Minggu, 10 November 2013

Hari Pahlawan

Pemerintah telah menetapkan setiap tanggal 10 November sebagai hari Pahlawan. Ini untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamirkan pada 17 Agustus 1945. 10 November merupakan peristiwa bersejarah, di mana pada waktu itu terjadi pertempuran seru ini terjadi di Surabaya. Makanya kota Surabaya dikenal juga sebagai Kota Pahlawan.

Dan seperti biasanya, pada tanggal 10 November itu seluruh warga diwajibkan untuk melakukan hening cipta selama kurang lebih 5 menit. Hening cipta nasional ini berfungsi untuk mengenang jasa para pahlawan itu dan menghormati mereka. Penghormatan para pahlawan pada tanggal 10 November bukan hanya dikhususkan bagi pahlawan yang gugur pada peristiwa itu saja, melainkan semua pahlawan bangsa.

Nah, cukupkah penghormatan itu sebatas pada hening cipta? Selama ini bangsa Indonesia cuma sekedar mengenang, tidak melanjutkan perjuangan mereka. Penghormatan kita masih sebatas ratio dan rasa, belum jatuh pada taraf kehendak dan aksi.

Mengapa perjuangan mereka perlu diteruskan? Alasannya adalah karena kita masih dijajah. Anehnya, penjajah itu adalah putera-puteri bangsa sendiri. Di sinilah semangat menentang penjajah, siapapun orangnya, sangat dibutuhkan untuk mengisi kemerdekaan.
10 Nov 1997
by: adrian

Renungan Hari Minggu Biasa XXXII-C

Renungan Hari Minggu Biasa XXXII, Thn C/I
Bac I   : 2Mak 7: 1 – 2, 9 – 14;  Bac II   : 2Tes 2: 16 – 3: 5
Injil     : Luk 20: 27 38

Tema sabda Tuhan hari ini adalah kebangkitan. Dalam Injil Yesus dihadapkan pada pertanyaan orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan badan. Yang menarik di sini adalah Yesus benar-benar mengenal siapa orang Saduki itu. Sekalipun mereka tidak mau mengakui kebangkitan, tapi mereka percaya Kitab Suci. Dengan dasar Kitab Suci inilah Yesus menerangkan adanya kebangkitan, yaitu lewat kisah Nabi Musa.

Dalam bacaan pertama juga terungkap adanya keyakinan akan kebangkitan. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang dari tujuh bersaudara yang dihukum mati oleh penguasa karena menolak perintah raja yang bertentangan dengan iman mereka. Ia berkata, “Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal.” (ay. 9). Atau pernyataan lainnya, “Kami akan dibangkitkan kembali oleh-Nya.” (ay. 14). Dengan keyakinan ini mereka melihat kematian mereka tidaklah sia-sia.

Karena itu, Paulus dalam bacaan kedua, mengajak umat untuk tetap menaruh pengharapan. Bagi Paulus pengharapan itu akan membuat iman akan kebangkitan tidak hilang sehingga setiap umat beriman dapat menghadapi kematian dengan tidak menakutkan. Iman membuat kematian bukanlah sesuatu yang ditakutkan, karena penghiburan abadi sudah menanti.

Kematian merupakan bagian hidup manusia. Setiap manusia pasti akan mengalaminya. Soal waktu, tidak ada yang tahu. Sabda Tuhan hari ini memang berbicara soal kebangkitan. Dengan kebangkitan ini, kita diajak bagaimana menyikapi kehidupan dan kematian dengan kacamata iman. Kehidupan harus dihargai dan kematian tak perlu ditakuti. Kehidupan sekarang menentukan juga kualitas hidup di masa datang.

by: adrian