Sabtu, 17 Mei 2025

RENUNGAN HARI MINGGU PASKAH V, THN C

Renungan Hari Minggu Paskah V, Thn C

Bac I Kis 14: 21 – 27; Bac II   Why 21: 1 – 5;

Injil    Yoh 13: 31 – 35

Bacaan-bacaan liturgi masa paskah umumnya memberi tekanan pada warta para rasul Kristus mewartakan kebangkitan Tuhan Yesus. Kisah-kisah tersebut menjadi relevan buat murid-murid Kristus di masa kini dan masa depan. Misalnya seperti dalam bacaan pertama. Dalam Kisah Para Rasul Paulus dan Barnabas menjalankan karya misioner, pergi ke mana-mana supaya jemaat yang telah dibangun “bertekun di dalam iman” (ay. 22). Sebagaimana yang sudah diketahui, pusat pewartaan para rasul adalah Allah yang mengasihi manusia dengan mengorbankan Putra Tunggal-Nya agar manusia memperoleh hidup kekal. Pengorbanan Putra Tunggal Allah itu terjadi pada peristiwa salib. Warta ini ternyata diterima dan dipercaya juga oleh bangsa-bangsa lain juga (bdk. ay. 27). Karena itu, frasa “bertekun di dalam iman” berarti umat diajak untuk teguh percaya bahwa pengorbanan Yesus di salib merupakan bukti cinta Allah kepada manusia.

Yohanes, dalam kitab Wahyu yang menjadi bacaan kedua, membahasakan lain soal “bertekun di dalam iman”. Jika Kisah Para Rasul melihatnya tentang kasih Allah yang terlihat dalam kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus, Kitab Wahyu melihatnya sebagai efek dari kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. Bagi Yohanes kematian dan kebangkitan Yesus membawa efek kebaruan. Ini seperti yang dikatakan Dia yang duduk di atas takhta, “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” (ay. 5). Karena itu, jadilah langit dan bumi yang baru (ay. 1), Yerusalem yang baru (ay. 2), dan yang terutama adalah hidup manusia yang baru karena mendapatkan penebusan. Karena itu, Kitab Wahyu mengajak umat untuk teguh percaya bahwa pengorbanan Yesus di salib membawa kebaruan dalam hidup, dan kita harus setia menjaga kebaruan itu.

Bagaimana kita bisa setia bertekun di dalam iman? Bagaimana kita bisa tetap setia menjaga kebaruan yang diberikan Kristus lewat kematian dan kebangkitan-Nya? Secara sederhana, bagaimana kita dapat membuat supaya kematian dan kebangkitan Yesus di kayu salib sebagai ungkapkan kasih Allah kepada kita tidak menjadi sia-sia? Pertanyaan ini dijawab oleh Yohanes dalam bacaan Injil hari ini. Dalam Injil Yesus memberi perintah baru, yaitu supaya kamu saling mengasihi (ay. 34). Jadi, dengan hidup dalam kasih kita telah bertekun dalam iman dan tetap hidup dalam kebaruan.

by: adrian