“Awas, bohong itu dosa!”
Demikian pengajaran guru sekolah minggu kepada anak-anak sekolah minggu.
Sepertinya ajaran inilah yang paling membekas dalam ingatan anak-anak usia TK
sampai SD kelas empat. Hal ini terbukti dari ucapan anak-anak ini setiap kali
mereka ingin mendapatkan kepastian atau kebenaran, baik dari rekan seusianya
maupun dari orang dewasa. “Awas, ibu bilang bohong itu dosa!”
Bohong atau tipu merupakan
dua hal yang sama. Dari segi psikologis, berbohong atau menipu sering dilihat
sebagai bentuk self-defence atau pertahanan diri. Yang ingin
dipertahankan adalah kepentingan dirinya, yang biasanya adalah harga diri.
Sebab, jika tidak berbohong, alias jujur, maka malu yang
didapat. Dan kalau malu, maka harga diri akan hancur.
Lantas, apakah setiap
berbohong itu adalah wujud self-defence? Apakah bisa dikatakan
juga bahwa menipu itu dosa?