Rabu, 08 Juni 2022

DOA SEORANG WANITA PENGHIBUR

 

Di hadapan para muridnya, sang Guru Agung duduk bersila. Tak lama kemudian ia bercerita. “Ada seorang perempuan. Sore, setelah selesai mandi, perempuan itu khusyuk berdoa: ‘Tuhan, berilah malam ini pria hidung belang yang banyak dan royal. Ibu sedang sakit. Aku butuh duit untuk biaya berobat. Kabulkanlah doa hamba-Mu yang hina ini. Amin!’

Setelah berdoa, ia segera mengenakan pakaian “dinas”-nya, merias wajahnya dengan make up supaya kelihatan menarik. Sesudah semuanya beres, ia ke luar rumah dan berjalan menuju tempat biasanya ia mangkal bersama wanita-wanita seprofesi.

Sungguh di luar dugaan, dia mendapatkan pengguna jasanya cukup banyak. Kalau biasanya dia hanya melayani maksimal 2 orang sepanjang malam, kali itu ia mendapat 5 orang hingga pagi. Semuanya royal dan murah hati. Perempuan itu mendapatkan uang yang banyak.”

Cerita berhenti sampai di situ. Suasana hening. Para murid serius mendengarkan cerita sang Guru Agung. Dan mereka masih menunggu kelanjutannya.

Tak lama kemudian sang Guru Agung angkat bicara. Ia bertanya, “Menurut kalian, apakah doa perempuan itu dikabulkan Tuhan atau kebetulan saja?”

Langsung saja suasana hening pecah dalam suasana debat dan diskusi. Ada murid yang menyatakan bahwa Tuhan telah mengabulkan doa perempuan itu. Ada juga murid yang menentangnya. Bagi mereka, mana mungkin Tuhan mendengarkan doa seorang pelacur. Berbagai argumen tumpah ruah di ruangan itu. Debat pun semakin seru di antara para murid. Sang Guru Agung hanya diam dalam diamnya.

Tiba-tiba seorang murid bersuara. “Menurut Guru gimana?”

Sang Guru Agung menatap wajah para muridnya satu per satu dengan bijak. Lalu ia berkata, “Aku tidak tahu. Yang kutahu, besok paginya perempuan itu membawa ibunya ke rumah sakit untuk berobat, dan setelah itu ia menghaturkan syukur terimakasih kepada Tuhan.”