Selasa, 13 November 2018

PAUS FRANSISKUS: KEMISKINAN DISEBABKAN OLEH KESERAKAHAN DAN KETIDAK-ADILAN

Bagaimana mungkin Allah mau mendengar jeritan orang miskin, di saat bersamaan begitu banyak orang di dekatnya tidak mau peduli, tanya Paus Fransiskus. Orang harus melakukan “hening kembali ke hati nurani yang dalam untuk memahami apakah kita benar-benar mampu mendengarkan jeritan orang miskin,” ungkap Paus Fransiskus dalam pesan untuk Hari Orang Miskin Sedunia.
Peringatan Paus Fransiskus ini menjadi momen refleksi disertai tindakan konkret memberi orang Kristen kesempatan untuk mengikuti teladan Kristus dan secara konkret pula berbagi momen cinta, harapan dan rasa hormat bersama dengan orang-orang yang membutuhkan di tengah masyarakat, ujar Paus Fransiskus pada perayaan pesta St. Antonius Padua, pelindung orang miskin.
Hari Orang Miskin Sedunia diperingati setiap tahun pada Minggu Biasa XXXIII yang akan dirayakan pada 18 November tahun ini dan berfokus pada Mazmur 34, “Orang miskin ini berseru dan Tuhan mendengar.”
“Kita bisa bertanya pada diri sendiri, bagaimana tangisan ini, yang menjangkau sampai ke Tuhan, tidak mampu menembus telinga kita dan membuat kita tidak peduli dan tidak tergerak hati?” Paus Fransiskus bertanya lebih lanjut dalam pesannya. Untuk menyadari penderitaan sesama dan tahu cara terbaik untuk menanggapi dengan cinta, orang harus belajar untuk diam dan mendengarkan, jelas Paus Fransiskus.
“Jika kita banyak berbicara sendiri, kita tidak akan dapat mendengarnya,” urai Paus Fransiskus. Itulah yang sering terjadi ketika inisiatif yang penting dan dibutuhkan dilakukan lebih sebagai cara untuk menyenangkan diri sendiri “daripada benar-benar mengakui jeritan orang miskin,” ungkapnya.