Minggu, 23 Maret 2014

Aksi Paskah Umat Katolik Tg Batu: Bersih-bersih Pantai Lubuk







Orang Kudus 23 Maret: St. Sibilina Biscossi

SANTA SIBILINA BISCOSSI, PENGAKU IMAN

Sibilina hidup antara tahun 1287-1367. Kehidupan masa kecilnya banyak yang tidak diketahui. Yang jelas ia sudah menjadi anak yatim-piatu sejak kecil. Untuk menyambung hidupnya ia kemudian bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Pada usia 12 tahun ia menjadi buta. Sibilina kemudian diterima dalam sebuah biara dan menjadi sekluse (pertapa di ruangan kecil yang dikunci selamanya) di samping gereja. Banyak orang yang minta doa dan nasehatnya.

Renungan Hari Minggu Prapaskah III - A

Renungan Hari Minggu Prapaskah III, Thn A/I
Bac I : Kel 17: 3 – 7; Bac II :         Rom 5:1 – 2, 5 – 8;
Injil       : Yoh 4: 5 – 42

Dalam Injil hari ini, Yohanes mengungkapkan dua tema pengajaran, yaitu soal air kehidupan dan soal makanan. Tema air kehidupan tampak dalam pembicaraan antara Yesus dengan wanita Samaria. Di sana Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai air kehidupan, yang dapat menghapuskan dahaga manusia. Dibutuhkan kepercayaan kepada-Nya. Dan itulah yang terjadi dengan wanita Samaria itu.

Gambaran Yesus sebagai air kehidupan, mirip dalam kisah bangsa Israel Perjanjian Lama. Dalam bacaan pertama dikisahkan bagaimana umat Israel nyaris mati kehausan di padang gurun setelah keluar dari Mesir. Penderitaan yang mereka hadapi membuat mereka kehilangan harapan dan kepercayaan kepada Allah. Karena itulah mereka bersungut-sungut. Namun Allah masih menunjukkan kasih-Nya. Melalui Musa, Allah mengeluarkan air dari gunung batu sehingga menghilangkan dahaga umat Israel.

Bacaan kedua seakan merefleksikan kedua bacaan lain. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus melihat bahwa Allah, melalui Putera-Nya Yesus Kristus, mencurahkan kasih-Nya kepada kita, sekalipun kita lemah. Kematian Yesus menghapus kelemahan kita, ibarat air kehidupan yang menghilangkan dahaga. Oleh karena itu, sebagaimana wanita Samaria yang akhirnya percaya kepada Yesus, Paulus juga meminta kepada jemaat untuk tetap beriman “kepada kasih karunia ini.” (ay. 2) serta tetap bermegah dalam pengharapan.

Setiap kita tentulah pernah merasakan kehausan. Rasa haus hanya hilang bila kita minum air. Sabda Tuhan hari ini pertama-tama menyadarkan kita bahwa kasih karunia Allah itu ibarat air yang melepaskan dahaga. Yesus adalah air kehidupan. Dia akan melepaskan dahaga kehidupan kita jika kita mau datang dan percaya kepada-Nya. Akan tetapi, melalui sabda-Nya ini, Tuhan menghendaki kita untuk meneladani wanita Samaria dalam Injil. Setelah sadar, ia memperkenalkan air kehidupan dan membawa orang lain kepada air kehidupan. Tuhan juga menghendaki kita demikian. Hal ini dapat menjadi aksi puasa di masa prapaskah kita.

by: adrian