Minggu, 17 November 2013

Orang Kudus 17 Novermber: St. Gregorius Thaumaturgos

SANTO GREGORIUS THAUMATURGOS, USKUP & PENGAKU IMAN
Gregorius Thaumaturgos atau Gregorius Pembuat Mujizat berasal dari Neokaisarea (Turki). Ia lahir pada tahun 213 dan meninggal dunia di tanah kelahirannya pada tahun 268. Ia dikenal luas karena mujizat-mujizatnya dan usahanya menyebarkan agama Kristen di dunia Timur.



Putera bangsawan kafir ini adalah seorang ahli hukum. Suatu ketika ia bermaksud pergi ke Beirut, Lebanon untuk mempraktekkan keahliannya di bidang hukum. Dalam perjalanannya ke kota itu, ia singgah di Kaisarea, Israel. Di sana, ia ditobatkan menjadi Kristen oleh Origenes (185-254), seorang ahli Kitab Suci kenamaan di kota itu. Peristiwa ini membuatnya tidak lagi bersemangat untuk meneruskan perjalanannya ke Beirut. Ia selanjutnya tinggal di Kaisarea selama beberapa tahun sambil belajar pada Origenes.



Pada tahun 238, ia kembali ke Neokaisarea. Di sana ia ditahbiskan menjadi uskup kota itu. Pada masa itu orang Kristen sangat sedikit. Sebagian besar penduduk kota itu masih kafir. Gregorius dalam kedudukannya sebagai uskup berjuang keras untuk memperbanyak jumlah orang Kristen. Kemampuannya yang luar biasa dalam berkotbah sangat mendukung usahanya itu. Ia berhasil menarik banyak orang kafir menjadi Kristen. Karya-karya amalnya kepada orang-orang miskin dan sakit, yang diperkuat dengan banyak mujizat, seperti menyembuhkan orang-orang sakit dengan doa-doanya, semakin memikat hati orang-orang kafir pada agama Kristen.



Pada tahun 250, Keuskupan Neokaisarea menderita pengejaran dan penganiayaan yang diperintahkan Kaisar Gaius Decius. Tak lama kemudian keuskupan itu pun dilanda wabah penyakit dan serangan suku bangsa Goth. Kendatipun tertimpa berbagai penderitaan, orang-orang Kristen Neokaisarea di bawah bimbingan uskupnya tetap berpegang teguh pada imannya. Ketika Gregorius wafat pada tahun 268 hanya ada 17 orang kafir di kota itu.

Foto-fotoku Thn 1989 - 1991

 Foto saya bersama Gregorius Atalolo di Pantai Nobo
 Foto saya bersama Joni di Pantai Nebe
 Ini foto anggota kelas 2 Bahasa
 Foto saya bersama Arnoldus Tuba. Yang di tengah saya lupa.
 Foto saya bersama Osco di pantai Nebe
 Melawak menghibur penonton
 Saya sebelah kiri. di samping saya Gawi Lonek, berikutnya Markus Kia Wuwur
 Mengurus Koperasi Seminari





 Bergaya
Bersiap-siap berangkat rekreasi

Renungan Hari Minggu Biasa XXXIII-C

Renungan Hari Minggu Biasa XXXIII, Thn C/I
Bac I   : Mal 4: 1 – 2a; 2Tes 3: 7 – 12;
Injil     : Luk 21: 5 – 19

Bacaan pertama dan Injil hari ini berbicara soal akhir zaman, di mana digambarkan murka Allah. Namun sabda Tuhan ini tidak semata-mata berbicara tentang murka sehingga menimbulkan ketakutan, melainkan juga persiapan yang harus disiapkan. Kitab Maleaki menasehati supaya orang-orang benar tak perlu merasa cemas dan takut. Murka Allah hanya dikenakan kepada orang fasik.

Dalam Injil, Yesus menasehati para pendengar-Nya untuk waspada terhadap aksi penipuan. Menjelang akhir zaman akan banyak muncul serigala berbulu domba. Menghadapi semuanya itu umat tak perlu merasa takut. Kita tetap terpanggil untuk senantiasa bersaksi bagi kebenaran dan kebaikan. Tuhan sendiri yang akan meletakkan hikmat-Nya di dalam mulut kita.

Apa yang disampaikan Yesus dan Maleaki, ditegaskan kembali oleh Paulus dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Tesalonika. Dalam bacaan kedua, Paulus mengajak jemaatnya untuk tetap bertahan dalam kebaikan dan kebenaran. Paulus tidak menyampaikan hanya lewat kata-kata saja, melainkan dengan perbuatan. Karena itulah, ia meminta jemaat untuk mengikuti teladan hidupnya. Memang nasehat Paulus ini sangat cocok untuk para pemuka jemaat saat ini.

Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk selalu berbuat baik dan benar bagi kehidupan manusia. Hal ini dapat menjadi bekal persiapan kita menyongsong akhir zaman. Memang tak ada satu manusia pun di dunia ini yang tahu kapan akhir zaman itu datang. Karena itulah Yesus meminta kita untuk waspada. Salah satu bentuk kewaspadaan adalah dengan senantiasa berbuat baik dan benar. Perbuatan ini akan menjadi contoh teladan bagi orang lain. Dan ini merupakan bentuk persaksian bagi Kristus.

by: adrian