Jumat, 23 Januari 2015

Maling Yakin Diri

Suatu hari, Romo Anto bersama kelompok Legio Maria, mengunjungi penjara. Ini merupakan kegiatan rutin bulanan. Pada waktu itu, ada seorang yang baru masuk. Dia seorang spesial maling rumah.

Setelah merayakan ekaristi bersama, Romo Anto mencari waktu khusus berduaan dengan tahanan spesial maling itu. Romo Anto ingin menasehatinya.

Romo  Anto    : Anakku, bertobatlah supaya Tuhan mengampuni dosamu yang berat. Kalau kamu gak mau bertobat, maka pintu sorga akan tertutup selamanya bagimu.

Tahanan         : Oo, tak usah khawatir, Romo. Sampai saat ini belum ada pintu yang gak bisa kubuka.

Romo Anto    : &^%$#@*&?????
Batam, 18 Agustus 2014
by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 23 Januari: St. Yohanes Penderma

SANTO YOHANES PENDERMA, PENGAKU IMAN
Jika kita yang hina dan tidak layak ini memohon bantuan Tuhan siang dan malam, kiranya perlu juga kita bersedia mendengarkan dan mengabulkan permintaan sesama saudara kita. Inilah pikiran dasar yang menjadi motto Yohanes Penderma. Motto ini sungguh mewarnai seluruh hidup dan pelayanannya kepada umat.

Yohanes lahir di Siprus pada pertengahan abad VI. Ia mempunyai seorang isteri dan beberapa anak. Hidup mereka sekeluarga sangat bahagia, tetapi karena suatu sebab, isteri dan anak-anaknya meninggal mendahului dia ke alam baka. Peristiwa duka ini dianggap sebagai kehendak dan rencana Tuhan atas dirinya. Sepeninggal isteri dan anak-anaknya, ia memutuskan untuk mengabdikan seluruh hidupnya bagi karya pelayanan kepada kaum fakir miskin. Harta kekayaannya dibagi-bagikan seluruhnya kepada para fakir miskin tersebut. Para miskin disebutnya sebagai majikan-majikannya yang menuntut pelayanan segera. Ia sendiri menganggap dirinya sebagai hamba dan pelayan mereka.

Perhatian kepada fakir miskin ini semakin meningkat ketika ia diangkat menjadi Batrik Aleksandria. Ia berusaha mengumpulkan semua kaum miskin, kira-kira berjumlah tujuh ribu lima ratus orang, dan sedapat mungkin membantu mereka agar memperoleh pekerjaan. Setiap hari Rabu dan Sabtu, ia menyiapkan waktu khusus di Gereja untuk berbincang-bincang dengan mereka, mendengarkan keluhan-keluhan mereka, serta menolong memecahkan masalah mereka. Terhadap orang-orang kaya yang kikir dan angkuh, ia bersikap tegas. Namun ketegasannya tidak mengurangi simpati mereka kepada Yohanes, karena sikapnya yang lembut, ramah dan penuh cinta kepada umatnya.

Tuhan menganugerahi kepadanya kemampuan membuat mukjizat dan kebijaksanaan memimpin Gereja. Ia dinamakan Yohanes Penderma karena kesediaannya membagikan hartanya kepada para miskin dan kelembutannya dalam mendengarkan mereka. Ia meninggal pada tahun 620.

sumber: Iman Katolik
Baca juga riwayat orang kudus 23 Januari:

Renungan Hari Jumat Biasa II - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa II, Thn B/I
Bac I    Ibr 8: 6 – 13; Injil                  Mrk 3: 13 – 19;

Hari ini bacaan pertama diambil dari Surat kepada Orang Ibrani. Di sini penulis menampilkan refleksinya tentang Tuhan Yesus. Menurut penulis surat ini, Tuhan Yesus telah menjadi “Pengantara dari perjanjian yang lebih mulia” (ay. 6). Sebagai pengantara, Tuhan Yesus mendamaikan relasi umat dan Allah yang rusak akibat dosa dan kesalahan manusia. Penulis melihat Tuhan Yesus sebagai sosok yang penuh belas kasih sehingga dosa dan kesalahan umat diampuni-Nya. Diampuni di sini berarti dilupakan. Tuhan tidak lagi mengingat-ingat dosa dan pelanggaran umat.

Injil hari ini mengisahkan penetapan keduabelas rasul Yesus. Setelah mengajar banyak orang di danau, Tuhan Yesus mengajak beberapa orang yang dikehendaki-Nya ke atas sebuah bukit. Di sana Tuhan Yesus menetapkan dua belas orang untuk menyertai-Nya. Keduabelas orang inilah yang dikenal dengan dua belas rasul. Kepada mereka diberi kuasa untuk mengusir setan. Setan di sini dapat dilihat sebagai penyebab dosa. Kuasa ini bisa dilihat sebagai wujud belas kasih Tuhan kepada umat.

Sabda Tuhan hari ini pertama-tama menyadarkan kita bahwa pada Yesus ada belas kasih. Belas kasih Tuhan Yesus bukan hanya menyembuhkan kita dari berbagai sakit dan penderitaan, tetapi yang terutama dari dosa. Semua ini disebabkan karena setan. Tuhan Yesus mempunyai kuasa atas setan. Dan kuasa itu sudah diberikan-Nya juga kepada para rasul-Nya. Kuasa itu tidak hanya menetap dan berakhir pada keduabelas rasul Yesus yang ada pada masa itu, melainkan berlanjut hingga kini. Kuasa itu ada pada diri para uskup dan juga para imam melalui Sakramen Tobat. Jadi, melalui pengampunan dalam Sakramen Tobat, umat mendapatkan belas kasih Tuhan.

by: adrian