Sabtu, 01 Juli 2017

Renungan Hari Minggu Biasa XIII - A

Renungan Hari Minggu Biasa XIII, Thn A/I
Injil    Mat 10: 37 – 42;
Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk tidak melekatkan hidup dan diri kita kepada hal-hal duniawi. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Kedua Raja-raja, dikisahkan tentang seorang perempuan kaya di Sunem yang melayani Elisa dengan tulus hati. Dia tidak melekat pada harta kekayaannya. Justru dia menggunakan kekayaannya untuk melayani Elisa dengan membangun sebuah kamar khusus buat Elisa (ay. 10). Melihat perbuatannya itu, Elisa menilai bahwa perempuan itu “telah sangat bersusah-susah” (ay. 13) semata-mata untuk Elisa. Perempuan itu tidak memiliki anak. Namun karena sikapnya itu, Tuhan mengaruniai dia anak.
Paulus, dalam bacaan kedua juga, secara implisit menyerukan ajakan untuk tidak melekatkan diri. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, Paulus menyampaikan pendasaran kenapa jemaat tidak harus melekatkan diri pada diri sendiri atau hal-hal duniawi. Dasarnya adalah “kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus.” (ay. 3). Ini berarti jemaat bersatu dengan Kristus, sehingga jemaat harus “hidup dalam hidup yang baru.” (ay. 4). Hidup baru yang dimaksud adalah hidup seperti Kristus, dimana “kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah.” (ay. 10). Karena itulah, jemaat hendaknya “hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.” (ay. 11). Dengan kata lain, jemaat diajak untuk mau mengikuti teladan Yesus yang rela berkorban demi umat manusia.
Apa yang disampaikan dalam bacaan pertama dan kedua seakan mendapat penegasannya dalam Injil. Tuhan Yesus berkata, “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” (ay. 37) “Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya….” (ay. 39). Pada prinsipnya Tuhan Yesus meminta para murid-Nya untuk mau dan berani bersikap lepas bebas dari kemelekatan pada keluarga, diri sendiri dan hal-hal duniawi. Bukan berarti hal-hal tersebut ditinggalkan sama sekali, melainkan hendaknya hal-hal tersebut tidak menghalangi relasi para murid dengan Allah.

Salah satu penyakit manusia dewasa ini adalah sifat egois. Banyak orang hanya peduli pada diri sendiri, dan tak mau peduli kepada sesama dan Tuhan. Hari Minggu orang memilih menyibukkan diri dan meninggalkan Tuhan dan sesama yang menunggu di Gereja. Suami sibuk dalam kesibukannya, seperti judi dan mabuk-mabukan, dan tak peduli dengan istri dan anak di rumah. Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan mengajak kita untuk berani meninggalkan sifat egois dalam diri kita, dan mulai mengarahkan diri kita kepada kepentingan bersama. Tuhan berkata bahwa jika kita lebih terikat pada keluarga, diri sendiri, hal-hal duniawi, kita tak layak bagi Dia. Secara tidak langsung Tuhan mau mengajak kita untuk menaruh perhatian kepada sesama, karena “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Mat. 25: 40).
by: adrian

PERBEDAAN MUHAMMAD DAN YESUS

Suatu hari seorang wanita yang telah melakukan perzinahan dibawa ke hadapan Muhammad oleh sekelompok orang. Mereka bertanya padanya, ”Apa yang harus kami perbuat padanya?”
Muhammad menjawab, ”Pergilah. Bawa dia kembali setelah dia melahirkan bayinya.”
Jadi mereka membawa wanita tersebut kembali menghadap Muhammad setelah bayinya lahir. Mereka mempertanyakan lagi apa yang harus dilakukan terhadap wanita itu. Muhammad menjawab, ”Biarkan dia pergi dan menyusui anak itu. Bawa dia kembali setelah anak itu berumur dua tahun.”
Kemudian mereka membawa wanita tersebut kembali setelah dua tahun, dan Muhammad berkata, “Ambil bayi itu darinya dan bunuh dia.”
Dan itulah yang mereka lakukan. Sekarang mari kita bandingan dengan Yesus. Pada suatu kali, sekelompok orang membawa seorang wanita yang kedapatan berbuat zinah ke hadapan Yesus.
”Apakah kita akan melempari dia dengan batu?” Kata orang-orang ini. Mereka punya dasar, yaitu hukum Taurat.
Yesus menjawab, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
Maka pergilah semua orang. Tidak ada seorang pun yang tinggal untuk melempari dia karena mereka semua tahu bahwa mereka pun telah berdosa. Lalu Yesus berkata kepada wanita itu, "Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi."
diambil dari buku “Islam and Terrorism” bab 26.