Senin, 27 Juli 2015

Orang Kudus 27 Juli: St. Maria Magdalena Martinengo

BEATA MARIA MAGDALENA MARTINENGO, PENGAKU IMAN
Margarita Martinengo da Barco lahir pada 5 Oktober 1687 di Brescia, Italia. Ia adalah puteri Fidelis, seorang bangsawan yang terpandang. Ibunya meninggal dunia ketika Margarita berusia 5 bulan. Peristiwa ini sangat berdampak pada perkembangannya.
Margarita kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Ordo St. Klara Kapusin pada usia 17 tahun di Santa Maria della Neve. Ia mengganti namanya menjadi Maria Magdalena. Maria Magdalena sangat menyukai kegiatan-kegiatan yang dilakukan biaranya, terutama melalui doa, meditasi dan kunjungan pada tabernakel.
Maria Magdalena membimbing para novis saat menjadi magistra, dan para biarawati saat menjadi abdis melalui sikap hidupnya. Namanya menjadi terkenal dan banyak orang mencarinya untuk meminta nasehat. Maria Magdalena Martinengo meninggal dunia pada 27 Juli 1737. Pada 3 Juni 1900 ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII
Baca juga orang kudus hari ini:

Cinta Ayah pada Anaknya yang Menyentuh

KISAH KASIH AYAH DAN ANAK
Anak adalah buah cinta orangtua. Kehadiran anak senantiasa mendatangkan kebahagiaan dalam hidup suami dan isteri. Anak selalu dikasihi. Akan tetapi, ketika anak yang lahir diketahui cacat, sikap orangtua sering berubah. Tak sedikit orangtua mengabaikan anak mereka yang lahir cacat.

Film berikut ini mengugah hati-perasaan kita. Kasih seorang ayah kepada anaknya amat sangat luar biasa, sekalipun anaknya cacat. Ia berusaha membuat anaknya tetap berbahagia, meski untuk itu ia harus rela berkorban.

Renungan Hari Senin Biasa XVII - Thn I

Renungan Hari Senin Biasa XVII, Thn B/I
Bac I  Kel 32: 15 – 24, 30 – 34; Injil              Mat 13: 31 – 35;

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menyampaikan pengajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan. Ada dua perumpamaan yang disampaikan, yaitu tentang biji sesawi dan ragi. Dari dua perumpamaan ini tampak jelas apa yang mau disampaikan, yaitu bahwa sesuatu yang besar itu berawal dari yang kecil. Dari biji sesawi yang kecil tumbuhlah pohon yang berguna bagi kehidupan lain; demikian pula ragi yang kecil dapat mengkhamirkan adonan roti. Ini dipakai Tuhan Yesus untuk menggambarkan Kerajaan Allah. Artinya, Kerajaan Allah dapat diwujudkan dengan tindakan-tindakan kecil dan sederhana.
Apa yang diajarkan Tuhan Yesus tampak bertentangan dengan semangat orang Israel dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Keluaran. Orang Israel ingin sesuatu yang besar dan hebat. Larangan untuk tidak menyembah berhala diabaikan. Anak lembu emas bukan hanya sebagai sembahan, melainkan sebagai bukti mereka tidak tahan berlama-lama tanpa Musa. Mereka ingin sesuatu yang besar dalam waktu yang cepat.
Alam sebenarnya mengajari kita tentang hidup yang berproses. Segala sesuatu itu tumbuh mulai dari yang kecil. Ia berproses; dan proses itu membutuhkan waktu. Namun dewasa ini pelajaran alam ini seakan ditinggalkan. Orang mulai beralih kepada budaya instan. Orang ingin cepat; dan karena itu ia mengabaikan proses dan menghalalkan segala cara. Sabda Tuhan hari ini seakan mengajak kita untuk kembali kepada kearifan alam. Tuhan menghendaki supaya kita setia dalam proses dengan menghargai setiap tahap yang dilalui.***
by: adrian