Minggu, 11 Januari 2015

Tinjauan Buku "MUSLIM PERTAMA" #1

MENGKRITISI BUKU “MUSLIM PERTAMA
Tanggal 13 Januari 2014 lalu, saya membeli beberapa buku di Bandung Book Center, di kawasan Palasari. Salah satu buku yang saya beli berjudul Muslim Pertama: Melihat Muhammad Lebih Dekat karya Lesley Hazleton. Buku ini pertama kali saya lihat di toko buku Gramedia, sekitar pertengahan tahun 2013.

Hingga akhir tahun 2013, buku ini masih dipajang di Gramedia. Tidak ada reaksi protes dari kalangan umat islam, sebagaimana yang dialami dengan buku “Lima Kota” yang akhirnya dibakar oleh Gramedia. Bahkan hingga saat telaah ini ditulis pun tak terdengar adanya aksi menentang isi buku ini. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa isi buku ini sesuai dengan kebenaran islam. Sebab jika tidak, pastilah muncul demo, protes yang berakhir pada pemusnahan buku, sebagaimana buku “Lima Kota”.

Atas dasar inilah saya akhirnya memutuskan untuk membelinya. Dengan membaca buku ini saya dapat mengetahui sesuatu kebenaran yang sesuai dengan yang diakui oleh umat islam. Selain itu, judul buku juga menjadi alasan saya membelinya. Dengan membaca judul besarnya “MUSLIM PERTAMA”, saya berhasrat untuk mengetahui siapa yang dimaksud dengan muslim pertama. Memang awalnya saya sudah menyangka bahwa buku ini akan membahas riwayat hidup Muhammad (terlihat dari sub judulnya), namun bukan berarti muslim pertama itu adalah Muhammad. Ini satu permasalahan saya.

Permasalahan saya itu akhirnya terjawab. Pada halaman 8 dengan tegas dikatakan bahwa Al-Quran menyatakan (sampai 3 kali) bahwa Muhammad adalah muslim pertama. Spontan saya langsung bertanya, jika Muhammad adalah muslim pertama, lantas para nabi sebelum Muhammad itu sebagai muslim keberapa? Adam, bagi orang islam, adalah manusia pertama dan diakui sebagai nabi dalam dunia islam (Yahudi dan Kristen tidak). Kenapa bukan Adam sebagai muslim pertama?

Terus terang saya menjadi bingung dengan istilah “muslim pertama” ini. Dan Hazelton pun sama sekali tidak menjelaskan maksud frase itu. Akhirnya, saya memutuskan untuk tidak lagi memikirkan istilah itu. Saya berfokus pada kisah hidup Muhammad. Kebetulan, tentang kisah Muhammad yang diungkap Hazleton dalam bukunya ini, sama sekali tidak ada tanggapan negatif dari umat islam. Artinya, riwayat tentang Muhammad dalam buku ini sudah benar.

Akan tetapi, sebagaimana buku-buku lain yang saya beli (Sejarah Teror, Kudeta Mekkah, Perang Suci, The Mystery of Historical Jesus, dan lainnya), saya selalu membacanya dengan sikap kritis. Sikap kritis di sini bukan hanya berarti menolak atau menentang, melainkan juga memahami. Dengan sikap kritis ini, saya tidak serta merta menerima bulat-bulat apa yang ditulis Hazleton.

Mengkritisi Tulisan Hazleton, Memahami Muhammad

Orang Kudus 11 Januari: St. Petrus Basalmus

SANTO PETRUS BALSAMUS, MARTIR
Balsamus adalah pemuda Yudes, Palestina. Ia diterima ke dalam pangkuan Gereja Katolik dan dipermandikan dengan nama Petrus sebagai tanda penghormatannya kepada Rasul Peetrus, ketua para rasul yang diangkat Yesus sebagai pemimpin Gereja yang pertama, dan sebagai ungkapan untuk mengikuti jejak Petrus.

Tak lama kemudian, ia mengalami banyak penderitaan dan kesengsaraan, karena ketegasannya menolak membawa kurban menurut tata cara kafir. Kepada penguasa yang menyuruhnya membawa kurban berhala itu, ia menjawab, “Saya hanya membawa kurban kepada Tuhanku, yang telah mengurbankan Diri-Nya demi keselamatanku dan keselamatan seluruh umat manusia.”

Pada saat itu hakim bertanya kepadanya, “Apakah pekerjaanmu hai anak muda?”. Petrus dengan berani menjawab, “Saya seorang Kristen. Tak ada martabat yang lebih mulia daripada martabat seorang murid Kristus.” Jawabannya itu menyeretnya ke  dalam penderitaan yang sangat mengerikan. Ia disesah dan disiksa dengan berbagai cara yang kejam agar ia bisa menyangkal imannya.

Renungan Pesta Pembaptisan Tuhan, Thn B

Renungan Pesta Pembaptisan Tuhan, Thn B/I
Bac I    Yes 55: 1 – 11; Bac II           1Yoh 5: 1 – 9;
Injil      Mrk 1: 7 – 11;

Hari ini Gereja Universal mengajak kita merayakan Pesta Pembaptisan Tuhan. Injil hari ini secara ringkas memberikan gambaran tentang peristiwa pembaptisan itu. Tuhan Yesus datang ke sungai Yordan dibaptis oleh Yohanes. Sebelumnya Yohanes menyatakan bahwa jika ia membaptis dengan air, kelak Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus. Di sini diungkapkan adanya dua baptisan, yaitu baptisan air dan baptisan Roh Kudus.

Bacaan kedua menyinggung tiga kesaksian. Dalam suratnya yang pertama, Yohanes mengatakan ada tiga yang memberi kesaksian, yaitu air, darah dan Roh. Hal ini mengacu pada diri Tuhan Yesus. Dapat dikatakan bahwa kesaksian air mengacu pada peristiwa pembaptisan Tuhan (bacaan Injil), karena setelah pembaptisan muncullah pernyataan Allah tentang Tuhan Yesus. Kesaksian darah mengacu pada peristiwa wafat Tuhan Yesus, karena pada saat tergantung di kayu salib muncul pernyataan kepala pasukan bahwa Yesus itu Putera Allah. Kesaksian Roh mengacu pada peristiwa pentakosta, karena sesudah peristiwa itu para murid pergi mewartakan Yesus Kristus. Ketiga kesaksian ini, jika dilihat dalam sakramen menjadi sakramen inisiasi: air untuk baptis, darah untuk komuni dan Roh untuk Krisma.

Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Nabi Yesaya, memiliki kemiripan dengan Injil. Dalam kitabnya Yesaya menyampaikan pesan Allah kepada umat-Nya. Dalam pesan-Nya itu terlihat bahwa Allah begitu peduli kepada umat-Nya. Untuk mewujudkan kepedulian-Nya, Allah memilih Daud sebagai saksi-Nya. Jika dalam Injil Allah meminta umat untuk mendengarkan kesaksian Yesus, di sini Allah meminta umat untuk mendengarkan kesaksian Daud. Namun yang utama bukan Daud-nya melainkan Tuhan. Karena itu, Tuhan mengajak umat untuk mencari-Nya selalu.

Hari ini adalah pesta pembaptisan Tuhan. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa pada Yesus ada tiga kesaksian, yang bisa kita kenal sebagai tiga sakramen inisiasi. Ketiga sakramen ini memberikan kesaksian tentang Yesus: baptis mengingatkan kita akan Yesus sebagai Anak Allah, komuni mengingatkan kita akan pengorbanan Yesus sebagai Putera Allah, dan krisma mengingatkan kita akan Yesus yang mengasihi kita. Sakramen inisiasi ini bukan semata mengingatkan kita akan Tuhan Yesus saja, melainkan pesannya buat diri kita. Ketika dibaptis kita disadarkan bahwa kita pun adalah anak-anak Allah, komuni mengajak kita untuk ikut dalam penderitaan Kristus dan krisma mengajak kita untuk hidup dalam semangat kasih. Semua hal ini dapat terjadi andai kita bersaksi. Jadi, setelah menerima tiga kesaksian itu, kita juga terpanggil untuk member kesaksian tentang Tuhan Yesus. Inilah yang dikehendaki Tuhan melalui sabda-Nya hari ini.

by: adrian