Kamis, 13 Desember 2018

KUNCI RELASI SUAMI ISTRI TETAP BERGAIRAH


Banyak pasangan suami isteri mengalami kejenuhan kehidupan suami isteri setelah sekian tahun. Romantisme masa pacaran mulai pudar, malah ada yang sudah lenyap. Dan tak jarang, situasi ini menjadi biang konflik. Padahal mengembalikan gairah antara suami isteri tidak harus selalu memakan biaya. Sesuatu yang sederhana kadang efektif mengembalikan gairah yang memudar.
Perlu disadari bahwa pada waktu masih pacaran, cowok dan cewek selalu ingin tampil menarik di depan kekasihnya. Cowok berusaha agar terlihat macho dan perhatian, sementara cewek akan berjuang menjadi terlihat cantik. Akan tetapi, setelah menikah, menjadi ibu rumah tangga, orang sering merasa tak punya waktu dan tenaga untuk memperhatikan penampilan dan tampil dengan daster dan rambut awut-awutan.
Psikolog dan pakar hubungan yang juga pemilik lembaga konseling relasi Passion Smiths di London, Madeleine Mason, menegaskan tampil menarik bukan berarti harus terlihat bak model. “Salah satu klien pria saya pernah berkata bahwa dia tidak menuntut isterinya langsing. Dia hanya ingin isterinya rapi, enak dilihat. Itu membuat si suami merasa senang dan dihargai juga,” jelas Mason.
Dengan rambut tersisir rapi, menggunakan pakaian yang sepantasnya dan wangi, selain menyenangkan suami, juga akan membuat diri kita nyaman. “Wanita yang nyaman dengan dirinya, peluang keharmonisan pernikahannya lebih besar,” ungkap Mason.
Jadi, tetaplah menjaga penampilan. Sesekali dalam momen khusus, boleh berdandan sedikit berbeda untuk memberi kejutan kepada pasangan.

BAGAIMANA BISA TUDUK JIKA SUAMI.....

Rasul Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, menasehati para istri ”Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan” (Ef 5: 22). Kenapa Paulus menasehati para isteri begitu? Dasarnya adalah suami itu sebagai kepala rumah tangga. Refleksi Paulus ini menjadi dasar refleksinya pada relasi Gereja dan Kristus. Gereja adalah kita, umat Allah. Kita diajak untuk tunduk kepada Kristus, karena Dia adalah kepala Gereja.
Ada kesan, nasehat Paulus ini tidak adil. Kenapa isteri yang harus tunduk kepada suami? Seharusnya suami juga harus tunduk kepada isteri, karena suami isteri itu setara.
Menjadi persoalan lain adalah bagaimana isteri bisa tunduk jika suaminya bertindak yang tidak pantas. Misalnya, suami selingkuh, suka bersikap kasar (KDRT), suka berjudi, dll. Inilah yang sering dipertanyakan banyak isteri. Gimana bisa saya tunduk kepada suami jika dia menyakiti hati saya dengan perselingkuhan, kekerasan, perjudian atau narkoba. Tentulah para isteri sepakat bahwa jika suaminya bersikap atau berlaku seperti itu, mereka tidak pantas harus tunduk.
Ketika Paulus memberikan nasehatnya itu kepada para isteri, Paulus tahu siapa itu kaum pria, yang dikenal sebagai suami. Paulus  sadar bahwa tidak ada manusiaa yang sempurna. Para suami juga tak luput dari kelemahan dan kekurangan. Mereka juga mudah jatuh ke dalam dosa, seperti  perselingkuhan, kekerasan, perjudian, narkoba atau dosa lainnya. Namun, sekalipun tahu bahwa suami itu punya kelemahan dan kekurangan, tetap para isteri harus tunduk kepada suami.
Sikap tunduk kepada suami ini bukan berarti mengamini prilaku buruk dan jahat yang telah melukai hati-prasaan isteri. Sikap tunduk diberikan saat suami tampil positif. Namun berarti ketika suami tampil negatif, isteri menjadi tanduk. Artinya, di saat suami tampil negatif, seperti perselingkuhan, kekerasan, perjudian atau narkoba, isteri jangan malah menanduk suami, tapi tetap tunduk. Dan dalam sikap tunduk itu, isteri hendaknya melaksanakan perannya yang paling dasar, yaitu penolong.
Kitab Suci menyatakan bahwa manusia mempunyai tiga penolong dalam hidupnya, yaitu Tuhan, Roh Kudus dan wanita. Tuhan sebagai tentulah bukan hal yang baru. Ada banyak kutipan kitab suci yang menyatakan hal tersebut. Roh Kudus sebagai penolong didasarkan pada janji Tuhan Yesus, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.” (Yoh 14: 16). Dan penolong itu adalah Roh Kudus. Bagaimana dengan wanita? Kenapa wanita berperan sebagai penolong? Kita harus merujuk pada kisah penciptaan. Setelah menciptakan Adam, Allah masih merasa ada yang kurang. Karena itu, Allah menjadikan wanita sebagai penolong (Kej 2: 17 - 22).
Kiranya hal ini menjadi dasar kenapa isteri yang harus tunduk kepada suami, sekalipun suaminya tampil menyakitkan hati. Panggilan dasar seorang wanita adalah penolong. Karena itu, sekalipun suami menyakitkan hati dengan perbuatan-perbuatan yang tidak benar, seorang wanita harus menolongnya supaya kembali kepada yang benar. Dengan ini, wanita telah mengembalikan peran suami sebagai kepala rumah tangga, sehingga dengan demikian isteri akan tunduk kepadanya. Isteri menjadi penolong sehingga suami menemukan potensi baik dalam hidupnya.
Villa Pancawati, Sukabumi, 04 Agust 2018
by: adrian

PAUS FRANSISKUS: ORANG YANG TIDAK MAU MEMBERI ADALAH BUDAK HARTA


Hidup adalah untuk mencintai, bukan untuk mengumpulkan harta, demikian ungkap Paus Fransiskus. Dalam kenyataan, arti yang sebenarnya dan tujuan kekayaan adalah menggunakannya untuk melayani orang lain dengan penuh kasih dan mempromosikan martabat manusia, lanjut Paus Fransiskus pada 07 November lalu kepada umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.
Dunia cukup kaya dalam sumber daya untuk memenuhi kebutuhan dasar semua orang. “Namun masih banyak orang hidup dalam kemiskinan dan kekurangan sumber daya – digunakan tanpa pertimbangan – terus memburuk. Tapi hanya ada satu dunia! Ada satu kemanusiaan!” papar Paus Fransiskus.
“Kekayaan dunia saat ini berada di tangan segelintir orang, sebagian kecil, dan banyak orang menghadapi kematian ekstrem dan penderitaan,” kata Paus Fransiskus. Paus melanjutkan rangkaian kotbahnya tentang Sepuluh Perintah Allah, yang berfokus pada perintah: “Jangan mencuri”, yang mencerminkan rasa hormat terhadap milik orang lain.
Namun, orang Kristen juga harus membaca perintah Allah dalam terang iman dan doktrin ajaran sosial Gereja, yang menekankan pemahaman bahwa barang ciptaan diperuntukkan bagi seluruh umat manusia. Katekese Gereja Katolik mengajarkan bahwa tujuan universal ‘primordial’ dari barang-barang tidak mengurangi hak orang atas harta pribadi. Namun kebutuhan untuk mempromosikan kebaikan bersama juga membutuhkan pemahaman dan penggunaan harta pribadi secara tepat.
“Tidak ada yang mutlak menguasai sumber daya,” jelas Paus Fransiskus, yang mencerminkan “makna yang positif dan lebih luas dari perintah: ‘jangan mencuri’. Pemilik adalah benar-benar pengatur atau pelayan barang, yang tidak boleh menganggap ‘eksklusif untuk dirinya sendiri tetapi umum, untuk orang lain juga, dalam arti bahwa mereka dapat menguntungkan orang lain maupun dirinya sendiri,” jelas Paus Fransiskus mengutip katekismus. Barang-barang material yang dimiliki membawa tanggung jawab.
Jika kelaparan ada di dunia, papar Paus Fransiskus, itu terjadi karena hasrat untuk mencari keuntungan ekonomi yang muncul pertama, misalnya, menjaga harga permintaan tetap tinggi makanan dibuang. Apa yang kurang adalah naluri bisnis yang bebas dan berwawasan jauh ke depan yang menjamin produksi yang memadai dan perencanaan yang adil, yang menjadi distribusi yang adil.

Kamis, 06 Desember 2018

MEMBACA BUKU “YESUS DAN MUHAMMAD”

Tak diragukan lagi, Yesus dan Muhammad adalah dua tokoh yang paling berpengaruh yang pernah hidup. Yesus berpengaruh bagi tumbuh dan berkembangnya kekristenan, dan Muhammad bagi tumbuh dan berkembangnya agama islam. Dua agama ini termasuk agama terbesar di dunia, dan keduanya selalu terlihat saling bersaing.
Persaingan islam dan Kristen, yang biasa sering juga berujung pada konflik, sebenarnya tak perlu terjadi, jika kedua pihak memperhatikan titik temu yang ada pada Yesus dan Muhammad. Inilah yang hendak dibahas dalam buku “Yesus dan Muhammad: Kesamaan yang Mengejutkan”. Penulisnya adalah mantan professor Sejarah Islam di Universitas Al-Azhar, Kairo.
Buku ini terdiri dari 4 bagian dengan 20 bab, ditambah dengan 4 lampiran. Pada bagian pertama (bab 1 – 3) sedikit mengulas riwayat hidup penulis dan bagaimana dia melihat kehidupan Yesus dan Muhammad secara berdampingan. Bagian kedua (bab 4 – 9) penulis menyajikan fakta parallel menarik dari kedua tokoh berpengaruh ini. Sedangkan dalam bagian ketiga (bab 10 – 18) penulis menampilkan warisan yang disampaikan oleh Muhammad dan Yesus ini untuk pada pengikutnya, baik itu berupa pengajaran maupun teladan hidup. Bagian terakhir merupakan ringkasan dari fakta penting mengenai Yesus dan Muhammad.
Dapat dikatakan terjemahan bahasa Indonesianya lumayan bagus, dan uraiannya pun singkat dan sangat sederhana sehingga tidak bosan membacanya. Malah sangat sayang bila tidak membacanya hingga tuntas. Dengan membaca buku ini kita dapat mengetahui kesamaan yang mengejutkan antara Yesus dan Muhammad sehingga dari sini antara umat islam dan Kristen dapat terjalin persaudaraan.
Untuk dapat membaca (atau juga men-download) buku ini, silahkan klik di sini. Selamat membaca!
by: adrian

Rabu, 05 Desember 2018

SEPUTAR LITURGI SABDA

Dalam perayaan ekaristi atau ibadat sabda, setelah upacara pembukaan disusul dengan liturgi sabda. Bagian akhir dari upacara pembukaan adalah Doa Pembuka, sedangkan bagian pertama dari liturgi sabda adalah Bacaan Pertama. Untuk misa harian, ada dua bacaan (bacaan pertama dan Injil), sedangkan misa hari Minggu dan hari raya ada 3 bacaan (bacaan pertama, kedua dan Injil). Setelah bacaan pertama ada Mazmur Tanggapan (MT). Dalam misa harian sesudah MT langsung diikuti dengan Bait Pengantar Injil lalu Bacaan Injil; sementara dalam misa hari Minggu atau hari raya, sesudah MT ada Bacaan Kedua lalu Bait Pengantar Injil dan Bacaan Injil. Setelah Bacaan Injil ada Homili, lalu diikuti Credo atau Aku Percaya. Liturgi Sabda ditutup dengan Doa Umat. Semua kegiatan ini berlangsung di mimbar (PUMR no. 309). Untuk misa harian, dua bagian terakhir sering ditiadakan.
Misa Harian
Misa Hari Minggu/Hari Raya
1.    Bacaan Pertama
2.    Mazmur Tanggapan
3.    Bait Pengantar Injil
4.    Bacaan Injil
5.    Homili

1.    Bacaan Pertama
2.    Mazmur Tanggapan
3.    Bacaan Kedua
4.    Bait Pengantar Injil
5.    Bacaan Injil
6.    Homili
7.    Aku Percaya (credo)
8.    Doa Umat
Lektor membacakan bacaan pertama dan kedua dengan suara nyaring, dengan jelas dan penuh penghayatan (OLM no. 14). PUMR meminta agar sesudah bacaan (baik pertama maupun kedua) diadakan saat hening sejenak agar umat dapat merenungkan apa yang mereka dengar (no. 56, 128, 130; bdk. OLM no. 28). Bagaimana lektor memulai tugasnya? Ordo Lectionum Missae mengatakan, “Selalu hendaknya dikatakan: Pembacaan dari ... atau Pembacaan dari surat...” (no. 121.1). Setelah bacaan pertama disusul dengan mazmur tanggapan. PUMR menganjurkan supaya mazmur tanggapan ini dilagukan, sekurang-kurangnya bagian ulangan yang dibawakan umat (no. 61, bdk. OLM no. 20). Jika tidak dilagukan, mazmur tanggapan hendaknya didaraskan (no. 61).

KETIKA KEBENARAN MELAWAN KEBIASAAN


Suatu pola hidup atau sikap perilaku yang dihayati secara rutin bertahun-tahun akan menjadi suatu kebiasaan. Baik diri sendiri maupun orang lain sudah terbiasa dengan pola, gaya atau sikap hidup tersebut. Dan tak jarang kebiasaan itu menciptakan kenyamanan. Ketika  orang sudah nyaman dengan kebiasaan, maka perubahan akan sulit terjadi. Inilah yang dikenal dengan istilah stagnan. Maka, sekalipun ada sesuatu yang tidak benar dalam kebiasaan itu, tetap saja orang tidak mau berubah.
Tulisan “Bertahan demi Kebiasaan” merupakan sebuah refleksi bagus soal pertentangan antara kebenaran versus kebiasaan. Penulis mengungkapkan refleksinya dalam bentuk cerita fiktif sehingga sangat menarik untuk dibaca. Dalam cerita tersebut ditampilkan sosok Ibu Yulia yang menghadapi orang-orang yang sudah bertahan dalam kebiasaan. Memang penulis tidak memberikan penilaian secara tegas mana yang baik dan benar. Semuanya diserahkan kepada penilaian para pembaca.
Tentang melawan kebiasaan ini, sangat menarik juga untuk membaca tulisan di blog ini: Paus Fransiskus, Manusia yang Tak Mau Terikat Kebiasaan. Sepertinya tulisan tentang Paus Fransiskus ini dapat menjadi penunjang refleksi orang dalam membaca tulisan “Bertahan demi Kebiasaan”. Lebih lanjut mengenao tulisan ini, silahkan klik dan baca di sini. Selamat membaca!

Senin, 03 Desember 2018

PAUS FRANSISKUS: POLITIK YANG BAIK SEBAGAI PELAYAN AKAN PERDAMAIAN

Dunia tidak akan memiliki perdamaian jika manusia tidak mempercayai satu sama lain dan tidak menghormati ucapan satu sama lain, demikian menurut Vatikan. Hal ini disampaikan oleh Vatikan ketika mengumumkan secara resmi bahwa pesan Hari Perdamaian Internasional 2019 dari Paus Fransiskus akan berfokus pada “politik yang baik”.
“Politik yang Baik sebagai Pelayan akan Perdamaian” akan menjadi tema untuk peringatan Hari Perdamaian Internasional yang diperingati setiap tahun pada 1 Januari, dan untuk pesan Paus Fransiskus yang akan ditulis untuk perayaan tersebut, demikian pengumuman Vatikan yang dipublikasikan pada Selasa, 06 November.
Pesan lengkap Paus Fransiskus untuk Hari Perdamaian Internasional yang biasanya dirilis oleh Vatikan pada pertengahan Desember sudah dikirim melalui para diplomat Vatikan kepada para pemimpin bangsa di seluruh dunia. Vatikan mengatakan pesan Paus Fransiskus akan mengaris-bawahi bagaimana politik menjadi tanggung-jawab semua warga khususnya mereka yang diberi mandat “untuk melindungi dan memerintah.”
“Misi ini mencakup perlindungan hukum dan dorongan untuk melakukan dialog antara semua pemangku publik dalam masyarakat, antara generasi dan budaya, demikian pengumuman Vatikan. “Tidak ada perdamaian tanpa saling percaya. Dan syarat pertama untuk memiliki kepercayaan adalah menghormati ucapan orang lain,” lanjut pengumuman itu.
Menurut pengumuman itu, keterlibatan dalam politik merupakan salah satu ungkapan yang paling mulia akan amal kasih dan hal ini memberi keprihatinan akan “masa depan kehidupan dan planet serta anak muda dan kelompok minoritas dalam kehausan mereka akan kepenuhan.”
Jika hak orang dihormati, maka mereka akan mulai merasakan “tanggung-jawab mereka untuk menghormati hak orang lain,” demikian pengumuman Vatikan. Hak dan tanggung-jawab setiap individu ikut menyadarkan orang bahwa mereka berasal dari komunitas yang sama dimana mereka dan Allah berada. “Untuk itu kita dipanggil untuk membawa dan mewartakan perdamaian sebagai kabar gembira akan masa depan dimana martabat dan hak setiap orang akan dihormati.”

Jumat, 30 November 2018

SATU KITAB DUA PESAN BERTENTANGAN


Islam dikenal sebagai agama dengan dua wajah. Di satu wajah islam dikenal sebagai agama rahmatan lil alamin, di wajah yang lain islam dikenal sebagai agama teroris (baca: fundamental-radikalis yang cenderung anarkis). Wajah islam yang penuh kasih ini sering kali dikumandangkan oleh tokoh-tokoh muslim. Dan biasanya untuk mengimbangi aksi-aksi kekerasan yang dilakukan umat islam dengan mengatas-namakan islam. Sedangkan wajah islam yang beringas merupakan gambaran kenyataan.
Baik wajah kasih maupun wajah beringas, kedua-duanya mendapatkan legitimasinya dari ajaran islam sendiri, baik itu dalam Al-Quran maupun Hadis. Umumnya orang islam yang islamnya berwajah kasih menolak bila dikatakan bahwa islam itu berwajah beringas. Padahal, keberingasan itu merupakan salah satu hakikat islam. Sebagai contoh, pasca kudeta Mekkah, ada pendapat yang mengatakan bahwa kelompok Juhaiman adalah orang-orang muslim sejati. Lawrence Wright, dalam bukunya “SejarahTeror” menilai kalau tokoh-tokoh sentral teroris, misalnya seperti Juhaiman, Azzam, Zawahiri, Syeikh Omar, Osama bin Laden, Mullah Omar, dll adalah orang yang teguh berpegang pada agamanya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Osama bin Laden adalah prototipe nabi Muhammad.

Kekerasan sebagai ajaran islam dibenarkan juga oleh Front Pembela Islam. Seperti yang ditulis Damar Iradat di Metrotv New dot com, bahwa tindakan anarkis yang biasa dilakukan oleh FPI sudah sesuai ajaran islam. Jika memang kekerasan yang dilakukan FPI tidak sesuai, tentulah otoritas islam Indonesia (MUI) akan mengambil sikap. Bukankah itu merupakan bentuk pelecehan terhadap islam? Namun faktanya, MUI diam.

Rabu, 28 November 2018

MENGHADAPI ANAK YANG REWEL


Setiap orangtua tentu menghendaki anak-anaknya hidup kalem, penurut dan tidak bawel. Adalah stress bila menghadapi anak yang rewel atau bawel. Satu anak saja yang rewel sudah membuat orangtua pusing tujuh keliling, apalagi bila semua anaknya demikian. Karena itu, tak heran akan muncul kekerasan dalam rumah tangga, dimana korbannya adalah anak-anak. Kekerasan sering ditempuh orangtua ketika dirinya menemui batasan untuk bersabar.
Ketika menghadapi anak yang bawel atau rewel ini, selalu fokus perhatian orangtua hanya tertuju kepada anak. Semua kesalahan ditimpahkan kepada anak. Padahal, jika mengikuti pepatah, “buah jatuh tak jauh dari pohonnya,” hendaknya para orangtua berefleksi diri atas perilaku bawel anaknya. Bisa saja akar kerewelan anak itu ada pada diri orangtua, baik berupa penurunan gen-gen dirinya yang memang suka rewel maupun teladan dirinya. Artinya, perilaku rewel anak tidak sepenuhnya merupakan kesalahan anak, tetapi orangtua punya andil juga.
Tulisan “Bagaimana Mengatasi Anak Rewel” mencoba membuka wawasan kita untuk mengetahui akar kerewelan anak dan juga bagaimana mengatasinya. Yang pasti metode kekerasan ditinggalkan alias tidak dipakai di sini. Sangat cocok bagi para orangtua atau juga para pengasuh anak. Untuk membaca tulisan ini, silahkan klik di sini. Selamat membaca.

Senin, 26 November 2018

URUSAN LANJUT SETELAH PEMBATALAN PERKAWINAN

Kewenangan pembatalan ada pada dewan tribunal keuskupan. Setelah menyidang satu kasus perkawinan, tribunal akan memberikan keputusan: afirmative atau negative. Afirmatif berarti perkawinan yang digugat memang tidak sah alias batal; negative berarti perkawinan tersebut sah. Jika putusan tribunal keuskupan negative, pemohon dapat mengajukan banding ke tribunal banding (untuk Keuskupan Pangkalpinang, tribunal bandingnya adalah Tribunal Keuskupan Agung Palembang).
Jika keputusan awal tribunal adalah affirmative, maka pemohon tidak perlu lagi harus banding. Paus Fransiskus, melalui motu proprio ”Mitis Iudex Dominus Iesus” memberikan kemudahan satu putusan pengadilan untuk mendukung pelaksanaan nulisitas. Karena itu, jika sudah ada keputusan affirmatif, maka perkawinan yang digugat dinyatakan batal.
Bagaimana jika perkawinan sudah dinyatakan batal? Yang pasti orang bisa menikah kembali dengan sah. Namun, harus diingat bahwa kita tidak hanya sebagai warga Gereja, tetapi juga warga negara. Karena itu, sebelum menikah kita harus juga mendapat legalisasi pembatalan perkawinannya secara sipil. UU no 1 thn 1974 tentang perkawinan, pasal 25 menyatakan permohonan pembatalan perkawinan diajukan ke pengadilan dalam daerah hukum dimana perkawinan diadakan atau tempat tinggal kedua suami isteri. Dengan surat keputusan pengadilan itu, kita langsung ke Dinas Pencatatan Sipil agar akta nikah sipil kita juga dibatalkan.
Setelah mendapatkan kebatalan dari pengadilan sipil dan pencatatan sipil, barulah kita bisa menikah. Dan ingat, sebagai warga negara yang baik, setelah menikah kita harus mengurus perkawinan kita ke dinas pencatatan sipil agar kita mendapatkan akta nikah sipil.
by: adrian

Jumat, 23 November 2018

ADA YANG ANEH DARI SURAH JILBAB


Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa setiap wanita islam identik dengan kerudung, atau biasa disebut jilbab. Bahkan jilbab menjadi suatu kewajiban bagi seorang muslimah. Karena itu, sejak anak-anak pun, perempuan mengenakan jilbab; dan polisi wanita yang beragama islam pun menanggalkan seragam lazimnya dan mulai memakai jilbab. Perintah mengenakan jilbab ini datang dari Allah dengan perantaraan Nabi Muhammad, sehingga wajib untuk diikuti.
Pendasaran kewajiban mengenakan jilbab ini dapat dijumpai dalam QS al-Ahzab: 59. Bunyi surah tersebut adalah demikian, “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dalam islam, selalu ada peristiwa yang mendasarkan turunnya firman Allah kepada Nabi Muhammad. Dan ada ilmu yang khusus mempelajari asal usul ayat-ayat Al-Quran, yang dikenal dengan istilah Asbabun Nuzul. Terkait dengan kewajiban jilbab, ada dua peristiwa yang menjadi sebab turunnya surat ini.
Pertama, peristiwa yang dialami oleh seorang istri Muhammad bernama Siti Saudah. Dikisahkan bahwa pada suatu hari Saudah keluar rumah untuk keperluan. Pada waktu itu, Umar melihatnya dan berkata, “Hai Saudah. Demi Allah, bagaimana pun kamu akan dapat mengenalmu. Karenanya cobalah pikir mengapa engkau keluar?” Dengan tergesa-gesa ia pulang. Ketika bertemu dengan Muhammad, ia berkata, “Ya Rasulallah, aku keluar untuk sesuatu keperluan, dan Umar menegurku (karena ia masih mengenalku).” Karena peristiwa inilah maka turun surah al-Ahzab: 59.

MEMBACA BUKU “KERUDUNG YANG TERKOYAK”

Buku "Kerudung yang Terkoyak" merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, The Torn Veil. Kata “kerudung” di sini dapat mengacu pada jilbab atau hijab, dapat pula bermakna tradisi islam bagi kaum perempuan. Karena itu, buku ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang perempuan islam atau biasa disebut muslimah.
Buku “Kerudung yang Terkoyak” memaparkan kisah hidup Gulshan Fatima. Karena itu, buku ini lebih merupakan autobiografi. Gulshan merupakan putri bungsu dari sebuah keluarga islam yang adalah keturunan langsung dari Nabi Muhammad melalui putrinya Fatima. Nama “Fatima” didapat dari nama putri Muhammad. Kisah hidup yang disajikan dalam buku ini sangat dramatis dan menyentuh hati.
Dengan menggunakan terjemahan bahasa Indonesia yang cukup memadai, penulis kisah ini menyajikan alur cerita yang sangat menarik, mengharukan dan sedikit menegangkan. Konflik demi konflik dalam cerita benar-benar diramu dengan sangat bagus sehingga pembaca dibuat hanyut dalam kisah ini. Untuk dapat membaca (atau juga men-download) buku ini, silahkan klik di sini. Selamat membaca!
by: adrian

Rabu, 21 November 2018

PAUS FRANSISKUS: PERDAMAIAN DIMULAI DARI RUMAH

Paus Fransiskus mengatakan bahwa perdamaian dunia harus dimulai dari hati setiap individu dan keluarga mereka dengan mengatakan “tidak” pada egoisme dan persaingan (konflik). “Jika kita membaca berita tentang perang – pikirkan tentang kelaparan yang dialami oleh anak-anak di Yaman, ini akibat dari perang – ini sangat mengerikan, kasihan bayi-bayi miskin; tetapi mengapa mereka tidak punya makanan untuk dimakan?” tanya Paus Fransiskus dalam homili yang disampaikan pada misi yang diadakan pada Senin (5/11) di kapel di kediamannya di Kota Vatikan.
Misa dirayakan selang beberapa hari setelah media melaporkan kematian Amal Hussain, seorang bocah perempuan berusia 7 tahun asal Yaman. Foto bocah perempuan tersebut yang diambil oleh Tyler Hicks dalam The New York Times pada pertengahan Oktober lalu memunculkan keprihatinan baru akan dampak kerusakan akibat perang di Yaman yang dirasakan oleh warga sipil yang tidak berdosa.
“Perang yang sama yang kita kobarkan di rumah, di lembaga-lembaga kita” karena persaingan dan gosip semakin banyak bermunculan dan mengarah pada perang yang sesungguhnya yang menewaskan umat manusia, ujar Paus Fransiskus. “Maka perdamaian harus dimulai dari sana: di dalam keluarga, di paroki, di lembaga, di tempat kerja dengan selalu mencari kesepahaman dan kesepakatan dan bukan kepentingan seseorang,” lanjut Paus Fransiskus.
Menurut bacaan Injil St. Lukas untuk hari itu, Yesus menceritakan tentang seorang farisi terkemuka yang ketika mengadakan perjamuan hendaknya ia tidak mengundang sahabat atau saudaranya yang merasa wajib membalas kepadanya melainkan mengundang orang miskin. “Berbahagialah engkau karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu,” kata Yesus kepada orang farisi itu.

MENGENAL KEGUNAAN CABE


Cabe adalah salah satu buah yang termasuk keluarga rempah-rempah atau bumbu masakan. Bagi para penikmat gorengan, seperti tahu isi, cabe merupakan pelengkap wajibnya. Ada banyak jenis cabe. Dari segi warna, ada cabe hijau, merah dan putih. Kalau ukuran ada panjang dan ada juga kecil, yang biasa disebut cabe rawit. Ada cabe keriting.
Pada umumnya orang hanya melihat cabe, yang memeiliki rasa pedas, hanya bermanfaat untuk menambah nafus makan. Dengan kata lain, sama seperti bumbu rempah lainnya, cabe hanya berfungsi untuk meningkatkan selera makan.
Tulisan berikut ini mencoba menampilkan aneka kegunaan dari mengkonsumsi cabe. Ternyata caba tidak hanya sebatas menambah selera makan, tetapi mengandung sejumlah manfaat. Apa saja manfaat cabe, langsung saja klik di sini untuk membacanya. Selamat membaca.

Senin, 19 November 2018

BAGAIMANA PROSEDUR PEMBATALAN PERKAWINAN


Pembatalan sebuah ikatan perkawinan tidaklah sama dengan perceraian. Pembatalan dilakukan karena ikatan perkawinan dari semula (sebelum ikatan itu disahkan di hadapan petugas resmi Gereja) tidak sah atau cacat secara hukum. Ini dilakukan karena Gereja memandang bahwa rumah tangga bahagia hanya bisa dibangun atas dasar ikatan yang sah. Bagaimana caranya untuk membatalkan perkawinan itu?
Pertama-tama perlu diketahui bahwa wewenang pembatalan ini ada pada dewan tribunal keuskupan. Karena itu, permohonan pembatalan itu dialamatkan ke sana. Yang bisa mengajukan permohonan ini adalah suami dan/atau isteri, dan promotor iustitiae (kan.1674).
Sebelum ke tribunal, ada baiknya pemohon/penggugat menghadap ke pastor yang ada di paroki untuk mengungkapkan niatnya. Pastor akan meminta pemohon untuk membuat libellus. Dalam libellus ini ada uraian riwayat perkawinan, yang dimulai dari masa pacaran hingga terjadinya perpisahan, yang tak mungkin disatukan lagi. Pastor akan membantu supaya dalam libellus tersebut akan terlihat caput yang menjadi dasar untuk pembatalan perkawinan. Tak lupa juga untuk melampirkan saksi-saksi yang dapat dimintai keterangan untuk meneguhkan pernyataan pemohon dalam libellus.
Setelah libellus selesai, maka berkas tersebut dikirim ke tribunal keuskupan. Selanjutnya menjadi tugas mereka untuk menyidangkannya. Suatu saat tribunal akan memanggil, baik pemohon, tergugat dan juga para saksi, untuk didengarkan keterangannya. Tribunal juga akan mendengarkan suara dari para ahli. Bila tiba waktunya, tribunal akan memberikan keputusan: afirmative atau negative. Afirmatif berarti perkawinan yang digugat memang tidak sah alias batal; negative berarti perkawinan tersebut sah.
by: adrian

Jumat, 16 November 2018

NILAI SEORANG KAFIR DI MATA MUSLIM

Sebuah Kisah
Seorang pemuda datang menghadap pastor di sakristi usai perayaan ekaristi. Dia meminta waktu untuk bincang-bincang. Sang gembala segera mempersilahkannya duduk di kursi yang ada. Kemudian dimulailah pembicaraan.
Ketika merantau di Jakarta, dia bertemu dengan seorang gadis Sunda. Dia tertarik dan lalu melamarnya. Tuntutan dari si gadis dan juga pihak keluarga gadis adalah agar dia masuk islam dulu. Hal ini wajar, karena islam tidak mengenal perkawinan campur. Karena didorong keinginan untuk mendapatkan gadis itu, dia pun akhirnya mengucapkan kalimat syahadatin. Dan dia menjadi mualaf.
Setelah sekian lama hidup di Jakarta, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Hingga lahir anak keempat, hatinya selalu diliputi kegelisahan. Dia tidak pernah shalat. Puasa di bulan ramadhan juga tidak (tak jauh beda dengan istrinya). Setiap kali melihat umat katolik berdoa atau misa di samping rumahnya, hatinya seakan bergejolak; seolah-olah ada yang menarik-narik dirinya. Peristiwa ini terus menerus terjadi, membuat dia berpikir “Mungkin saya harus kembali.”

MEMBACA BUKU “THE UNFINISHED BATTLE ISLAM AND THE JEWS”

Pertikaian, permusuhan dan peperangan antara Palestina dan Israel selalu dikaitkan dengan agama, yaitu antara islam dan Yahudi. Sekalipun konflik tersebut lebih bernuansakan politik, tapi tidak bagi mayoritas umat islam. Karena itu, tak heran jika terjadi aksi tentara Israel terhadap warga Palestina yang menyerang, banyak umat islam di belahan dunia lain, termasuk Indonesia, akan bangkit berdemo. Benarlah apa yang dikatakan Sayyid Mahmoud al-Qimni bahwa umat islam lebih peduli pada sesama umat islam di belahan bumi lain, daripada pada sesama warga negaranya sendiri karena berbeda agama.
Namun ternyata kebencian terhadap Yahudi ini bukan lantaran konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel saja. Ketika terjadi aksi pemboman rumah-rumah ibadah di Indonesia, ada tokoh muslim mengatakan bahwa itu tindakan orang-orang Yahudi. Segala peristiwa buruk yang menimpa kehidupan banyak orang, apalagi umat islam selalu dicurigai terkait dengan Yahudi. Tragedi World Center (11 September) juga disinyalir bagian dari konspirasi Yahudi.
Menjadi pertanyaan, ada apa sebenarnya antara islam dan Yahudi ini. Buku “THE UNFINISHED BATTLE ISLAM AND THE JEWS” mencoba menggali akar permasalahan yang terjadi antara Yahudi dan islam. Penulisnya adalah mantan professor Sejarah Islam di Universitas Al-Azhar, Kairo. Bagian pertama buku ini (bab 1 – 5) sedikit mengulas riwayat hidup penulis, yang ternyata juga tak jauh dari rasa benci dan curiga pada umat lain, khususnya Yahudi. Pada bagian prolog dia menulis, “Tiga puluh empat tahun pertama hidup saya, saya memperlakukan orang lain sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Quran dan nabi Islam.”
Buku ini terdiri dari 7 bagian dengan 26 bab, ditambah dengan 3 lampiran. Dapat dikatakan terjemahan bahasa Indonesianya lumayan bagus, dan uraiannya pun singkat dan sangat sederhana sehingga tidak bosan membacanya. Malah sangat sayang bila tidak membacanya hingga tuntas. Dengan membaca buku ini kita dapat mengetahui mengapa umat islam memiliki kebencian yang dalam terhadap orang Yahudi; dari sini kita dapat mengambil peranan bagi perdamaian mereka.
Untuk dapat membaca (atau juga men-download) buku ini, silahkan klik di sini. Selamat membaca!
by: adrian

Kamis, 15 November 2018

JANGAN UBAH IRAMA PERMAINANNYA


Masa kampanye pemilihan presiden 2019 sudah berlangsung sejak September lalu. Hingga kini sudah dua bulan berlalu. Selama dua bulan ini dua kubu calon presiden belum juga menawarkan program atau gagasan untuk memperbaiki kondisi bangsa dewasa ini. Hal inilah yang menjadi bahan kritik para pengamat politik dan juga aktivis media, baik cetak maupun elektronik.
Para pengamat menilai bahwa selama dua bulan masa kampanye ini dua kubu calon presiden, baik Capres Jokowi maupun Capres Prabowo, lebih banyak perang diksi. Kubu Probowo menyerang kubu Jokowi terkait soal kebijakan pemerintah selama ini, yang di mata mereka gagal, sedangkan kubu Jokowi balas balik menyerang kubu Prabowo. Selama ini publik lebih disajikan soal isu ingkar janji, politik kebohongan, tempe setipis ATM dan lain sebagainya. Intinya, dua bulan ini rakyat hanya menyaksikan dua kubu ini saling serang menyerang, bukan dalam konteks program atau gagasan, melainnya soal yang remeh temeh.
Karena itu, para pengamat mengkritik kedua kubu ini. Mereka menilai bahwa pola kampanye selama dua bulan ini bukannya mencerdaskan warga, tetapi justru membuat warga bingung. Ada juga pengamat yang menilai bahwa pola kampanye selama ini bersifat kekanak-kanakan. Maka kebanyakan pengamat meminta supaya kedua kubu calon presiden menampilkan gagasan dan program yang akan mereka terapkan ketika terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.
Satu pertanyaan kecil adalah benarkah rakyat bingung dengan pola kampanye selama ini, atau jangan-jangan itu hanya kebingungan para pengamat politik yang hasrat nalarnya tak terpuaskan.

Selasa, 13 November 2018

PAUS FRANSISKUS: KEMISKINAN DISEBABKAN OLEH KESERAKAHAN DAN KETIDAK-ADILAN

Bagaimana mungkin Allah mau mendengar jeritan orang miskin, di saat bersamaan begitu banyak orang di dekatnya tidak mau peduli, tanya Paus Fransiskus. Orang harus melakukan “hening kembali ke hati nurani yang dalam untuk memahami apakah kita benar-benar mampu mendengarkan jeritan orang miskin,” ungkap Paus Fransiskus dalam pesan untuk Hari Orang Miskin Sedunia.
Peringatan Paus Fransiskus ini menjadi momen refleksi disertai tindakan konkret memberi orang Kristen kesempatan untuk mengikuti teladan Kristus dan secara konkret pula berbagi momen cinta, harapan dan rasa hormat bersama dengan orang-orang yang membutuhkan di tengah masyarakat, ujar Paus Fransiskus pada perayaan pesta St. Antonius Padua, pelindung orang miskin.
Hari Orang Miskin Sedunia diperingati setiap tahun pada Minggu Biasa XXXIII yang akan dirayakan pada 18 November tahun ini dan berfokus pada Mazmur 34, “Orang miskin ini berseru dan Tuhan mendengar.”
“Kita bisa bertanya pada diri sendiri, bagaimana tangisan ini, yang menjangkau sampai ke Tuhan, tidak mampu menembus telinga kita dan membuat kita tidak peduli dan tidak tergerak hati?” Paus Fransiskus bertanya lebih lanjut dalam pesannya. Untuk menyadari penderitaan sesama dan tahu cara terbaik untuk menanggapi dengan cinta, orang harus belajar untuk diam dan mendengarkan, jelas Paus Fransiskus.
“Jika kita banyak berbicara sendiri, kita tidak akan dapat mendengarnya,” urai Paus Fransiskus. Itulah yang sering terjadi ketika inisiatif yang penting dan dibutuhkan dilakukan lebih sebagai cara untuk menyenangkan diri sendiri “daripada benar-benar mengakui jeritan orang miskin,” ungkapnya.