Minggu, 03 Mei 2015

Mari Manfaatkan Kantong Teh Bekas

ANEKA MANFAAT BEKAS KANTONG TEH
Setiap orang tentu sudah tak asing lagi dengan teh. Selain kopi, teh merupakan salah satu minuman favorit. Ia dapat diminum di saat sedang hangat ataupun dingin. Beberapa budaya menjadikannya sebagai suguhan wajib dalam setiap acara.

Perlu diketahui, asal mula teh adalah provinsi Yunnan, Cina Barat Daya. Pada awalnya teh digunakan sebagai bahan obat-obatan. Penggunaannya dengan cara mengunyah daun teh tersebut. Dalam perjalanan waktu, teh menjadi bahan minuman, sekalipun di balik minuman itu terkandung aneka khasiat bagi kesehatan. Di sini daun teh dikeringkan dan kemudian diseduh dengan dengan air panas. Biasanya dicampur dengan ramuan lain.

Ada dua metode penyajian teh. Ada yang menggunakan metode penyaringan. Bubuk atau rempah teh diletakkan pada sebuah penyaring lalu air panas ditiriskan di atasnya. Hasil tirisan itu ditampung pada sebuah wadah. Cara lain adalah dengan mencampurkan teh dengan air panas. Ini biasa dikenal dengan istilah the tubruk.

Perkembangan lanjut penyajian teh mengalami penyederhanaan. Teh berada di dalam sebuah kantong lalu kantong teh itu dicelupkan ke dalam air panas. Inilah yang dikenal dengan istilah teh celup. Dan inilah yang sekarang lazim ditemui dalam kehidupan kita.

Akan tetapi, setelah menikmati teh itu, biasanya kita membuang kantong teh itu ke tempat sampah. Belum pernah terpikirkan oleh kita untuk memanfaatkan bekas kantong teh itu. Padahal bekas kantong teh itu bisa digunakan untuk beberapa hal yang bermanfaat.

Setidaknya ada tiga manfaat kantong teh bekas. Pertama, meredakan mata bengkak atau merah. Caranya, tempelkan kantong teh bekas itu, yang sebelumnya sudah direndam di dalam air dingin, ke atas mata yang tertutup. Mata akan menjadi rileks. Kedua, menghilangkan bau di lemari. Teh dapat menyerap aroma bau tak sedap dari lemari kita. Letakkanlah beberapa kantong teh bekas pada sebuah wadah, kemudian simpan di dalam lemari. Ketiga, menjadi pupuk. Daripada dibuang di tempat sampah, lebih baik bekas kantong teh itu dicampurkan ke tanah di pekarangan atau pot tanaman. Teh dapat menjadi pupuk yang menyuburkan tanaman.

Demikianlah aneka manfaat bekas kantong teh. Kita tidak hanya menikmati minuman dari teh saja, melainkan aneka manfaat lainnya. Karena itu, mulai sekarang marilah kita memanfaatkan teh itu hingga tuntas. Jangan disia-siakan.
Batam, 16 Januari 2015
by: adrian, diolah dari Info Rumahku
Baca juga:
Jangan Sia-siakan Ampas Kopi

Penilaian Motif Keingintahuan

KUNCI JAWABAN TES KEINGINTAHUAN ANDA
Setelah mengerjakan soal yang diberikan, sekarang cocokkan dahulu jawaban Anda dengan kunci jawaban berikut ini.
1.       A                                              8.       A
2.       A                                              9.       B
3.       B                                              10.     B
4.       B                                              11.     A
5.       A                                              12.     B
6.       B                                              13.     B
7.       A                                              14.     A
Sesudah mencocokkan jawaban, sekarang hitunglah berapa jumlah jawaban Anda yang cocok dengan kunci jawaban di atas. Kemudian bandingkanlah dengan penilaian di bawah. Masuk kategori manakah Anda?
0 – 3            Motif ingin tahu Anda sangat rendah
4 – 5            Motif ingin tahu Anda rendah
6 – 9            Motif ingin tahu Anda rata-rata
10 – 11        Motif ingin tahu Anda tinggi

12 – 14        Motif ingin tahu Anda sangat tinggi

Renungan Hari Minggu Paskah V - B

Renungan Hari Minggu Paskah V, Thn B/I
Bac I  Kis 9: 26 – 31; Bac II                1Yoh 3: 18 – 24;
Injil    Yoh 15: 1 – 8;
Minggu lalu Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Gembala yang Baik. Dia menyerahkan nyawa-Nya untuk keselamatan kawanan domba-Nya. Minggu ini Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Pokok Anggur dan umat adalah ranting-rantingnya. Tuhan meminta kita untuk menghasilkan buah. Sebagaimana yang diketahui, ranting tidak akan bisa menghasilkan buah jika tidak menyatu dengan batangnya, demikian pula umat dapat menghasilkan buah jika bersatu dengan Kristus. Dengan kata lain, umat hanyalah sebagai sarana atau alat penyalur rahmat dan berkat Allah kepada sesama.
Hal ini ditekankan oleh Yohanes dalam suratnya yang pertama. Dalam bacaan kedua Yohanes mengajak jemaat untuk hidup dalam kasih. Kasih ini dapat dilihat sebagai “buah” yang jemaat hasilkan. Dan kasih itu dilakukan dalam kebenaran karena “kita berasal dari kebenaran”. Jadi, kasih yang dilakukan bukan semata-mata dorongan pribadi, melainkan dari kebenaran; dan kebenaran itu adalah Allah. Yohanes kembali mengutip perintah sang Guru bahwa dengan mengikuti perintah-Nya, yaitu kasih, jemaat hidup di dalam Allah, karena Allah adalah kasih.
Bacaan pertama, yang diambil dari Kisah Para Rasul, menceritakan bagaimana Paulus, yang sadar sudah menjadi ranting anggur, terpanggil untuk menyalurkan “buah-buah” anggur kepada orang banyak. Dikatakan bahwa dengan berani ia mengajar dalam nama Tuhan dan bersoal jawab dengan orang Yahudi yang berbahasa Yunani (ay. 28, 29). Di sini hendak dikatakan bahwa Paulus, yang masih memakai nama Saulus, setelah menyatukan dirinya dengan Kristus, mewartakan Tuhan Yesus yang wafat dan bangkit. Ini juga merupakan wujud “buah” dari penyatuan dengan Kristus sebagai Pokok Anggur.
Sabda Tuhan hari ini mau menegaskan kepada kita bahwa Tuhan Yesus adalah Pokok Anggur dan kita adalah ranting-rantingnya. Tuhan menghendaki kita untuk tetap bersatu dengan-Nya dan menghasilkan buah. Melalui sabda-Nya hari ini Tuhan menjelaskan kepada kita bahwa ada dua jenis buah yang harus dihasilkan, yaitu kasih dan mewartakan Injil. Kita diajak untuk hidup dalam kasih sebagaimana yang menjadi perintah utama-Nya. Kita juga diminta untuk senantiasa mewartakan Kristus dalam kehidupan kita, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Namun perlu disadari bahwa “buah” yang kita hasilkan itu bukanlah berasal dari diri kita sendiri, melainkan dari Kristus. Ini bertujuan supaya kita tidak jatuh ke dalam kesombongan.

by: adrian