Jumat, 12 Januari 2018

PESAN PAUS FRANSISKUS UNTUK HARI ORANG SAKIT SEDUNIA XXVI

Saudara-saudari terkasih,
Pelayanan Gereja untuk orang sakit dan mereka yang merawatnya harus terus berjalan dengan daya semangat yang senantiasa dibarui, dalam kesetiaan pada amanat Tuhan (bdk. Luk 9: 2 – 6; Mat 10: 1 – 8; Mrk 6: 7 – 13) dan mengikuti teladan Yesus, Pendiri dan Gurunya.
Tema Hari Orang Sakit Sedunia tahun ini ditetapkan dari kata-kata yang diucapkan Yesus dari atas salib kepada Maria, Ibu-Nya, dan Yohanes: “Ibu, inilah anakmu ... inilah ibumu. Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.” (Yoh 19: 26 – 27).
1.     Kata-kata Yesus itu dengan terang benderang menerangi misteri salib, yang tidak menghadirkan tragedi keputus-asaan, namun lebih tepatnya menunjukkan kemuliaan-Nya dan kasih-Nya sampai akhir. Kasih itu menjadi dasar dan kaidah bagi komunitas kristiani dan hidup dari setiap murid Kristus.
Sebelum semua yang lain, kata-kata Yesus adalah sumber pangggilan keibuan Maria bagi seluruh umat manusia. Khususnya, Maria telah menjadi Ibu dari murid-murid Puteranya, yang menjaga mereka dalam perjalanan mereka sepanjang hidup. Seperti kita ketahui, perhatian ibu bagi anak-anaknya mencakup dimensi material dan spiritual.
Penderitaan salib yang tak terperikan menembus jiwa Maria (bdk. Luk 2: 35), tetapi tidak melumpuhkannya. Sungguh sebaliknya. Sebagai Ibu Tuhan, suatu langkah baru pemberian diri terbuka di hadapannya. Di atas salib, Yesus memperlihatkan perhatian-Nya bagi Gereja dan seluruh umat manusia, dan Maria dipanggil untuk berbagi perhatian yang sama. Dalam melukiskan pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, Kisah Para Rasul memperlihatkan bahwa Maria mulai melaksanakan perannya pada komunitas Gereja Perdana. Peran yang tidak pernah terhenti.
2.     Yohanes, murid yang dikasihi, adalah gambaran Gereja, umat mesianis. Dia harus mengakui Maria sebagai Ibunya. Untuk melaksanakannya, ia menerima Maria di dalam rumahnya, untuk menemukan model kemuridan di dalam diri Maria, dan untuk merenungkan panggilan keibuan yang telah Yesus percayakan kepadanya, dengan seluruh tanggung jawabnya: seorang Ibu penuh kasih yang melahirkan anak-anak yang cakap mencintai seperti amanat Yesus. Itulah mengapa panggilan keibuan Maria merawat anak-anaknya dipercayakan kepada Yohanes dan Gereja secara menyeluruh. Seluruh komunitas para murid termasuk di dalam panggilan keibuan Maria.