Bersama Abang Adbaw
Rabu, 12 Februari 2014
Kebiasaan Fisiologis Bayi
BAHAYA YANG UMUM DALAM MEMBENTUK KEBIASAAN
FISIOLOGIS
Kebiasaan
Makan
Bayi yang menetek terlampau lama
menunjukkan tanda-tanda tegang. Mereka lebih lama terlibat dalam kegiatan
mengisap lainnya (seperti mengisap ibu jari), lebih banyak mengalami kesulitan
tidur dan lebih gelisah daripada bayi yang periode meneteknya lebih singkat. Kalau terlambat
disapih, bayi cenderung mengisap ibu jari sebagai pengganti puting susu ibu. Bayi
juga akan menolak makanan yang agak padat kalau makanan agak keras terlampau
cepat diperkenalkan, bukan karena rasanya melainkan karena kekerasannya.
Kebiasaan
Tidur
Menangis, permainan yang berat dengan
orang dewasa atau kegaduhan dapat membuat anak menjadi tegang dan sulit tidur.
Jadwal tidur yang tidak memenuhi persyaratan membuat bayi tegang dan menolak
tidur.
Kebiasaan
Pembuangan
Kebiasaan ini tidak dapat dibentuk
sebelum saraf dan otot-otot berkembang dengan baik. Mencoba melatih pembuangan
terlampau awal membuat bayi tidak mau bekerja sama dalam membentuk kebiasaan
ini kalau ia sudah matang nantinya. Sebaliknya, penundaan melatih pembuangan
mengakibatkan kebiasaan yang tidak teratur dan kurangnya motivasi. Mengompol merupakan
hal yang umum bila latihan tidak dilakukan sesuai dengan kesiapan perkembangan
bayi.
sumber: Elizabeth
B. Hurlock, PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5).
Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 97
Orang Kudus 12 Februari: St. Gaudensius
SANTO GAUDENSIUS, USKUP & PENGAKU IMAN
Gaudensius
lahir di kota Brescia, Italia pada pertengahan abad keempat. Keluarganya
termasuk keluarga Kristen yang saleh. Semenjak kecil, Gaudensius memperoleh
pendidikan iman yang baik secara teratur dari Philaster, seorang Uskup yang
kemudian menjadi orang Kudus. Ketika menanjak dewasa, Gaudensius menjadi
seorang pemuda yang bijaksana, saleh dan cakap, sehingga orang-orang sekotanya
sangat mencintai dan menghormati dia. Ketertarikannya pada hal-hal rohani
sangat tinggi
Untuk
perkembangan hidup rohaninya, Gaudensius meninggalkan daerah asalnya dan
berangkat ke Tanah Suci untuk berziarah ke tempat-tempat suci dimana Yesus
hidup. Maksudnya ialah membebaskan diri dari semua pujian orang sekotanya.
Tetapi maksud ini tidak semuanya tercapai. Karena imam Brescia dan seluruh umat
Brecia dengan suara bulat memilih dia sebagai Uskup Brescia menggantikan Uskup
Philaster yang telah meninggal dunia. Semua Uskup yang lain di bawah pimpinan
Uskup Agung Ambrosius berkumpul untuk mensahkan pilihan itu. Mereka mengirim
surat kepada Gaudensius yang sedang berada di Kapadokia, Asia Kecil, agar
segera pulang untuk memangku jabatan sebagai Uskup Brescia. Mendengar berita
itu, Gaudensius tidak bisa berbuat apa-apa karena rasa hormatnya yang besar
kepada Uskup Agung Ambrosius. Ia lalu pulang ketanah airnya dan ditabhiskan
menjadi Uskup Brescia pada tahun 397
Sebagai
gembala umat, Gaudensius memusatkan perhatiannya pada hal pengajaran agama dan
pendidikan iman bagi umatnya. Khotbah-khotbahnya mengandung pengajaran iman
yang jelas dan kongkret sehingga menarik simpatik umat padanya. Ia tidak
segan-segan mencela semua orang Kristen yang hidup tidak sesuai dengan ajaran
iman. Dengan penuh pengertian ia menasehati orang-orang itu agar kembali kepada
hidup yang sesuai dengan ajaran iman. Gaudensius meninggal dunia pada tahun 420
di kota kelahirannya Brecia.
Renungan Hari Rabu Biasa V - Thn II
Renungan Hari Rabu Biasa
V, Thn A/II
Bac I : 1Raj 10: 1 – 10; Injil : Mrk 7: 14 – 23
Raja Salomo terkenal dengan kebijaksanaannya. Ini sesuai
dengan permintaannya kepada Tuhan (bacaan pertama hari Sabtu biasa IV). Hikmat kebijaksanaan
Salomo terpancar ke seluruh penjuru negeri sehingga banyak orang datang
kepadanya. Sabda Tuhan hari ini menceritakan kedatangan ratu dari negeri Syeba.
Ia hendak menguji Salomo dengan teka-teki (ay. 1). Namun Salomo memecahkan
semua persoalan sang ratu dengan bijak sehingga ratu terpesona dan memuji Tuhan
Allah Israel (ay. 9). Ratu Syeba melihat apa yang baik dalam kerajaan Israel
lahir dari dalam hati rajanya; dan itu bersumber dari Allah.
Akan tetapi dari dalam hati manusia bisa juga keluar
kejahatan dan keburukan. Inilah yang mau ditekankan Yesus dalam Injil. Yesus berkata
bahwa dari dalam “hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan,
pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa
nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat itu timbul
dari dalam dan menajiskan orang.” (ay 21 – 23). Memang dalam Injil hari ini
Yesus hendak “menyatakan semua makanan halal.” (ay. 19). Namun Yesus juga
membuka mata para pengikut-Nya bahwa kejahatan itu bisa datang juga dari dalam
diri manusia. Tolok ukurnya adalah apakah yang keluar itu menajiskan atau
tidak.
Lewat sabda-Nya hari ini, Tuhan menyadarkan kita bahwa
kejahatan dan kebaikan bisa lahir dari dalam diri kita. Tolok ukurnya adalah
orang lain. Apakah yang keluar dari diri kita mendatangkan kebaikan bagi orang
lain atau justru menajiskannya. Tuhan menghendaki kita untuk melahirkan
kebaikan, sama seperti yang dilakukan oleh Salomo. Dengan demikian, maka orang
yang merasakan kebaikan kita akan memuji dan memuliakan Tuhan.
by: adrian
Langganan:
Postingan (Atom)