Jumat, 31 Juli 2020

KENAPA ISLAM PALING NGOTOT GANYANG PKI. INI PENJELASANNYA


Ketika ada isu PKI (Partai Komunis Indonesia), ormas islam paling getol tampil menentang. Seperti saat demo menentang pembahasan Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP). Persaudaraan Aliansi (PA) 212, sebuah kelompok islam yang dulu menjatuhkan Basuki Tjahaya Purnama (BTP), tampil garang. Sekalipun di tengah bahaya pandemic covid-19, mereka turun ke jalanan tanpa memperhatikan protocol kesehatan. Bahkan anak-anak pun diikut-sertakan. Kelompok ini tekesan mempunyai tujuan luhur, yakni membela Pancasila. Ketua PA 212, Slamet Maarif, mengaku tak khawatir terjangkit virus covid-19 setelah berkerumun dalam demonstrasi menolak RUU HIP. Menurut Slamet, demonstran yang mengatas-namakan Aliansi Nasional Antikomunis itu rela mengorbankan hidupnya demi menyelamatkan Pancasila dan NKRI.
Jika diperhatikan dan dicermati aksi-aksi menentang komunisme dan antek-anteknya seperti PKI, kelihatan ormas-ormas islam ini terkesan mengidap fobia. Wikipedia mengartikan fobia sebagai rasa takut yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Ketakutan itu terkadang irrasional. Misalnya, orang fobia pada hantu, melihat bayangan saja sudah ketakutan, atau melihat di kejauhan daun melambai-lambai mengira hantu, atau mendengar suara kresek-kresek di kamar sebelah di malam gelap sudah ketakutan karena menyangka itu hantu, padahal hantunya sama sekali tidak ada. Secara sederhana, orang yang fobia mengalami ketakutan pada hal-hal yang sebenarnya tidak ada, atau takut pada hal-hal yang mirip, identik, mendekati dengan apa yang ditakuti.
Demikianlah dengan ormas-ormas islam. Ketika melihat ada gambar palu arit, mereka langsung bergejolak dan ketakutan akan bahaya kebangkitan komunisme atau PKI. Bahkan ketika ada seminar yang membahas komunisme pun langsung dituding dengan kebangkitan PKI. Hal seperti inilah yang terjadi saat demo menentang RUU HIP. Juru bicara PA 212, Novel Bamukmin, dalam acara diskusi di Kompas TV mengungkapkan kecurigaan kelompoknya akan tumbuhnya benih-benih komunisme yang tertuang dalam RUU HIP. Padahal bila membaca teks-teks RUU tersebut, sama sekali tidak ada indikasi ke sana. Pakar Komunikasi Univesitas Indonesia, Ade Armando, dalam acara yang sama menegaskan hal tersebut. Bagi Ade, pasal-pasal yang ada di RUU lebih pada pro rakyat, tidak ada unsur kebangkitan komunisme sebagaimana dicurigai kelompok PA 212.

Kamis, 30 Juli 2020

MUNGKINKAH ADA AGAMA DI BALIK AMBIL PAKSA JENASAH COVID-19

Sejak bulan Mei hingga kini, setidaknya sudah ada lebih dari 10 kasus pengambilan paksa jenasah yang diidentifikasi mengidap covid-19. Provinsi paling banyak kasus ini adalah Provinsi Jawa Timur (Pasuruan, Pamekasan, Gresik, Surabaya) diikuti oleh Provinsi Sulawesi Selatan. Daerah lain yang ada kasus ambil paksa adalah Aceh, Mataram dan Ambon. Tak jarang dalam proses pengambilan jenasah itu cara-cara kekerasan dilakukan. Dan kalau diperhatikan baik-baik, sebagian besar peristiwa itu terjadi di daerah dengan mayoritas pemeluk agama islam.
Peristiwa ambil paksa jenasah covid-19 ini sepertinya bertolak belakang dengan peristiwa penolakan jenasah covid-19. Setidaknya ada lebih dari 5 kasus penolakan jenasah covid-19 ini. Mereka yang menolak dilandasi pada ketakutan akan penyebaran virus covid-19. Dengan kata lain, warga sadar akan bahaya penyakit tersebut. Ketakutan itu dirasakan berlebihan sehingga menolak pemakaman jenasah covid di wilayahnya, sekalipun pemakaman itu dilakukan dengan standar tinggi. Artinya, bahaya penyebaran virus tidak akan terjadi, alias aman.
Berbeda dengan kasus ambil paksa jenasah. Bukan tidak mungkin mereka yang melakukan hal tersebut sebenarnya sudah tahu dan sadar akan bahaya yang ditanggung akibat dari perbuatannya. Setidaknya ada 2 dasar yang melandasi aksi pengambilan paksa jenasah covid-19 itu. Dasar pertama dan yang paling kuat adalah tidak percaya proses pemulasaran jenasah covid-19 dengan protokol covid-19. Pihak keluarga dan juga warga meragukan proses pemulasaran jenasah sesuai dengan tradisi yang berlaku. Ada sebagian warga percaya bahwa jenasah yang dimakamkan sesuai protokol covid-19, tidak dimandikan dan diproses sesuai ajaran yang ada.
Dasar kedua adalah pihak keluarga dan warga tidak percaya kalau jenasah meninggal karena covid-19. Hal ini disebabkan karena saat dibawa ke rumah sakit, keluhannya bukanlah covid, melainkan sesak nafas, tensi tinggi, jantung atau penyakit lainnya. Akan tetapi, ketika meninggal dan setelah dilakukan tes swab, pihak rumah sakit memvonisnya covid-19. Hal inilah yang meragukan pihak keluarga dan juga warga. Padahal, covid-19 hanya bisa dilakukan dengan proses medis, bukan hanya sebatas ucapan belaka, karena virus ini tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

TAK SEMUA ANAK DI SEKOLAH SWASTA BERASAL DARI KELUARGA MAMPU

Seorang ibu ingin agar anaknya mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Maklum, dia adalah seorang janda, yang telah ditinggal mati suami sekitar 5 tahun lalu. Seorang diri dia harus mengurus 4 orang anaknya. Kini keempat anaknya masih sekolah. Yang tertua masih duduk di bangku SLTA, sedangkan yang bungsu baru tahun kemarin masuk SD. Karena itulah, dia pergi ke RT untuk mendapatkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
Ketika ketua RT tahu bahwa anak-anaknya sekolah di sekolah swasta, ketua RT menolak untuk memberikan SKTM. Alasan ketua RT adalah bahwa yang sekolah di sekolah swasta adalah orang mampu. Beda dengan yang sekolah di sekolah negeri. Logikanya kurang lebih begini: sekolah negeri gratis, sedangkan swasta bayar. Karena bayar uang sekolah, berarti mampu, sedangkan tidak bayar berarti tidak mampu.
Dengan perasaan sedih, ibu itu pulang kembali ke rumah. Dengan terpaksa dia menguburkan mimpinya akan KIP bagi anak-anaknya. Mau tak mau dia harus bekerja lebih keras lagi agar anak-anaknya bisa mengenyam pendidikan.
Kisah di atas sungguh menyedihkan sekaligus memprihatinkan. Menyedihkan karena ketidak-adilan berperan bagi tumbuh suburnya kemiskinan, dan yang menyebabkan ketidak-adilan itu justru berasal dari aparat yang seharusnya berperan dalam mengentaskan orang miskin.
Dari kisah di atas terlihat ada kekeliruan cara berpikir. Ada pendapat bahwa yang bersekolah di sekolah swasta berarti mampu secara ekonomi, padahal belumlah tentu demikian. Ada banyak faktor kenapa orang bersekolah di sekolah swasta, termasuk anak-anak ibu tadi.

Rabu, 29 Juli 2020

KISAH BEJO DAN TUKANG CUKUR


Seorang tukang cukur sedang berdialog dengan pelanggannya yang rupanya adalah seorang pengusaha. Di sebuah pembahasan, dia mengatakan bahwa di kampungnya ini ada anak yang sangat bodoh. Sebut saja namanya Bejo. Dia mengatakan bahwa si Bejo ini anak yang tidak bisa berhitung.

Tak lama setelah diperbincangkan muncullah si Bejo di luaran pintu tukang cukur. Dengan bangganya si tukang cukur ini ingin menunjukkan kebenaran dari ceritanya ini tadi kepada pelanggannya.

“Bejo, sini! Ini ada uang Rp 1.000 dan Rp 5.000, kamu pilih yang mana?”

Dengan sigap si Bejo menyambar uang seribuan tukang cukur tersebut kemudian berlari. Dan nampak si tukang cukur tertawa lantang melihat apa yang dilakukan Bejo sesuai dengan prediksinya. 

Si pelanggan pun terheran dengan perilaku Bejo tersebut. Maka setelah potong, dia memutuskan untuk mencari si Bejo. Dan akhirnya dia menemukan Bejo sedang asyik menikmati es krim di kursi taman.

“Hei nak, kamu yang tadi di tempat tukang cukur tadi kan?

“Iya pak, ada apa?”

SEBUAH PESAN DARI FILM THE AMAZING SPIDER-MAN

Minggu siang (28 Juli) saya nonton film The Amazing Spider-man di televisi stasiun FOX Movie. Dalam adegan puncak diperlihatkan perjuangan spiderman untuk menggagalkan niat jahat The Lizard (manusia kadal). Namun Spiderman mendapat hambatan dari polisi. Kepala Kepolisian, yang adalah ayah Gwen (pacar si Spiderman), memerintahkan anak buahnya untuk menangkap Spiderman.
Tentu kita akan bertanya, kenapa harus Spiderman dan bukannya the lizard? Bukankah the lizard itu jahat? Bukankah polisi bertugas membasmi yang jahat? Kenapa Spiderman yang diurusi? Padahal Spiderman tak pernah melakukan kejahatan dan tak punya niat jahat kepada warga kota. Malahan Spiderman membantu polisi dalam memberantas kejahatan.

Nah, inilah letak masalahnya. Memang Spiderman mirip seperti polisi dalam memberantas kejahatan. Namun cara Spierman dalam menangani penjahat di luar batas kebiasaan; tidak seperti polisi. Jadi, di sini ada pertentangan antara kebiasaan dan keluarbiasaan. Polisi ingin agar penanganan kejahatan harus seperti biasanya. Mereka tidak mau menerima cara di luar kebiasaan, sekalipun cara tersebut memiliki tujuan yang sama dengan mereka dan lebih efektif.

Maka the lizard dengan bebas melaksanakan niat jahatnya. Sementara Spiderman, sambill terus memburu the lizard, ia harus bergulat membebaskan diri dari kejaran polisi. Para polisi hanya disibukkan dengan Spiderman.

Selasa, 28 Juli 2020

SENI “MENCETAK” MANUSIA

Dalam penilaian kinerja, mulai dari tingkat supervisor sampai manajer senior, aspek “developing others” bisa dipastikan selalu ada di antara penilaian kompetensi. Hal ini jelas menunjukkan bahwa kita meyakini kegiatan pengembangan anak buah ini sangat penting. Kita sadar bahwa apapun bisnis dan organisasinya, manusia adalah aset “intangible” terpenting, bahkan juga aset terbesar. Pertanyaannya, dalam organisasi kita, berapa banyak dari jajaran pimpinan yang sudah mendapat nilai “baik” atau “memuaskan” pada aspek developing others ini? Sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa di banyak perusahaan, bahkan perusahaan yang dinilai memiliki sistem talent management yang sudah mumpuni, skor developing others ini mayoritas rendah dibandingkan dengan skor-skor lainnya. Apakah ini disebabkan masing-masing individu cenderung semata memikirkan karier pribadinya daripada masa depan anak buah atau masa depan perusahaan?
Kita bisa merasa sedikit lega karena penelitian menunjukkan bahwa kesadaran bahwa manusia itu penting tetap ada. Tantangannya adalah karena pengembangan manusia ini memakan waktu yang panjang dan membutuhkan keseriusan serta pendalaman mengenai sifat manusia. Kesulitan menguasai aset bisnis paling berharga ini kadang menyebabkan aktivitas pengembangan manusia menjadi seperti lingkaran setan. Semakin tidak bisa mendalaminya, semakin kita merasakan kesenjangannya. Semakin merasakan kesenjangan, semakin kita merasa kesal terhadap kondisi sumber daya manusia yang tidak akomodatif. Pada akhirnya, kita lebih sering mengeluh dan memiliki anggapan  bahwa memang manusianya yang payah dan tidak mau dikembangkan.

Mentalitas Perajin

PERJALANAN PANJANG HIDUP SELIBAT KAUM RELIGIUS KATOLIK


Selibat Rohaniwan Katolik adalah aturan di beberapa gereja partikular yang membentuk Gereja Katolik yang hanya memperbolehkan pria yang tidak menikah saja yang dapat ditahbiskan menjadi imam. Aturan yang sama juga dijunjung oleh beberapa gereja lainnya dalam hal pentahbisan menjadi gembala (uskup, pendeta, rasul) gereja tersebut.
Pemimpin gereja-gereja partikular Katolik yang mentaati aturan ini adalah Ritus Latin, namun, di antara Gereja-gereja Katolik Timur, setidaknya Gereja Katolik Ethiopia menerapkannya juga.
Dalam konteks ini, "selibat" mempertahankan arti sesungguhnya dari "tidak menikah", dan tidak merujuk pada penahanan nafsu atau puasa dari hubungan seksual yang bisa juga dilakukan oleh pihak-pihak yang telah menikah.
Di seluruh Gereja Katolik, baik di Timur maupun di Barat, sebagaimana juga di Gereja Ortodoks Timur dan di Gereja Ortodoks Oriental, seorang imam tidak boleh menikah. Untuk bisa menjadi seorang imam yang menikah, dalam beberapa gereja dan kasus, maka seseorang harus menikah dahulu sebelum ditahbiskan. Gereja Katolik, Gereja Ortodoks Timur dan Gereja Ortodoks Oriental, tanpa pengecualilan, menutup kemungkinan pentahbisan bagi pria yang telah menikah untuk menjadi imam.
Hukum selibat klerik dianggap bukan sebuah doktrin, namun sebuah aturan. Beberapa pengecualian kadang-kadang dibuat, terutama dalam kasus rohaniwan Protestan yang pindah ke dalam Gereja Katolik, dan aturan ini, secara teori, bisa diubah bagi semua macam pentahbisan imam. Namun, selibat klerik ini dinilai sebagai sebuah kesaksian yang berharga bagi iman Kristiani dan sebagai sebuah jalan untuk mengikuti teladan Kristus dan kehidupan selibat-Nya.

Senin, 27 Juli 2020

MEMAHAMI PERSELINGKUHAN DARI SUDUT PANDANG PRIA


Selingkuh adalah sebuah kata yang sangat ditakuti saat orang hendak membangun sebuah relasi. Bukan hanya relasi cinta suami-istri atau relasi pacaran saja, melainkan relasi koalisi dalam dunia politik. Dalam dunia politik sering kali terdengar istilah pecah kongsi, di mana awalnya berkoalisi namun akhirnya berpisah karena adanya salah satu partai yang berselingkuh atau tidak setia pada komitmen. Karena itu, dalam dunia politik dikenal adagium ini: tak ada teman yang abadi; yang abadi hanyalah kepentingan. Namun apakah dengan demikian berarti juga dalam relasi suami – isteri?
Minggu lalu kita sudah melihat ulasan umum tentang selingkuh. Kali ini kami akan menurunkan tulisan soal selingkuh dari aspek kaum laki-laki. Mengapa laki-laki selalu diidentikkan sebagai tukang selingkuh? Apa konsep selingkuh bagi laki-laki? Bagaimana sikap pria jika pasangannya yang selingkuh? Tak lupa bagian akhir tulisan ini kami menawarkan solusi yang sedikit berguna.
1.    Pria Suka Selingkuh
Selingkuh kini sudah bersifat universal. Tak hanya kaum eksekutif yang memiliki banyak uang yang bisa melakukan selingkuh. Profesi apa pun, bahkan tukang becak sekalipun, bisa melakukan selingkuh. Namun, karena kaum eksekutif kadang merupakan public figure, perselingkuhan yang dilakukannya pun menjadi perbincangan yang hangat di masyarakat.
Seperti survei dilakukan oleh majalah Eksekutif terhadap 500 pria eksekutif di Jakarta untuk mengamati masalah perselingkuhan. Hasil survei yang dipublikasikan melalui Facebook rupanya mendapat respons dari ribuan orang. Banyaknya pro dan kontra ini menunjukkan antusiasme masyarakat memperbincangkan masalah perselingkuhan. Banyak pula yang mempertanyakan keakuratan data karena contoh yang diambil belum tentu mewakili kaum eksekutif. Namun, survei ini terbukti menarik perhatian masyarakat untuk berkomentar. Perselingkuhan ternyata sudah dianggap sebagai hal yang biasa, yang menurut para tokoh ini tak perlu terlalu diperdebatkan.

Minggu, 26 Juli 2020

PAUS FRANSISKUS: KESABARAN TUHAN MEMBUKA HATI KITA UNTUK BERHARAP


Pada doa angelus di hari Minggu, 19 Juli 2020, Paus Fransiskus berdoa agar Perawan Maria yang Terberkati bisa “membantu kita memahami dan meniru kesabaran Allah, yang ingin agar tidak anak-anak-Nya yang hilang, yang Dia kasihi dengan kasih seorang Bapa.” Dengan perumpamaan tentang gandum dan ilalang, Yesus membantu kita memahami kesabaran Tuhan, membuka hati kita untuk berharap, jelas Paus Fransiskus.

Dalam bacaan Injil hari itu, Yesus menceritakan perumpamaan tentang orang yang menanam gandum yang baik di ladangnya. Di malam hari musuh menabur benih lalang di antara gandum itu. Ketika gandum dan lalang mulai tumbuh bersama, hamba-hamba tuan ladang itu ingin mencabut lalang itu. Namun, sang guru menyuruh mereka menunggu sampai panen, karena takut mereka akan mencabut gandum saat mereka mencabut lalang itu.

Di antara kita, dapat dikatakan bahkan hari ini, tanah telah dihinggapi begitu banyak herbisida, pembunuh lalang, dan racun yang membahayakan diri kita sendiri dan bumi. Dalam perumpamaan itu penguasa ladang adalah Tuhan, “yang hanya menabur benih yang baik,” dan “tujuannya adalah panen yang baik.” Musuh adalah setan, “lawan klasik Allah” yang karena iri dan permusuhan berupaya menghancurkan pekerjaan Allah. “Niat setan adalah menghalangi pekerjaan keselamatan, menghalangi kerajaan Allah melalui pekerja jehat, penabur dalam skandal,” urai Paus Fransiskus. Gandum dan lalang bukanlah simbol kebaikan dan kejahatan abstrak, tetapi representasi manusia, “yang bisa mengikuti Tuhan atau setan.”

Paus Fransiskus mencatat, berkali-kali kita juga mendengar tentang keluarga atau komunitas yang damai tiba-tiba terbelah oleh konflik, iri hati. “Hal-hal buruk mulai terjadi,” papar Paus Fransiskus seraya melihat bagaimana kita menuduh seseorang menabur gosip.

Jumat, 24 Juli 2020

MENEMUKAN KEALLAHAN YESUS DALAM AL-QUR'AN

Soal keselamatan, ada perbedaan mendasar antara orang kristen dan islam. Orang Kristen sudah menerima anugerah keselamatan, sedangkan orang islam masih terus berdoa siang dan malam meminta-minta untuk diberi keselamatan. Dari situ timbul semangat untuk mengkaji lebih dalam pernyataan ayat-ayat Al-qur'an, mulai dari surah al-Fatiha sampai surah an-Nas. Penekanan surah al-Fatiha terletak pada ayat 5 dan 6, dimana manusia diperintahkan untuk menyembah dan meminta pertolongan hanya kepada Allah saja, supaya manusia diberi hidayah Allah ke jalan yang lurus.
Ketika terus membaca Al-qur'an ayat demi ayat, surat demi surat ditemukan jawabannya yang berbunyi: "Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberi pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang hari kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. (QS 43: 61)
Di situ Al-qur'an menyatakan bahwa Isa memberi pengetahuan tentang hari kiamat. Timbul pertanyaan dalam hati: "Bukankah hanya Allah SWT yang mengetahui tentang hari kiamat itu?" Sebab menurut pernyataan Al-qur'an, pengetahuan tentang hari kiamat hanya milik Allah. "Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan Hari Kiamat itu..." (QS. 31: 34).
Tapi mengapa Isa juga mengetahui? Lalu siapakah sebenarnya sosok manusia yang bernama Isa itu? Jawabannya ada dalam surat Ali Imran. Pada ayat 45 tertulis: "Ketika Malaikat berkata: Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat dari pada-Nya namanya Al masih Isa Putra Maryam. Seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang yang terdekat dengan Tuhan".
Orang yang mempunyai mata rohani tentulah akan merasa tersentak melihat pernyataan ayat itu. Karena dengan jelas dan tegas ayat itu mengatakan bahwa Isa adalah Kalam atau Firman dari Allah. Kata Almasih artinya yang diurapi, yang ditahbiskan atau yang dinobatkan, serta diikuti dengan kalimat terkemuka di dunia dan di akhirat. Jadi, Isa itu pada hakikatnya adalah Firman Allah yang menjadi manusia diurapi dengan status kedudukan terkemuka di dunia dan di akhirat

Kamis, 23 Juli 2020

KENALILAH BATU BESAR DALAM HIDUPMU


Beberapa waktu lalu aku sedang membaca sebuah artikel seorang ahli di bidang manajemen waktu. Suatu hari si ahli ini berbicara di depan sekumpulan mahasiswa bisnis dan untuk mengungkapkan suatu poin, ia menggunakan sebuah ilustrasi yang tak akan pernah dilupakan mahasiswa itu. Setelah aku membagikannya pada kamu, aku berharap kamu juga tak akan melupakannya.
Saat orang ini berdiri di depan sekumpulan para mahasiswa pintar dan berprestasi ia berkata, “Oke, saatnya kuis.” Ia kemudian membawa sebuah galon air, sebuah guci besar dan menatanya di sebuah meja di depannya. Ia melanjutkannya dengan membawa satu lusin batu berukuran kepalan tangan dan dengan hati-hati memasukkannya satu per satu ke dalam guci tersebut.
Saat guci tersebut terisi sampai ke atas dan tidak ada lagi batu yang muat di dalam, ia bertanya, “Apakah guci ini sudah penuh?” Setiap orang di kelas berkata, “Ya.” Kemudian ia berkata, “Benarkah?” Ia menunduk dan mengambil satu ember kerikil. Kemudian ia menumpahkan beberapa kerikil ke guci dan mengguncang-guncangkannya, menyebabkan kerikil tersebut berhasil menempati ruang-ruang di antara batu-batu. Ia tersenyum dan bertanya sekali lagi, “Apakah guci ini sudah penuh?”

Rabu, 22 Juli 2020

KUPAS TUNTAS TENTANG MARIA MAGDALENA


Hari ini Gereja Katolik merayakan peringatan Santa Maria Magdalena, salah satu tokoh wanita yang hadir dalam hidup Yesus. Ada banyak informasi bias mengenai dirinya. Delapan tahun lalu blog budak-bangka menurunkan tulisan seputar sosok orang kudus ini. Tulisan-tulisan tersebut bermaksud untuk membuka wawasan pengetahuan pembaca sehingga benar-benar paham akan sosok orang kudus ini. Ketiga tulisan itu adalah:
Untuk membaca artikel-artikel di atas, langsung saja klik pada judul tulisannya. Selamat membaca!!!

Selasa, 21 Juli 2020

KEPERCAYAAN ADALAH FONDASI DARI SEMUA HUBUNGAN


"Perekat yang menyatukan suatu hubungan, termasuk hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin adalah kepercayaan, dan kepercayaan itu dibangun atas dasar integritas." Demikian kata Brian Tracy. Kepercayaan adalah fondasi dari semua hubungan. Hubungan kerja, bisnis, kepemimpinan dan tentu saja cinta dibangun atas dasar kepercayaan. Tanpa itu, sebuah hubungan tak akan berjalan, sebuah organisasi pun akan kacau, karena relasi itu dipenuhi dengan saling curiga dan saling menjatuhkan.
Bayangkan jika kita berada dalam sebuah lingkungan, hubungan atau organisasi tanpa kepercayaan, para pekerjanya saling curiga satu sama lain dan para atasannya berusaha mempertahankan posisinya masing-masing dengan segala cara. Organisasi seperti itu sangat rapuh dan tinggal menunggu waktu untuk hancur.
Sebagai seorang pemimpin, kita harus meluangkan banyak waktu untuk membangun kepercayaan dari bawahan atau pengikut kita. Kepercayaan itu sebenarnya dibangun atas fondasi sederhana. Jalanilah kehidupan dengan penuh integritas dan hormati orang lain. Konsistensi dalam kata dan perbuatan. Melakukan dan menepati apa yang kita katakan pada orang lain. Untuk itu semua dibutuhkan komunikasi yang dialogal.

Senin, 20 Juli 2020

AKU DEKAT, AKU DAPAT


Pagi itu saya keluar dari pastoran sekitar jam 07.00. Saya mau mencari inspirasi buat bahan retret kaum muda-remaja wilayah St. Mikael, Tanjung Batu. Hari Minggu lalu (7 Juli) setelah misa, dua remaja, Paulina dan Wiliam, menghampiri saya dan langsung minta diadakan retret untuk mengisi liburan. Setelah berbagai pertimbangan soal tempat dan waktu dikemukakan, akhirnya diputuskan retret diadakan pada tanggal 23 – 25 Juli.
Saya menyusuri jalan lingkar, mencari pondok yang bisa dijadikan tempat untuk merenung. Awalnya saya menemukan “pondok”, yang biasa dipakai orang untuk memancing, di ujung aspal jalan lingkar. Saya masuk dan duduk sebentar di situ sambil menikmati suasana. Baru duduk sekitar 15 menit, cahaya matahari, yang sebelumnya diselimuti awan sehingga terasa sejuk, mulai menyengat kulit. Saya sedikit merasa terganggu karena tidak bisa berkonsentrasi. Akhirnya saya memutuskan pindah, mencari tempat lain.
Kembali saya menyusuri jalan lingkar yang belum beraspal, menuju arah PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara). Tak jauh dari PLTB ada sebuah pondok kecil yang biasa digunakan orang proyek untuk mengawasi proyek penimbunan dan pembuatan jalan lingkar. Tak ada orang di sana. Situasinya teduh dari sinar mentari. Karena itu saya ke pondok itu. Di pondok itu ada sebuah kursi dan meja. Sangat cocok untuk merenung dan menulis. Apalagi pandangannya langsung ke laut.
Tak lama saya di pondok itu, tiga orang pemuda dengan sebuah motor bebek menghampiri pondok, tempat saya merenung. Setelah berhenti di depan pondok, samping motor saya, seorang dari mereka turun dan kemudian dua lainnya pergi berlalu. Tinggallah kami berdua di pondok itu. Saya memulai pembicaraan dengan bertanya soal pekerjaannya.

Minggu, 19 Juli 2020

INILAH PERSYARATAN ADMINISTRATIF PERKAWINAN KATOLIK


Beberapa hari lalu ada seorang pemuda datang ke pastoran mau ketemu dengan pastor. Kebetulan yang ada waktu itu cuma saya, maka sayalah yang menghadapinya. Kepada saya dia mengaku ingin curhat. Saya persilahkan dia duduk; dan kami duduk di ruang tengah pastoran.
Ternyata pemuda ini hanya mau mencari informasi soal persiapan nikah. Calonnya dari gereja lain dan tinggal di Batam. “Apa yang harus kami persiapkan?” tanya cowok itu kepada saya.
Ketika saya tanyakan apakah mereka sudah mengikuti Kursus Persiapan Pernikahan (KPP), dia menjawab: belum. Lalu saya tanyakan posisi calon istrinya di Batam, hanya untuk mengetahui masuk paroki mana, sehingga pengaturannya lebih mudah.
Hal lain yang disampaikannya adalah bahwa calonnya bukan katolik, melainkan dari gereja protestan. Selain itu dia beritahukan juga bahwa mereka akan melangsungkan pemberkatan pernikahannya di kampung halaman si cowok.
Persiapan untuk Menikah
Dibutuhkan banyak persiapan sebelum melangsungkan pernikahan dengan orang yang dicintai. Saya membaginya menjadi 3 bagian. Memang pemuda yang datang kepada saya itu lebih menekankan pada satu aspek persiapan saja, yaitu persiapan administrasi.

Sabtu, 18 Juli 2020

KUPAS TUNTAS TENTANG PERSELINGKUHAN


Selingkuh adalah sebuah kata yang sangat ditakuti ketika orang hendak membangun sebuah relasi. Bukan hanya relasi cinta suami-istri atau relasi pacaran saja, melainkan relasi koalisi dalam dunia politik. Dalam dunia politik sering kali terdengar istilah pecah kongsi, di mana awalnya berkoalisi namun akhirnya berpisah karena adanya salah satu partai yang berselingkuh atau tidak setia pada komitmen. Karena itu, dalam dunia politik dikenal adagium ini: tak ada teman yang abadi; yang abadi hanyalah kepentingan.
Tulisan ini lebih menyoroti masalah perselingkuhan dalam relasi suami-isteri dan bisa juga dikenakan pada relasi pacaran. Masalah selingkuh sudah menjadi momok dalam kehidupan. Jika terjadi dalam kehidupan, tentulah akan sangat menyakitkan hati. Apalagi bila pasangan hidup itu selalu terlihat baik di depan mata. Selingkuh bisa menjadi biang kehancuran sebuah rumah tangga atau retaknya hubungan pacaran. Ada begitu banyak hubungan pisah hanya karena masalah selingkuh.
Bisa dikatakan bahwa semua orang, baik pria maupun wanita, sebenarnya tidak mau adanya perselingkuhan dalam hubungan mereka. Atau, orang mau kesetiaan. Akan tetapi, kenapa tetap saja ada perselingkuhan?
Mulai minggu ini hingga 2 minggu mendatang kami akan menampilkan tulisan yang mengupas masalah seputar perselingkuhan. Untuk minggu ini kami turunkan tema selingkuh secara umum. Minggu depan (hari Rabu, 25/06) kami akan sajikan tema selingkuh dari kaca mata kaum Adam, sedangkan dari kaca mata perempuan ditampilkan minggu depannya lagi. Semoga tulisan ini dapat membuka wawasan dan berguna bagi kehidupan.
Mitos tentang Selingkuh!

Jumat, 17 Juli 2020

UMAT ISLAM HARAM DUKUNG MANCHESTER UNITED, INI PENJELASANNYA

Berawal dari video viral Tours les Jours tentang larangan ucapan hari raya non muslim di produk makanan sebagai syarat keluarnya sertifikasi halal, Kompas Tv mengadakan dialog dengan Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Kementrian Agama (Sukoso) dan Direktur Eksekutif Indonesia Halal Watch (Ikhsan Abdullah) dalam acara Sapa Indonesia Malam. Acara tersebut dipandu oleh Sofie Sarief (cuplikan acaranya dapat ditonton di sini).
Mulai menit ke-4 acara memasuki diskusi. Saudari Sofie mengawali diskusi dengan Bapak Ikhsan Abdullah. Ia mengonfirmasi bahwa Halal Wacth sering berkoordinasi dengan MUI terkait dengan sertifikasi halal. Kemudian sdri Sofie mengungkapkan sebuah screen capture dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetik MUI yang beredar luas. Sdri Sofie ingin meminta penegasan apakah screen capture itu benar atau hoax. Dikatakan bahwa dalam poin 3 tentang produk yang tidak disertifikasi; pada poin (3.d) mengacu pada nama produk yang mengarah kepada hal-hal yang menimbulkan kekufuran dan kebatilan seperti, coklat valentine, biskuit natal dan mie gong xi fat chai.
Dari pernyataan tersebut dapatlah dikatakan apakah produk yang diberi label seperti coklat valentine, biskuit natal atau mie gong xi fat chai masuk ke dalam ketegori produk yang mengarah kepada kekufuran dan kebatilan sehingga produk tersebut tidak akan diberi sertifikasi halal. Dengan kata lain, produk tersebut haram bagi umat muslim.
Bapak Ikhsan Abdullah sama sekali tidak menjawab secara tegas dan to the point. Ia hanya berdiplomasi dengan mengalihkan ke produk lain seperti rawon setan. Dikatakan bahwa rawon setan tidak akan dikeluarkan sertifikasi halal. Sekalipun hal tersebut hanya sekedar gimmick marketing. Untuk mendapatkan sertifikasi halal, maka tidak boleh menggunakan nama-nama yang berkaitan dengan rawon setan, tahu kuntilanak. Sekalipun bahan dan cara pengolahannya sudah sesuai dengan ajaran islam, tetap saja tidak akan mendapat sertifikasi halal, alias produk tersebut dianggap haram.

Kamis, 16 Juli 2020

INI EFEK TIDUR TANPA CELANA DALAM


Banyak orang mungkin merasa aneh ketika mendengar saran untuk tidur tanpa menggunakan celana dalam. Tentulah yang dimaksudkan di sini bukan berarti tidur tanpa ditutupi sehelai benang pun, alias telanjang bulat. Kita bisa saja tetap menggunakan sarung, pakaian tidur, atau daster (khusus cewek). Akan tetapi, tidur tanpa mengenakan celana dalam mempunyai aneka manfaat bagi kesehatan, mulai dari mencegah infeksi hingga menghindari bakteri berkembang biak pada aera kemaluan.
Dikutip dari Glamour, para ahli menyebut tidur tanpa mengenakan celana dalam baik bagi kesehatan area intim wanita. Memakai celana dalam saat tidur, apalagi yang terlalu ketat, dapat menyebabkan daerah vagina menjadi lembab. Hal ini dapat memicu bakteri jahat berkembang biak di daerah vagina, bahkan bisa masuk ke dalam. Orang perlu membuat daerah tersebut tetap kering dan bersih. Apabila area intim itu tertutup terus, terutama oleh kain yang tidakmenyerap kelembaban maka bisa menciptakan tempat berkembang biak yang sempurna bagi bakteri.
Tidur tanpa celana dalam dapat juga mengurangi iritasi dan cedera pada area intim baik pria maupun wanita. Iritasi dan cedera ini bisa menyebabkan infeksi jika sering terjadi atau tidai segera diobati. Jika merasa kurang nyaman saat tidur tanpa menggunakan celana dalam, disarankan untuk menggenakan celana pendek yang longgar dan nyaman tanpa celana dalam, atau memakai sarung. Hal ini dapat mengurangi gesekan di sekitar area intim.
Tidur dengan celana dalam dapat mempengaruhi kesuburan dan meningkatkan resiko infeksi. Bagi pria, tidur dengan celana dalam yang ketat dapat menyebabkan komplikasi pada kesuburan mereka. Penelitian dari Universitas Sheffield dan Universitas Manchester menemukan bahwa celana dalam yang ketat mempunyai dampak pada kesuburan. Mereka yang menggenakan celana pendek yang longgar ternyata mempunyai jumlah sperma berkualitas lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang menggunakan celana dalam ketat.
Sebenarnya, saran kesehatan ini berlaku juga untuk BH atau kutang. Disarankan agar kaum perempuan tidur tidak menggunakan BH. Hal ini bermanfaat untuk kelancaran peredaran darah. Tidur tanpa BH dapat meningkatkan relaksasi yang berdampak pada kualitas tidur. Tanpa menggunakan BH orang bisa menikmati istirahatnya.
by: adrian, diolah dari Detik Health

Rabu, 15 Juli 2020

DEVOSI KEPADA SANTO YUDAS TADEUS

Hidup selalu dipenuhi dengan masalah. Ada yang kecil ada pula yang besar. Datangnya pun tidak pernah diduga. Terkadang menghadapi permasalahan dalam hidup, kita sering kehilangan akal dan bahkan iman. Tak jarang, ketika masalah tak selesai, kita menyalahkan Tuhan; mengatakan bahwa Dia tidak peduli kepada kita.
Tuhan tak pernah meninggalkan kita, bahkan di saat kita menghadapi masalah. Tuhan juga menyediakan untuk kita “asisten” yang siap membantu kita, “bagaikan awan yang mengelilingi kita” (Ibr 12: 1). Salah satunya adalah Santo Yudas Tadeus. Berhadapan dengan masalah, tak salah jika kita datang memohon bantuan pada St. Yudas Tadeus. Berikut ini adalah langkah-langkah doanya.

PAUS FRANSISKUS: MENERIMA SABDA TUHAN BERARTI MENERIMA KRISTUS


Dalam Angelus hari Minggu, 12 Juli lalu, dari jendela studionya di atas Lapangan Santo Petrus, Paus Fransiskus menarik inspirasi dari Injil hari itu (Mat 13: 1 – 23) saat Yesus menceritakan perumpamaan tentang sang penabur kepada orang banyak. Perumpamaan tersebut disebut sebagai ibu dari semua perumpamaan, karena perumpamaan itu berbicara tentang mendengarkan Sabda. Perumpamaan tersebut menceritakan kisah seorang penabur yang melemparkan benih ke empat jenis tanah yang berbeda.
Paus Fransiskus menjelaskan sabda Tuhan yang dilambangkan dengan benih, bukanlah sabda yang abstrak, tetapi adalah Kristus sendiri, sabda Allah yang menjadi daging di dalam rahim Bunda Maria. Karena itu, menerima sabda Tuhan sama artinya dengan menerima pribadi Kristus. Ada banyak cara untuk menerima sabda Tuhan. “Kita mungkin melakukannya seperti di pinggir jalan, dimana burung segera datang dan memakannya sampai habis,” jelas Paus Fransiskus. Ini merupakan penyimpangan dan bahaya besar zaman kita, ingat Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus melanjutkan, “dikelilingi banyak obrolan ringan, banyak ideologi, kebingungan terus menerus di dalam dan di luar rumah, kita bisa kehilangan semangat untuk diam, untuk merenung, untuk berdialog dengan Tuhan sehingga kita beresiko kehilangan iman kita.”
Cara lain untuk menerima sabda Tuhan, tegas Paus Fransiskus, adalah “di tanah yang berbatu, yang tidak banyak tanahnya.” Di sana benih-benih segera tumbuh, namun segera layu karena akar-karnya tidak bisa masuk sampai ke kedalaman.” Itulah gambaran antusiasme sesaat, meskipun itu masih dangkal; tidak menerima sabda Tuhan. “Dengan cara ini, pada kesulitan, ketidak-nyamanan atau gangguan kehidupan pertama, iman yang masih lemah itu larut, seperti benih layu sehingga jatuh di antara batu-batu.”

Selasa, 14 Juli 2020

KISAH TENTANG 5 ORANG RAHIB


Permintaan yang mendesak dari Lama di Selatan sampai kepada Lama Agung di Utara. Ia meminta seorang rahib yang bijak dan suci untuk membimbing hidup rohani para calon rahib. Setiap orang heran ketika Lama Agung mengirim sampai lima orang rahib. Orang yang bertanya-tanya dijawabnya demikian, “Untung jika salah satu dari lima rahib itu akhirnya sampai kepada Lama di Selatan.”
Para rahib itu sudah menempuh perjalanan selama beberapa hari, ketika seorang kurir menghampiri mereka. Katanya, “Imam di desa kami meninggal. Kami membutuhkan seorang pengganti.” Desa itu rupanya makmur dan menarik; lagi pula penghidupan imamnya amat terjamin. Salah seorang rahib merasa terdorong untuk menggembalakan umat. “Aku bukan murid Buddha sejati,” katanya, “Kalau aku tidak tinggal di sini untuk melayani mereka.” Maka ia tidak melanjutkan perjalanannya.
Beberapa hari kemudian tibalah mereka di istana seorang raja, yang tertarik kepada salah seorang rahib. “Tinggallah di sini,” kata raja. “Dan aku akan memberikan puteriku kepadamu. Jika aku mati, engkaulah yang akan menggantikan aku menduduki takhta kerajaan.” Hati rahib ini tertarik pada sang puteri yang cantik dan pada takhta kerajaan. Ia berkata, “Apakah ada kesempatan yang lebih baik untuk meningkatkan peri kehidupan rakyat di sini daripada menerima kedudukan raja? Aku bukan murid Buddha sejati jika aku tidak menerima kesempatan ini untuk mengabdi agama.” Ia tidak berjalan terus.
Tiga orang yang masih sisa meneruskan perjalanan. Pada suatu malam, di sebuah daerah pegunungan, mereka menginap di sebuah gubuk yang hanya didiami oleh seorang gadis manis. Ia menerima mereka dengan ramah. Ia bersyukur kepada Tuhan karena Ia telah mempertemukannya dengan para rahib ini. Orang tua gadis itu dibunuh perampok dan ia tinggal sendirian penuh ketakutan. Di pagi harinya, pada waktu mereka mau berangkat, seorang rahib berkata, “Aku akan tinggal bersama gadis ini. Aku bukan murid Buddha sejati kalau tidak berbelas kasih pada sesama.” Ia orang ketiga yang berhenti.

Minggu, 12 Juli 2020

TIPS MENJAGA DAN MERAWAT ALAT REPRODUKSI


Sejak kecil kita sudah diajarkan untuk memelihara kebersihan. Sayangnya, kebersihan organ seksual tak pernah dibicarakan. Padahal, memelihara kebersihan area rahasia itu sangat penting.
Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ-organ seksual atau reproduksi, merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan kita. Apalagi kita tinggal di daerah tropis yang panas dan bikin kita berkeringat. Keringat ini membuat tubuh kita lembap, terutama pada organ seksual dan reproduksi yang tertutup dan berlipat. Di wilayah tubuh seperti itulah bakteri mudah berkembang biak hingga menimbulkan bau tak sedap dan penyakit. Karena itu kita harus menjaganya, antara lain dengan cara:
Ø  Mandi dua kali sehari.
Ø  Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah buang air kecil dan besar.
Ø  Mencuci bagian luar organ-organ seksual kita dengan air dan sabun, terutama setiap selesai buang air kecil dan besar.
Ø  Tidak menggunakan air kotor untuk mencuci wilayah sensitif itu karena potensial mengundang bakteri dan kuman.
Ø  Mengganti celana dalam minimal 2 kali sehari.

Sabtu, 11 Juli 2020

MARI KITA OLAH KEMBALI SAMPAH


Hidup kita tak pernah lepas dari sampah. Ada begitu banyak jenis sampah di sekitar kita. Sampah sering menjadi masalah. Timbunan sampah yang dihasilkan terus bertambah seiring dengan bertambahnya penduduk kota. Sehari setiap warga kota menghasilkan rata-rata 900 gram, dengan komposisi: 70% sampah organik dan 30% sampah anorganik. Yang dimaksud sampah organik adalah sampah yang berasal dari benda hidup, seperti sisa makanan, sisa sayuran, ikan, buah-buah, daun, ranting, ampas kelapa dsbnya. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda buatan seperti plastik, kaleng, besi, plastik air kemasan, plastik sisa sampo, kaca, kain perca dsbnya.
Sebagian besar sampah di kota dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Namun pengolahan di TPA yang sebagian besar dengan sistem open dumping, justru sering menimbulkan masalah, mulai dari masalah kesehatan, pencemaran udara, air, tanah sampai masalah estetika. Beberapa kajian membuktikan, penangganan sampah dengan cara seperti itu akan menghasilkan gas polutan seperti methan, H2S dan NH3. Gas H2S dan NH3 yang dihasilkan, walaupun jumlahnya sedikit, namun dapat menyebabkan bau yang tidak enak.
Sementara itu, masih banyak warga kota yang membuang sampah di sembarang tempat, misalnya sungai, saluran drainase atau rawa-rawa. Akibatnya sampah akan menyumbat saluran sehingga menyebabkan banjir. Di sisi kesehatan tumpukan sampah tersebut akan menjadi salah satu sumber penularan penyakit seperti disentri, kolera, pes, dsbnya.
Selain itu ternyata tidak sedikit warga kota yang menangani sampah dengan cara dibakar. Cara-cara seperti justru dapat menimbulkan masalah serius. Karena sampah yang dibakar akan menghasilkan zat atau gas polutan yang tidak hanya berbahaya bagi lingkungan tetapi juga berbahaya langsung terhadap manusia. Polutan yang dihasilkan akibat pembakaran sampah dapat menyebabkan gangguan kesehatan, pemicu kanker (karsiogenik) bahkan kematian.

Jumat, 10 Juli 2020

NABI MUHAMMAD SAW, THE KING OF SEX


Istilah atau gelar The king of Sex atau Raja Seks, dalam tulisan ini dimaksudkan dengan orang yang sangat doyan ngeseks (bersenggama), baik secara legal (dengan istri) maupun illegal (dengan pelacur). Bisa juga dikatakan dengan hebat dalam urusan persetubuhan. Istilah Raja Seks ini sangat dekat dengan istilah maniak seks atau hiperseks. Akan tetapi, dua istilah ini tidak dipakai karena cenderung ke arah psikologi. Mengatakan nabi Muhammad sebagai maniak seks atau hiperseks tentulah membutuhkan kajian psikologi. Sementara istilah atau gelar Raja Seks tidak ada kaitan dengan masalah psikis. Istilah ini disematkan hanya karena yang bersangkutan memang luar biasa dalam urusan persetubuhan, bukan cuma soal ketahanan dalam bersenggama, tetapi juga soal obyek dan juga jumlahnya. Ibaratnya seperti istilah Raja Judi. Gelar ini diberikan kepada orang yang benar-benar suka berjudi, entah selalu menang atau juga kalah. Nah, pantaskah nabi Muhammad SAW diberi gelar Raja Seks?
Telah dikatakan di atas bahwa salah satu indikasi untuk gelar Raja Seks ini adalah obyek dan jumlahnya. Yang dimaksud obyek di sini adalah pasangan seksnya. Banyaknya pasangan seks ini menentukan jumlah hubungan seks yang dilakukan. Berapa jumlah pasangan seks nabi Muhammad? Dari kitab Tabari (vol. ix, hlm. 120 – 141), setelah kematian Khadijah, nabi Muhammad SAW memiliki 20 istri; ini tidak terhitung gundik atau selirnya. Jadi, bisa dikatakan bahwa pasangan seks Muhammad lebih dari 20 orang. Ada yang usianya masih sangat belia (9 tahun), daun muda (17 – 20 tahun), dan ada juga yang sudah matang (30 tahun). Memang tidak semuanya hidup sepanjang hidup Muhammad. Ada yang sudah meninggal, dan ada yang sudah diceraikan.
Sangat menarik kalau diperhatian perjalanan sejarah perkawinan nabi Muhammad. Selama kurang lebih 24 tahun Muhammad hidup hanya dengan satu istri saja, yaitu Khadijah. Bisa dikatakan bahwa pada waktu itu Muhammad menganut paham monogami. Namun, setelah Khadijah meninggal, seakan keran nafsu yang selama hidup bersama dengan Khadijah ditutup, menjadi terbuka. Terhitung dari tahun 619 (tahun kematian Khadijah) hingga 632 (tahun kematian Muhammad), Muhammad menikah sebanyak 20 kali; dan selama kurang lebih 10 tahun Muhammad hidup bersama 14 istri (tidak termasuk gundik).
Apa yang mendasari nabi Muhammad hidup dengan banyak istri? Umat islam, karena sudah terlanjur memandang Muhammad sebagai teladan yang sempurna, tentulah akan mengatakan bahwa ada tujuan mulia di balik poligaminya. Misalnya, melindungi para wanita yang berstatus janda, karena suami mereka mati di medan perang, untuk menyatukan suku atau kelompok (tujuan politik) dan untuk mengangkat derajat kaum wanita.