Selasa, 21 Juni 2022

KELUARGA: BENTENG AWAL PERTAHANAN TERHADAP NARKOBA

 

Dewasa kini masalah narkoba cukup menyita perhatian kita. Masalah narkoba bukan hanya soal hukuman mati, melainkan juga soal penyebaran, bahaya pemakaian, bisnis dan rusaknya moral bangsa. Soal bahaya penyalahgunaan narkoba hampir semua kita sudah mengetahuinya. Malah bisa dikatakan bahwa narkoba dapat merusak moral bangsa. Namun menjadi pertanyaan kita, sekalipun sudah tahu berbahaya, kenapa penyebarannya kian marak.

Ketika seorang dosen kedapatan menggunakan narkoba, seakan kita sudah kehilangan pegangan. Dosen atau guru, yang seharusnya memberikan contoh teladan baik bagi generasi muda, justru terlibat dalam dunia haram ini. Dunia pendidikan sebagai benteng pertahanan kaum muda dari serangan bahaya narkoba perlahan mulai runtuh.

Dari data yang ada, pengguna narkoba terbesar berasal dari kalangan kaum muda dan remaja. Mereka umumnya masih berada di bangku pendidikan. Karena itu, jika lembaga pendidikan saja sudah tercemar dengan benda haram ini, lantas kepada siapa kita berharap? Apakah kepada polisi? Sudah menjadi rahasia umum bahwa ada begitu banyak polisi juga terlibat dalam bisnis haram ini. Bandingkan saja dengan kisah mafia narkoba di Amerika dalam film The American Gangster. Memang seperti film itu, kita juga tentu berharap masih ada polisi bersih.

Bukan berarti kita meremehkan polisi atau Badan Narkotika Nasional (BNN), atau lembaga-lembaga lain. Kita masih bisa berharap kepada mereka (mengharapkan hadirnya polisi bersih). Akan tetapi, janganlah menggantungkan pengharapan itu hanya kepada mereka saja. Keluarga hendaknya menjadi benteng pertahanan terakhir melawan gempuran bahaya narkoba ini.