Senin, 30 Juli 2018

PERAN IBU DALAM PERTUMBUHAN MORAL ANAK


Orangtua pasti ingin anaknya tumbuh sehat secara fisik, psikis dan moral. Nilai-nilai moral tak begitu saja muncul dalam diri anak, tapi melalui suatu pembelajaran terus menerus sejak usia dini. Ibu musti berperan aktif membantu anak menemukan dan menanamkan nilai moral. Satu tantangan dewasa ini ketika anak lebih banyak diserahkan kepada babysitter. Babysitter hanya memberi perawatan fisik, bukan soal penanaman nilai moral.
Berdasarkan penelitian, ibu adalah kunci utama pertumbuhan moralitas anak. Interaksi ibu dan anak, baik lewat sentuhan maupun percakapan, berpengaruh besar bagi perkembangan moralitas anak. Caranya dengan bercakap-cakap sambil bermain atau menceritakan dongeng. Interaksi itu membuat anak bisa mengekspresikan perasaan bersalah, lebih memahami perasaan orang lain, mempercepat pemahaman serta kompetensi bahasa.
Interaksi ibu dan anak penting dibangun sejak dini karena dasar perkembangan moral anak ada pada tiga tahun pertamanya. Interaksi menyenangkan terbukti dapat memediasi respon timbal balik antara ibu dan anak dengan kognisi atau emosi serta perilaku moral anak di masa depan. Suasana hati yang positif dapat tumbuh sehingga meningkatkan penerimaan anak terhadap ibunya. Penerimaan ini mempermudah ibu menanamkan nilai-nilai moral.
Jadi, meski terlibat aktif di luar, ibu harus meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan anak. Hendaklah anak dapat merasakan adanya keterikatan dengan ibunya. Rasa keterikatan itu memudahkan anak memahami pesan-pesan moral yang ditanamkan ibu.
by: adrian

Jumat, 27 Juli 2018

MENGENAL PRIBADI MUHAMMAD DARI ILMU PSIKOLOGI

Patut diakui Muhammad adalah sosok yang kontroversial. Al Qur’an menyebutnya sebagai suri teladan tingkah laku yang sempurna (QS 33: 21), sehingga umat islam wajib mengikuti teladannya. Bukan hanya mencontoh hidup Muhammad saja, umat islam juga harus mendoakan beliau (QS 33: 56). Akan tetapi, fakta sejarah menampilkan sosok Muhammad yang penuh kekelaman bagi dunia. Jadi, dalam pribadi Muhammad ada sosok putih dan hitam.
Dengan menganalisa pribadi Muhammad dari sisi psikologi, orang dapat lebih mengenalnya. Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan tentang perilaku, fungsi mental dan proses mental manusia secara ilmiah. Dengan bantuan psikologi, orang dapat memahami kenapa Muhammad mempunyai istri lebih dari 10 orang, menikah dengan anak usia 6 tahun, membunuh orang, dapat menentukan orang masuk sorga atau tidak, dll.
Dua buku berikut ini mencoba menganalisa sosok Muhammad dari aspek psikologi. Buku ini, yang aslinya berbahasa Inggris dan sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, sangat sulit didapat di Indonesia dalam bentuk lembaran-lembaran kertas. Namun pembaca dapat membacanya secara on-line.
Dua buku itu adalah:
Selain dua buku di atas, yang jelas-jelas mengungkapkan ulasan dari sisi psikologi Muhammad, pembaca dapat juga membaca buku lain ini:
The Truth about Muhammad karya Robert Spencer.
Selamat membaca dan mengenal.

Foto-foto Iseng

Senin, 23 Juli 2018

JANGAN BIASA MEMANJAKAN ANAK

Seorang bayi selalu berpenampilan lucu menggemaskan. Banyak orang suka, tidak hanya orangtua. Sikap suka ini bisa jatuh pada sikap memanjakan. Apa “yang diminta” lewat tangisan, segera dipenuhi. Hal ini kelak akan membekas dalam alam bawah sadarnya ketika usia kanak-kanak: kalau saya nangis maka permintaan saya dipenuhi.
Ketika anak memasuki usia kanak-kanak, tak sedikit orangtua memanjakan anaknya. Di saat orangtua hidup agak mapan, banyak yang berprinsip “Biarlah kesusahan masa lalu, cuma saya saja yang merasakan.” Karena itu, orangtua selalu membuat anaknya bahagia dengan memanjakannya, tak ingin anaknya merasakan getirnya perjuangan hidupnya. Maka, jika anak minta sesuatu, orangtua akan berusaha memenuhinya. Tak heran bila melihat HP anak zaman sekarang jauh lebih canggih dari orangtuanya.
Tanpa disadari, sebenarnya orangtua telah menebarkan racun dalam hidup anaknya sendiri. Memanjakan anak akan membuat anak memiliki mental santai, malas, mudah menyerah kalah ketika menghadapi sedikit tantangan, dan tidak menghargai proses (bermental instan). Mental ini sudah terlihat ketika anak memasuki usia remaja. Dan dengan mental ini, orangtua akan mengalami kesulitan dalam proses pendampingan. Bersikap keras terhadap mereka akan terlambat, karena anak bisa berbuat nekad seperti lari dari rumah (beda ketika anak masih SD).
Karena itu, hendaknya orangtua tidak memanjakan anaknya. Sejak usia dini anak harus dilatih untuk tidak manja. Orangtua harus menularkan perjuangan hidupnya kepada anak, sehingga anak tahu bahwa keberhasilan harus ditempuh dengan perjuangan dan pengorbanan.
by: adrian

DAFTAR PEMENANG PIALA DUNIA DARI MASA KE MASA


Federasi Sepak Bola Internaional, atau biasa dikenal dengan FIFA, merupakan badan resmi pengendali internasional sepak bole. FIFA didirikan di Paris pada 21 Mei 1904, dengan slogan “For the game, for the World”. Presiden FIFA yang pertama adalah Robert Guerin (1904 – 1906). Kantor pusat FIFA ada di Zurich, Swiss.
FIFA adalah badan resmi menyelenggarakan turnamen Piala Dunia. Turnamen piala dunia pertama diselenggarakan pada tahun 1930, ketika Jules Rimet menjabat presiden FIFA. Berikut ini data negara pemenang piala dunia (warna merah adalah pemenangnya).
Tahun
Tuan Rumah
Partai Final
1930
Uruguay
Uruguay (4) vs (2) Argentina
1934
Italia
Italia (2) vs (1) Rep. Ceko
1938
Perancis
Italia (4) vs (2) Hungaria
1950
Brasil
Uruguay (2) vs (1) Brasil
1954
Swiss
Jerman Barat (3) vs (2) Hungaria
1958
Swedia
Brasil (3) vs (1) Swedia
1962
Chili
Brasil (3) vs (1) Rep. Ceko
1966
Inggris
Inggris (4) vs (2) Jerman Barat

Jumat, 20 Juli 2018

MELIHAT MUHAMMAD DARI SISI PSIKOLOGI

Semenjak kecil Muhammad menunjukkan gejala “gangguan perilaku ketergantungan” setelah dibuang oleh ibunya. Ia kemudian mulai menunjukkan gejala “kompleksitas Oedipus” karena hubungannya dengan sang bibi, Fatimah, yang menjadi akar dari kecanduan seksnya dan kejahatan seksual selama hidupnya.
Muhammad mulai menderita skizofrenia, kemungkinan sebagai salah bentuk perlawanan atas ketidak-seimbangan yang terjadi pada jiwanya, suatu kondisi yang dimanfaatkan Khadijah untuk kepentingannya. Kisah gangguannya merupakan hasil pemahaman akan Yudaisme dan kekristenan yang diputar-putar dan samar-samar. Dididik oleh istri dan keponakan istrinya yang pemuja okultisme, Waraqah, sakit jiwa yang dialami Muhammad yang sering menyebabkan ia mengalami halusinasi yang tidak logis menyebabkan Muhammad mewahyukan perintah-perintah yang tidak berhubungan dengan hukum dan nubuatan Musa seperti yang ada dalam Alkitab.
Sebagai seorang opurtunis, Khadijah meyakinkan Muhammad kalau ia adalah seorang nabi, dan tidak sedang menderita penyakit jiwa. Muhammad kemudian dididik secara gigih oleh istrinya dan mulai mempercayai mitos yang dibuatnya. Muhammad akhirnya mulai menderita “kompleksitas juruselamat” dan mulai meyakini dalam pikirannya akan sebuah rencana khusus untuk mentransformasi Arabia seturut dengan kehendak Allah, tetapi sebenarnya rencana itu adalah visi dan agenda politik (bisnis) Khadijah.
Muhammad kemudian menjadi terpedaya dengan ego baru ciptaannya sendiri dan sanjungan yang ia terima. Dengan memahami bahwa kekuasaan yang dimilikinya dan mitos yang diciptakannya makin bertambah, ia mulai terjangkiti “gangguan kepribadian narsistik”. Ia menikmati otoritas yang diperolehnya dan dianggap sebagai pahlawan anti kemapanan.
Muhammad menghadapi penganiayaan hebat dari orang-orang Mekkah dan akhirnya dibuang oleh kaumnya, tampak dari psikisnya akan kegagalannya untuk mengubah mayoritas kaumnya sendiri; sehingga membuka luka lama akan ketertolakkannya. Diam-diam memendam amarah karena menyimpan ketidak-sukaan, sikap narsisnya yang berlebihan membuatnya mulai mengidap sakit kejiwaan yang sangat berbahaya, yang disebut “komplesitas Napoleon”.

Rabu, 18 Juli 2018

PAUS FRANSISKUS: IMAN DIHIDUPI OLEH RASA SYUKUR


Allah selalu mencintai dan terlebih dahulu memberi dengan penuh kemurahan hati sebelum meminta kesetiaan akan semua perintah-Nya, yakni perkataan dari seorang Bapa yang penuh kasih, yang menunjukkan kepada umat manusia jalan yang benar untuk menjalani kehidupan. Demikian ungkap Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik sedunia, dalam audiensi umum di Lapangan St. Petrus, pada 27 Juni 2018. “Hidup kristiani merupakan respon penuh syukur kepada seorang Bapa yang murah hati, bukan pemenuhan yang dipaksakan dan tanpa kegembiraan atas serangkaian kewajiban.”
Sebelum audiensi itu, Paus Fransiskus bertemu dengan orang sakit dan tidak berdaya, yang duduk di aula Paulus VI, dan menyambut perwakilan Olimpiade Khusus dan menyalakan obor dari api Olimpiade Khusus itu. Kemudian Paus yang pernah meraih penghargaan majalah TIME ini melanjutkan serangkaian pembicaraan audiensi tentang 10 Perintah Allah, dengan merenungkan bagaimana Allah membebaskan umat-Nya dari perbudakan di Mesir.
“Allah tidak pernah meminta tanpa memberi terlebih dahulu. Ia menyelamatkan terlebih dahulu, lalu meminta kesetiaan atas perintah-perintah-Nya, sehingga mereka bisa menjalani kehidupan melalui jalan yang benar.” Ini adalah rahasia pendekatan kristiani, yakni pendekatan Yesus – untuk mengetahui bahwa seseorang itu dicintai oleh seorang Bapa dan kemudian untuk mencintai sesama, papar Paus yang berasal dari Argentina. “Yesus tidak memulai dengan diri-Nya sendiri, melainkan dengan Bapa.”
“Proyek atau upaya gagal jika berakar dalam keegoisan, bukan dalam rasa syukur kepada Tuhan,” jelas Paus Fransiskus. Landasan akan segala sesuatu yang dilakukan oleh seorang kristiani bukan berdasarkan pada kewajiban: saya harus melakukan ini, ini, itu, ini .... “Bukan. Landasan akan tugas ini adalah cinta akan Allah Bapa, yang terlebih dahulu memberi dan kemudian memerintah,” ungkap Paus ke-266. Ini merupakan situasi berdasarkan sebuah hubungan dan pengalaman personal antara Bapa dan anak.

Senin, 16 Juli 2018

MENYIAPKAN NAMA ANAK


Ketika masih dalam rahim, calon orangtua sibuk menyiapkan pakaian dan permainan bagi anaknya. Yang sering dilupakan adalah menyiapkan nama. Orang katolik diminta untuk memberi nama anak tak jauh dari citarasa kristiani (bdk. Kan. 855). Kebanyakan umat katolik baru memikirkan nama saat mau baptis anak, sehingga sering ada perbedaan antara nama di surat lahir/akta lahir dan surat baptis; dan kadang merembet ke dokumen lainnya. Ini akan menyulitkan anak dan orangtua kelak.
Karena itu, jauh sebelum lahir, orangtua seharusnya sudah menyiapkan nama anak, yang langsung sesuai dengan nama baptis. Gereja sudah menetapkan agar nama itu tak asing dari citarasa kristiani. Nama itu bisa merujuk pada nama tokoh di Kitab Suci (Musa, Yeremia, Abraham, Samuel, dll), atau nama dari tokoh suci di Gereja (Andreas, Paulus, Monika, Agnes, dll). Dalam Gereja katolik, sebuah nama memiliki makna. Ketika anak diberi nama Monika, misalnya, selain mendapat penyertaan dari Santa Monika, juga diharapkan si anak mengikuti teladan hidup dan iman St. Monika. Maka, orangtua harus kenal dengan orang kudus dengan membaca riwayat hidupnya.
Berikut proses pemberian nama. Anak sudah bisa diprediksi kapan lahir. Misalnya, lahir antara minggu kedua dan ketiga Maret. Maka, lihatlah di kalender katolik yang memuat nama santo-santa pada bulan Maret minggu kedua dan ketiga. Dari sekian nama yang ada, mana yang berkesan. Tetapkanlah nama itu sebagai nama baptisnya, lalu tambahkan nama keluarga atau lainnya. Saat anak lahir, nama itulah yang kemudian dituliskan dalam surat lahir, dan kelak menjadi nama baptisnya.
Perlu diperhatikan juga soal penulisan nama. Usahakan tulis nama dengan benar, jangan hanya ikuti ucapan bibir kita. Misalnya, Ignasius (benar) sering ditulis Iknasius (salah). Nama santo santa bisa diubah sesuai jenis kelamin anak. Misalnya, orangtua sudah siapkan nama Gabriel, tapi anak yang lahir cewek, maka beri namanya Gabriela.
by: adrian

Jumat, 13 Juli 2018

APAKAH MUHAMMAD SEORANG PEDOFIL

Banyak orang, yang tentunya bukan orang islam, mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah seorang pedofil. Pernyataan tersebut, bagi umat islam, tentulah merupakan suatu tuduhan dan juga penghinaan yang sangat keji, mengingat Nabi Muhammad adalah teladan tingkah laku yang sempurna (QS Al-Ahzab: 21), yang menjadi teladan bagi umat islam. Dan sudah pasti, umat islam menolak tuduhan tersebut. Malah mereka yang menyatakan hal tersebut layak mati (dasarnya ada pada QS Al-Ahzab: 60 – 61).
Akan tetapi, ada baiknya kita melihat terlebih dahulu kenapa orang mengatakan bahwa Muhammad itu seorang pedofil. Apakah ada dasarnya?
Terlebih dahulu kita melihat apa itu pedofil atau pedofilia. Dalam situs Hello Sehat, pedofilia didefinisikan sebagai gangguan seksual yang berupa nafsu seksual terhadap remaja atau anak-anak di bawah usia 14 tahun. Orang yang mengidap pedofilia dikenal dengan istilah pedofil. Seseorang dapat dikatakan pedofil bila usianya minimal 16 tahun. Sedangkan situs National Geographic melihat pedofilia sebagai kelainan psikoseksual, dimana orang dewasa atau remaja memiliki preferensi seksual terhadap anak-anak pra-remaja.
Para psikolog dan psikiater menganggap pedofilia sebagai gangguan mental, bukan preferensi seksual. Preferensi pedofil dapat bervariasi dari orang ke orang. Tidak melulu pada anak kecil saja, tapi ada juga yang tertarik pada anak dan orang dewasa sekaligus. Perilaku pedofil bervariasi. Ada yang hanya sebatas mengekspos diri di depan anak-anak, ada juga yang melakukan lebih jauh, misalnya seks oral, seks genital penuh atau lainnya.

INILAH SOSOK PENDAMPING JOKOWI DALAM PILPRES 2019


Tahun 2019 Indonesia akan menjalani pesta demokrasi. Ada dua peristiwa penting dalam pesta tersebut, yaitu Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres). Aroma pilpres sudah tercium saat ini. Jokowi, yang saat ini sebagai presiden periode 2014 – 2019, akan maju sebagai petahana, sementara lawannya belum jelas terlihat batang hidungnya.
Memang aroma persaingan sudah muncul. Beberapa bulan lalu hingga kini jagat maya dan nyata dipenuhi aksi #2019:gantipresiden. Bahkan musisi Ahmad Dhani menciptakan lagu untuk hal tersebut. Namun, ketika orang bertanya siapa yang akan menggantikannya, tak ada muncul kejelasan. Hingga saat ini, Prabowo yang digadang-gadang sebagai calon pemimpin tegas, tidak bisa bersikap tegas untuk menyatakan dirinya maju sebagai presiden dalam pilpres 2019. Bahkan sikap tegas itu pun tak muncul ketika memilih wakilnya. Sepertinya pihak lawan lagi mencari-cari celah untuk menjatuhkan Jokowi, sehingga berani maju.
Karena itu, sampai saat ini baru nama Jokowi yang muncul untuk ikut perhelatan akbar pilpres 2019. Menjadi pertanyaannya adalah siapa yang akan mendampingi Jokowi dalam pilpres 2019 sebagai wakil presiden?
Untuk menjawab pertanyaan itu, pertama-tama kita perlu memetakan pertarungan pilpres 2019. Kalau dulu peta pertarungan selalu dilihat soal daerah, sehingga pasangan presiden dan wakilnya haruslah kombinasi Jawa – Luar Jawa. Bagaimana peta pertarungan pilpres 2019 ini?
Patut diakui bahwa pilpres 2019 merupakan pertarungan antara kubu nasionalis dan islamis. Jokowi adalah sosok yang mewakili nasionalis, sementara lawannya, yang hingga kini masih sibuk dengan aksi #2019:gantipresiden, berasal dari kubu islamis radikal. Hal ini terlihat dari banyak tokoh-tokoh islam di balik aksi tersebut. Selain itu, Prabowo dan Amien Rais, tak puas dengan koalisi permanen, membentuk koalisi baru, yakni koalisi keumatan. Koalisi ini dideklarasikan bersama Imam Besar Front Pembela Islam, yang melarikan diri dari jerat hukum dan kini bermukim di Arab Saudi, Muhammad Habib Rizieq, di Arab Saudi.

Rabu, 11 Juli 2018

PAUS FRANSISKUS: KEDIKTATORAN DIMULAI DENGAN AMBIL ALIH MEDIA

Semua kediktatoran dimulai dengan cara yang sama: saluran media ditempatkan di tangan orang-orang tidak bermoral yang menyebarkan kebohongan dan melemahkan demokrasi. Demikian ungkap Paus Fransiskus dalam homilinya pada 18 Juni, dalam misa pagi di Wisma Santa Martha. Standar-standar, norma-norma dan hukum-hukum yang khas dalam berkomunikasi pertama-tama dihilangkan.
Kemudian seluruh media atau saluran komunikasi diserahkan “ke perusahaan, bisnis yang melakukan fitnah, berbohong, melemahkan demokrasi, dan kemudian hakim datang menilai lembaga lemah ini, orang-orang dihancurkan, dihukum dan diktator membuat kemajuan dengan cara ini,” kata Paus Fransiskus. “Semua kediktatoran dimulai seperti ini, dengan memalsukan komunikasi, menempatkan komunikasi di tangan orang-orang tanpa suara hati, pemerintah tanpa suara hati.”
Paus Fransiskus, dalam homilinya, berfokus pada bacaan pertama hari itu, yang berbicara tentang Izebel yang berhasil bersama komplotannya untuk membantu suaminya, Raja Ahab, mengambil tanah milik tetangga mereka, Naboth, yang menolak untuk menjual apa yang sudah menjadi milik keluarganya selama beberapa generasi. Izebel memerintah dua orang laki-laki dengan menuduh Naboth mengutuk Tuhan dan raja, yang membuat Naboth dilempari batu hingga tewas. Paus Fransiskus mengatakan apa yang terjadi pada Naboth mirip dengan apa yang terjadi pada Yesus, Santo Stefanus dan semua martir yang dibunuh sebagai akibat dari fitnah dan dusta.

Senin, 09 Juli 2018

Mengatur Ekonomi Rumah Tangga

Ketika membangun rumah tangga, suami istri ingin hidup sejahtera. Memang kesejahteraan itu tidak selamanya bergantung dari ada tidaknya uang, namun segala kebutuhan hidup selalu membutuhkan uang. Dengan kata lain, uang menjadi bagian penting dalam hidup rumah tangga. Akan tetapi, jika tidak dikendalikan dengan baik dan benar, uang juga bisa menjadi bencana.
Untuk itu diperlukan kebijakan dalam mengelola keuangan dalam rumah tangga. Prinsip dasar ekonomi adalah “Jangan besar pasak dari tiang”. Jika pasaknya besar, maka tiangnya juga harus besar; jika tiangnya kecil, maka pasaknya harus kecil. Harus ada keseimbangan antara pasak dan tiang; antara pemasukan dan pengeluaran.
Yang perlu dikendalikan adalah soal pengeluaran. Diusahakan agar tidak terjadi pengeluaran yang sebenarnya tidak perlu (pemborosan). Untuk itu, perlu dipikirkan skala prioritas. Apa yang paling penting dan paling dibutuhkan dalam hidup, hendaklah itu didahulukan. Jangan sampai gengsi mengalahkan sesuatu yang paling penting dalam hidup. Misalnya, karena tetangga merayakan ulang tahun ke-1 anaknya, maka kita juga ikut-ikutan, padahal anak sendiri tidak mengerti acara itu; tiup lilin pun belum bisa.
Dua sikap yang dibutuhkan untuk menunjang pengendalian pengeluaran adalah sikap sederhana dan penuh syukur. Dua sikap ini mampu mengatasi gempuran arus gengsi, baik dari tetangga maupun iklan di media sosial.
Jika pengeluaran sudah dapat dikendalikan, maka tindakan lanjut adalah menyalurkannya. Saluran yang tepat adalah menyimpan. Ada banyak bentuk penyimpanan, seperti celengan, tabungan dan asuransi. Sangat penting jika suami istri benar-benar memahami bentuk-bentuk simpanan tersebut dan memanfaatkan demi kepentingan masa depan, baik untuk mereka sendiri maupun untuk anak.
by: adrian

Jumat, 06 Juli 2018

MENGENAL PAKAIAN MUSLIMAH

Pasca serangan islam teroris, muncul wanita muslimah bercadar di beberapa lokasi dengan nada pesannya sebagai berikut: “Peluklah aku, jika kau merasa nyaman.” Aksi ini merupakan sebuah sosial eksperimen. Kiranya apa yang dilakukan beberapa wanita islam bercadar itu sekadar mau membuktikan bahwa mereka bukanlah sekelompok teroris yang menakutkan. Dengan kata lain, mereka mau menghilangkan image masyarakat bahwa muslimah bercadar adalah kelompok islam radikal yang harus dicurigai, diwaspadai atau ditakuti. Lebih luas lagi mau dikatakan bahwa terorisme itu bukan islam.
Ternyata image tersebut bukan hanya milik orang non islam saja, tetapi juga ada di kalangan umat islam sendiri. Hal ini terbukti dalam salah satu tayangan di media sosial, dimana muslimah bercadar berpelukan dengan wanita berjilbab sambil mengusap air mata. Pelukan membuktikan bahwa pikiran negatif selama ini adalah keliru.
Masalah muslimah bercadar juga sempat menghebohkan dunia pendidikan beberapa bulan lalu. Ada kampus yang melarang wanita islam mengenakan cadar di kampus. Sontak kebijakan tersebut menuai protes. Sebenarnya larangan tersebut hadir sejalan dengan munculnya hasil survei bahwa banyak pelajar dan mahasiswa sudah terpapar paham radikalisme islam. Ada kesan bahwa larangan itu merupakan jawaban atas hasil survei.

Senin, 02 Juli 2018

MENDIDIK ANAK SEJAK DALAM RAHIM

Kebanyakan orangtua berpikir bahwa mendidik anak baru dilakukan ketika anak sudah punya pemahaman. Hal ini disebabkan karena salah soal konsep anak dan mendidik. Mereka kira anak usia 0 tahun tidak tahu apa-apa, dan mendidik itu seperti mengajar. Di sini terlihat adanya budaya instan, mendidik langsung bisa dapat hasilnya. Karena anak belum bisa mengerti, pastilah apa yang disampaikan tidak langsung terlihat hasilnya.
Padahal mendidik anak itu harus sudah dimulai sejak anak masih bayi. Bahkan bila perlu mendidiknya sejak masih dalam rahim. Sudah terbukti bahwa janin usia 18 – 20 minggu sudah bisa mendengar dengan baik. Karena itu, usahakan untuk selalu memperdengarkan suara-suara positip, entah itu irama musik atau juga komunikasi.
Ada sebuah cerita menarik dari seorang ibu. Ketika anaknya yang masih bayi rewel, anak itu akan tenang ketika mendengarkan lagu gregorian dan lagu rohani. Di gereja juga, ketika mendengarkan lagu gregorian, anak itu akan tenang mendengarkan. Hal ini dia kaitkan dengan kebiasaannya mendengarkan lagu gregorian (kebetulan ibu ini anggota koor) dan lagu rohani waktu hamil. Sambil mengerjakan urusan rumah tangga, dia selalu menyetel musik rohani. Dan ternyata anak di dalam rahimnya ikut menikmati.
Oleh karena itu, komunikasi suami istri hendaknya dijaga. Jangan sampai terjadi pertengkaran ketika anak masih dalam rahim. Usahakan membina komunikasi yang harmonis. Tak salah juga jika suami dan/atau juga istri meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan janin. Selain itu, kebiasaan buruk seperti merokok, harus dijauhkan dari janin. Bawalah janin ikut ke gereja atau doa komunitas.
by: adrian