Rabu, 01 September 2021

REFLEKSI ATAS KEPUTUSAN MUNDUR DIRI

 

Ketika Paus Benediktus XVI menyatakan pengunduran dirinya pada tanggal 28 Februari 2013, sontak dunia merasa terkejut. Ada perasaan aneh dan tak percaya pada berita dan keputusan itu. Orang merasa aneh karena mereka jarang menemukan peristiwa seperti itu. Dalam catatan sejarah memang jarang sekali Pimpinan Tertinggi Gereja Katolik ini mengundurkan diri. Tercatat ada tiga Paus yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri. Pertama sekali adalah Paus Selestinus V (1294) diikuti Paus Gregorius XII (1415) dan yang terakhir adalah Benediktus XVI. Umumnya pergantian pimpinan ini terjadi karena kematian. Contoh terakhir adalah peralihan dari Yohanes Paulus II ke Benediktus XVI. Terpilihnya Paus Benediktus XVI karena takhta kosong setelah kepergian Yohanes Paulus II, yang meninggal dunia pada 2 April 2005.

Hal ini juga yang membuat orang merasa tak percaya. Orang melihat bagaimana Yohanes Paulus II “mempertahankan” jabatan kepausannya hingga akhir hayatnya. Sekalipun berbagai penyakit menderanya, tatap saja beliau bertahan di Takhta Santo Petrus. Hanya kematian saja yang menghentikannya. Kebanyakan orang berpikir bahwa Paus Benediktus XVI akan mengikuti langkah beliau dalam mempertahankan jabatan. Ternyata keputusannya lain.

Mundur dari jabatan, khusus pimpinan tinggi, juga bukan menjadi sesuatu yang baru dalam sejarah Gereja Keuskupan Pangkalpinang. Sejak berstatus Prefektur Apostolik Bangka Belitung hingga berstatus Keuskupan Pangkalpinang, dominasi mundur sangat dominan. Berawal dari Mgr. Theodorus Herkenrath, sebagai Prefektur Apostolik yang pertama. Dialah pimpinan tinggi Gereja Keuskupan Pangkalpinang yang mengundurkan diri dari jabatannya (tahun 1926 mengajukan permohonan, 1928 permohonan mundur dikabulkan). Posisi beliau diganti Mgr. Vitus Bouma, yang meninggal dunia sebagai tawanan perang. Masa jabatan Mgr. Bouma sebenarnya masih panjang, namun dihentikan oleh kematian.

Untuk mengisi kekosongan jabatan ini, Vatikan memilih Mgr. Marcellinus van Soest sebagai Administrator Apostolik. Jabatan Administrator Apostolik hanyalah bersifat sementara hingga muncul pejabat resminya. Artinya, jika suatu saat Gereja Keuskupan Pangkalpinang sudah mempunyai pimpinan barunya, maka Mgr. van Soest mundur secara otomatis. Itulah yang terjadi ketika Vatikan memilih Gabriel van der Westen sebagai Vikaris Apostolik Pangkalpinang. Ini sebagai konsekuensi atas perubahan status dari Prefektur Apostolik ke Vikaris Apostolik.

ORANG KUDUS DENGAN NAMA PAULUS / PAULA / PAULINUS

Setiap orang tentulah mempunyai nama. Bagi orang kristen katolik, nama tidak hanya sekedar kumpulan huruf yang membentuk kata, tapi harus memiliki makna. Karena dari makna itulah akan terbentuk identitas dan kepribadian seseorang. Setidaknya makna yang terkandung pada sebuah nama mempunyai 2 jenis atau kategori, yaitu makna dari kata yang terkandung pada nama itu, dan makna yang terkandung dalam nama itu. Untuk jenis yang pertama dapat ditemui pada nama GRACE. Kata itu mempunyai makna rahmat atau berkat. Dengan memberi nama itu, maka orang yang menyandangnya diharapkan dapat menjadi berkat bagi orang lain. Hal inilah yang akan membentuk kepribadiannya di kemudian hari. Untuk jenis kedua dapat ditemui pada nama ADRIANUS. Kata ini merujuk pada nama orang kudus, sehingga orang yang menyandang nama ini diharapkan akan menghidupi teladan hidup orang kudus tersebut. Hal inilah yang akan membentuk kepribadiannya di kemudian hari.

Tradisi kristen katolik dalam memberi nama mengacu pada Kan. 855, yaitu agar nama yang diberikan kepada anak harus memiliki citarasa kristiani. Ada 3 kategori citarasa kristiani untuk nama anak. [1] Nama yang diambil dari Alkitab, baik itu nama tokoh maupun nama tempat. Untuk tokoh selalu diambil tokoh yang tidak menimbulkan skandal. Beberapa contoh nama kategori ini: Abraham, Yeremia, Elia, Betania, Galatia, Ruth, Esther, Tesalonika, dll. [2] Nama yang diambil dari nama orang kudus. Untuk memilih namanya, ada beberapa tawaran seperti berdasarkan tanggal kelahiran yang bersamaan dengan tanggal peringatan orang kudus atau berdasarkan intensi orangtua. Bisa juga didasari pada devosi orangtua atau tradisi keluarga. Beberapa contoh nama kategori ini: Maria, Yosef, Matius, Lukas, Paulus, dll [3] Nama yang diambil dari beberapa istilah atau kata yang tak asing dalam dunia kristen. Beberapa contoh nama kategori ini: Grace, Gloria, Sanctus, Angel, Immanuel, Natal, Paskah, Adven, dll.

Terkait dengan kategori kedua, ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh para orangtua. Harus diketahui ada banyak nama orang kudus yang memiliki kesamaan. Misalnya, untuk Santo Paulus setidaknya ada 8 orang kudus yang memiliki nama demikian. Untuk itu, ketika memberi nama Paulus untuk anaknya, orangtua wajib tahu Paulus mana yang dimaksud, karena hal ini untuk menjadi “identitas keperibadian” anak kelak.

Untuk maksud ini, blog budak bangka menurunkan nama orang kudus yang memiliki kesamaan nama. Untuk bulan ini, kami menampilkan Santo Paulus, Santa Paula dan Santo Paulinus. Silahkan klik pada nama orang kudus tersebut untuk mengetahui riwayat hidupnya.