Jumat, 04 Oktober 2013

Tertipu Penjual Roti

Suatu sore, mulut terasa ingin mengunyah sesuatu. Namun tidak ada cemilan di dapur dan di ruang makan. Memang ada banyak macam selai, tapi tanpa roti tak ada gunanya.
Tiba-tiba dari kejauhan ada suara teriakan.

“Rotiiiii……… bantal. Rotiiiiiii……. Bantal.”

Wah, lumayan juga. Selai-selai ini bisa dimanfaatkan. Pikirku dalam hati. Langsung aku lari ke luar dan berteriak, “Bang, beli!”

Abang penjual menghentikan gerobaknya. Saya langsung menuju gerobak yang di depan. Abang itu membuka penutup gerobak. Aku spontan bingung. Yang ada begitu banyak jenis roti, tapi tak ada satupun roti bantal.

“Roti bantalnya mana, bang?” Tanyaku.

“Siapa yang jual roti bantal?” Dia balik bertanya.

“Tadi abang bilang roti bantal.” Aku tak mau kalah.

“Mana ada! Saya teriak rotiiii…. bantal. Roti ada di gerobak depan. Bantal ada di belakang,” jelasnya sambil membuka penutup gerobak belakang.

“Ooo…, tertipu dech!”

Akhirnya aku membeli beberapa potong roti. Selai-selai di ruang makan tetap tak terpakai….

by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 4 Oktober: St Kuintinus

Santo kuintinus, martir
Tak ada banyak cerita tentang kehidupan masa muda Kuintinus. Yang diketahui hanyalah bahwa Kuintinus, yang disebut juga Kuentin, adalah seorang martir abad ketiga yang dibunuh karena giat mewartakan Injil kepada orang-orang kafir.

Menurut legenda, ia bersama Santo Lusianus dari Beauvais, berangkat dari Roma ke Perancis untuk mewartakan Injil di sana. Sesampai di Perancis mereka berpisah di kota Amiens. Kuintinus tetap tinggal di Amiens dan giat mewartakan Injil kepada penduduk kota itu. Kotbah dan caranya mengajar sangat menarik sehingga ia berhasil menobatkan banyak orang, dan mempermandikan mereka. Tetapi keberhasilannya itu menyebabkan ketidakpuasan penguasa setempat. Ia ditangkap lalu dipenjarakan. Konon ia dibebaskan secara ajaib oleh seorang malaikat Tuhan dan kembali giat mengajar para pengikutnya. Beberapa hari kemudian ia ditangkap lagi dan dibawa ke kota yang sekarang dinamakan Kota Sint Kuentin, Perancis. Di sana ia dipenggal kepalanya pada tahun 570.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Jumat Biasa XXVI-C

Renungan Hari Jumat Biasa XXVI, Thn C/I
Bac I   : Bar 1: 15 – 22; Injil         : Luk 10: 13 16

Sabda Tuhan hari ini mau berbicara soal rasa malu rohani atau dengan kata lain tahu diri di hadapan Allah. Dalam bacaan pertama, Allah meminta Barukh untuk menyampaikan hal itu kepada umat Israel. Umat disadarkan bahwa mereka sudah begitu banyak menerima kebaikan dari Allah, yaitu sejak nenek moyang mereka. Namun balasannya tak setimpal. Umat “tidak taat kepada-Nya dan tidak mendengarkan suara Tuhan” (ay. 18, 21), malahan umat “telah pergi berbakti kepada allah lain.” (ay. 22).

Sikap tidak tahu diri ini bakal mendatangkan celaka. Itulah yang digambarkan Yesus dalam Injil hari ini. Yesus menyebut tiga tempat sebagai contoh, di mana warganya tidak memiliki rasa malu rohani. Mereka-mereka ini akan mendapat celaka dan “akan diturunkan sampai ke dunia orang mati.” (ay. 15).

Rasa malu adalah bagian hidup manusia. Akan tetapi, secara psikologis rasa malu ini harus dihilangkan, karena ia dapat menghambat pertumbuhan pribadi kita. Namun rasa malu rohani harus ditumbuhkan. Dengan rasa malu rohani ini maka kita akan senantiasa tahu bersyukur kepada Tuhan. Inilah yang dikehendaki Tuhan kepada kita lewat sabda-Nya hari ini.

by: adrian