Jumat, 15 Februari 2013

Sekilas tentang Pantang & Puasa

PANTANG & PUASA DLM GEREJA KATOLIK

Bagaimanakah berpuasa yang benar menurut ajaran Gereja Katolik, kapan dan bagaimana puasa itu dilakukan? Pertama-tama perlu kita ketahui dulu alasan mengapa kita berpuasa dan berpantang. Bagi kita orang Katolik, puasa dan pantang artinya adalah tanda pertobatan, tanda penyangkalan diri, dan tanda kita mempersatukan sedikit pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib sebagai silih dosa kita dan demi mendoakan keselamatan dunia. Jadi puasa dan pantang bagi kita tak pernah terlepas dari doa. Dalam masa prapaska, maka puasa, pantang dan doa disertai juga dengan perbuatan amal kasih bersama-sama dengan anggota Gereja yang lain. Dengan demikian, pantang dan puasa bagi kita orang Katolik merupakan latihan rohani yang mendekatkan diri pada Tuhan dan sesama, dan bukan untuk hal lain, seperti diit/ supaya kurus, menghemat, dll. Dengan mendekatkan dan menyatukan diri dengan Tuhan, maka kehendak-Nya menjadi kehendak kita. Dan karena kehendak Tuhan yang terutama adalah keselamatan dunia, maka melalui puasa dan pantang, kita diundang Tuhan untuk mengambil bagian dalam karya penyelamatan dunia, dengan cara yang paling sederhana, yaitu berdoa dan menyatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib. Kita pun dapat mulai mendoakan keselamatan dunia dengan mulai mendoakan bagi keselamatan orang-orang yang terdekat dengan kita: orang tua, suami/ istri, anak-anak, saudara, teman, dan juga kepada para imam, pemimpin Gereja, pemimpin negara, dst.

Berikut ini mari kita lihat ketentuan tobat dengan puasa dan pantang, menurut Kitab Hukum Gereja Katolik:
  • Kan. 1249 – Semua orang beriman kristiani wajib menurut cara masing-masing melakukan tobat demi hukum ilahi; tetapi agar mereka semua bersatu dalam suatu pelaksanaan tobat bersama, ditentukan hari-hari tobat, dimana umat beriman kristiani secara khusus meluangkan waktu untuk doa, menjalankan karya kesalehan dan amal-kasih, menyangkal diri sendiri dengan melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara lebih setia dan terutama dengan berpuasa dan berpantang, menurut norma kanon-kanon berikut.
  • Kan. 1250 – Hari dan waktu tobat dalam seluruh Gereja ialah setiap hari Jumat sepanjang tahun, dan juga masa prapaskah.
  • Kan. 1251 – Pantang makan daging atau makanan lain menurut ketentuan Konferensi para Uskup hendaknya dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat Agung, memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus.
  • Kan. 1252 – Peraturan pantang mengikat mereka yang telah berumur genap empat belas tahun; sedangkan peraturan puasa mengikat semua yang berusia dewasa sampai awal tahun ke enampuluh; namun para gembala jiwa dan orangtua hendaknya berusaha agar juga mereka, yang karena usianya masih kurang tidak terikat wajib puasa dan pantang, dibina ke arah cita-rasa tobat yang sejati.
  • Kan. 1253 – Konferensi para Uskup dapat menentukan dengan lebih rinci pelaksanaan puasa dan pantang; dan juga dapat mengganti-kan seluruhnya atau sebagian wajib puasa dan pantang itu dengan bentuk-bentuk tobat lain, terutama dengan karya amal-kasih serta latihan-latihan rohani.
Memang sesuai dari yang kita ketahui, ketentuan dari Konferensi para Uskup di Indonesia menetapkan selanjutnya :
  • Hari Puasa dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama Masa Prapaska sampai dengan Jumat Agung.
  • Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berusia 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berusia genap 14 tahun ke atas.
  • Puasa (dalam arti yuridis) berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang (dalam arti yuridis) berarti memilih pantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau rokok. Bila dikehendaki masih bisa menambah sendiri puasa dan pantang secara pribadi, tanpa dibebani dengan dosa bila melanggarnya.

Maka penerapannya adalah:
1.     Kita berpantang setiap hari Jumat sepanjang tahun (contoh: pantang daging, pantang rokok dll) kecuali jika hari Jumat itu jatuh pada hari raya, seperti dalam oktaf masa Natal dan oktaf masa Paskah. Penetapan pantang setiap Jumat ini adalah karena Gereja menentukan hari Jumat sepanjang tahun (kecuali yang jatuh di hari raya) adalah hari tobat. Namun, jika kita mau melakukan yang lebih, silakan berpantang setiap hari selama Masa Prapaska.
2.     Jika kita berpantang, pilihlah makanan/ minuman yang paling kita sukai. Pantang daging adalah contohnya, atau yang lebih sukar mungkin pantang garam. Tapi ini bisa juga berarti pantang minum kopi bagi orang yang suka sekali kopi, dan pantang sambal bagi mereka yang sangat suka sambal, pantang rokok bagi mereka yang merokok, pantang jajan bagi mereka yang suka jajan. Jadi jika kita pada dasarnya tidak suka jajan, jangan memilih pantang jajan, sebab itu tidak ada artinya.
3.     Pantang tidak terbatas hanya makanan, namun pantang makanan dapat dianggap sebagai hal yang paling mendasar dan dapat dilakukan oleh semua orang. Namun jika satu dan lain hal tidak dapat dilakukan, terdapat pilihan lain, seperti pantang kebiasaan yang paling mengikat, seperti pantang nonton TV, pantang ’shopping’, pantang ke bioskop, pantang ‘gossip’, pantang main ‘game’ dll. Jika memungkinkan tentu kita dapat melakukan gabungan antara pantang makanan/ minuman dan pantang kebiasaan ini.
4.     Puasa minimal dalam setahun adalah Hari Rabu Abu dan Jumat Agung, namun bagi yang dapat melakukan lebih, silakan juga berpuasa dalam ketujuh hari Jumat dalam masa Prapaska (atau bahkan setiap hari dalam masa Prapaska).
5.     Waktu berpuasa, kita makan kenyang satu kali, dapat dipilih sendiri pagi, siang atau malam. Harap dibedakan makan kenyang dengan makan sekenyang-kenyangnya. Karena maksud berpantang juga adalah untuk melatih pengendalian diri, maka jika kita berbuka puasa/ pada saat makan kenyang, kita juga tetap makan seperti biasa, tidak berlebihan. Juga makan kenyang satu kali sehari bukan berarti kita boleh makan snack/ cemilan berkali-kali sehari. Ingatlah tolok ukurnya adalah pengendalian diri dan keinginan untuk turut merasakan sedikit penderitaan Yesus, dan mempersatukan pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib demi keselamatan dunia.
6.     Maka pada saat kita berpuasa, kita dapat mendoakan untuk pertobatan seseorang, atau mohon pengampunan atas dosa kita. Doa-doa seperti inilah yang sebaiknya mendahului puasa, kita ucapkan di tengah-tengah kita berpuasa, terutama saat kita merasa haus/ lapar, dan doa ini pula yang menutup puasa kita/ sesaat sebelum kita makan. Di sela-sela kesibukan sehari-hari kita dapat mengucapkan doa sederhana, “Ampunilah aku, ya Tuhan. Aku mengasihi-Mu, Tuhan Yesus. Mohon selamatkanlah …..” (sebutkan nama orang yang kita kasihi)
7.     Karena yang ditetapkan di sini adalah syarat minimal, maka kita sendiri boleh menambahkannya sesuai dengan kekuatan kita. Jadi boleh saja kita berpuasa dari pagi sampai siang, atau sampai sore, atau bagi yang memang dapat melakukannya, sampai satu hari penuh. Juga tidak menjadi masalah, puasa sama sekali tidak makan dan minum atau minum sedikit air. Diperlukan kebijaksanaan sendiri (prudence) untuk memutuskan hal ini, yaitu seberapa banyak kita mau menyatakan kasih kita kepada Yesus dengan berpuasa, dan seberapa jauh itu memungkinkan dengan kondisi tubuh kita. Walaupun tentu, jika kita terlalu banyak ‘excuse’ ya berarti kita perlu mempertanyakan kembali, sejauh mana kita mengasihi Yesus dan mau sedikit berkorban demi mendoakan keselamatan dunia.

Demikian ulasan mengenai pantang dan puasa menurut ketentuan Gereja Katolik. Semoga bermanfaat.

sumber: http://katolisitas.org/1914/berpuasa-dan-berpantang-menurut-gereja-katolik/comment-page-2#comment-101920

(Sharing Iman) Devosi Hati Yesus


DEVOSI KEPADA HATI YESUS MAHAKUDUS
oleh: Romo William P. Saunders

Dalam kunjungan ke gereja paroki saya baru-baru ini, seorang teman Protestan tertarik pada devosi kita kepada Hati Yesus Yang Mahakudus dan makna di balik devosi. Saya mengatakan kepadanya bahwa Hati Yesus Yang Mahakudus merupakan tanda cinta Yesus bagi kita. Adakah hal lain yang perlu saya tambahkan? Bagaimana dengan asal-mula devosi ini?
~ seorang pembaca di Alexandria

Sebenarnya, jawaban Anda sungguh tepat. Katekismus Gereja Katolik, dengan mengutip Ensiklik Paus Pius XII yang indah “Haurietis Aquas” (1956) menyatakan, “Ia [Yesus] mencintai kita dengan hati seorang manusia. Atas dasar itu, maka hati Yesus tersuci, yang ditembus oleh dosa kita dan demi keselamatan kita dilihat sebagai tanda pengenal paling ampuh dan sebagai lambang cinta, yang dengannya Penebus ilahi tetap mencintai Bapa abadi dan semua manusia.” (No. 478).

Guna memahami kekayaan makna lambang hati, patutlah kita ingat bahwa dalam adat-istiadat Yahudi, kata 'hati' mewakili pribadi seseorang. Hati merupakan organ tubuh yang utama, di samping itu hati juga dianggap sebagai pusat dari segala kegiatan rohani. Hati adalah pusat segala emosi, terutama cinta kasih. Seperti dinyatakan dalam Mazmur, Tuhan berbicara kepada manusia melalui hatinya dan Ia memeriksa serta menguji hati. Gambaran hati menjadi jelas ketika kita membaca Kitab Ulangan 6:5-6, “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau per-hati-kan.”

Hati bahkan memiliki makna yang lebih dalam ketika direnungkan dalam terang inkarnasi. Kita percaya bahwa Yesus Kristus, pribadi kedua dalam Tritunggal Mahakudus, bersatu dalam Bapa, masuk ke dalam dunia ini dengan mengambil rupa manusia - sungguh Allah yang menjadi sungguh manusia. Sementara hati Yesus secara nyata melaksanakan fungsi fisiologisnya, secara rohani hati kudus-Nya juga mewakili kasih: kasih ilahi antara Kristus bersama dengan Bapa dan Roh Kudus dalam Trinitas; kasih ilahi yang sempurna yang dicurahkan Allah bagi kita; dan kasih manusia sejati yang dimiliki Kristus dalam kodrat-Nya sebagai manusia. Menurut saya, salah satu ayat terindah dalam Injil adalah Sabda Kristus yang mengatakan, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.” (Mat 11:28-30). Oleh sebab itu, sementara kita merenungkan Hati Yesus Yang Mahakudus, kita dipanggil untuk saling berbagi dalam kasih Kristus dan berjuang untuk menyatakan kasih sejati kita bagi Tuhan, bagi diri kita sendiri, dan bagi sesama.

Sepanjang Injil, kita melihat kasih yang melimpah dari hati-Nya, baik dalam kisah-kisah mukjizat, pengampunan orang-orang berdosa, ataupun dalam belas kasihan-Nya kepada mereka yang menderita. Bahkan dalam peristiwa salib, Kristus mencurahkan kasih-Nya sehabis-habisnya bagi kita: lambung-Nya ditikam dengan tombak dan segera mengalirlah keluar darah dan air (Yoh 19:34). St. Bonaventura mengatakan bahwa Gereja dilahirkan dari lambung Kristus yang terluka dengan darah dan air yang melambangkan Sakramen Ekaristi Kudus dan Sakramen Baptis. Paham ini diberi penekanan dalam dokumen-dokumen Konsili Vatikan II, teristimewa dalam Konstitusi Dogmatis tentang Gereja: “Permulaan dan pertumbuhan [Gereja] itulah yang ditandakan dengan darah dan air, yang mengalir dari lambung Yesus yang terluka di kayu salib (lih Yoh 19:34). Itulah pula yang diwartakan sebelumnya ketika Tuhan bersabda tentang wafat-Nya disalib: 'Dan apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepada-Ku.' (Yoh 12:32 yun). Setiap kali di altar dirayakan korban salib, tempat 'Anak Domba Paska kita, yakni Kristus, telah dikorbankan' (1 Kor 5:7), dilaksanakanlah karya penebusan kita” (No. 3).

Para Bapa Gereja perdana secara nyata menyatakan hormat mereka akan makna Hati Yesus Yang Mahakudus. St. Yustinus Martir (wafat 165), dalam Dialogus cum Tryphone Judæo mengatakan, “Kami, orang-orang Kristen, adalah Israel sejati yang muncul dari Kristus, oleh sebab kita diukir dari hati-Nya bagai dari batu karang.” Demikian juga St. Ireneus dari Lyon (wafat 202) mengatakan, “Gereja adalah sumber air hidup yang mengalir bagi kita dari Hati Kristus” (Adversus Haereses). Paulinus dari Nola (wafat 431) menambahkan, “Yohanes, yang menyandarkan kepalanya dengan bahagia di dada Kristus, dirasuki oleh Roh Kudus, dari Hati sumber segala Kebijaksanaan ia meneguk pengertian yang melampui pengertian segala makhluk.” Meskipun pernyataan-pernyataan di atas hanyalah sedikit contoh dari masa Gereja perdana, kita mendapati penghormatan mendalam kepada Hati Yesus Yang Mahakudus sebagai bejana kasih-Nya yang melahirkan Gereja dan terus-menerus memelihara para anggotanya.

Devosi ini terus berkembang sepanjang abad pertengahan dan pada tahun 1353 Paus Inosensius VI menetapkan suatu Perayaan Misa khusus guna menghormati misteri Hati Yesus Yang Mahakudus. Pada masa gerakan Protestan, devosi kepada Hati Yesus Yang Mahakudus gencar dilakukan dengan harapan memulihkan perdamaian dunia yang terpecah-belah akibat penganiayaan politik maupun agama.

Segera sesudahnya, devosi ini berkembang pesat sehubungan dengan adanya penampakan Kristus kepada St. Margareta Maria Alacoque (1647-90). Sebagai contoh, pada tanggal 27 Desember 1673, Kristus mengatakan, “Hati Ilahi-Ku terbakar dahsyat oleh kasih… hingga, tak mampu lagi menahan dalam diri-Nya kobaran api kasih-Nya, Hati-Ku harus memancarkannya melalui engkau, dan menyatakan diri dalam diri manusia, agar manusia diperkaya dengan harta pusaka-Nya yang berharga yang Aku nyatakan kepadamu, dan yang di dalamnya terkandung rahmat pengudusan dan rahmat-rahmat berguna yang dibutuhkan manusia agar mereka diselamatkan dari jurang-jurang kebinasaan.” Keempat penampakan Yesus kepada St. Margareta Maria Alacoque menawarkan sarana guna menyebarluaskan devosi kepada Hati Yesus Yang Mahakudus, yaitu: suatu perayaan khusus guna menghormati Hati Yesus Yang Mahakudus dan janji Kristus akan rahmat keselamatan dan persahabatan bagi mereka yang ikut ambil bagian dalam Perayaan Misa serta menerima Komuni Kudus selama sembilan kali berturut-turut pada hari Jumat pertama dalam bulan.

Pada tahun 1899, Paus Leo XIII mempersembahkan dunia kepada Hati Yesus Yang Mahakudus. Sejak itu, para penerusnya senantiasa mendorong umat beriman untuk berpaling kepada Hati Yesus Yang Mahakudus dan mempersembahkan diri secara pribadi. Mereka juga meminta dengan sangat agar kaum beriman menyampaikan doa-doa dan silih kepada Hati Yesus Yang Mahakudus sebagai silih atas dosa dunia yang begitu banyak. Seratus tahun kemudian, pada tahun 1999, Paus Yohanes Paulus II dalam pesannya pada peringatan Seabad Penyerahan Umat Manusia kepada Hati Yesus Yang Mahakudus menyatakan, “Saya telah seringkali mendorong umat beriman agar bertekun dalam devosi ini, yang mengandung pesan yang sungguh amat tepat dalam jaman kita ini, sebab musim semi kehidupan yang tanpa akhir, yang membangkitkan harapan bagi setiap orang, telah memancar tepat dari Hati Putra Allah yang wafat di kayu salib. Dari Hati Yesus yang tersalib lahirlah umat manusia baru yang telah ditebus dari dosa. Umat manusia tahun 2000 membutuhkan Hati Yesus untuk mengenal Tuhan dan mengenal dirinya sendiri; ia membutuhkannya untuk membangun peradaban kasih.”

Mengingat masa dan jaman kita sekarang ini, pencobaan-pencobaan dan dosa-dosa dunia, berkembangnya sikap apatis dan sekularime, serta skandal memalukan yang terus-menerus menghantui Gereja, kita juga sepatutnya berpaling kembali untuk mencintai devosi kepada Hati Yesus Yang Mahakudus serta mohon pada-Nya untuk melimpahkan rahmat-Nya. Kita wajib berjuang menjadikan hati kita serupa Hati-Nya, sebab Ia mengatakan, “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” (Mat 5:8). Semoga senantiasa tertanam dalam benak kita kata-kata Prefasi Misa dalam perayaan menghormati Hati Yesus Yang Mahakudus: “Ditinggikan di atas Salib, Kristus menyerahkan nyawa-Nya bagi kita, begitu besar kasih-Nya kepada kita. Dari lambung-Nya yang terluka mengalirlah darah dan air, sumber kehidupan sakramen Gereja. Kepada hati-Nya yang terbuka, Juruselamat mengundang segenap umat manusia untuk menimba dengan sukacita dari sumber air keselamatan.”

Devosi kepada Hati Yesus Mahakudus



Novena Kepada Hati Yesus MahaKudus


(Novena ini dilakukan setiap hari 9X,
berturut-turut pada jam yang sama)

Ya Yesus, Engkau berkata:
"Mintalah maka akan diberkan kepadamu,
carilah maka kamu akan mendapat;
ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu."

Dengan perantaraan Maria Bunda-Mu
tersuci aku memanggil Engkau,
aku mencari dan memohon kepada-Mu
untuk mendengarkan permohonanku ini.
(Sebutkan karunia yang anda minta)
 
Ya Yesus, Engkau berkata:
"Apa saya yang kau minta kepada Bapa-Ku dengan
nama-Ku. Dia akan memberikannya kepadamu."

Aku memohon dengan rendah hati dan penuh
kepercayaan dari Bapa Surgawi dalam nama-Mu,
dengan perantaraan Maria Bunda-Mu tersuci,
untuk mengabulkan permohonanku ini.
(Sebutkan permohonan anda)
 
Ya Yesus, Engkau berkata:
"Langit dan bumi akan musnah,
tetapi Sabda-Ku tidak akan musnah."

Dengan perantaraan Maria Bunda-Mu tersuci,
aku percaya bahwa permohonanku akan dikabulkan
(Sebutkan permohonan anda)
 
Yesusku, Tuhan jiwaku, Engkau berjanji bahwa
Hati Kudus-Mu akan menjadi laut kerahiman
bagi orang-orang yang berharap pada-Mu,
aku sungguh percaya bahwa Engkau
akan mengabulkan apa yang aku minta,
walaupun itu memerlukan mukjizat.
Pada siapa aku akan mengetuk
kalau bukan pada hati-Mu.
Terberkatilah mereka yang berharap pada-Mu.
Ya Yesus, aku mempersembahkan kepada Hati-Mu
(penyakit ini, jiwa ini, permohonan ini).
 
Pandanglah dan buatlah apa yang hati-Mu kehendaki.
Ya Yesus, aku berharap pada-Mu dan percaya,
kepada-Mu aku mempersembahkan diriku,
di dalam Engkau aku merasa aman.
(1x Bapa Kami ... Salam Maria ... Kemuliaan ...)

Hati Kudus Yesus, aku berharap pada-Mu
(Ulangi 10x dengan penuh semangat)
 
Ya Yesus yang baik, Engkau berkata:
"Jika engkau hendak menyenangkan Daku,
percayalah kepada-Ku.
Jika engkau hendak lebih menyenangkan Daku,
berharaplah pada-Ku selalu."

Padamu Tuhan, aku berharap,
agar aku tidak binasa selamanya.
Amin.

Doa Kepada Hati Kudus Yesus
Ya Tuhan, aku berdoa, agar di rumahku ada damai, ketenangan dan kesejahteraan di dalam naungan-Mu. Berkatilah dan lindungilah usahaku, pekerjaanku, segala keingiananku dan semua yang Kauserahkan kepadaku. Usirlah nafsu dari dalam hatiku, rencana palsu dan pikiran jahat. Tuangkanlah di dalam hatiku, cinta kepada sesama dan anugerahkanlah kepadaku semangat penyerahan yang teguh, teristimewa pada saat kemalangan, agar supaya aku bangun dari kebimbangan. 

Ya Tuhan, bimbinglah dan lindungilah hidupku dari bahaya-bahaya dan ketidaktentuan dunia. Jangan lupa, ya Yesusku, orang-orang yang kukasihi, baik yang masih hidiup maupun yang sudah meninggal, yang menyebabkan kesedihan kami. Tetapi kami dihibur oleh ketaatan mereka waktu mereka masih hidup, sehingga Engkau tidak menyerahkan mereka kepada maut. Kasihanilah mereka Tuhan, dan bawalah mereka kepada kemuliaan surgawi. Amin.

Devosi Kepada Hati Kudus Yesus
Hati Kudus Yesus, Hati yang penuh Cintakasih, setiap anak yang datang mengaku dengan sungguh karena penuh dosa dan kelemahan, maka Engkau akan tergerak dengan penuh belas kasihan. Ampunilah kami yang senantiasa melukai Hati KudusMu. Aku dengan semua kelemahan diriku menyerahkan hatiku seutuhnya kepadaMu. Ya Yesus jadilah Juruselamat dan Raja pribadiku seutuhnya. Aku membuka hatiku lebar lebar dengan penuh kerinduan padaMu. Masukilah hatiku ini, walaupun nista isinya dan kotor pelatarannya, bahkan hatiku yang rusak dan penuh luka ini. Aku percaya akan penyelenggaraanMu yang senantiasa mengasihi aku terlebih dahulu. Karena Engkau Tuhan, sesungguhnya Engkau memang tidak membutuhkan kasihku, tetapi apa yang selama ini kurindukan adalah: aku mengasihiMu Allahku, dan diriku kupersembahkan seutuhnya kepadaMu. Inilah permohonanku .......... Maka ampunilah kami dan seluruh dunia ini yang senantiasa melukai Hati KudusMu, ya Tuhan.

Kemuliaan ...
Bapa Kami ...
Salam Maria ...
Kemuliaan ...

Litani Hati Kudus Yesus

Tuhan kasihanilah kami
   Tuhan kasihanilah kami
Kristus kasihanilah kami
   Kristus kasihanilah kami
Tuhan kasihanilah kami; Kristus dengarkanlah kami
   Kristus kabulkanlah doa kami
Allah Bapa di surga,                                            kasihanilah kami.
Allah Putra, Penebus dunia,
Allah Roh Kudus,
Allah Tritunggal Mahakudus, Tuhan Yang Maha Esa,
Hati Yesus yang Mahakudus,
Hati Yesus Putra Bapa kekal,
Hati Yesus yang diwujudkan oleh Roh Kudus dalam ribaan Bunda Perawan,
Hati Yesus yang dipersatukan dengan Sabda Allah dalam satu wujud,
Hati Yesus yang mulia tak terbatas,
Hati Yesus Bait Kudus Allah,
Hati Yesus Kemah Allah dan Pintu Surga,
Hati Yesus Perapian Cinta Kasih yang bernyala-nyala,
Hati Yesus Perbendaharaan Keadilan dan Cinta Kasih,
Hati Yesus Lubuk penuh keutamaan,
Hati Yesus amat patut dipuji-puji,
Hati Yesus Raja dan pusat segala hati,
Hati Yesus tempat semua harta kebijaksanaan dan pengetahuan,
Hati Yesus tempat tinggal keallahan seluruhnya,
Hati Yesus yang berkenan kepada Bapa,
Hati Yesus yang kaya raya dan murah hati kepada kami,
Hati Yesus kerinduan bukit-bukit yang kekal,
Hati Yesus yang murah hati bagi semua orang yang berseru kepada-Mu,
Hati Yesus sumber kehidupan dan kesucian,
Hati Yesus kurban pelunas dosa kami,
Hati Yesus yang ditimpa penghinaan,
Hati Yesus yang taat sampai mati,
Hati Yesus yang tertusuk dengan tombak,
Hati Yesus sumber segala penghiburan,
Hati Yesus kehidupan dan kebangkitan kami,
Hati Yesus pokok damai dan pemulihan kami,
Hati Yesus kurban untuk orang berdosa,
Hati Yesus keselamatan bagi orang yang berharap kepada-Mu,
Hati Yesus pengharapan orang yang meninggal dalam Engkau,
Hati Yesus kesukaan orang kudus,
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
   sayangilah kami, ya Tuhan.
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
   kabulkanlah doa kami, ya Tuhan.
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia,
   kasihanilah kami.
Yesus yang lembut dan murah hati,
   jadikanlah hati kami seperti hati-Mu.

Marilah berdoa
Allah yang Mahakuasa dan kekal, terimalah segala pujian dan penghapusan dosa yang dipersembahkan Hati Yesus kepada-Mu atas nama semua orang berdosa. Sudilah Engkau mengampuni dosa-dosa umat-Mu, yang memohon belas kasih-Mu dengan perantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersatu dengan Dikau dan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin

Doa Penyerahan Pribadi Kepada Hati Kudus Yesus
St. Maria Margaretha Alacoque

Aku ......... menyerahkan dan mempersembahkan diriku, hidup, karya, usaha serta penderitaanku kepada Hati Kudus Yesus. Sejak saat ini, dengan segala kekuatanku aku akan berusaha menghormati, memuji dan mencintai Hati Kudus Yesus. Dengan seluruh tenagaku aku akan berusaha menjadi milik-Nya. Aku menolak segala perbuatan yang tidak berkenan di hati-Nya. Aku memilih Hati Kudus Yesus sebagai devosi utama penghormatanku, sebagai pelindung hidup dan jaminan keselamatanku, sebagai obat untuk menyembuhkan kekurangan serta kegoyahan sikapku, untuk menyilih dosa-dosa dari seluruh hidupku dan untuk memperoleh bantuan pada saat ajalku.

Hati Kudus Yesus yang penuh kebaikan, jadilah penyilih dosa-dosaku serta perisai terhadap murka Allah Bapa atas diriku.

Hati Kudus Yesus yang penuh cinta, seluruh harapanku kupasrahkan pada-Mu, lindungilah aku terhadap si jahat, kuatkanlah kehendakku.

Hancurkanlah di dalam diriku segala sesuatu yang tidak berkenan di hati-Mu dan apa saja yang melawan Dikau. Semoga cinta ilahi-Mu meresap sedalam-dalamnya di dalam hati sanubariku agar aku tak pernah melupakan Dikau dan berpisah dari pada-Mu. Karena cinta-Mu yang tak terbatas, aku mohon dengan sangat, goreslah namaku di dalam Hati-Mu, Engkau satu-satunya kerinduan, kebahagiaan serta kebanggaanku. Aku mau hidup dan mati sebagai anak-Mu. Amin

Orang Kudus 15 Februari: St. Klaudius de La Colombiere

SANTO KLAUDIUS DE LA COLOMBIERE, PENGAKU IMAN
Maria Margaretha menerima pesan dari Yesus untuk membangun devosi kepada Hati Yesus yang Mahakudus dan menyebarkannya kepada seluruh Gereja. Tetapi dia ragu-ragu untuk melaksanakan pesan ini, karena dia sendiri ragu akan kebenaran penglihatan-penglihatan yang dialaminya. Ia pun merasa diri tidak layak dan tidak sanggup untuk tugas mulia itu.

Tetapi tatkala terjadi suatu penglihatan lagi padanya, Yesus memberitahukan dia bahwa Ia akan mengutus seorang imam yang saleh untuk membantu dan membimbingnya. Imam saleh itu ialah Pater Klaudius de la Colombiere, SJ.

Pada tahun 1675 Pater Klaudius diangkat menjadi rektor rumah di Paray, di mana ada biara Suster-suster Visitasi. Klaudius adalah seorang imam yang saleh hidupnya dan setia menjalankan devosi kepada Hati Yesus yang Mahakudus. Di Paray dia menjalankan tugasnya sebagai bapa pengakuan bagi Suster-suster Visitasi. Di sinilah Klaudius bertemu dengan Suster Maria Margaretha.

Kepada Pater Klaudius, Suster Margaretha menceritakan semua penglihatan yang dialaminya. Klaudius membenarkan semua penglihatan itu. Karena terdapat suatu kesamaan dalam pengalaman-pengalaman religius, maka tumbuhlah suatu persahabatan yang dalam dan suci antara Klaudius dan Maria Margaretha, sebagaimana terjadi antara Santo Fransiskus dan Santa Clara. Klaudius sendiri akhirnya mempersembahkan dirinya secara utuh kepada Hati Yesus yang Mahakudus serta berjanji turut menjalankan pesan Yesus. Di Paray Klaudius hanya tinggal setahun. Pada tahun 1676 ia dipindahkan ke London, Inggris. Ketika itu agama katolik dilarang menyebarkan ajarannya. Tetapi Klaudius tetap yakin bahwa Yesus menyertainya dalam karyanya. Dengan gembira ia bekerja di antara orang-orang katolik yang dihambat itu. Ia dengan tekun meneguhkan dan menghibur mereka serta mendorong mereka untuk menjalankan devosi kepada Hati Yesus yang Mahakudus.

Sesudah tiga tahun berkarya di London, ia ditangkap dan hendak dihukum mati. Tetapi dengan bantuan Duta Besar Perancis, Klaudius dibebaskan dan dipulangkan ke Paray. Di sana ia meninggal dunia pada tanggal 15 Februari 1682 dalam usia 41 tahun. Dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1684, kotbah-kotbah dan sejumlah tulisannya mengenai kebaktian kepada Hati Kudus Yesus diterbitkan dan disebarkan sebanyak empat jilid. Tulisan-tulisan inilah yang menjadi sarana yang berpengaruh dalam menyebarkan devosi yang indah itu ke seluruh dunia.

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Jumat setelah Rabu Abu

Renungan Hari Jumat setelah Rabu Abu Thn C/I
Bac I : Yes 58: 1 – 9a; Injil       : Mat 9: 14 – 15

Sabda Tuhan hari ini mau berbicara tentang bagaimana seharusnya umat berpuasa. Dalam bacaan pertama, Nabi Yesaya menyampaikan pesan dari Allah bahwa puasa itu bukan cuma sekedar tidak makan dan tidak minum. Bagi Yesaya, puasa merupakan perwujudan dari pertobatan. Oleh karena itu, yang dikehendaki Allah adalah tobat dari perilaku yang tidak baik dan tidak benar, baik terhadap Tuhan maupun sesama.

Dalam Injil Yesus mau mengajarkan bahwa berpuasa itu bukan hanya sekedar mengikuti aturan atau rutinitas belaka. Puasa yang dikehendaki Yesus adalah puasa yang harus lahir dari kesadaran diri. Bukan jadwal puasa itu tidak penting. Bukan pula aturan puasa itu tidak perlu. Semuanya tetap dibutuhkan dan penting. Namun yang terpenting adalah bahwa puasa itu bukan karena jadwal atau aturan, melainkan kesadaran diri.

Saat ini kita berada pada masa prapaskah. Sabda Tuhan hari ini mau mengajak kita untuk menjalankan ibadah puasa kita seperti yang dikehedaki Tuhan. Hendaklah puasa kita itu lahir dari kesadaran diri kita dan puasa itu harus tampak dalam bentuk pertobatan. Bertobat berarti berubah; dan perubahan itu selalu terarah kepada yang baik. Jadi, kita diajak untuk mengubah kemanusiaan lama kita (kebiasaan, sikap, perilaku, tutur kata, dll) sehingga menjadi baru.

by: adrian