Senin, 12 Februari 2018

TUJUAN PERNIKAHAN KATOLIK

Menikah bukanlah tujuan hidup, melainkan salah satu pilihan hidup. Banyak orang, yang melihat menikah sebagai tujuan hidup, lantas “berhenti” setelah menikah karena tujuannya sudah tercapai. Hal ini sering menjadi salah satu pemicu konflik rumah tangga, karena perjalanan hidup keluarga tersebut seperti tidak ada arah.
Pernikahan bukan akhir perjalanan hidup, melainkan awal. Agar perjalanan hidup setelah menikah terarah, maka dibutuhkan tujuan. Tujuan merupakan sasaran yang ingin dicapai. Ketika seseorang membangun rumah tangga, pastilah ada tujuan yang mau dicapai. Tiap agama punya tujuan atas pernikahan yang dibangun. Apa tujuan pernikahan katolik?
Kanon 1055 §1 menegaskan bahwa tujuan pernikahan katolik adalah mewujudkan kesejahteraan suami–isteri dan kelahiran serta pendidikan anak. Mereka yang menikah dalam Gereja Katolik mengarahkan perjuangan hidup untuk menggapai tujuan ini.
Dalam tujuan pertama, kesejahteraan yang hendak diwujudkan adalah kesejahteraan bersama, bukan satu pihak saja. Dasarnya karena Gereja Katolik melihat adanya kesetaraan antara suami dan isteri. Orang menikah pertama-tama untuk membentuk sebuah persekutuan hidup dan kasih, yang dengannya mereka saling mengusahakan kebaikan dan kesejahteraan pasangan.
Kelahiran dan pendidikan anak merupakan tujuan kedua. Dari kodratnya, pernikahan terarah kepada kelahiran anak. Namun tidak lantas berhenti pada kelahiran saja. Suami-istri mencurahkan hidupnya untuk mengapai tujuannya menikah, yaitu agar anak yang lahir mendapatkan pendidikan. Satu pesan implisit adalah Gereja menghendaki, lewat keluarga, lahirlah generasi baru yang lebih baik dari sebelumnya.
by: adrian