Rabu, 24 Oktober 2012

Syarat Kepemimpinan

7 SYARAT JADI PEMIMPIN

1.    PROBLEM  SOLVER
Seorang pemimpin dituntut mampu membuat keputusan penting dan mencari jalan keluar dari permasalahan. Jika tak mau julukan miss no solution tercetak di punggung, mulailah bertindak tegas dan hapus kebiasaan Anda bersikap plin-plan. Jangan pula memupuk kebiasaan melarikan diri dari tanggung jawab. Sebagai ‘nakhoda’ Andalah yng berkewajiban mengemudikan ‘kapal’ ke arah yang benar.

2.    BERSIKAP POSITIF
Setiap orang tak luput dari kesalahan. Bila hal ini menimpa anak buah Anda, jangan langsung mencecarnya dengan ‘segudang’ omelan. Selidiki latar belakang permasalahan sehingga Anda dapat bersikap proposional. Jika Anda yang melakukan kesalahan, tak perlu ragu mengakuinya dan meminta maaf kepada orang-orang terkait. Jangan lupa melakukan perbaikan untuk menebus kekeliruan Anda tersebut.

3.   KOMUNIKASI,  KOMUNIKASI
Karyawan sebaik apapun akan kehilangan arah bila dibiarkan ‘berjalan dalan gelap’. Sebagai pemimpin, Anda perlu menjelaskan seterang mungkin tentang tujuan bersama yang hendak diraih dan strategi mencapainya. Bekali pula anak buah dengan penilaian terhadap hasil kerjanya selama ini, sehingga mereka dapat belajar cara melakukan tugas dengan benar. Pelihara komunikasi dua arah dengan bawahan dan mintalah feedback dari mereka setiap kali Anda meluncurkan kebijakan baru.

4.   MENJADI  INSPIRASI
Seorang pemimpin harus mampu menetapkan standard dan jadi contoh bagi anak buahnya. Jadilah inspirasi bagi bawahan. Up date benak Anda dengan informasi terkini, tidak pelit membagi pengalaman dan patuhi peraturan yang Anda buat sendiri, misalnya selalu tiba di kantor on time.

5.   TUMBUHKAN  MOTIVASI
Berikan penghargaan terhadap prestasi – sekecil apapun itu, yang dilakukan anak buah Anda. Bahkan karyawan yang paling hobi telat sekalipun akan berusaha memperbaiki diri apabila Anda memujinya ketika ia datang tepat waktu (apalagi bila pujian itu diberikan tanpa ada kesan menyindir). Secara berkala, ajukan pula pertanyaan dan tantangan yang mampu merangsang kreativitas berpikir anak buah Anda. Misalnya, meminta pendapat mereka atas sebuah proyek kecil. Atau minta ide mereka untuk mempercantik kantor.

6.   HUBUNGAN   BAIK
Jalin hubungan profesional dan interpersonal yang harmonis dengan seluruh anak buah. Ingat, di balik statusnya sebagai bawahan, karyawan adalah pribadi yang memiliki latar belakang unik dan permasalahan tertentu. Luangkan waktu untuk mengenal karyawan secara personal sehingga Anda mampu melakukan coaching tepat sasaran.

7.   TURUN   GUNUNG
Mentang-mentang kartu nama telah dihiasi title manager, lantas Anda merasa bebas dari kewajiban dan melakukan ‘dirty job’ atau pekerjaan anak buah. Seorang pemimpin akan dihargai anak buahnya apabila ia bersedia terjun ke lapangan, dan tidak asal main perintah saja. Semakin hebat lagi hormat anak buah bila pekerjaan itu bisa dilakukan dengan lancar. ‘Turun gunung’, masuk lumpur, itu perlu karena akan menunjukkan kualitas Anda kepada anak buah.

Renungan Hari Rabu Biasa XXIX - Thn II

Renungan Hari Rabu Pekan Biasa XXIX B/II
Bac I  Ef 3: 2 – 12 ; Injil        Luk 12: 39 – 48

Tema Injil hari ini sama seperti hari kemarin, yaitu soal berjaga-jaga atau siap sedia. Berjaga-jaga ini dikaitkan dengan kedatangan Anak Manusia (ay. 40).

Dalam Injil kemarin dikisahkan tentang akhir cerita dari orang-orang yang berjaga-jaga. Mereka akan berbahagia. Injil hari ini juga mengisahkan akhir cerita mereka yang berjaga-jaga. Intinya penginjil mengulang lagi yang kemarin: berbahagialah (ay. 43-44). 
Akan tetapi tekanan Injil hari ini ada pada akhir cerita dari orang-orang yang tidak berjaga-jaga. Mereka akan mengalami penderitaan dan kesengsaraan (ay. 46-47).

Berjaga-jaga merupakan sikap yang terarah kepada apa yang dijaga atau dinanti. Fokus perhatian dan dirinya ada pada yang dinanti. Oleh karena itu, aktivitas yang dilakukannya terarah pada tujuan penantiannya. Aktivitas yang bertentangan dengan tujuan penantian akan dihindari.
Tidak berjaga-jaga berarti tidak setia. Mereka terlena dengan kenikmatan duniawi: kuasa jabatan, nafsu dan kekayaan (ay. 45). Kenikmatan duniawi yang mereka lakukan bertentangan dengan tujuan penantian. Kenikmatan duniawi yang dilakukan terarah kepada diri sendiri, padahal tujuan penantiannya terarah ke luar dari dirinya sendiri.

Lewat Injil hari ini Tuhan memberikan dua pilihan kepada kita: berjaga-jaga dengan akhir bahagia dan tidak berjaga-jaga dengan akhir sengsara. Pilihan ada di tangan kita masing-masing. Kitalah yang menentukannya. Namun harus diketahui bahwa Tuhan menghendaki kita bahagia.

by: adrian

Orang Kudus 24 Oktober: St. Antonius M. Claret

Santo Antonius Maria Claret, Uskup & Pengaku Iman
Antonius lahir di Sallent, dekat Barcelona, Spanyol pada 23 Desember 1807. Ia seorang anak tukang tenun kain yang kaya raya. Pada masa mudanya ia rajin membantu ayahnya berdagang kain tenun. Ia tidak terlalu tertarik dengan usaha dagang ayahnya karena lebih suka menjadi imam. Cita-cita ini bahkan sudah tertanam dalam batinnya semenjak kecil. Ia sudah membiasakan diri berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus, berdoa rosario semenjak kecil.

Ketika berusia 22 tahun, ia masuk Seminari di Vich hingga ditahbiskan menjadi imam pada 1835. Beberapa tahun kemudian ia masuk Serikat Yesus, namun kemudian ia menarik diri kembali karena kesehatannya terus saja terganggu. Oleh karena itu ia kembali lagi ke Sallent. Di sana ia menjadi pastor pembimbing retret dan giat melaksanakan kegiatan misioner lainnya bagi umat di Catalonia dan di pulau-pulau lainnya di sekitar Laut Tengah. Salah satu usahanya yang terkenal ialah penerbiatan Katolik, yang menerbitkan ribuan brosur dan tulisan rohani yang sangat berguna bagi pelajaran agama. Ia juga mendirikan tarekat religius Imam-imam Putera Hati Tak Bernoda Maria. Selagi Antonius masih hidup tarekat itu telah berkembang sampai ke Perancis, Afrika dan Amerika.

Pada tahun 1850 ia ditunjuk sebagai uskup agung kota Santiago, Kuba, oleh Paus Pius IX (1846 – 1878). Dalam rangka tugasnya ia menjelajahi seluruh pulau itu, membaharui pendidikan seminari dan mendirikan banyak organisasi sosial. Dalam kesibukan-kesibukan itu ia tetap memperhatikan hidup doa dan tapa. Dalam karyanya itu ia menemui banyak tantangan dari musuh-musuhnya. Suau kali ia dilukai di Holguin pada tahun 1858. Oleh Ratu Isabella II Antonius dipanggil kembali ke Spanyol untuk menjadi penasehat rohaninya. Dalam kedudukan itu ia berusaha keras memajukan devosi kepada Sakramen Mahakudus, Hati Tak Bernoda Maria dan Rosario Suci. Karena banyak kesibukannya untuk memajukan tarekatnya, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai uskup dan diangkat menjadi Direktur Escorial untuk kemajuan kesusasteraan, seni dan ilmu pengetahuan. Kegiatan-kegiatannya ini memasukkan dia ke dalam berbagai percobaan pembunuhan oleh musuhnya.

Pada tahun 1868 terjadi revolusi untuk menggulingkan Ratu Isabella II. Ratu melarikan diri ke Perancis bersama Antonius. Ia mengikuti juga Konsili Vatikan I dan gigih mempertahankan ajaran ‘infabilitas paus’ (ketidaksesatan paus dalam mengajar). Selesai konsili ia pulang ke Predes, Perancis. Tetapi di sana ia terpaksa melarikan diri ke biara Cistersian, dekat Narbone, karena orang-orang Spanyol mau menangkapnya. Ia wafat di biara itu pada 24 Oktober 1868 sebagai misionaris yang tangguh dalam mewartakan Tuhan.

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun