Jumat, 30 April 2021

TELAAH ATAS AYAT-AYAT CINTA DALAM AL-QUR’AN


 

Dewasa kini agama islam sudah dikenal sebagai agama teror, agama yang penuh dengan kekerasan. Sekalipun umat islam membantahnya, baik eksplisit maupun implisit, sudah diakui bahwa radikalisme diidentikkan dengan agama islam. Semua itu selalu dikaitkan dengan islam karena demikianlah ajarannya. Hal inilah membuat tak sedikit orang menilai bahwa tak ada kasih dalam ajaran islam. Akan tetapi, banyak tokoh islam menyanggah penilaian tersebut bahkan tudingan bahwa islam dikaitkan dengan terorisme dan radikalisme. Umumnya mereka berasionalisasi bahwa terorisme dan radikalisme ada pada penganut agama lain, meski mereka lupa bahwa terorisme dan radikalisme islam berakar pada ajaran agamanya.

Tak sedikit tokoh islam, bahkan segelintir umat islam sendiri, menyatakan bahwa agama islam telah dibajak oleh kaum teroris, radikalis dan intoleran. Dengan berani mereka menyuarakan bahwa islam adalah agama kasih. Benarkah islam itu agama kasih? Harus diketahui bahwa setiap ajaran agama selalu mengacu pada kitab suci. Di sana ada pedoman dan tuntunan hidup bagi umatnya. Bagaimana dengan islam?

Kitab suci umat islam adalah Al-Qur’an. Umat islam yakin bahwa kitab sucinya langsung diturunkan Allah kepada nabi Muhammad. Apa yang tertulis dalam Al-Qur’an merupakan kata-kata Allah sendiri. Jika agama islam adalah agama kasih, maka ajaran kasih itu tertulis juga di dalam Al-Qur’an. Dengan kata lain, Allah mengajarkan tentang kasih kepada umat-Nya, dan pedoman itu tertuang dalam Al-Qur’an. Seberapa kuat ajaran kasih itu tampak dalam Al-Qur’an?

Untuk melacak “ajaran cinta kasih” dalam Al-Qur’an, pertama-tama akan diusahakan penelusuran dan pencarian 2 kata tersebut, yaitu kasih dan cinta. Penelusuran inilah yang kemudian melahirkan apa yang disebut “ayat-ayat cinta”. Karena itu, perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan “ayat-ayat cinta” adalah ayat dalam Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat kata dengan kata dasar “cinta” dan juga “kasih”. Dari 2 kata dasar itu muncul juga turunannya seperti kecintaan, mencintai, dicintai dan pecinta (untuk kata dasar cinta) dan mengasihi, dikasihi, kasihan, kekasih dan pengasih (untuk kata dasar kasih). Jadi, “ayat-ayat cinta” di sini bukan termasuk “ajaran cinta kasih” itu sendiri, namun dari sana kita dapat melihat ajaran cinta kasih tersebut.