tidak percaya pada argumen Paulus, malah mereka mencurigainya. Paulus kemudian menyeberang ke China, bekerja sebagai pelayan seorang diplomat Korea.
Paulus tidak kehilangan akal untuk terus berjuang mengembangkan Gereja Katolik di Negeri Gingseng itu. Di China ia berusaha meyakinkan Uskup Beijing untuk mengirim lebih banyak imam ke Korea. Ia juga meminta bantuan langsung kepada Roma. Pada 9 September 1831 Paus Gregorius X menyatakan berdirinya Keuskupan Katolik Korea.
Ketika para misionaris mulai berdatangan, Paulus memasuki seminari. Sayangnya ia terlebih dahulu menjadi martir Kristus pada saat penganiayaan Gi Hye pada tahun 1839 sebelum ia dapat ditahbiskan. Paulus Chong Hasang meninggal dunia sebagai martir pada 22 September 1839 di Korea. Pada 6 Juni 1925 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI, dan pada 6 Mei 1984 ia dikanonisasi bersama dengan St. Andreas Kim Taegon dan martir-martir Korea lainnya, termasuk ibu dan saudaranya, oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 20 September: St. Andreas Kim Taegon

SANTO ANDREAS KIM TAEGON, MARTIR
Andreas Kim Taegon lahir di Korea. Ia adalah putera dari Ignasius Kim Chejun, seorang bangsawan Korea, yang menjadi Katolik dan martir pada penganiayaan tahun 1839. Andreas dibaptis pada usia 15 tahun. Menjawab panggilan Tuhan, ia pergi meninggalkan Korea menuju seminari di Makau, China. Di sinilah Andreas menimba ilmu sebagai persiapan menjadi imam. Andreas akhirnya ditahbiskan menjadi imam pertama Korea, dan setelah itu ia kembali ke Korea.
Di korea Andreas ditugaskan untuk mengatur masuknya para misionaris melalui jalur air sehingga tidak diketahui penjaga perbatasan. Suatu ketika ia ditangkap dan kemudian disiksa. Akhirnya Andreas menghadapi akhir hidupnya setelah kepalanya dipenggal di Sungai Han, dekat ibukota Seoul.
Andreas Kim Taegon meninggal dunia sebagai martir pada tahun 1846 di Seoul, Korea. Pada 6 Juni 1925 ia dibeatifikasi oleh Paus Pius XI, dan pada 6 Mei 1984 ia dikanonisasi bersama dengan St. Paulus Chong Hasang dan martir-martir Korea lainnya, termasuk ayahnya, oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini: