Senin, 17 Maret 2014

Imam & Religius Harus Hidup Sederhana

KONGREGASI VATIKAN: IMAM & RELIGIUS PERLU HIDUP HEMAT
Kantor Vatikan yang bertanggung jawab untuk sekitar 900 ribu imam, bruder, dan suster dalam ordo-ordo religius di seluruh dunia diminta mengevaluasi kembali kepemilikan mereka dan mengkritik ekonomi kapitalis pasar global karena tidak adil dengan orang yang membutuhkan di dunia.

Melalui sebuah konferensi dekat Vatikan, yang dihadiri  sekitar 500 bendahara dari ordo-ordo seluruh dunia, yang diadakan belum lama ini, kantor Vatikan itu mengacu kembali ke ajaran awal Gereja, yang menyerukan kaum religius menolak kekayaan untuk mengikuti Yesus.

Seruan itu disampaikan oleh Uskup Agung José Rodríguez Carballo, sekretaris Kongregasi Tarekat Hidup Bakti dan Hidup Kerasulan Vatikan, dalam pidato pembukaan konferensi itu.

Prelatus itu mengatakan, “Murid-murid tidak memiliki apa-apa, tidak ada roti, tidak ada uang dalam tas mereka.”

Mgr. Carballo  mengkritik ordo-ordo yang telah mengumpulkan harta selama bertahun-tahun: “Kita selalu menegaskan peningkatan misi, tapi kemudian uang itu tidak sampai pada misi.”

Mengumpulkan kekayaan seperti itu, kata uskup agung itu, “tidak baik di hadapan Allah … kehilangan memori Allah – melupakan orang miskin.”

Kantor Kongregasi itu menyelenggarakan konferensi pertama tersebut atas permintaan Paus Fransiskus.

Selama konferensi dua hari tersebut 15 pembicaraan dipilih oleh kantor kongregasi itu difokuskan pada pertanyaan praktis yang dihadapi ordo-ordo religius di seluruh dunia. Kaum religius perlu menanggapi kesenjangan dalam sistem ekonomi global.

Acara, yang diselenggarakan di Universitas Kepausan St. Anthony, yang dikelola oleh Fransiskan di Roma, mengkritisi sistem kapitalis, yang beberapa pembicara menyebutnya “struktur dosa” yang sengaja tidak hadir untuk kebutuhan kaum termiskin.

Bagaimana sikap Gereja dalam menanggapi sistem ekonomi global selama beberapa tahun terakhir, salah satu pembicara, Stefano Zamagni, mengatakan itu adalah “kesalahan yang tidak bisa dimaafkan” bahwa Gereja tidak secara terbuka mengkritik sistem kapitalis.

Zamagni, seorang profesor politik ekonomi Universitas Bologna di Italia, mengkritik model kapitalisme Amerika, yang menurutnya memungkinkan orang mengeksploitasi sumber daya alam untuk mengumpulkan kekayaan.

“Seorang Kristen tidak boleh menerima cara ini,” kata Zamagni. “Ini bukan saya mengatakan, tapi Kitab Suci yang mengatakan.”

Orang Kudus 17 Maret: St. Patrisius

SANTO PATRISIUS, USKUP & PENGKAU IMAN
Patrisius lahir di Inggris pada tahun 389. Ketika berusia 16 tahun, ia diculik oleh orang-orang Irlandia dan dibawa sebagai sandera ke Irlandia. Di sana Patrisius dijual sebagai seorang budak. Perlakuan yang tidak manusiawi menimbulkan kebencian yang sangat besar terhadap bangsa Irlandia. Namun lama kelamaan ia menyadari arti penculikan atas dirinya sebagai suatu jalan Tuhan baginya untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan. Kesadarannya akan cinta kasih Kristus yang besar pada manusia perlahan-lahan menghilangkan kebenciannya kepada bangsa Irlandia. Ia kemudian mulai lebih mencintai bangsa Irlandia yang belum mengenal Kristus. Ia merasa prihatin akan cara hidup orang Irlandia yang kafir itu. Ia bertekad untuk membawa orang-orang Irlandia kepada Allah dengan berusaha mempertobatkan mereka.

Untuk melaksanakan tekadnya itu, ia berjuang meloloskan diri dari cengkraman hidup sebagai budak. Ketika perjuangan ini berhasil, ia pergi ke Gallia (sekarang: Perancis) untuk mengikuti pendidikan di sana. Setelah menyelesaikan studinya, ia ditabhiskan menjadi imam. Tekadnya untuk mempertobatkan bangsa Irlandia mulai dilaksanakan. Ia kembali ke Irlandia sebagai seorang misionaris Kristus. Di sana ia kemudian di tabhiskan menjadi Uskup Irlandia. Ia berjuang keras untuk membawa bangsa kafir itu kepada pengenalan akan Kristus dan Injil. Dan dia berhasil dalam perjuangannya.

Pemimpin-pemimpin Irlandia yang masih kafir berhasil diyakinkannya dengan berbagai tanda ajaib. Panglima besar bersama seluruh anak buahnya ditobatkan dan dipermandikan. Pemuda-pemudi menyerahkan diri Yesus dengan mengikuti teladan Patrisius. Keberhasilan ini ditunjang dengan pembangunan sekolah-sekolah dan gereja-gereja di seluruh Irlandia. Patrisius dikenal sebagai seorang uskup yang rendah hati dan memimpin umatnya dengan penuh kasih sayang. Ia meninggal dunia pada tahun 461.

Renungan Hari Senin Prapaskah II - A

Renungan Hari Senin Prapaskah II, Thn A/II
Bac I   : Dan 9: 4b – 10; Injil        : Luk 6: 36 – 38

Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Daniel, penulis menyampaikan seruan atas nama rakyat Yahudi. Ia menyatakan kalau rakyat sudah berdosa terhadap Allah dengan berlaku fasik, tidak mengindahkan perintah Allah. Ini adalah dosa kesombongan, lebih mengandalkan diri sendiri dan mengesampingkan peran Allah.

Sejalan dengan seruan Daniel di atas, dalam Injil Yesus mengajak para murid-Nya untuk tidak berlaku sombong, melainkan bersikap murah hati. “Hendaklah kamu murah hati...” (ay. 36). Sikap tidak sombong atau sikap murah hati itu kemudian dijabarkan dengan sikap-sikap lain seperti tidak menghakimi atau menghukum orang lain dan mengampuni sesama.

Sabda Tuhan hari ini menarik untuk kita renungkan. Seruan Daniel ini menjadi seruan manusia jaman sekarang. Dan ajakan Yesus kepada para murid-Nya juga tertuju kepada manusia jaman sekarang. Apalagi saat ini merupakan masa prapaskah, masa tobat. Sejalan dengan masa prapaskah, sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk bertobat, mengakui dan menyesali dosa dan meninggalkannya serta kembali kepada Allah. Salah satu buah pertobatan, seperti yang dipesankan Tuhan lewat sabda-Ny hari ini adalah berlaku murah hati.

by: adrian