Kamis, 19 Juni 2014

Liburan 2013: Menuju Lokasi Sri Gethuk, Wonosari






Pemandangan alam sekitar lokasi Air Terjun Sri Gethuk




Kembali dari air terjun, pengunjung bisa berjalan kaki, bisa juga berenang mengikuti arus sungai. Bisa juga dengan naik kapal ferry.




Ini dia kapal Ferry yang siap mengantar pengunjung ke/dari lokasi Air Terjun Sri Gethuk. Tampak jelas semangat nasionalismenya.




Orang Kudus 19 Juni: St. Romualdus

SANTO ROMUALDUS, PETAPA
Romualdus lahir pada tahun 952. Keluarganya, sebuah keluarga bangsawan yang kaya. Sergius, ayahnya adalah seorang pangeran dari Ravenna. Keinginannya untuk menjalani kehidupan tapa yang jauh dari keramaian dunia berawal dari peristiwa pembunuhan seorang saudara oleh ayahnya karena perselisihan harta warisan.

Untuk menenangkan batinnya, ia melarikan diri dari rumah dan masuk sebuah biara yang ada di daerah itu. Selama delapan tahun di biara itu ia berdoa dan bermatiraga di bawah bimbingan Marinus, seorang petapa saleh. Bimbingan Marinus berangsur-angsur mengembangkan kepribadian Romualdus hingga menjadi seorang biarawan dan petapa yang saleh. Kemudian bersama Marinus, Romualdus merencanakan pendirian sebuah pertapaan.

Menyaksikan kemajuan hidup rohani Romualdus, ayahnya Sergius bertobat, bahkan ingin juga menjalani kehidupan tapa seperti anaknya. Maka ia masuk biara San Severo yang terletak di dekat Ravenna.

Romualdus menghabiskan waktu 30 tahun lamanya di Italia untuk mendirikan pertapaan dan biara, sambil tetap berdoa, bermatiraga dan bekerja keras. Meski hidup rohaninya tampak sangat mantap, namun ia sama sekali tidak lepas dari cobaan-cobaan. Selama suatu kurun waktu yang lama, ia merasakan suatu kekeringan rohani yang amat dalam. Ia merasa ditinggalkan Allah.

Namun Tuhan sama sekali tidak meninggalkan dia. Pada suatu hari ketika ia sedang mendaraskan Mazmur yang berbunyi: “Aku akan memberikan engkau pengertian dan akan mengajarimu”, ia merasakan sentuhan rahmat Allah yang membangkitkan lagi semangat rohaninya. Tiba-tiba seberkas cahaya Ilahi yang terang-benderang menampakkan diri padanya. Roh Allah kembali berdiam dalam hatinya. Semenjak itu Tuhan tidak meninggalkan dia lagi. Ia kembali bekerja dengan semangat. Ia dianugerahi kemampuan maramalkan apa yang akan terjadi dan kemampuan memberi bimbingan rohani kepada orang-orang yang datang kepadanya.

Lebih dari itu, ia ingin sekali agar bisa menghadapi kematiannya sebagai martir. Untuk itu ia berangkat ke Hongaria untuk mewartakan Injil setelah mendapat restu dari Paus. Tetapi setibanya di Hongaria, ia jatuh sakit. Ia kembali lagi ke Italia. Setelah sembuh, ia berziarah ke berbagai tempat.

Biara Kamalduli yang didirikannya di dekat kota Febriano berpengaruh besar di kalangan umat. Hampir saja Raja Otto III menjadi anggota biaranya, Romualdus meninggal dunia pada tahun 1027.

Renungan Hari Kamis Biasa XI - Thn II

Renungan Hari Kamis Biasa XI, Thn A/II
Bac I    Sir 48: 1 – 14; Injil    Mat 6: 7 – 15;

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus berbicara tentang doa. Dalam pengajaran-Nya Tuhan Yesus meminta para pendengar-Nya untuk bersikap seperti orang yang benar-benar mengenal Tuhan, bukan sebaliknya. Hal ini dikaitkan dengan cara berdoa. Orang yang tidak mengenal Allah cenderung bertele-tele dalam doanya, karena dengan begitu ia merasa doanya bakal dikabulkan (ay. 7). Berbeda dengan orang yang sungguh mengenal Allah. Dia tahu bahwa Allah itu Maha Baik. Orang yang benar-benar mengenal Allah sadar bahwa Allah senantiasa memperhatikan setiap kebutuhan umat-Nya. Tuhan Yesus berkata bahwa Allah mengetahui apa yang diperlukan sebelum diminta (ay. 8).

Bacaan pertama menampilkan sosok orang yang sungguh-sungguh mengenal Allah. Dia-lah Nabi Elia. Bacaan-bacaan pertama dalam minggu biasa X menampilkan sosok Nabi Elia. Dan kini, dalam Kitab Putra Sirakh, kembali ditampilkan sosok Nabi Elia dalam bentuk kidung pujian. Dalam penggambaran Putra Sirakh terlihat kalau memang Elia begitu dekat dengan Allah. Bahkan dapat dikatakan bahwa sepanjang hidupnya Elia hanya melayani Tuhan Allah. Karena itulah dia begitu mengenal Allah sehingga sepanjang hidupnya ia banyak membuat mujizat, bahkan hingga kematian menjelangnya. (ay. 13 – 14).

Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa Tuhan itu Maha Baik. Dia penuh perhatian terhadap setiap kebutuhan kita. Dia tidak akan membiarkan umat-Nya hidup terabaikan. Untuk itu dibutuhkan iman. Iman membuat kita dekat dengan Allah. Inilah yang ditampilkan oleh Nabi Elia. Karena itu, melalui sabda-Nya Tuhan menghendaki agar kita bersikap seperti orang yang benar-benar mengenal Allah. Sikap ini dapat diterapkan dalam setiap dimensi hidup kita, termasuk hidup doa.

by: adrian