Sabtu, 29 Agustus 2015

Orang Kudus 29 Agustus: St. Yohanes Pembaptis

SANTO YOHANES PEMBAPTIS, MARTIR
Yohanes lahir enam bulan sebelum kelahiran Yesus. Ia adalah putra dari St. Zakarias dan St.Elisabeth. kelahiran Yohanes terjadi ketika kedua orangtuanya sudah berusia lanjut. Kabar kehamilan Elisabeth diberitahukan sendiri oleh Malaikat Gabriel. Ketika masih di dalam kandungan, Bunda Maria mengunjungi Elisabeth. Yohanes yang berada dalam rahim ibunya melonjak kegirangan.
Yohanes kemudian menjadi seorang petapa di gurun di Yudea. Sekitar tahun 27, Yohanes mulai berkotbah dan menyerukan pertobatan. Ia mulai membaptis orang-orang berdosa yang mau bertobat. Banyak orang menjadi muridnya, termasuk St. Andreas dan St. Yohanes.
Banyak orang menyangka dia sebagai mesias, tetapi Yohanes menolaknya dan mengatakan bahwa ia hanya mempersiapkan jalan bagi mesias. Suatu ketika datanglah Yesus yang meminta untuk dibaptis. Awalnya Yohanes menolak karena ia tidak pantas. Namun akhirnya Yohanes membaptis Yesus.
Yohanes mengenali Yesus sebagai mesias. Beberapa muridnya kemudian pergi mengikuti Yesus, karena merasa Yesus jauh lebih besar daripada Yohanes. Bahkan Yohanes sendiri meminta mereka untuk mengikuti Yesus.
Suatu ketika Yohanes menegur Herodes Antipas yang menikahi Herodias, istri Filipus, saudaranya. Herodes kemudian menangkapnya, tetapi tidak berani membunuhnya karena pengaruh Yohanes sangat besar. Herodias, yang sangat membenci Yohanes, berkeinginan membunuhnya. Kesempatan itu dating ketika Salome, putrinya, dijanjikan oleh Herodes apa saja yang diinginkannya. Herodias meminta kepada Salome untuk meminta kepala Yohanes Pembaptis.
Pada sekitar tahun 30, di benteng Machaerus, Yohanes dipenggal. Kepalanya diletakkan dalam sebuah talam untuk diserahkan kepada putri Herodias. Sang putri kemudian menyerahkannya kepada ibunya. Yohanes Pembaptis kemudian dimakamkan di Sebaste, Samaria, sementara kepalanya disimpan oleh Herodias. Relikuinya berada di Gereja St. Silvester, Roma, dan Amiens, Perancis.
Baca Juga Orang Kudus Hari Ini:

Renungan Peringatan Wafatnya Yohanes Pembaptis

Renungan Peringatan Wafatnya Yohanes Pembaptis, Thn B/I
Bac I  Yer 1: 17 – 19; Injil                   Mrk 6: 17 – 29;

Hari ini Gereja Universal mengajak kita memperingati wafatnya Yohanes Pembaptis. Dia mati demi kebenaran. Bacaan pertama memang sama sekali tidak ada kaitan dengan Yohanes Pembaptis. Namun sama seperti Injil, ia mau berbicara soal keberanian menegakkan kebenaran. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari kitab Nabi Yeremia, diungkapkan pengalaman panggilan Nabi Yeremia. Dia diminta Tuhan untuk mewartakan pesan Allah, yaitu kebaikan dan kebanaran. Dalam permintaan itu Tuhan meminta Yeremia untuk tidak perlu takut, karena Allah senantiasa menyertainya.
Injil hari ini secara khusus mengisahkan kematian Yohanes Pembaptis. Dalam kisah itu tampak jelas bahwa Yohanes mati karena ia mau menegakkan kebenaran dan kebaikan, khususnya kepada Herodes dan Herodias. Yohanes tidak gentar menghadapi petinggi negerinya, karena ia sadar Tuhan selalu mendampinginya. Sekalipun karena prinsipnya Yohanes harus mati. Jadi, mati merupakan konsekuensi yang harus ditanggung akibat keberanian mewartakan kebenaran dan kebaikan.
Ada begitu banyak penyimpangan dalam kehidupan kita, baik dalam kehidupan sipil-sekular maupun dalam kehidupan Gereja. Sabda Tuhan hari ini mau menantang kita untuk menegakkan kebenaran dan kebaikan bagi umat manusia. Dalam perjuangan ini tentulah kita akan mendapat tantangan. Tantangan itu bisa saja menakutkan, seperti berupa ancaman; tapi bisa juga menyenangkan, seperti tawaran harta dan kenikmatan. Lewat sabda-Nya, Tuhan menghendaki agar, apapun tantangannya, hendaklah kita selalu berpegang pada kebenaran dan kebaikan.***
by: adrian