Garam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari makanan sehari-hari. Garam
memiliki rasa asin. Masakan yang tidak diberi garam akan terasa hambar dan
tidak enak.
Selain itu garam membantu meningkatkan rasa sehingga masakan secara
keseluruhan semakin sedap. Garam juga membuat pekerjaan di dapur menjadi lebih
mudah, dengan menurunkan titik didih air sehingga membantu masuknya panas ke
dalam makanan yang sedang dimasak. Sekitar 6.000 – 8.000 tahun yang lalu, para
leluhur manusia mulai meninggalkan pola hidup berburu dan mengambil hasil
tumbuh-tumbuhan di hutan. Sebagai gantinya mereka mulai bercocok tanam dan
memelihara binatang peliharaan. Pada musim dingin, mereka harus menyiapkan
persediaan makanan agar tidak kelaparan. Garam dipakai sebagai salah satu cara
mengawetkan makanan. Dalam kehidupan modern, mengkonsumsi makanan yang sudah diproses atau
diawetkan sangat lazim. Kesibukan kerja dan pola hidup serba praktis membuat
makanan yang diawetkan menjadi solusi yang tepat. Jangan heran jika di
negara-negara maju, hampir mustahil orang mempersiapkan makanan di rumah tanpa
menggunakan salah satu makanan yang diawetkan.
Garam juga diketahui memiliki manfaat kesehatan, misalnya garam beryodium yang dianjurkan untuk membantu mencegah penyakit gondok. Namun, ada juga gangguan kesehatan yang justru menganjurkan pengurangan konsumsi garam, misalnya gangguan tekanan darah tinggi (hipertensi).