Rabu, 09 Agustus 2017

PAUS FRANSISKUS: APA SAJA YANG TUHAN PERCAYAKAN KEPADA KITA DIMAKSUDKAN UNTUK SEMUA ORANG

Masyarakat Internasional tidak boleh tutup mata atau berdiam diri menghadapi penderitaan orang-orang yang mengalami kelaparan dan kekurangan gizi, yang seringkali disebabkan oleh ketidak-pedulian dan keegoisan. Demikian tegas Paus Fransiskus dalam sebuah pesan untuk konferensi Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, 3 Juli 2017.
Dalam pesan itu juga Paus Fransiskus mengatakan bahwa perang, terorisme dan pemindahan paksa bukanlah “hal yang tak terelakkan, melainkan konsekuensi dari keputusan konkret” yang menyebabkan kurangnya makanan dan nutrisi yang memadai bagi mereka yang tidak berdaya.
“Kita berhadapan dengan mekanisme yang kompleks yang membebani mereka yang paling rentan, yang tidak hanya dikucilkan dari proses produksi, tapi sering terpaksa meninggalkan tanah mereka untuk mencari perlindungan dan harapan,” pesan Paus Fransiskus, yang disampaikan Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Vatikan.
Dalam pesan itu Paus Fransiskus mengungkapkan keinginan Tahta Suci untuk membantu masyarakat internasional “mempromosikan tidak hanya kemajuan atau tujuan pembangunan secara teori, melainkan penghapusan kelaparan dan kekurangan gizi yang sesungguhnya.”
“Kita semua menyadari bahwa niat untuk menyediakan roti setiap hari bagi semua orang tidak cukup. Sebaliknya, ada kebutuhan untuk menyadari bahwa semua memiliki hak untuk itu dan karenanya mereka harus mendapatkan keuntungan darinya,” ujar Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus juga mengatakan bahwa permintaan yang tidak terpenuhi untuk memerangi kekurangan gizi “sangat bergantung pada kurangnya budaya solidaritas.” Paus Fransiskus menambahkan bahwa tujuan pembangunan masyarakat internasional harus mengakui “bahwa hak setiap orang untuk bebas dari kemiskinan dan kelaparan bergantung pada kewajiban seluruh keluarga manusia untuk memberikan bantuan praktis kepada mereka yang membutuhkan.”
“Karena apa saja yang Tuhan percayakan kepada kita dimaksudkan untuk semua orang. Ada kebutuhan mendesak akan solidaritas untuk menjadi kriteria yang mengilhami semua bentuk kerja sama dalam hubungan internasional,” pungkas Paus Fransiskus.
sumber: UCAN Indonesia