Renungan
Hari Minggu Paskah V, Thn C
Bac
I Kis 14: 21 – 27; Bac II Why 21: 1 – 5;
Injil Yoh 13: 31 – 35
Bacaan-bacaan liturgi masa
paskah umumnya memberi tekanan pada warta para rasul Kristus mewartakan
kebangkitan Tuhan Yesus. Kisah-kisah tersebut menjadi relevan buat murid-murid
Kristus di masa kini dan masa depan. Misalnya seperti dalam bacaan pertama. Dalam
Kisah Para Rasul Paulus dan Barnabas menjalankan karya misioner, pergi ke
mana-mana supaya jemaat yang telah dibangun “bertekun di dalam iman” (ay. 22). Sebagaimana
yang sudah diketahui, pusat pewartaan para rasul adalah Allah yang mengasihi
manusia dengan mengorbankan Putra Tunggal-Nya agar manusia memperoleh hidup
kekal. Pengorbanan Putra Tunggal Allah itu terjadi pada peristiwa salib. Warta ini
ternyata diterima dan dipercaya juga oleh bangsa-bangsa lain juga (bdk. ay.
27). Karena itu, frasa “bertekun di dalam iman” berarti umat diajak untuk teguh
percaya bahwa pengorbanan Yesus di salib merupakan bukti cinta Allah kepada
manusia.
Yohanes, dalam kitab Wahyu
yang menjadi bacaan kedua, membahasakan lain soal “bertekun di dalam iman”. Jika
Kisah Para Rasul melihatnya tentang kasih Allah yang terlihat dalam kematian
dan kebangkitan Tuhan Yesus, Kitab Wahyu melihatnya sebagai efek dari kematian
dan kebangkitan Tuhan Yesus. Bagi Yohanes kematian dan kebangkitan Yesus
membawa efek kebaruan. Ini seperti yang dikatakan Dia yang duduk di atas
takhta, “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” (ay. 5). Karena itu,
jadilah langit dan bumi yang baru (ay. 1), Yerusalem yang baru (ay. 2), dan
yang terutama adalah hidup manusia yang baru karena mendapatkan penebusan. Karena
itu, Kitab Wahyu mengajak umat untuk teguh percaya bahwa pengorbanan Yesus di
salib membawa kebaruan dalam hidup, dan kita harus setia menjaga kebaruan itu.
Bagaimana kita bisa setia bertekun
di dalam iman? Bagaimana kita bisa tetap setia menjaga kebaruan yang diberikan
Kristus lewat kematian dan kebangkitan-Nya? Secara sederhana, bagaimana kita
dapat membuat supaya kematian dan kebangkitan Yesus di kayu salib sebagai
ungkapkan kasih Allah kepada kita tidak menjadi sia-sia? Pertanyaan ini dijawab
oleh Yohanes dalam bacaan Injil hari ini. Dalam Injil Yesus memberi perintah
baru, yaitu supaya kamu saling mengasihi (ay. 34). Jadi, dengan hidup dalam
kasih kita telah bertekun dalam iman dan tetap hidup dalam kebaruan.
by: adrian