Jumat, 28 Juni 2019

BPN: PECUNDANG ATAU PEMBOHONG


Drama perseteruan Badan Pemenangan Nasional (BPN) dan Tim Kampanye Nasional (TKN) sudah berakhir pasca putusan Mahkamah Konstitusi dibacakan Kamis, 21.16 WIB. Dalam amar putusannya, MK menolak seluruh permohonan pemohon, yaitu tim kuasa hukum BPN. Dalam putusan, yang dibacakan bergantian oleh 9 Hakim Konstitusi selama kurang lebih 9 jam dengan waktu jeda (skorsing waktu) 2 kali, hakim benar-benar menguliti setiap dalil pemohon. Dan dalam proses itu terlihat jelas bahwa dalil-dalil yang dimohonkan pemohon sama sekali lemah, tidak relevan dan tak berdasar serta tidak terbukti.
Sangat menarik mencermati sikap BPN, yang diwakili oleh Prabowo, sekaligus pihak yang sangat berkepentingan dalam pertarungan tersebut, dalam menyikapi putusan MK itu. Bertempat di Jl. Kertanegara, dan didampingi para tokoh partai koalisi 02, Prabowo membacakan pernyataan sikap BPN. Setidaknya ada 3 pernyataan yang menarik, yang perlu dicermati.
Pertama, Prabowo menyatakan menerima dan menghormati keputusan MK. Bukan tidak mungkn hal itu dipahami bahwa BPN menerima keutusan MK sebagai keputusan akhir yang final dan mengikat. Secara tidak langsung Prabowo, mewakili BPN, menerima keputusan KPU dan menerima pasangan Jokowi – Maruf Amin sebagai pemenang pilpres 2019. Kedua, Prabowo menyerahkan kebenaran dan keadilan hakiki kepada Allah. Di sini secara implisit Prabowo menerima keputusan MK sebagai keputusan yang tidak adil. Dengan kata lain, Prabowo dan BPN masih mengalami ketidak-adilan. Terlihat kalau Prabowo belum ikhlas menerima keputusan MK tersebut. Ketiga, Prabowo mengatakan akan berkonsultasi lagi dengan tim hukum terkait langkah hukum selanjutnya. Sekalipun awalnya menyatakan menerima keputusan MK dan tahu bahwa keputusan tersebut final dan mengikat, namun Prabowo masih mau mencari peluang lain. Di sini, sama seperti poin 2, Prabowo terlihat belum rela menerima keputusan MK tersebut.

INILAH KARAKTER ISLAM MENURUT ALKITAB

Blog budak-bangka empat tahun lalu, persisnya 28 Juni 2015, menurunkan sebuah tulisan dengan judul “Keturunan Ismail dan Keledai Liar”. Tulisan tersebut hendak memaparkan atau memberikan gambaran mengenai karakter orang Arab (islam) berangkat dari tulisan Alkitab. Dengan kata lain, penulis merefleksikan kata-kata dalam Alkitab dan mencoba memahami karakter umat islam pada umumnya.

Tulisan 4 tahun lalu itu dikemas dengan sangat sederhana dan menggunakan Bahasa Indonesia yang ringan sehingga enak dan mudah dibaca oleh siapa pun. Pembaca juga tidak memerlukan waktu yang lama untuk memahami tulisan tersebut karena tulisan itu diurai dengan singkat, padat, bernas dan jelas tanpa bertele-tele. Karena itu, dalam waktu singkat pembaca dapat langsung menemukan pesan tulisan tersebut.

Apa dan bagaimana karakter umat islam pada umumnya sebagaimana digambarkan dalam Alkitab? Temukan jawabannya dengan mengklik dan membaca di sini. Selamat membaca!!!

Rabu, 26 Juni 2019

FOTO-FOTO OGF 2019




INILAH CARA MENGHADAPI ORANG SULIT


Dalam kehidupan, tentulah tak jarang kita berhadapan dengan orang-orang sulit. Yang dimaksud orang sulit di sini adalah orang dengan kepribadian yang tidak menyenangkan. Orang dengan tipe ini tentu membuat diri kita merasa tak nyaman dalam berelasi. Akan tetapi, biar bagaimana pun perjumpaan dan tentu juga relasi tak bisa dihindari. Nah, bagaimana menghadapi hal seperti ini?
Masalah inilah yang diangkat blog budak-bangka 6 tahun lalu, persisnya 26 Juni 2013, lewat judul tulisan “Menghadapi Orang Sulit”. Tulisan tersebut dikutip dari sebuah media, yang lupa dicantumkan. Yang jelas, tulisan yang bersifat psikologi ini sangat berguna bagi pembaca mana pun.
Dalam tulisan 6 tahun lalu itu ditawarkan juga cara menghadapi orang-orang sulit. Dengan tawaran ini tentulah orang sulit tersebut tidak membuat kita menjadi tertekan. Apa saja tawaran itu? Langsung saja temukan jawabannya di sini. Selamat membaca!!!

Senin, 24 Juni 2019

(CERPEN) KERETA API ARGO PARAHIYANGAN


Hatiku berbunga ketika puncak monas mulai terlihat dari sisi jendela Damri Bandara Soeta jurusan Gambir. Jam di oppo-ku menunjukkan 08.13. Masih ada waktu sekitar 30 menit mengejar KA Argo Parahiyangan, yang akan berangkat jam 08.45. Kereta api sekarang tidak sama seperti jaman orde baru, yang kata Iwan Fals, “Biasanya kereta terlambat // Dua jam cerita lama.” Jaman reformasi, kereta api selalu on time.
Karena itu, aku segera berdiri dan berjalan ke depan ketika bus memasuki jalan Merdeka Selatan. Aku tak peduli dengan tatapan aneh penumpang lainnya.
“Ngejar kereta, pak.” Ujarku kepada awak bus.
Dia hanya melihat jam arlojinya. Sesekali melirik ke sopir. Mungkin mau mengingatkan bahwa ada penumpang yang kepepet.
“Tiket uda beli?”
“Uda, pak.”
***

MODUL PERTEMUAN KBG BULAN JUNI


Bapa Uskup Pangkalpinang, pada awal masa adven 2018, telah mencanangkan tahun 2019 sebagai Tahun Berpusat pada Kristus bagi seluruh umat di Keuskupan Pangkalpinang. Setidaknya ada 3 kriteri berpusat pada Kristus, yakni mengenal Yesus, memahami ajaran-Nya dan menjadikan hidup, ajaran dan karya-Nya sebagai model hidup umat.
Dalam bulan Juni ada beberapa tema penting iman Gereja Katolik, yang juga terkait dengan Yesus Kristus. Karena itu, dalam pertemuan KBG pada bulan ini, umat diajak untuk mendalami ajaran iman tersebut. Ada 4 tema modul pertemuan KBG, yang disesuaikan dengan minggunya. Pada prinsipnya, pendalaman satu tema sebagai antisipasi hari raya berikutnya. Dengan kata lain, pembahasan tema di KBG akan mendapat peneguhan dalam homili imam dalam perayaan ekaristi.
Modul pertemuan bulan Juni ini hanya dikhususkan buat umat Paroki St. Carolus Boromeus Ujung Beting. Untuk melihat dan men-download bahan modul pertemuan KBG itu, silahkan klik di sini.

PAUS FRANSISKUS: MARI BERI HARAPAN NYATA BAGI YANG RENTAN


Pilihan untuk memihak mereka yang terkecil, yang dibuang oleh masyarakat, adalah prioritas yang harus dikejar oleh para pengikut Kristus, demikian kata Paus Fransiskus dalam sebuah pesan untuk Hari Orang Miskin Sedunia. “Kita tidak akan pernah bisa menghindari seruan penting yang dibuat Kitab Suci atas nama orang miskin.”
“Situasi orang miskin mengharuskan kita untuk tidak menjaga jarak dari tubuh Tuhan, yang ikut menderita bersama mereka,” ujar Paus Fransiskus pada 13 Juni, yang juga merupakan pesta Santo Antonius Padua, orang kudus pelindung orang miskin. “Kita dipanggil untuk menyentuh tubuhnya dan secara pribadi berkomitmen dalam memberikan layanan yang merupakan bentuk evangelisasi yang otentik.”
“Komitmen untuk mempromosikan orang miskin, termasuk kehidupan sosial mereka, tidak asing dalam pemberitaan Injil. Sebaliknya, itu justru merupakan manifestasi realisme iman kristiani dan validitas historisnya,” papar Paus Fransiskus.
Hari Orang Miskin Sedunia itu sendiri yang dirayakan setiap tahun pada hari Minggu ke-33 pada masa biasa – tahun ini jatuh pada 17 November dan akan fokus pada sebuah ayat dari Mazmur 9: “Harapan orang miskin tidak akan binasa selamanya.” Kata-kata ini mengungkapkan kebenaran yang mendalam bahwa iman mengesankan terutama di hati orang miskin, memulihkan harapan yang hilang karena ketidak-adilan, penderitaan dan ketidak-pastian hidup.

PANDANGAN KELIRU ISLAM TERHADAP KRISTEN

Dua tahun lalu, persisnya hari ini, 24 Juni 2017, blog budak-bangka menurunkan sebuah tulisan dengan judul agak provokatif, yaitu “Islam Menyajikan Kekristenan Palsu kepada Umatnya”. Jika agama-agama lain hanya focus kepada umatnya saja, berbeda dengan agama islam yang sibuk juga mengurusi agama lain. Setidaknya dalam Al-Qur’an ada disinggung agama Kristen dan Yahudi dan juga agama asli Arab pra-islam. Namun sayangnya, apa yang disampaikan oleh Al-Qur’an terkait dengan agama-agama lain itu ternyata keliru.
Hal inilah yang hendak dibahas dalam tulisan 2 tahun lalu itu, secara khusus kekeliruan terhadap agama kristen. Tulisan tersebut merupakan hasil olah ulang atas bab 24 dari buku "Islam and Terorism". Pernyataan bahwa islam menyajikan kekristenan palsu merupakan hasil refleksi dan sekaligus kesaksian penulis buku itu, yang adalah mantan Guru Besar Universitas Al Azhar, Mesir. 
Tulisan 2 tahun lalu itu dapat menjadi jembatan komunikasi antara umat islam dan Kristen. Tulisan tersebut diurai dengan menggunakan bahasa yang ringan dan sederhana sehingga mudah dicerna siapa pun. Pembaca tidak membutuhkan waktu yang panjang untuk membacanya, karena tulisan tersebut dikemas dengan singkat, padat, bernas dan jelas.
Lebih lanjut mengenai isi tulisan tersebut langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

Senin, 17 Juni 2019

PAUS FRANSISKUS: KETIDAKSETARAAN ADALAH ANCAMAN TERHADAP DEMOKRASI

Satu ancaman terbesar terhadap demokrasi adalah normalisasi ketidak-dilan sosial dan ketidak-setaraan ekonomi. Keduanya masih sangat terabaikan sehingga orang-orang yang terdampak melakukan aksi protes kemudian dicap sebagai pembuat onar yang berbahaya. Demikian pernyataan Paus Fransiskus, saat bertemu para hakim dari Amerika Utara, Amerika Tengah dan Amerika Selatan di Vatikan pada 4 Juni lalu. Orang miskin dan lemah sering tidak dipedulikan oleh para penguasa.
Sementara teknologi menawarkan “kenikmatan yang berlimpah dan menyenangkan kepada sedikit orang yang bahagia,” ujar Paus Fransiskus, ribuan orang miskin bahkan tidak mempunyai rumah yang layak. “Sistem politik ekonomi, terkait perkembangannya yang baik, harus memastikan bahwa demokrasi bukan sekedar soal nominal tetapi bisa diungkapkan dalam aksi-aksi konkret yang menjaga martabat semua orang atas dasar kebaikan bersama, dalam sebuah panggilan akan solidaritas dan keberpihakan kepada orang miskin,” lanjut Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus berbicara pada hari terakhir “Pan-American Judges Summit” yang digelar pada 3 – 4 Juni dan yang disponsori oleh Akademi Kepausan untuk Ilmu Sosial. Bertema “Hak Sosial dan Doktrin Fransiskan”. Pertemuan tersebut berfokus pada solusi untuk mengatasi ketidaksetaraan dan menjamin hak masyarakat untuk tierra, techo y trabajo (tanah, rumah dan pekerjaan).
Paus Fransiskus berterima kasih kepada peserta pertemuan atas karya mereka dalam membela hak semua orang khususnya orang-orang yang paling lemah. Para hakim “membantu negara untuk tidak meninggalkan fungsi yang paling mulia dan utama: menjaga kesejahteraan warga mereka.” Semakin berkurangnya perhatian terhadap hak-hak sosial – yang sering kali dianggap oleh sejumlah orang sebagai “doktrin” karena “kuno, tidak modern dan tidak memberi kontribusi kepada masyarakat” – adalah alasan untuik memberikan perhatian, papar Paus Fransiskus.

REFLEKSI ATAS FILM SILENCE


Dua tahun lalu, persisnya hari ini, 17 Juni 2017, blog budak-bangka menurunkan sebuah tulisan dengan judul “Silence: Susahnya Menjadi Pengikuti Kristus”. Tulisan tersebut merupakan ulasan atas film yang berjudul Silence, yang mengambil latar belakang kehidupan misionaris Katolik dan juga pengikuti Gereja Katolik di Jepang pada abad XVI. Dari tayangan film itu terlihat jelas bahwa penjadi orang katolik itu bukan tanpa tantangan, cobaan bahwa penderitaan.
Tulisan dua tahun lalu tersebut tidak hanya sebatas mengulas film Silence saja. Berangkat dari film tersebut, penulis menawarkan hasil refleksinya. Dengan kata lain, tulisan 2 tahun lalu itu merupakan juga ulasan sekaligus refleksi atas film Silence. Dengan ulasan tersebut, penulis seakan hendak meyakinkan pembaca, khususnya para murid Kristus, bahwa mengikuti-Nya penuh konsekuensi.
Ada dua topic penting sebagai hasil refleksi penulis atas film silence, yaitu penegasan bahwa menjadi orang Kristen berarti siap menderita, dan film Silence dan islam. Apa dan bagaimana isis refleksi penulis? Untuk mengetahui kedua hal penting itu dan juga isi tulisan tersebut, langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

INILAH CARA MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI ANAK


Percaya diri merupakan keyakinan seseorang akan kemampuan yang dimiliki untuk menampilkan perilaku tertentu atau untuk mencapai target tertentu. Kepercayaan diri sangat dibutuhkan setiap orang karena dapat membantu untuk mencapai kesuksesan dalam hidup. Karena itulah, kepercayaan diri harus sudah ditanamkan dalam diri sejak usia dini.
Hal inilah yang dibahas blog budak-bangka empat tahun lalu, persisnya pada 17 Juni 2015, lewat tulisan berjudul “Menumbuhkan Kepercayaan Diri Anak”. Tulisan tersebut merupakan olahan kembali dari tulisan yang dimuat dalam situs psikologi. Jadi, jelas bahwa tulisan tersebut masuk dalam kategori psikologi.
Ada empat hal penting yang diulas terkait dengan kepercayaan diri anak, yaitu soal alasan kenapa kepercayaan diri itu penting, soal pola asuh yang keliru dalam membentuk kepercayaan diri, soal dari mana kepercayaan diri itu dibentuk dan peran penting dalam menumbuhkan kepecayaan diri. Lebih lanjut mengenai keempat hal penting itu dan juga isi tulisan tersebut, langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

Jumat, 14 Juni 2019

OGF IMAM REGIO SUMATERA

Pada bulan Maret 2019 lalu, para imam diosesan se-Sumatera usia tahbisan di atas 10 tahun hingga di bawah 21 tahun berkumpul di Pangkalpinang. Mereka mengatakan kegiatan itu dikenal dengan nama On Going Formation.
Pada acaran tersebut para imam dicerahkan dengan seruan apostolik Paus Fransiskus Gaudete et Exsultate (GE). Surat apostolik itu dibahas oleh beberapa ahli, yang mengulasnya dari berbagai sudut pandang. Semuanya berguna bagi bekal para imam dalam pelayanan pastoralnya nanti.
Berikut ini materi-materi yang disajikan dalam pertemuan tersebut.
GE dan Pribadi Imam oleh Rm. Sunardi SCJ
Teologi Pastoral dalam Terang GE oleh Rm. Gito Wiratmo, Pr
Gaudete et Exsultate oleh Mgr Adrianus Sunarko, OFM
KBG sebagai Wujud Sederhana GE oleh Bpk. Alfons Liwun
Untuk membaca naskah-naskah tersebut, silahkan langsung klik di judul-judul materi. Selamat membaca!!!

SEKOLAH BUKAN HANYA UNTUK MENDAPATKAN IJASAH


Ada pepatah Latin yang cukup terkenal berkaitan dengan dunia pendidikan. Bunyinya: non schole sed vitae discimus, yang artinya “Kita belajar bukan untuk sekolah tetapi untuk hidup.” Pepatah ini hendak menyatakan bahwa pendidikan atau pelajaran yang didapat di bangku sekolah bukan hanya sekedar untuk mendapatkan nilai atau ijasah, melainkan agar pelajaran yang telah didapat bisa diterapkan dalam kehidupan.
Masalah inilah yang diangkat blog budak-bangka empat tahun lalu, persisnya pada 14 Juni 2015, lewat judul tulisan “Masalah Pendidikan Tidak Hanya Ijasah”. Memperhatikan tulisan tersebut terlihat jelas kalau tulisan itu mau menjawab persoalan yang sedang terjadi pada saat itu, yaitu masalah ijasah palsu. Fenomena ijasah palsu menunjukkan adanya indikasi para siswa dan juga mahasiswa hanya mengejar ijasah. Mereka tidak mempedulikan soal proses dan juga ilmu yang didapat.
Akan tetapi, dalam tulisan 4 tahun lalu itu, penulis tidak hanya sebatas mempersoalkan masalah ijasah palsu, tetapi juga mengungkap masalah lain. Setidaknya ada dua masalah yang muncul berkaitan dengan fenomena ijasah palsu itu. Apa saja persoalan itu? Langsung saja temukan jawabannya di sini. Selamat membaca!!!

Rabu, 12 Juni 2019

MEMBACA BUKU “SANG PUTERA DAN SANG BULAN”

Pertama kali membaca judul buku ini, tentulah sebagian besar orang akan diliputi kebingungan. Orang akan bertanya-tanya berbicara tentang apa buku ini. Akan tetapi, setelah membaca daftar isinya, orang langsung mendapat sedikit pemahaman bahwa buku ini mau membicarakan tentang agama Kristen dan Islam. Frase “Sang Putera” merujuk pada agama Kristen, sedangkan “Sang Bulan” merujuk kepada agama Islam.
Setelah membaca buku ini, pembaca akan mendapatkan wawasan pengetahuan tambahan tentang kedua agama ini. Buku ini bisa menjadi dialog perbandingan agama. Karena itu, buku ini sangat bagus untuk dibaca bagi umat kedua agama, karena darinya akan didapat titik temu untuk menjalin komunikasi dan toleransi.
Buku Sang Putera dan Sang Bulan ini dibagi ke dalam 16 bab, ditambah dengan 3 pasal tak berkesudahan, yaitu The Davinci Code, The Gospel of Judas dan The Jesus Tomb. Pada bab pertama penulis memaparkan kesamaan beberapa tema yang terdapat dalam Alquran dan Alkitab. Ini semacam pintu masuk komunikasi kedua agama ini. Dari bab 2 hingga bab 9 penulis lebih banyak mengulas soal kekristenan, dari kitab sucinya hingga ajaran teologinya. Sedangkan pada bab 10 penulis menampilkan ulasan ilmu pengetahuan terkait dengan konsep-konsep agama. Ini bukan hanya diterapkan kepada agama Kristen saja, tetapi juga agama Islam. Dari bab 11 hingga bab 15 penulis mengulas lebih banyak soal agama Islam. Penulis mengawali dengan kekagumannya pada Islam. Pada bab 16 penulis menampilkan konflik kedua agama ini.
Berhubung buku ini ditulis dengan bahasa asing, maka wajar dalam terjemahannya terkadang menemukan kesulitan. Hal inilah yang menggangu pembaca dalam menikmati bacaannya ini. Namun semua itu sama sekali tidak mengurangi nilai dan tujuan buku ini. Buku ini tetap menampilkan wawasan dari perspektif baru tentang Islam dan Kristen.
Buku setebal 190 halaman, yang dilengkapi data-data historis, tidak diketahui siapa penulisnya. Untuk dapat membaca (atau juga men-download) buku ini, silahkan klik di sini. Selamat membaca!
by: adrian

HABIS DENDAM, TERBITLAH MAAF


Blog budak-bangka enam tahun lalu, persisnya pada 12 Juni 2013, menurunkan sebuah tulisan dengan judul “Dendam dan Memaafkan.” Tulisan tersebut merupakan kutipan dari situs hidup katolik, bagian konsultasi. Karena itulah, tulisan tersebut berangkat dari keluhan dan sekaligus permohonan dari seseorang.
Tak bisa dipungkiri, setiap orang pasti memiliki rasa dendam dalam sanubarinya. Namun sayang banyak orang tak menyadari betapa hal itu dapat merusak diri dan hidupnya. Tulisan 6 tahun lalu itu mencoba mengulas persoalan amarah dan dendam dari sudut psikologi dan berakhir pada tindakan memaafkan. Semuanya diulas dari sudut pandang ilmu psikologi.
Karena itu, tulisan tersebut sungguh berguna bagi pembaca mana pun. Sangat disayangkan jika dilewatkan atau diabaikan. Untuk dapat membaca tulisan tersebut, silahkan klik di sini. Selamat membaca!!!

Senin, 10 Juni 2019

PAUS FRANSISKUS: KEBEBASAN, BELARASA ADALAH WARISAN ABADI PARA USKUP MARTIR

Pesan dan kesaksian para uskup martir Rumania adalah sebuah pengingat bahwa orang-orang kristen dipanggil untuk berdiri teguh melawan ideologi yang berupaya melumpuhkan dan menekan tradisi budaya dan agama mereka, demikian pernyataan Paus Fransiskus. Pernyataan itu disampaikan dalam lawatannya ke Rumania. Pada akhir kunjungannya ke Rumania, Paus Fransiskus merayakan liturgi pada 2 Juni dimana tujuh uskup katolik ritus Timur, yang meninggal dalam kampanye anti-agama yang dilakukan oleh rezim komunis di Rumania, dibeatifikasi.
“Para gembala ini, parta martir untuk iman, dan menyerahkan kepada orang-orang Rumania dengan warisan berharga yang bisa kita simpulkan dalam dua kata: kebebasan dan belarasa,” kata Paus Fransiskus. Menurut Vatikan, sekitar 60.00 orang memenuhi Lapangan Kebebasan Blaj, sementara sekitar 20.00 orang mengikuti liturgi di layar lebar yang dipasang di sejumlah lapangan di sekitar kota itu.
Bagi umat katolik ritus Timur di Rumania, lapangan yang terletak di tanah Seminari Teologi Katolik Yunani Blaj itu merupakan simbol kebanggaan dan kesedihan negara itu. Selama peringatan 100 tahun revolusi nasionalis Rumania di lapangan itu, otoritas komunis sebelumnya membubarkan Gereja Katolik Rumania ritus Timur.
Salah satu uskup yang baru dibeatifikasi, Uskup Ioan Suciu, administrator apostolik Fagaras dan Alba Iulia, menolak untuk tampil di acara itu, yang dianggap oleh umatnya sebagai tanda bahwa mereka dipanggil untuk tetap tabah dalam iman mereka dan mengikuti jalan penganiayaan dan kemartiran.

ADA IMAN DALAM LEMBARAN RUPIAH


Iman adalah urusan hati nurani setiap pribadi manusia. Karena dia merupakan soal hati, maka menentukan agama apa yang diimani merupakan sebuah pilihan, bukan paksaan. Karena itu, Gereja Katolik, lewat dokumen konsili Vatikan II, melarang umat katolik memaksa orang lain memeluk iman katolik dengan iming-iming tertentu (bdk. Dignitatis Humanae: 2, 4). Akal budi membantu hati nurani dalam menetapkan pilihan itu.
Akan tetapi, masih ada juga terjadi bahwa iman merupakan juga urusan perut. Hanya dengan modal lembaran rupiah, orang dapat membeli iman seseorang. Hal inilah yang diangkat blog budak-bangka dua tahun lalu, persisnya hari ini, 10 Juni 2017, lewat judul tulisan “Ketika Iman Dijual Demi Lembaran Rupiah”. Tulisan tersebut bukan lahir dari pemikiran kosong, melainkan berangkat dari fakta situasi kehidupan. Fakta kehidupan itu kemudian direfleksikan, dan hasilnya ditawarkan kepada para pembaca sebagai sebuah pencerahan.
Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan ringan, tulisan 2 tahun lalu itu diurai dengan tidak terlalu panjang membuat pembaca hanya membutuhkan waktu singkat untuk membacanya. Karena berangkat dari fakta kehidupan, tulisan tersebut juga memakai gaya bahasa narasi dengan alur yang mengalir. Penulis memaparkan gagasannya dengan ringkas, padat dan bernas supaya pembaca langsung menemukan intisarinya.
Apa dan bagaimana isi tulisan tersebut? Langsung saja temukan jawabannya dengan klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

KETIKA BERADA DI ANTARA DUA KEBENARAN


Tentulah setiap orang pernah berada dalam situasi kebingungan berhadapan dengan dua kebenaran. Sebagai contoh, usai pemilu 2019 baru lalu, tak sedikit masyarakat Indonesia yang bingung karena berada di antara dua kebenaran, yaitu pasangan 01 menang dan juga pasangan 02 menang. Sekalipun Komisi Pemilihan Umum (KPU), sebagai penyelenggara resmi pemilu, telah mengumumkan kemenangan pasangan Jokowi – Amin, namun kubu pasangan Prabowo – Sandi juga mengumumkan kemenangan mereka. Ujung-ujungnya, bukan hanya ricuh 22 Mei, tetapi juga kebingungan di beberapa kalangan warga.
Blog budak-bangka lima tahun lalu, persisnya hari ini, 10 Juni 2014, memang bukan membahas soal masalah pemilu, tetapi soal situasi berada di antara dua kebenaran. Judul tulisan yang diangkat adalah “Terhimpit Dua Kebenaran”. Tulisan tersebut memang merupakan hasil refleksi atas situasi kehidupan. Akan tetapi, hasil refleksi itu tidak hanya sebatas hasil refleksi belaka, melainkan memberikan pencerahan kepada para pembaca.
Dikemas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang ringan dan sederhana sehingga pembaca mana pun dapat menikmatinya. Di samping itu, tulisan 5 tahun lalu itu tidak terlalu panjang membuat pembaca hanya membutuhkan waktu singkat untuk membacanya. Penulis mengurai gagasannya dengan ringkas, padat dan bernas supaya pembaca langsung menemukan intisarinya.
Patut diakui bahwa tulisan tersebut membantu kita dalam menghadapi situasi berada di antara dua kebenaran. Ada beberapa tawaran yang diberikan. Apa saja tawaran itu? Bagaimana kita menyikapi situasi dilematis itu? Temukan jawabannya dengan klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

Minggu, 09 Juni 2019

RENUNGAN HARI RAYA PENTAKOSTA, THN C

Renungan Hari Raya Pentakosta, Thn C
Bac I  Kis 2: 1 –11; Bac II        1Kor 12: 3 – 7, 12 – 13;
Hari ini adalah penutupan masa paskah. Masa paskah ditutup dengan merayakan hari raya Pentakosta, yaitu peristiwa turunnya Roh Kudus atas para murid Yesus. Dasar biblis hari raya Pentakosta ada pada bacaan pertama hari ini. Roh Kudus digambarkan seperti lidah-lidah api (ay. 3). Dan efek dari Roh Kudus adalah keterbukaan, yang dilukiskan dengan kemampuan berbahasa orang lain (ay. 8 – 11). Keterbukaan membuat orang saling mengerti dan akhirnya bersatu.
Roh Kudus yang turun pada pesta Pentakosta, dalam bacaan pertama merupakan Roh Kudus yang dijanjikan Yesus Kristus. Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus menjanjikan “seorang penolong yang lain” (ay. 16), yaitu Roh Kudus (ay. 26). Jadi, peristiwa Pentakosta merupakan penggenapan janji Tuhan Yesus. Akan tetapi, umat islam menggunakan janji Yesus ini sebagai penggenapan akan kedatangan Nabi Muhammad. Dasarnya ada pada kata Roh Kebenaran (ay. 17), yang dalam bahasa Ibrani Ruakh Ha Emed. Frase Ha Emed kedengaran mirip dengan kata Ahmad, yang merupakan nama lain dari Muhammad.
Benarkah janji Yesus akan kedatangan Roh Kudus merupakan ramalan akan kedatangan Muhammad? Jika umat islam menggunakan teks janji Yesus akan Roh Kudus ini dipakai, maka mereka harus menerima juga peran Roh Kudus yang dijelaskan Yesus, yaitu “mengingatkan kamu akan semua yang telah Ku-katakan kepadamu” (ay. 26). Rasul Paulus, dalam bacaan kedua, memaparkan lagi peran Roh Kudus, yaitu membuat kita dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan” (ay. 3b). Karena itu, pertanyaannya adalah apa benar Muhammad mengingatkan kita akan semua yang telah disampaikan Yesus?; apakah benar Muhammad membuat kita mengaku “Yesus adalah Tuhan”?
Jadi, Roh Kudus sama sekali tidak merujuk pada sosok manusia. Lantas bagaimana kita dapat merasakan kehadiran Roh Kudus? Pertama-tama, ketika yakin bahwa Yesus adalah Tuhan, di sana Roh Kudus sudah hadir dalam diri kita. Selain itu, seperti kata Yesus, yaitu bila kita ingat akan apa yang telah disampaikan-Nya. Misalnya, ketika kita hendak membalas kejahatan orang, kita ingat akan perintah Yesus untuk saling mengasihi, di sana Roh Kudus sudah berkarya. Atau, ketika seorang suami ingin menceraikan istrinya, lalu ingat akan kata-kata Yesus bahwa yang telah disatukan Allah jangan diceraikan manusia, dan dia tak jadi bercerai, di sana Roh Kudus sudah berkarya. Paulus, dalam suratnya yang pertama kepada umat di Korintus, mengatakan bahwa ketika kita yang berbeda-beda karena suku dan golongan dapat bersatu, hal itu disebabkan karena Roh Kudus (ay. 12 – 13).***

Sabtu, 08 Juni 2019

CARA PANDANG ORANG BISA BERBEDA


Hari ini, 6 tahun lalu, persisnya 8 Juni 2013, blog budak-bangka menyajikan satu tulisan ringan berjudul “Kuda Lumping”. Tulisan tersebut merupakan bentuk sastra prosa, khususnya cerita pendek (cerpen). Karena itulah, tulisan tersebut termasuk tulisan ringan.
Yang menarik dari cerpen itu adalah bahwa kisahnya berangkat dari situasi konkret, sekalipun tetap harus dikatakan bahwa itu adalah sebuah karya fiksi. Dengan kata lain, di balik kefiksiannya, ada fakta. Atau bisa juga dikatakan bahwa sebuah fakta yang kemudian difiksikan dalam bentuk cerita. Di samping bahasa yang dipakai sungguh sederhana, alur ceritanya pun mengalir ringan, sehingga pembaca mana pun dapat dengan mudah menikmatinya.
Akan tetapi, tulisan tersebut bukan sekedar cerita fakta semata. Sebagaimana cerpen atau karya sastra lainnya yang selalu mengandung makna dan pesan, cerpen Kuda Lumping juga sarat akan pesan yang berguna bagi kehidupan. Apa saja pesan dan makna di balik kisah kuda lumping itu? Langsung saja temukan jawabannya dengan klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

MENCERMATI SILAHTURAHIM POLITIK AHY DAN IBAS

Lebaran atau Idul Fitri memang identik dengan silahturahmi antar sesama umat muslim. Dalam aksi silahturahmi itu orang tidak hanya saling berkunjung dan salaman saja tetapi juga saling bermaaf-maafan. Itulah salah satu inti kemenangan; orang berhasil menekan kebencian, dendam dan kemarahan, dan menggantikannya dengan damai lewat bermaaf-maafan.
Karena itu, banyak apresiasi diberikan kepada dua anak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ibas Yudhoyono, yang melakukan kunjungan lebaran ke kediaman Presiden RI, Joko Widodo. Tak hanya berhenti di situ saja, silahturahim berlanjut ke rumah Ibu Megawati, Ketua Umum PDIP (partai pemenang pemilu 2019) sekaligus mantan Presiden RI kelima, dan ke kediaman (alm) Gus Dur.
Spontan orang langsung mengaitkan kunjungan Idul Fitri itu dengan situasi politik pasca pengumuman rekapitulasi pemilu, yang diwarnai aksi ricuh dari kelompok yang menolak pengumuman KPU itu. Panasnya persaingan pemilu yang masih terasa hingga kini sungguh membutuhkan siraman penyejuk, yang memang harus datang dari para elite politik. Sudah banyak seruan agar para petinggi politik dapat menyejukkan suasana politik Indonesia. Karena itulah, apa yang dilakukan AHY dan Ibas merupakan contoh positif bagi para elite politik lainnya.
Demikianlah kalau orang hanya melihat gambaran permukaan dari aksi silahturahim AHY dan Ibas. Di atas permukaan, kegiatan tersebut memang harus diacungi jempol; harus diapresiasi. Hal itu sangat positif di tengah suhu politik yang masih terasa panas. Akan tetapi, jika orang masuk lagi ke dalam, maka orang akan menemukan hal-hal yang di luar dugaan selama ini.
Kenapa kita harus melihat tidak hanya sebatas permukaan saja? Kenapa harus sampai ke kedalaman? Pertama-tama harus disadari bahwa yang melakukan tindakan silahturahim ini adalah dua tokoh politik, apalagi di belakang mereka ada tokoh politik besar, dan yang dikunjungi juga bukan sebatas tokoh politik biasa tetapi memegang peranan penting. Karena itulah, silahturahim tersebut harus dilihat sebagai silahturahim politik. Dan sebagai tindakan politik, maka tentu ada intrik dan kepentingan. Tidak ada makan siang gratis.

PAUS FRANSISKUS: KAUM MUDA HARUS CIPTAKAN EKONOMI MASA DEPAN


Paus Fransiskus telah mengundang para ekonom dan wirausahawan muda di seluruh dunia untuk membantu menciptakan “budaya baru dan berani” menemukan cara-cara baru berbisnis, mempromosikan martabat manusia dan melindungi lingkungan. “Kita perlu mengoreksi model-model pertumbuhan yang tidak mampu menjamin rasa hormat terhadap lingkungan, keterbukaan terhadap kehidupan, kepedulian terhadap keluarga, kesetaraan sosial, martabat pekerja dan hak-hak generasi mendatang,” kata Paus Fransiskus dalam sebuah surat yang mengajak kaum muda berpartisipasi dalam sebuah inisiatif baru tersebut.
Prakarsa, yang akan diluncurkan pada sebuah acara di Asisi pada 26 – 28 Maret 2020, mengundang kaum muda yang sedang belajar atau bekerja di bidang ekonomi atau bisnis untuk bergabung dengan Paus Fransiskus dan “mengadakan perjanjian” mengubah ekonomi saat ini dan memberi roh pada ekonomi masa depan.
“Tujuannya adalah untuk membangun dan mempromosikan ekonomi yang berbeda: ekonomi yang membawa kehidupan, bukan kematian, ekonomi inklusif dan bukan eksklusif, manusia dan tidak manusia, peduli terhadap lingkungan dan tidak merusaknya,” papar Paus Fransiskus dalam surat yang dirilis oleh Vatikan pada 11 Mei.
Surat itu ditujukan kepada “para ekonom dan wirausahawan muda”, mengatakan bahwa mengingat “kebutuhan untuk menghidupkan kembali ekonomi” tidak ada tempat yang lebih baik untuk meluncurkan inisiatif daripada di Asisi, “yang selama berabad-abad telah terkenal menyimbolkan humanisme persaudaraan dan perdamaian, dan akan menjadi tempat yang pas untuk menginspirasi sebuah ekonomi baru”.

Kamis, 06 Juni 2019

PAUS FRANSISKUS: YESUS SELALU SIAP BEBASKAN ORANG DARI KUASA JAHAT

Umat kristiani mengenal paradoks kehidupan bahwa ada begitu banyak kejahatan dan godaan di dunia, tetapi bahwa Allah juga selalu hadir, siap membantu dan memberi kekuatan kepada manusia untuk bertahan, demikian pernyataan Paus Fransiskus. Setiap orang telah diberikan kehidupan, impian akan cinta dan kebaikan, namun kemudian kehidupan itu terus menerus diekspos pada setan, yang ingin merongrong dirinya dan orang-orang di sekitarnya, sedemikian rupa sehingga manusia dapat tergoda untuk putus asa.
“Faktanya, doa orang kristen tidak menutup matanya dari kenyataan. Orang-orang kristiani tahu bahwa kehidupan bisa sangat sulit, menyakitkan, atau tidak adil dan mereka berdoa agar Tuhan – yang lebih besar dan lebih kuat daripada kejahatan apa pun – akan memberikan kekuatan untuk terus maju dan akan membebaskan kita dari kejahatan,” kata Paus Fransiskus. Melanjutkan katekese tentang doa Bapa Kami, Paus Fransiskus merenungkan bagian doa “bebaskanlah kami dari yang jahat.”
Yesus mengajar orang-orang untuk selalu berbalik kepada Tuhan, terutama ketika mereka merasakan kehadiran setan yang mengancam, yang dikatakan Santo Petrus seperti singa yang marah, yang selalu mengincar dan siap untuk menerkam kita, ujar Paus Fransiskus.
Baris terakhir doa Bapa Kami yang menyerukan kepada Tuhan untuk “tidak meninggalkan kita dan membebaskan kita” adalah permohonan bagi semua yang menemukan diri mereka dalam kesulitan: dalam situasi dosa, penganiayaan, keputus-asaan atau bahkan kematian. Kehadiran setan yang misterius adalah “kepastian mutlak” dalam kehidupan manusia, karena iblis tidak menyelamatkan siapa pun ketika ia bergerak diam-diam seperti ular, membawa racun.

SEBUAH EKSPERIMEN TENTANG KENYAMANAN


Adalah wajar jika setiap orang membutuhkan kenyamanan dalam hidupnya. Ketidak-nyamanan dalam hidup, entah itu karena gangguan keamanan atau sakit ataupun faktor lainnya, akan membuat orang gelisah, stress dan mudah marah. Topik kenyamanan inilah yang diangkat blog budak-bangka 3 tahun lalu, persisnya 6 Juni 2016, lewat judul tulisan “Membuat Ketidak-nyaman Menjadi Nyaman”.
Yang membuat tulisan tersebut menarik adalah bahwa tulisan itu lahir dari pengamatan penulis. Karena itu, penulis memberi judul kecil tulisannya “Eksperimenku: Kenyamanan”. Jadi, tulisan tersebut lahir dari pengalaman hidup yang kemudian direfleksikan. Hasil refleksi inilah yang kemudian ditawarkan kepada pembaca. Tentulah dapat dikatakan bahwa penulis mau mengajak pembaca untuk tidak selalu tergantung pada situasi tidak nyaman.
Tulisan 3 tahun lalu itu menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan ringan sehingga pembaca mana pun dapat menikmatinya. Narasinya runtut sehingga benar-benar mengarahkan pembaca pada kesimpulan akhir. Di samping itu, pembaca tak perlu waktu yang lama untuk menghabisi tulisan tersebut, karena tulisan itu padat, jelas dan tidak panjang. Karena itu, hanya butuh waktu beberapa menit saja pembaca dapat menemukan intisarinya.
Apa dan bagaimana isi tulisan itu? Bagaimana mengubah ketidak-nyamanan menjadi nyaman? Langsung saja temukan jawabannya dengan klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

MEMBANGUN RELASI BERAWAL DARI KONSEP DIRI


Hari ini 6 tahun lalu, persisnya 6 Juni 2013, blog budak-bangka menurunkan sebuah tulisan bertemakan psikologi. Judul tulisan tersebut adalah “Konsep Diri Positif dan Negatif”. Tulisan itu sendiri merupakan cukilan dari buku Interpersonal Community. Sebagaimana diuraikan pada bagian awal tulisan tersebut, konsep diri merupakan faktor penting bagi manusia dalam membangun relasi dengan sesamanya.
Manusia adalah makhluk sosial. Kesosialannya membuat dirinya tak bisa dipisahkan dari sesama manusia lainnya. Kapan dan dimana pun manusia pasti akan saling bertemu. Untuk membangun relasi yang bagi maka dibutuhkan konsep diri yang baik. Tulisan 6 tahun lalu hendak memberi jawaban akan hal itu.
Diurai dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan ringan sehingga pembaca mana pun dapat menikmatinya. Selain itu, pembaca tak perlu waktu yang lama untuk menghabisi tulisan tersebut, karena tulisan itu cukup singkat, padat dan jelas. Karena itu, hanya butuh waktu beberapa menit saja pembaca dapat menemukan intisarinya.
Apa dan bagaimana konsep diri positif dan negatif itu? Apa efeknya dalam membangun relasi sosial? Langsung saja temukan jawabannya dengan klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

Selasa, 04 Juni 2019

JANGAN TAKUT GAGAL


Setiap orang tentu pernah mengalami kegagalan. Ada yang gagal dalam bisnis, ada muda-mudi gagal dalam urusan percintaan, ada pelajar gagal dalam ujian, ada pula orang gagal dalam tes CPNS, dan masih banyak contoh kegagalan dalam hidup ini. Pastilah kegagalan akan berdampak dalam kejiwaan orang yang mengalaminya. Ada yang stress hingga depresi.
Blog budak-bangka pada 6 tahun lalu, persisnya pada 4 Juni 2013, menurunkan sebuah tulisan yang bertemakan kegagalan. Judul yang dipilih adalah “Sukses Berawal dari Kegagalan”. Tulisan itu masuk dalam ketegori inspirasi hidup. Lewat tulisan tersebut, penulis hendak mengatakan bahwa kesuksesan bisa bermula dari kegagalan.
Tulisan enam tahun lalu tersebut merupakan olahan kembali dari kiriman email Anne Ahira. Dikemas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang ringan dan sederhana membuat tulisan tersebut dapat dengan mudah dicerna pembaca mana pun. Pembaca juga tak membutuhkan waktu yang lama untuk membaca tulisan tersebut karena tulisan tersebut diurai dengan singkat, padat dan jelas tanpa bertele-tele. Karena itu, tidak perlu waktu lama untuk menemukan inti pesannya atau bahkan melahaP semua bacaan itu.
Apa dan bagaimana isi tulisan tersebut? Lebih lanjut mengenai isi tulisan tersebut, langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

BAHAYA NONTON BF BAGI SUAMI ISTERI


Dewasa ini banyak orang berpendapat bahwa seks adalah kunci keharmonisan rumah tangga. Seks yang yang dimaksud di sini lebih pada kenikmatan atau kepuasan dalam berhubungan badan. Karena sering tidak mendapat kepuasan itulah maka orang mencarinya. Salah satunya adalah selingkuhan. Dan ketika hidup rumah tangga sudah disusupi dengan selingkuhan, maka cepat atau lambat rumah tangga akan berantakan.
Karena itulah, orang akan berusaha agar masalah seks ini tidak terjadi dalam kehidupan suami isteri. Ada banyak cara ditempuh pasangan suami isteri. Salah satunya adalah variasi hubungan seks. Untuk memenuhi tuntutan ini, menonton video porno biasa dijadikan sebagai sarana bantunya. Tak sedikit pasangan suami isteri seakan menimba “ilmu” cara berhubungan dengan menonton film-film panas. Akan tetapi, tanpa disadari ternyata cara ini justru akan menimbulkan dampak baru bagi kehidupan mereka.
Masalah inilah yang diangkat blog budak-bangka 5 tahun lalu, persisnya 4 Juni 2014, dengan judul tulisan “Dampak Pornografi bagi Pernikahan”. Tulisan, yang masuk dalam kategori psikologi, tersebut merupakan copian dari tulisan yang ada di situs detik dot com.
Dikemas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang ringan dan sederhana membuat tulisan tersebut dapat dengan mudah dicerna pembaca mana pun. Apa saja dampak buruk pornografi bagi kehidupan rumah tangga? Langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!