Kehidupan
anak muda bisa dibilang sarat dengan emosi yang naik turun atau labil, seperti
permainan soller coaster. Masa dewasa
awal menjadi periode yang ditandai oleh perubahan pada pertumbuhan fisik,
mental dan emosional. Kerentanan inilah yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan mental yang bisa berdampak pada kehidupan di masa mendatang. Anak
muda sangat rentan dengan perubahan suasana hati sehingga bisa jadi sulit untuk
mengidentifikasi apakah itu gangguan psikologis atau perubahan mood yang memang normal.
Situasi Tertentu Cenderung Meningkatkan
Resiko
Menurut
data kesehatan yang dipublikasikan oleh ChilTrend,
1 dari 5 anak muda terbilang sering mengalami gangguan psikologis. Jenisnya mulai
dari depresi, kecemasan, gangguan spektrum autisme, hingga gangguan kepribadian
dan perilaku.
Tidak
hanya genetik, situasi lingkungan keluarga pun mempunyai peran dalam kesehatan
psikologis anak muda. Perlu diketahui bahwa anak laki-laki rentan memiliki
gangguan spektrum perilaku dan autisme serta Attention Deficit Hyperactivity (ADHD), sedangkan anak perempuan
lebih rentan terhadap depresi dan gangguan makan.
Remaja
yang tumbuh dalam keluarga yang kerap mengalami pelecehan, baik seksual maupun
fisik, orangtua dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, dan orangtua
dengan riwayat gangguan kesehatan mental lebih cenderung mengalami gangguan
psikologis.
Ø Depresi
The National Institute of Mental Health Disorder mengungkapkan setidaknya sekitar 25% siswa sekolah menengah menunjukkan gejala gangguan psikologis ringan. Pun, data kesehatan yang dipublikasikan oleh The British Medical Journal menunjukkan bahwa sekitar 8 hingga 10% siswa sekolah menengah mempunyai gejala deprresi yang parah.