Kamis, 22 Maret 2012

Cara Menyajikan Jus yang Baik dan Sehat


Hampir semua kita tahu betapa besarnya manfaat buah-buahan bagi kesehatan tubuh kita. Karena itulah sangat dianjurkan agar kita selalu menyempatkan diri untuk mengkonsumsi buah. Sering terjadi orang malas makan buah secara langsung, apalagi mengunyahnya. Padahal mengunyah merupakan slah satu bentuk olahraga mulut. Orang ingin mengkonsumsi buah secara praktis. Jus segar salah satunya.

Namun kesibukan kerja tak jarang membuat kita tak sempat menyiapkannya bahkan melalaikan konsumsi buah. Padahal menurut pakar nutrisi Emilia E. Achmadi, MS, RD, dalam acara "Buavita Fruit Does You Good", di Birdcage, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (19/3/2012) lalu, "Jus menjadi salah satu cara praktis untuk bisa menikmati manfaat buah yang luar biasa diperlukan tubuh." 

Jadi, jus buah sangat baik bagi kesehatan tubuh kita. Namun perlu diperhatikan bagaimana cara menyajikan jus yang baik dan sehat. Karena jika tidak jus malah membawa petaka bagi tubuh kita. Untuk itu, menurut Emilia, agar manfaat jus buah tetap maksimal, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:
1. Segera minum setelah jus dibuat
Manfaat buah terbesar didapatkan dalam kondisi buah utuh yang segar, sehingga apabila buah ini sudah diolah seperti dimasak atau di-jus, sebenarnya nilai gizinya sudah berkurang. Untuk menyiasati penurunan kadar gizi pada jus, buatlah jus ini sesaat sebelum diminum. Proses penyimpanan akan membuat jus buah ini terpapar oksigen, dan menyebabkan terjadinya oksidasi, yang bisa mengubah warna jus dan merusak kadar gizinya.
"Setiap buah juga akan mengalami proses oksidasi, dan proses ini akan lebih mengurangi nilai gizinya sampai sekitar 50 persen lebih," ungkap Emilia.
2. Olah juga kulit dan bijinya
Kandungan vitamin dan antioksidan tertinggi pada buah sebenarnya terletak pada biji dan kulitnya. Namun, tentu saja tidak semua buah bisa dikonsumsi bersama kulit dan bijinya. Beberapa jenis buah seperti apel dan pir sebaiknya dikonsumsi bersama kulitnya, tanpa dikupas. Saat ingin membuat jus, sebaiknya blender juga kulit buah bersama bijinya. "Misalnya untuk jus jambu biji, jangan hilangkan kulit dan bijinya, tapi blender bersama-sama sampai bijinya hancur, dan baru disaring," tukasnya.
3. Jangan tempatkan dalam wadah transparan
Boleh saja jika Anda masih ingin menyimpan jus karena masih tersisa, tetapi jangan menyimpannya dalam wadah transparan atau bening. Penempatan jus dalam wadah transparan akan menyebabkan sinar ultraviolet masuk ke dalam wadah dan mengurai beberapa senyawa kimia dan nilai gizi jusnya. Untuk menghindari pengurangan nilai gizi dari jus, simpan dalam wadah yang berwarna dan letakkan ke dalam freezer.
4. Tambahkan jeruk lemon
Untuk menghindari proses oksidasi yang berlebihan, tambahkan perasan jeruk lemon ke dalam jus. Tambahan jeruk lemon akan menghambat proses oksidasi yang terjadi dalam jus, dan akan menambah nilai gizinya. Tambahan beberapa tetes jeruk nipis atau jeruk lemon ke dalam jus juga mencegah jus berubah warna.

diolah dari Kompas.com
by: adrian 

Renungan Hari Kamis Prapaskah IV-B


Renungan Hari Kamis Prapaskah IV, B/II
Bac I       : Kel 32: 7 – 14 ; Injil         : Yoh 5: 31 – 47
Bait Pengantar Injil          :
Begitu besar kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

Kata kunci Sabda Tuhan pada hari ini adalah murah hati dan percaya. Kata “murah hati” terdapat dalam bacaan I yang mau menggambarkan betapa Allah itu sangat murah hati kepada umat-Nya. Sekalipun mereka sudah sangat berdosa di mata Tuhan, berkat doa permohonan Nabi Musa, Allah membatalkan rencana hukuman kepada Bangsa Israel, umat pilihan-Nya. 

Kata “percaya” terdapat dalam bacaan Injil, di mana Yesus meminta kepada orang Yahudi untuk percaya kepada-Nya, termasuk kepada kesaksian-Nya. Percaya kepada Yesus akan mendatangkan keselamatan atau hidup kekal.

Tema “murah hati” dalam bacaan I dan tema “percaya” dalam Injil disatukan dengan sangat indah dalam bait pengantar Injil yang berbunyi, “Begitu besar kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.” Kasih itulah kemurah-hatian Allah. Jadi, dengan kata lain bisa kita katakan karena Allah begitu murah hati, Ia menyerahkan Putera Tunggal-Nya dan setiap orang yang percaya pada-Nya akan mendapat keselamatan, yaitu hidup kekal.

Percaya merupakan jawaban kita atas sikap Allah yang murah hati. Percaya, seperti yang dikatakan oleh Yesus dalam Injil tadi, berarti mendengar dan menerima kesaksian-Nya, datang kepada-Nya dan hormat pada-Nya.

Sabda Tuhan hari ini memang ditujukan buat kita untuk membangun relasi dengan Allah. Akan tetapi, sabda Tuhan ini bisa juga diterapkan dalam kehidupan manusiawi kita dalam membangun relasi dengan orang tua dengan anak atau murid dengan guru.

Tak bisa dipungkiri, betapa besarnya kasih (murah hati) orang tua kepada anaknya sehingga anak bisa hidup sampai saat ini, bisa sekolah, bisa mendapatkan sesuatu yang diinginkannya (meski belum semuanya). Nah, sebagai jawaban atas kasih orang tua itu, anak hendaknya membangun sikap percaya kepada orang tuanya. Sikap percaya itu dapat ditunjukkan dengan menerima dan mendengarkan apa kata (nasehat orang tua) tidak membantah orang tua, datang kepada mereka atau juga menghormati mereka.

Dengan sikap seperti itulah maka anak dapat mendapatkan keselamatan. Karena itu, salah satu perintah dari sepuluh perintah Allah berbunyi, “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu” (Kel 20: 12).

By: adrian