Jumat, 31 Juli 2015

Enaknya Jadi Pastor

Aleks adalah siswa SD kelas 5. Di antara teman-temannya, ia dikenal sebagai siswa yang nakal. Bukan hanya di sekolah, di gereja pun ia terkenal nakal. Ia suka keluar masuk saat misa sedang berlangsung, sekalipun sudah berkali-kali ditegur orang tuanya.
Suatu hari, sepulang dari gereja, Aleks tiba-tiba mengutarakan kepada orang tuanya soal cita-citanya.
Aleks           : Pa.., kalau besar nanti, aku mau jadi romo.
Ayah dan ibunya saling bertatapan. Sang ayah kemudian menatap wajah putranya itu. Ada perasaan bangga. Sang bunda pun tak ketinggalan. Ia langsung membelai kepala Aleks.
Bunda          : Kamu boleh jadi romo. Kami bangga padamu!
Ayah          : Papa senang kalau kamu mau jadi romo. Papa mau tanya. Kenapa tiba-tiba kamu pengen jadi romo?
Aleks         : Jadi romo atau tidak, aku akan tetap harus ke gereja tiap Minggu. Tapi kalau jadi romo itu enak. Aku bisa berdiri di mimbar dan berkata-kata. Lebih enak berkata-kata daripada duduk tenang mendengarkan.
Orang tua    : %#$@(*&%#???
edited by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 31 Juli: St. Germanus

SANTO GERMANUS, USKUP & PENGAKU IMAN
Informasi mengenai orang kudus ini sangat terbatas. Yang diketahui adalah ia lahir pada tahun 378. Germanus dipilih menjadi Uskup Auxerre, Perancis, meskipun ia sendiri tidak menyukainya. Kemudian ia meninggalkan isterinya. Harta miliknya ia gunakan untuk membangun gereja dan biara. Dua kali ia diutus ke Inggris melawan tentara Saxon. Germanus dengan giat mengkristenkan kembali seluruh wilayah keuskupannya. Ia meninggal dunia pada tahun 488.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Jumat Biasa XVII - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa XVII, Thn B/I

Tema sabda Tuhan hari ini adalah soal penghargaan. Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab Imamat. Di sini Tuhan Allah menerangkan kepada Musa tentang hari-hari pertemuan kudus yang harus dirayakan oleh umat Israel. Ada satu frase yang cukup menarik dalam pernyataan Allah ini, yaitu agar umat tidak melakukan pekerjaan yang berat. Setidaknya ada empat kali frase ini diulang (ay. 7, 8, 35, 36). Dalam pertemuan-pertemuan kudus ini, arahnya adalah untuk memuliakan Allah. Akan tetapi, dampaknya kena juga kepada umat, yaitu agar mereka beristirahat dari segala aktivitas. Memang tujuannya, supaya mereka bisa fokus kepada Allah. Namun di balik ini, ada juga penghargaan terhadap tubuh, yaitu supaya tubuh tidak dipaksakan melakukan segala aktivitas tanpa ada waktu untuk jeda. Jadi, dalam bacaan pertama, penghargaan itu tidak hanya ditujukan kepada Tuhan, melainkan kepada tubuh manusia.
Penghargaan justru tidak hadir dalam Injil. Yang ada dalam Injil hari ini adalah penolakan terhadap Tuhan Yesus. Diceritakan bahwa Tuhan Yesus tiba di kampung-Nya dan memulai pengajaran. Sekalipun orang merasa takjub dengan pengajaran-Nya, namun mereka sama sekali tidak menghargai-Nya. Hal ini didasarkan pada pengenalan akan latar belakang diri-Nya dan keluarga-Nya. Orang kenal siapa Dia dan keluarga-Nya. Karena itu, mereka tidak menghargai-Nya dengan cara menolak-Nya.
Sekecil apapun penghargaan itu, sangat berarti bagi setiap orang. Dalam penghargaan itu, kita tidak hanya menghargai pribadi orang, melainkan apa yang melekat dengan dirinya. Di samping itu juga, dengan menghargai orang lain, kita secara tidak langsung sudah menghargai diri kita sendiri. Sabda Tuhan hari ini menghendaki supaya kita tidak menganggap rendah apa yang dikerjakan orang lain. Sekalipun hasilnya kurang memuaskan, adalah baik kita memberinya penghargaan. Dengan menghargai, kita belajar bersyukur.***
by: adrian

Kamis, 30 Juli 2015

Parpol, Pilkada & Mahar Politik

INKONSISTENSI PARTAI NASDEM
Politik sudah lama dianggap busuk dan jahat. Dalam politik seorang politikus hanya mencari kepentingan, entah itu untuk dirinya sendiri atau juga untuk partai. Dan untuk mendapatkan kepentingannya itu, baik partai maupun politikusnya sering mengumbar janji atau lihai bersilat lidah. Di bibir keluar pernyataan luhur mulia, namun berbanding terbalik dengan di lapangan.
Ketika Partai Nasdem muncul, ada semacam angin segar perubahan. Restorasi adalah kata yang sering digembar-gemborkan oleh elite partai ini. Mereka sering mengatakan akan menjaga konsistensi antara kata dan perbuatan.
Akan tetapi, dalam suasana PILKADA 2015 ini terlihat Partai Nasdem tidak konsisten. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Sekjen Partai Nasdem, Patrice Rio Caplla, dalam acara PrimeTime News di Metro TV hari Senin, 27 Juli 2015, yang tidak sejalan dengan dukungan Partai Nasdem kepada calon Gubernur Kepulauan Riau.
Dalam acara PrimeTime News, yang mengangkat tema “Kader yang Tak Didukung Parpol” Patrice menjelaskan kenapa Partai Nasdem mendukung Saan Mustopa, yang adalah kader Partai Demokrat. Beliau mengatakan, “Pilkada 2015 merupakan momentum untuk mencari orang-orang terbaik untuk memimpin daerah.” Untuk mencari orang terbaik ini Partai Nasdem mempunyai sistem, yaitu survei.
Agar seseorang dapat dicalonkan sebagai kepala daerah, dibutuhkan beberapa syarat, seperti kompetensi, disukai masyarakat dan dipercaya oleh masyarakat. Khusus untuk incumbent, kepercayaan masyarakat ini dapat dilihat dari tingkat kepuasan masyarakat.
Jadi, dapat dikatakan bahwa ada 2 pilar dukungan itu, yaitu ketokohan (pribadi baik, diterima masyarakat, dll) dan hasil survei. Jadi, bisa dikatakan bahwa Partai Nasdem mendukung Saan Mustopa karena dia orang baik, diterima masyarakat dan mengenal permasalahan daerah (putra daerah), serta elektabilitasnya tinggi menurut lembaga survei.
Ketika menegaskan dua pilar tadi, Patrice menyatakan bahwa dua pilar tersebut merupakan prinsip umum partai. Jadi, bukan hanya dikenakan pada Saan Mustopa saja, melainkan kepada calon kepala daerah lainnya. Partai Nasdem selalu mengutamakan kepentingan masyarakat. Karena itu, sekalipun bukan kader partai, sejauh orang itu baik dan hasil surveinya bagus, Partai Nasdem akan mendukungnya.
Namun ketika pernyataan Patrice tadi diterapkan ke situasi pencalonan kepala daerah di Provinsi Kepulauan Riau, kita menemukan inkonsistensi. Pernyataan Sekjen Partai Nasdem ini sama sekali tidak pas dikenakan kepada calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau. Sebagaimana yang sudah diketahui, di Kepulauan Riau Partai Nasdem mendukung pasangan Muhammad Sani dan Nurdin Basirun. Dalam acara deklarasi pasangan Sani dan Nurdin, Minggu (26/07), terlihat Patrice hadir. Ini sebagai bentuk dukungan Partai Nasdem.
Pertanyaannya, benarkah dua pilar tadi membuat Partai Nasdem mendukung pasangan Sani dan Nurdin?
Kalau dilihat dari survei, calon gubernur Soerya Respationo selalu unggul. Dari segi ketokohan, Soerya tak kalah dengan Sani, yang adalah putra daerah. Soerya sangat mengenal situasi Kepri, pribadinya baik dan nasionalis. Hal ini terlihat dari penerimaan masyarakat terhadap dirinya. Tak jauh berbeda juga dengan calon wakilnya, Ansar Ahmad, yang saat ini menjabat Bupati Bintan. Track record-nya selama menjabat Bupati Bintan sangat memuaskan. Masyarakat dari semua kalangan sangat menerima dia. Tapi, kenapa Partai Nasdem tidak mendukung Soerya? Kenapa harus Sani? Kenapa harus Nurdin?
Tampak jelas kalau Partai Nasdem tidak terlalu kenal dengan calon yang didukungnya. Sani adalah Gubernur Kepri periode 2010 – 2015. Hingga tahun 2015 ini usianya sudah 73 tahun. Ini usia tua. Saya pernah mengikuti acara peresmian Panti Rehabilitasi BNN di Nongsa, dan beliau hadir. Ketika memasuki ruangan, beliau berjalan sambil dituntun. Jalannya sudah sempoyongan. Seorang sopir taksi pun mengkritisi usia beliau. Ia berkata, “Ini apakah partai pengusungnya bodoh atau karena Sani-nya yang sangat bernafsu akan kekuasaan.” Karena itu, dimana semangat restorasi Partai Nasdem? Apakah partai ini anti dengan calon dari kaum muda?
Nurdin Basirun saat ini menjabat sebagai Bupati Tanjung Balai Karimun. Sama seperti Sani, Partai Nasdem seakan abai akan track record calon ini. Partai Nasdem merupakan partai yang mengedepankan nilai-nilai nasionalisme dan pluralisme. Kita dapat bertanya, apakah Nurdin sudah teruji ke-nasionalisme-an dan pluralismenya. Karena bagi kalangan minoritas, khususnya agama, tokoh ini tidak punya relasi yang bagus.
Karena itu, melihat hal ini dapatlah dikatakan bahwa Partai Nasdem tak ubahnya dengan partai politik lainnya. Partai Nasdem hanya bisa bermulut manis. Hal ini semakin menegaskan adagium dunia politik, dimana yang abadi hanyalah kepentingan.
Batam, 27 Juli 2015
by: adrian
Baca juga opini lainnya:

Orang Kudus 30 Juli: St. Abdon & Senen

SANTO ABDON & SENEN, MARTIR
Informasi mengenai kedua orang kudus ini sangat terbatas. Yang diketahui pasti adalah keduanya hidup pada abad ketiga. Abdon dan Senen berasal dari Persia. Mereka adalah tawanan perang dan budak belian yang sudah menganut agama Kristen. Kemartiran mereka bermula dari usaha mereka menguburkan jenazah-jenazah para kaum beriman yang dibunuh oleh orang kafir. Mereka ditangkap dan dibawa ke Roma. Di sana mereka dipaksa untuk mempersembahkan kurban kepada dewa-dewi Romawi. Dengan tegas mereka menolak melakukan perbuatan berhala ini karena tak ingin mengkhianati imannya sendiri.
Karena penolakan itu mereka dianiaya dan dipenggal kepalanya. Jenazah mereka dimakamkan oleh diakon Kurianus di rumahnya. Kemudian pada tahun 833, tulang-tulang mereka dipindahkan oleh Paus Gregorius IV (827 – 844) ke dalam Gereja Santo Markus di Roma.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Kamis Biasa XVII - Thn I

Renungan Hari Kamis Biasa XVII, Thn B/I
Bac I  Kel 40: 16 – 21, 34 – 38; Injil              Mat 13: 47 – 53;

Kitab Keluaran masih menjadi bahan bacaan pertama hari ini. Di dalam kitab ini dikisahkan tentang tabut perjanjian. Dari kisah itu terlihat bahwa Allah senantiasa hadir menyertai umat-Nya. Namun yang menarik dari bacaan ini adalah relasi Musa dan Tuhan. Tampak jelas bahwa Musa senantiasa melakukan segala sesuatu sesuai dengan perintah Allah. Ada tiga kali pernyataan “seperti yang diperintahkan Tuhan"(ay. 16, 19 dan 21). Di sini mau dikatakan bahwa hidup Musa hanyalah seperti yang diperintahkan Tuhan.
Injil hari ini seakan menutup rangkaian pengajaran Tuhan Yesus dalam perumpamaan. Hari ini Tuhan Yesus masih memberi satu perumpamaan, yaitu tentang pukat ikan. Perumpamaan ini dipakai Tuhan Yesus untuk menjelaskan tentang pengadilan akhir. Seperti nelayan memisahkan ikan baik dan ikan buruk, demikian pula malaikat Tuhan “akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar.” (ay. 49). Dari sini Tuhan Yesus berharap agar para pendengar-Nya mau memilih menjadi ikan yang baik sehingga ia dapat masuk ke dalam kebahagiaan kekal. Untuk bisa menjadi baik, orang diminta untuk hidup menurut perintah Tuhan.
Sebagai umat beriman, setiap manusia mempunyai relasi dengan Tuhan. Namun perlu disadari pula bahwa setiap manusia adalah juga makhluk sosial. Kesosialan itu menuntut dirinya berelasi dengan sesama. Jadi, setiap manusia selain diminta untuk menjalin dengan sesama manusia, juga diharapkan tetap menjalin relasi dengan Tuhan. Dalam hubungan dengan Tuhan, kita diminta untuk setia pada kehendak-Nya. Hal ini sudah ditunjukkan oleh Musa. Sabda Tuhan hari ini menghendaki agar kita senantiasa mendengarkan dan melaksanakan kehendak Tuhan dalam hidup kita, karena melalui itu kita kelak dapat menikmati kebahagiaan kekal.***
by: adrian

Rabu, 29 Juli 2015

Bagaimana Mengatasi Patah Hati

MENGATASI PATAH HATI AKIBAT DIPUTUS PACAR TIBA-TIBA
Putusnya jalinan asmara memang bisa membuat seseorang merasa sakit hati, apalagi jika hubungan tersebut berakhir secara tiba-tiba. Tentunya patah hati bisa semakin mendalam dan seolah-olah sulit untuk disembuhkan. Tak jarang ada yang berlaku nekat dengan membunuh diri sendiri.
Dalam penelitian yang dibuat oleh situs kencan online Elite Singles menyebutkan bahwa 76% orang yang sakit hati setelah putus dapat menyebabkan masalah emosional yang berat hingga masalah pada fisik. Namun, segala kegalauan pasti bisa diatasi dengan baik dan sehat. Psikolog dan pakar percintaan, Michele O’Mara, PhD memberi tips untuk dapat melewati patah hati karena putus cinta.
1.    Putus Komunikasi
Ketika hubungan berakhir, maka cara terbaik untuk segera move on adalah dengan memutuskan komunikasi. O’Mara menjelaskan, penelitian menunjukkan bahwa ketika Anda berhubungan atau melakukan kontak dengan seseorang yang dicintai, maka tubuh akan bereaksi semakin terobsesi dengan orang tersebut. “Kamu menjadi sangat mengidamkan orang tersebut,” ujar pakar percintaan tersebut. Ia menyarankan untuk tidak menghubungi mantan kekasih 30 hingga 90 hari setelah putus.
2.    Jauhi Media Sosial
Media sosial tidak membantu untuk mengurangi kesendirian. Ia justru dapat membuat Anda semakin galau. Hal ini karena Anda tidak bisa menahan diri untuk tidak mengintip atau stalking akun media sosialnya. Menurut O’Mara, paksakan diri Anda untuk tidak membuka media sosial dan lebih baik bertemu dengan teman-teman, meski Anda sedang tidak mood untuk bertemu banyak orang. Namun hal tersebut lebih baik dibanding harus membuka akun twitter, path, facebook atau instagram.
3.    Curhat dengan Bijak
O’Mara menjelaskan bahwa mengulang-ulang cerita tentang kesalahan mantan kekasih dan bagaimana hubungan bisa berakhir dapat membuat kegalauan Anda semakin menjadi-jadi. Hal itu karena Anda akan terus mengingat-ingat hal buruk tersebut. Untuk itu, curhatlah dengan bijak. Anda bisa cerita hal-hal apa saja yang ingin Anda lakukan setelah putus atau meminta pendapat teman tentang bagaimana cara untuk segera move on dari mantan kekasih.
4.    Waspada dengan Perasaan Cemas yang Berlebihan
Penyakit setelah putus cinta biasanya adalah cemas yang berlebihan. “Satu hal yang sering dirasakan banyak orang setelah putus adalah perasaan tentang kehidupan selanjutnya,” ujar O’Mara. Setelah merasa kesepian, mungkn Anda akan berpikir bahwa akan hidup sendiri untuk selamanya. O’Mara mengatakan ketika sudah berpikir buruk segera ganti pikiran Anda dengan hal yang lebih positif dan tetap memiliki semangat untuk menjadi lebih baik lagi. Katakan pada diri sendiri bahwa ‘mungkin kesendirian akan berlangsung lama, tapi aku akan bangkit kembali.’
5.    Jangan Buru-buru Punya Pacar
Tidak ada ukuran waktu yang tepat kapan Anda bisa memulai kencan kembali dengan seorang pria. Kuncinya adalah ketika Anda sudah benar-benar siap dan segala perasaan patah hati telah sembuh, O’Mara mengatakan banyak orang yang sudah memiliki kekasih lagi padahal dia belum kembali menjadi dirinya sendiri. Jika dipaksakan hubungan yang baru pun bisa hancur. Jadi, jangan terus menghitung sudah berapa lama Anda menjomblo; sebaiknya tenangkan diri dan kembalikan kepercayaan diri terlebih dahulu.
Demikianlah kelima tips O’Mara untuk mengatasi patah hati. Dari kelima tips ini terlihat jelas bahwa O’Mara hendak memberitahu Anda bahwa mantan kekasih bukanlah segala-galanya. Dunia tidak selebar daun kelor. Oleh karena itu, Anda harus tetap menatap ke depan.
Selain kelima tips di atas, tidak salah juga kalau Anda mencoba atau menambahnya dengan cara spiritual. Dekatkanlah diri Anda kepada Tuhan lewat membaca Kitab Suci, berdoa, meditasi, atau kegiatan-kegiatan rohani lainnya. Di balik kegiatan spiritual ini, Anda diajak untuk menghaturkan syukur. Bersyukurlah atas pengalaman patah hati itu. Jika Anda dapat bersyukur, Anda dipastikan dapat melangkah ke depan.
edited by: adrian, dari sumber: wolipop detik
Baca juga tulisan terkait:

Renungan Hari Rabu Biasa XVII - Thn I

Renungan Hari Rabu Biasa XVII, Thn B/I
Bac I  Kel 34: 29 – 35; Injil                 Yoh 11: 19 – 27;

Bacaan pertama hari ini masih diambil dari Kitab Keluaran. Dalam bacaan pertama diceritakan tentang umat Israel yang ketakutan melihat wajah Musa yang bercahaya (ay. 30). Wajah Musa yang bercahaya itu terjadi setelah ia berbicara dengan Tuhan. Umat Israel percaya bahwa Tuhan menyertai Musa. Karena itu, apa yang disampaikan Musa diyakini berasal dari Tuhan sendiri. Jadi, sekalipun umat Israel tidak dapat melihat Tuhan secara langsung, mereka percaya bahwa yang disampaikan Musa merupakan perintah-Nya.
Dalam Injil hari ini ditampilkan dialog antara Tuhan Yesus dan Marta terkait dengan Lazarus, saudaranya, yang sudah meninggal dunia. Topik pembicaraan mereka seputar kebangkitan. Marta yakin akan kemampuan Tuhan Yesus untuk menyembuhkan orang sakit; dan inilah yang diharapkan Marta di saat Lazarus masih sakit (ay. 21). Namun Tuhan Yesus memberikan pengharapan lain, yaitu kebangkitan. Ada dua jenis kebangkitan dibahas disini, yaitu kebangkitan pada akhir jaman (ay. 24) dan juga hidup kembali. Keduanya sama-sama membutuhkan iman kepercayaan.
Sabda Tuhan hari ini mau menunjukkan salah satu sikap kita terhadap Allah, yaitu percaya. Secara tidak langsung Injil mau mengatakan bahwa Tuhan Yesus adalah Allah. Pernyataan-Nya tentang kebangkitan, yang bukan hanya untuk akhir jaman melainkan juga untuk hidup kembali, menunjukkan dimensi keallahan-Nya. Karena itu, melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan menghendaki kita untuk senantiasa percaya kepada Tuhan Yesus.***
by: adrian

Selasa, 28 Juli 2015

(Pencerahan) Refleksi atas Kematian

MENUJU TITIK BALIK
Kematian berwajah ganda. Dia adalah perpisahan yang mempertemukan, kepergian yang membuat orang berdatangan, akhir yang menempatkan orang pada awal situasi baru. Kematian memisahkan kita dari orang yang meninggal, namun serentak kita dipertemukan.
Kematian adalah akhir dari sebuah kehidupan. Orang yang meninggal menghembuskan nafasnya terakhir, dan biasanya para sahabat mempunyai kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir untuknya. Sebagai akhir, kematian sering menimbulkan ingatan dalam diri mereka yang ditinggalkan: ingatan akan pertemuan terakhir dengannya, akan saat-saat terakhir dan akan pesan terakhir. Namun, akhir ini serentak merupakan sebuah permulaan baru. Kita yang ditinggalkan mesti hidup dalam satu kondisi baru tanpa dia dan mereka yang telah meninggal. Kita harus belajar hidup baru lagi.
Ada relasi timbal balik antara kehidupan dan kematian. Kualitas kehidupan akan ditentukan oleh kesadaran akan kematian. Waktu hidup kita terbatas, kesempatan untuk berbuat baik tidak selalu bisa diperpanjang, saat untuk minta maaf bukan tanpa akhir, peluang untuk membalas jasa tidak selalu berulang. Sebab itu, kita berusaha memanfaatkan waktu yang ada, sisa hidup kita dalam perjalanan menuju kematian. Penyesalan yang sering muncul setelah kematian orang lain karena kita belum sempat berbuat baik kepadanya adalah sisi lain dari kesadaran akan waktu yang terbatas ini.
Karena waktu hidup dibatasi oleh kematian, dan karena dari pembatasan ini dapat muncul dorongan untuk mengisi kehidupan, maka bukan mustahil orang yang mengalami kematian dari orang yang dikasihi merasa seakan ada dorongan dan panggilan untuk berbuat sesuatu dalam hidupnya. Ada semacam tongkat estafet untuk melanjutkan perjuangan, meneruskan idealisme, merealisasikan mimpi. Karena itu, sering orang memberi nasehat peneguhan kepada orang yang ditinggal pergi orang yang dikasihi. Pesan ini bukan nasehat saleh sekedar melupakan kesedihan, melainkan harus dimaknai dengan melakukan kebaikan yang tidak sempat, kita lakukan terhadap dia.
Kematian tidak dapat diubah. Yang bisa dibuat adalah mengambil pesan dari kematian tersebut. Kematian mengingatkan kita untuk berusaha agar tidak lagi mengabaikan kesempatan untuk berbuat baik, mengusahakan yang benar, menumbuhkan keadilan. Kematian orang yang dikasihi adalah sebuah penugasan untuk meneruskan kasih. Dengan demikian akan terjadilah proses kebangkitan.
by: Paul Budi Kleden, SVD, dalam Spiritualitas di Tengah Badai

Renungan Hari Selasa Biasa XVII - Thn I

Renungan Hari Selasa Biasa XVII, Thn B/I

Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab Keluaran. Dalam bacaan pertama dikisahkan perjumpaan dan dialoq antara Allah dan Musa. Yang menarik di sini adalah gambaran tentang Allah. Dikatakan bahwa Allah itu penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih setia-Nya (ay. 6). Gambaran Allah ini dikaitkan dengan peristiwa tindakan umat Israel yang membuat anak lembu emas, seperti dalam bacaan pertama kemarin. Allah yang pengasih dan panjang sabar ini terlihat dari kemurahan Tuhan mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa umat. Namun pada akhirnya Tuhan juga tidak membebaskan orang yang bersalah dari hukuman (ay. 7).
Apa yang disampaikan dalam bacaan pertama di atas, terlihat dalam pengajaran Tuhan Yesus di Injil hari ini. Dalam Injil dikisahkan bahwa para murid minta penjelasan tentang perumpamaan lalang di ladang. Dikatakan bahwa akan ada pengadilan akhir dimana lalang akan dimusnahkan dalam api pembakaran, sedangkan yang menghasilkan benih baik masuk ke dalam kehidupan kekal (ay. 42 – 43). Lewat perumpamaan ini, Tuhan Yesus mengharapkan agar pendengarnya mau menerima benih baik, yang ditaburkan oleh Anak Manusia (ay. 37) dan menghasilkan buah.
Semua orang yakin bahwa Allah itu pengasih dan penyayang. Akan tetapi, sering orang menyalahgunakan gambaran Allah ini dengan terus jatuh ke dalam dosa. Gambaran Allah yang pengasih dan penyayang ini menuntut kita untuk senantiasa bertobat. Sekalipun kita berbuat dosa, kita tetap terpanggil untuk bertobat dan menikmati kasih setia-Nya. Jadi, gambaran Allah itu terlihat dalam kemurahan-Nya memberi pengampunan; dan pengampunan dapat terjadi jikalau kita mau bertobat.***
by: adrian

Senin, 27 Juli 2015

Orang Kudus 27 Juli: St. Maria Magdalena Martinengo

BEATA MARIA MAGDALENA MARTINENGO, PENGAKU IMAN
Margarita Martinengo da Barco lahir pada 5 Oktober 1687 di Brescia, Italia. Ia adalah puteri Fidelis, seorang bangsawan yang terpandang. Ibunya meninggal dunia ketika Margarita berusia 5 bulan. Peristiwa ini sangat berdampak pada perkembangannya.
Margarita kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Ordo St. Klara Kapusin pada usia 17 tahun di Santa Maria della Neve. Ia mengganti namanya menjadi Maria Magdalena. Maria Magdalena sangat menyukai kegiatan-kegiatan yang dilakukan biaranya, terutama melalui doa, meditasi dan kunjungan pada tabernakel.
Maria Magdalena membimbing para novis saat menjadi magistra, dan para biarawati saat menjadi abdis melalui sikap hidupnya. Namanya menjadi terkenal dan banyak orang mencarinya untuk meminta nasehat. Maria Magdalena Martinengo meninggal dunia pada 27 Juli 1737. Pada 3 Juni 1900 ia dibeatifikasi oleh Paus Leo XIII
Baca juga orang kudus hari ini:

Cinta Ayah pada Anaknya yang Menyentuh

KISAH KASIH AYAH DAN ANAK
Anak adalah buah cinta orangtua. Kehadiran anak senantiasa mendatangkan kebahagiaan dalam hidup suami dan isteri. Anak selalu dikasihi. Akan tetapi, ketika anak yang lahir diketahui cacat, sikap orangtua sering berubah. Tak sedikit orangtua mengabaikan anak mereka yang lahir cacat.

Film berikut ini mengugah hati-perasaan kita. Kasih seorang ayah kepada anaknya amat sangat luar biasa, sekalipun anaknya cacat. Ia berusaha membuat anaknya tetap berbahagia, meski untuk itu ia harus rela berkorban.

Renungan Hari Senin Biasa XVII - Thn I

Renungan Hari Senin Biasa XVII, Thn B/I
Bac I  Kel 32: 15 – 24, 30 – 34; Injil              Mat 13: 31 – 35;

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menyampaikan pengajaran-Nya dalam bentuk perumpamaan. Ada dua perumpamaan yang disampaikan, yaitu tentang biji sesawi dan ragi. Dari dua perumpamaan ini tampak jelas apa yang mau disampaikan, yaitu bahwa sesuatu yang besar itu berawal dari yang kecil. Dari biji sesawi yang kecil tumbuhlah pohon yang berguna bagi kehidupan lain; demikian pula ragi yang kecil dapat mengkhamirkan adonan roti. Ini dipakai Tuhan Yesus untuk menggambarkan Kerajaan Allah. Artinya, Kerajaan Allah dapat diwujudkan dengan tindakan-tindakan kecil dan sederhana.
Apa yang diajarkan Tuhan Yesus tampak bertentangan dengan semangat orang Israel dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Keluaran. Orang Israel ingin sesuatu yang besar dan hebat. Larangan untuk tidak menyembah berhala diabaikan. Anak lembu emas bukan hanya sebagai sembahan, melainkan sebagai bukti mereka tidak tahan berlama-lama tanpa Musa. Mereka ingin sesuatu yang besar dalam waktu yang cepat.
Alam sebenarnya mengajari kita tentang hidup yang berproses. Segala sesuatu itu tumbuh mulai dari yang kecil. Ia berproses; dan proses itu membutuhkan waktu. Namun dewasa ini pelajaran alam ini seakan ditinggalkan. Orang mulai beralih kepada budaya instan. Orang ingin cepat; dan karena itu ia mengabaikan proses dan menghalalkan segala cara. Sabda Tuhan hari ini seakan mengajak kita untuk kembali kepada kearifan alam. Tuhan menghendaki supaya kita setia dalam proses dengan menghargai setiap tahap yang dilalui.***
by: adrian

Minggu, 26 Juli 2015

Orang Kudus 26 Juli: St. Titus Brandsma

BEATO TITUS BRANDSMA, MARTIR
Anno Sjoera Brandsma lahir pada 23 Februari 1881 di Oegeklooster, Friesland, Belanda. Ia adalah putera dari Titus Brandsma dan Tjitsje Postma. Tiga saudaranya menjadi biarawati dan seorang lainnya menjadi biarawan Fransiskan. Anno menempuh pendidikan di seminari menengah Fransiskan dan memperoleh panggilan “pendek”. Karena kesehatannya yang kurang baik, Anno dikeluarkan, dan ia dengan berat hati menerima keputusan itu.
Anno kemudian bergabung dengan Ordo Karmel di Boxmeer, Belanda. Anno memilih nama ayahnya, Titus, dan mengucapkan kaul sementaranya pada tahun 1899. Titus menunjukkan talentanya dalam jurnalisme dan juga menulis. Titus mampu berbahasa Italia, Frisian, Belanda, Inggris dan juga mampu membaca dalam bahasa Spanyol. Ia menerjemahkan karya St. Teresia dari Avila ke bahasa Belanda dan dipublikasikan pada tahun 1901.
Titus ditahbiskan menjadi imam pada 17 Juni 1905, dan pada 25 Oktober 1909 ia menyelesaikan studi filsafatnya di Universitas Kepausan Gregoriana. Titus kemudian mengajar di seminari Karmelit di Oss, dan kemudian ia juga menjadi editor surat kabar local pada tahun 1919. Titus turut menjadi pengajar di Universitas Katolik di Nijmegen, dan mengajar filsafat serta hidup mistik pada tahun 1923. Ia menjadi superior bagi rumah mahasiswa karmelit. Titus menjadi pembimbing spiritual yang terkenal.
Pada tahun 1932 ia ditunjuk sebagai presiden universitas, dan pada tahun 1935 menjadi penasehat bagi pada jurnalis katolik. Titus sempat bepergian ke Perancis, Jerman, Italia, Spanyol dan Amerika Serikat dalam melakukan karyanya.
Titus menentang dalam tulisannya terhadap hokum perkawinan yang anti-Yahudi. Hal ini menjadi awal perlawanannya terhadap Nazi. Ia mengecam para penulis katolik yang mempromosikan Nazi. Ketika Nazi menguasai Belanda, Titus ditangkap pada 19 Januari 1942. Ia dimasukkan ke dalam kamp konsentrasi Dachau, dimana ia disiksa setiap harinya, tetapi ia menunjukkan kasih yang sangat besar. Titus mengajak seluruh penghuni kamp untuk mendoakan para penjaga yang menyiksa mereka. Titus kemudian dijadikan kelinci percobaan untuk eksperimen.
Titus Brandsma disuntik mati sebagai martir pada 26 Juli 1942 di Dachau, Bavaria, Jerman. Ia diberikan suntikan oleh seorang perawat yang berapostasi meninggalkan Gereja. Titus kemudian dikremasi, sehingga tidak ada relikui yang tersisa. Pada 9 November 1984 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Minggu Biasa XVII - B

Renungan Hari Minggu Biasa XVII, Thn B/I
Bac I  2Raj 4: 42 – 44; Bac II              Ef 4: 1 – 6;
Injil    Yoh 6: 1 – 15;
Ada ahli yang mengatakan bahwa mukjizat yang terjadi pada waktu Yesus memberi makan lebih dari lima ribu orang laki-laki bukan terletak pada lima jelai roti dan dua ikan yang diberikan kepada lebih dari lima ribu orang dan sisanya 12 bakul. Mukjizatnya terletak pada kesediaan orang untuk mau berbagi. Orang yang sebelumnya tetap pada ego-nya masing-masing, namun ketika melihat anak kecil menyerahkan lima roti dan dua ekor ikan miliknya untuk dibagikan kepada orang banyak, masing-masing akhirnya tergerak hatinya untuk mau berbagi. Lima roti dan dua ekor ikan telah mengubah orang yang egois menjadi mau memberi dan berbagi. Inilah mukjizatnya.
Alasannya cukup masuk akal. Orang bilang bahwa adalah kebiasaan orang yang suka bepergian selalu membawa bekal. Itu juga yang terjadi pada orang banyak yang berbondong-bondong datang kepada Yesus. Mereka membawa bekal. Pada mereka ada makanan. Namun mereka malu untuk mengeluarkannya. Mungkin mereka berpikir, “kalau saya keluarkan, tak cukup buat saya dan juga mereka ini.”
Akan tetapi seorang anak kecil telah mengubahnya. Seorang anak kecil maju menghadap Yesus dan menyerahkan yang ada padanya, yaitu lima jelai roti dan dua ekor ikan. Lalu Yesus, yang berada di puncak bukit, mengangkat tinggi-tinggi roti dan ikan tadi, kemudian membagi-bagikannya. Peristiwa ini dirasakan sebagai tamparan yang sangat memalukan. Maka, ketika roti itu dibagi-bagikan, pelan-pelan masing-masing orang mengeluarkan bekalnya dan saling berbagi. Dengan berbagi inilah maka akhirnya terjadi kelimpahan.
Peristiwa yang terjadi pada zaman Yesus, terjadi juga pada zaman nabi Elisa. Dengan memberi makan kepada orang-orang, maka akan terdapat sisa. Artinya, orang harus berani meninggalkan kepentingan diri sendiri dan mendahulukan orang lain. Memberi dan berbagi membuat kita berkelimpahan. Inilah yang mau disampaikan Tuhan.
Sabda Tuhan hari ini memang mau mengajak kita untuk mau saling berbagi. Dengan berbagi kita akan berkelimpahan. Dengan memberi kita menerima. Untuk itu kita diminta untuk berani menanggalkan ego kita, sikap mementingkan kepentingan diri sendiri. Kita harus mau dan berani mendahulukan kepentingan bersama atau orang lain. Beata Theresia dari Kalkuta pernah berkata bahwa penyakit terbesar saat ini bukanlah HIV/AIDS atau Kanker. Penyakit manusia yang terbesar saat ini adalah sikap egois. Sikap ini membuat manusia tidak peduli akan nasib sesamanya.
Oleh karena ini, semoga dengan sabda Tuhan hari ini, hati kita terbuka akan nasib sesama kita. Semoga kita mau memberi dan berbagi dengan orang lain. Karena dengan memberi dan berbagi kita akan berkelimpahan.***
by: adrian

Sabtu, 25 Juli 2015

Ziarah ke Israel #8

BUKIT SABDA BAHAGIA
Kami berkesempatan mengunjungi bukit Sabda Bahagia. Di tempat ini diyakini Tuhan Yesus menyampaikan pengajaran-Nya yang sangat revolusioner. Salah satunya adalah Sabda Bahagia. Di tempat ini dibangun sebuah Gereja Katolik yang sangat indah.

Renungan Pesta Santo Yakobus Rasul

Renungan Pesta Santo Yakobus Rasul
Bac I  2Kor 4: 7 – 15; Injil                  Mat 20: 20 – 28;

Hari Ini Gereja Universal mengajak kita untuk bergembira merayakan pesta Santo Yakobus. Dia adalah salah satu dari keduabelas rasul Kristus. Injil hari ini sedikit mengisahkan tentang dirinya. Dikatakan bahwa suatu hari ibunya datang kepada Tuhan Yesus dan meminta jabatan bagi kedua anaknya, yaitu Yakobus dan Yohanes. Di sini tampak jelas bahwa mereka masih melihat dengan kacamata manusiawi. Jabatan masih dilihat sebagai kekuasaan, dan kekuasaan berarti wewenang untuk memerintah, mengatur, mengendalikan dan lain sebagainya. Di balik semuanya ini ada keinginan untuk dihormati. Tuhan Yesus membalik pola pikir mereka. “Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu.” (ay. 26 – 27).
Bacaan pertama hari ini diambil dari Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus. Memang bacaan ini tidak ada kaitan langsung dengan orang kudus yang dipestakan hari ini. Namun Paulus seakan mau merefleksikan semangat yang diwartakan oleh Tuhan Yesus dalam Injil, yaitu semangat melayani. Paulus melihat bahwa semangat ini merupakan sesuatu yang sangat berharga. Akan tetapi, semangat ini disimpan dalam bejana tanah liat. Ada kerapuhan di sana. Hal ini mau menggambarkan sifat manusia yang cenderung berkuasa. Karena itu, seperti yang dikatakan oleh Paulus, kekuatan untuk bisa bertahan dalam semangat itu hanyalah berasal dari Tuhan (ay. 7).
Adalah kecenderungan manusia untuk selalu berkuasa. Jabatan yang dimiliki dilalu dikaitkan dengan kekuasaan. Dan kekuasaan itu berarti menjadi orang besar, dihormati, ditakuti dan lain sebagainya. Sabda Tuhan membuka mata kita bahwa setiap jabatan dan kekuasaan itu selalu bersifat sosial. Bagi Tuhan jabatan dan kekuasaan itu berarti melayani. Tuhan menghendaki agar melalui kekuasaan itu orang lain mendapatkan kesejahteraan hidup dan kedamaian. Tuhan ingin agar kita senantiasa menjaga semangat pelayanan ini, karena sadar akan kerapuhan diri kita. Untuk itu, hendaklah kita selalu memohon bantuan dari Tuhan.***
by: adrian

Jumat, 24 Juli 2015

Alasan Jarang Ke Gereja

Di Paroki, Romo Aleks sangat senang bergaul dengan kaum muda. Kebetulan ia dipercayakan mendampingi OMK paroki. Perhatian terhadap kaum muda sangat tinggi. Ia bahkan tahu siapa saja yang tidak ke gereja pada hari Minggu.
Dalam kesempatan misa OMK, Rm. Aleks mengajak kaum muda untuk aktif dalam menggereja. Ia mengistilahkan kaum muda adalah “Pasukan Kristus”.
Usai misa, ia berdiri di depan gereja untuk menyalami kaum muda sekaligus menyapa mereka. Kebetulan waktu misa ia ada melihat seorang muda yang jarang sekali ke gereja. Ketika berhadapan, Rm. Aleks langsung menyalaminya.
Rm. Aleks    : Bro, kamu harus masuk Pasukan Kristus!
Yosef           : Saya sudah bergabung dengan Pasukan Kristus, Romo.
Rm. Aleks    : Tapi, kenapa saya jarang melihat kamu ke gereja? 
                      Paling cuma natal dan paskah saja.
Yosef           : Saya masuk divisi agen rahasia, Romo.
Rm. Aleks    : %$#@*&^#%@?
edited by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 24 Juli: St. Kunigunda

SANTA KUNIGUNDA, JANDA & PENGAKU IMAN
Kunigunda Kinga lahir pada 5 Maret 1224 di Esztergom, Hungaria. Ia adalah puteri dari Raja Bela IV dan Maria Laskarina. Ia merupakan saudara Santa Margaretha Hungaria dan Beata Yolenta Helena. Santa Elisabeth Hungaria adalah bibinya, dan ia masih memiliki hubungan keluarga dengan Santa Hedwig.
Kunigunda menikah dengan Boleslaus V dari Krakow, yang kemudian menjadi Raja Polandia. Keduanya mengikrarkan kaul kemurnian di hadapan Uskup Krakow tidak lama setelah mereka menikah. Sebagai seorang ratu, Kunigunda sering mengunjungi orang miskin dan orang sakit, serta membantu mereka.
Bersama suaminya, Kunigunda mendirikan biara Klaris di Sandez. Setelah kematian suaminya pada tahun 1279, rakyat Polandia menginginkan Kunigunda mengambil kekuasaan, tetapi Kunigunda memilih meninggalkan semua takhta serta harta kekayaannya, dan membagikan semua kepada orang miskin. Kunigunda bergabung dengan biara klaris yang didirikannya dan menghabiskan sisa hidupnya dengan doa, pertobatan, serta karya-karya lainnya. Ia tidak mengizinkan seorang pun mengungkit masa lalunya, baik sebagai ratu, maupun pendiri biara.
Kunigunda meninggal dunia pada 24 Juli 1294 di biara Klaris di Sandez. Pada 11 Juni 1690 ia dibeatifikasi oleh Paus Aexander VIII, dan pada 16 Juni 1999 ia dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Jumat Biasa XVI - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa XVI, Thn B/I
Bac I  Kel 20: 1 – 17; Injil                   Mat 13: 18 – 23;

Kitab Keluaran, yang dipakai sebagai bacaan pertama hari ini, masih melanjutan kisah perjalanan bangsa Israel di bawah pimpinan Musa. Hari ini diceritakan bahwa Tuhan memberikan perintah-Nya kepada umat Israel. Ada sepuluh perintah, yang hingga saat ini dikenal sebagai Sepuluh Perintah Allah. Sepuluh perintah ini dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu perintah hormat kepada Tuhan, orang tua dan sesama. Tuhan ingin agar umat Israel tidak mendapat celaka. Karena itu, Tuhan menghendaki supaya mereka setia dalam melaksanakan perintah itu dalam kehidupan.
Injil hari ini bercerita tentang penjelasan Tuhan Yesus akan makna perumpamaan penabur yang pernah disampaikan-Nya. Tanah itu mau menggambarkan manusia yang menerima sabda Tuhan (benih). Ada empat tipe manusia, yaitu manusia “pinggiran jalan”, manusia “berbatu-batu”, manusia “semak berduri” dan manusia “subur.” Dari penjelasan perumpamaan itu tampak jelas bahwa Tuhan Yesus mengharapkan supaya para pendengar-Nya mengambil sikap sebagai manusia “subur” sehingga benih sabda itu dapat berdaya guna.
Hari ini, melalui sabda Tuhan, kita sudah mendengar tentang sepuluh perintah Tuhan. Kita juga sudah mendengar tentang harapan Tuhan agar kita menjadi manusia “subur”. Karena itu, sabda Tuhan hari ini mau mengatakan kepada kita agar, sebagai manusia “subur” kita terima sepuluh perintah Tuhan itu dalam hidup kita. Sebagai manusia “subur”, sepuluh perintah Allah itu tidak hanya sebatas didengar saja, melainkan dihayati. Tuhan menghendaki supaya kita menjalani sepuluh perintah Allah itu dalam kehidupan kita.***
by: adrian

Kamis, 23 Juli 2015

Keteladanan Seorang Pemimpin

“Saya tidak habis pikir dengan Pak Rudi. Dua hari yang lalu meminta agar saya fokus mengelola kelompok klien otomotif, tadi pagi dia bilang saya harus fokus pada klien perbankan dengan alasan yang kurang jelas,” cerita Denny.
“Kamu masih lebih baik, Den. Saya kemarin ditegur di depan yang lain karena terlambat 20 menit masuk kantor. Tapi tadi saya lihat dia hampir lebih dari 30 menit terlambat,” timpal Monika.
Denny berkata, “Sekarang saya jadi bingung apa yang harus saya lakukan. Tidak ada arahan yang jelas bagaimana caranya handle account perbankan, apalagi background saya adalah teknik. Sebenarnya maunya Pak Rudi itu apa sih.”
“Sudahlah…, Den. Kita kan hanya staf yang harus ikut maunya bos. Terkadang untuk level kita harus lebih banyak bersabar,” sahut Monika untuk meredakan emosi Denny.
Perbincangan tersebut mungkin terjadi juga di organisasi kita. Karyawan sering kali membicarakan gaya kepemimpinan atasan yang dirasa kurang update dengan dinamika tim. Sering kali para pemimpin merasa dirinya sudah melakukan hal yang benar, apalagi dengan kesuksesan yang dicapai di tahun-tahun sebelumnya. Hal itu makin melengkapi pembenaran terhadap diri sendiri.
Hal yang perlu diingatkan kembali bagi pemimpin seperti contoh tersebut adalah kondisi organisasi, lingkungan, tantangan dan karakter tim akan selalu berubah seiring dengan berjalannya waktu. Michael Hammer mengatakan, “Jika Anda pikir Anda hebat, berarti Anda akan mati. Keberhasilan di masa lalu tidak punya implikasi terhadap keberhasilan di masa depan.” Sekali lagi, para pemimpin perlu mencermati kalimat Hammer tersebut, agar update dengan perubahan yang ada.
Bila kita mencermati dinamika kepemimpinan saat ini, pemimpin yang “update” adalah pemimpin yang mampu melihat kekurangan dirinya dan selalu mendorong dirinya untuk belajar dengan kondisi dan situasi yang ada.
Menurut John Maxwell, “Leadership is influence. Everything rises and falls on leadership.” Hal yang sama juga dikatakan Ken Blanchard, dalam bukunya One Minute Manager, “The key to successful leadership in influence, not authority.”
Bagaimana bila seorang pemimpin mampu memberikan pengaruh yang kuat kepada tim bila dia tidak update kondisi yang ada? Jawabannya adalah tingkat pengaruhnya semakin pudar atau cenderung memaksakan kehendaknya dengan memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya.
Beberapa indikator yang dapat meningkatkan pengaruh dan keteladanan seorang pemimpin adalah pertama, seberapa besar kredibilitas dan integritas seorang pemimpin di mata timnya? Mengutip ucapan Presiden ke-34 AS Dwight D Eisenhower yang menyatakan, “The supreme quality for leadership is unquestionably integrity.” Dengan kata lain, tanpa integritas, pengaruh keteladanan pemimpin akan menjadi hilang.
Kedua, seberapa jelas visi dapat mencapai kesuksesan? Joel Arthur Barker, dalam bukunya Discovering the Future, mengatakan, “Vision without action as merely a dream. Action without vision just passes the time. Vision with action can change the world.” Dengan kata lain, pemimpin perlu memiliki visi serta menjabarkannya menjadi rencana aksi yang jelas, akan dapat mencapai kesuksesan.
Ketiga, seberapa banyak pemimpin memberikan peluang dan keyakinan bahwa timnya dapat berkembang? Menurut Wareen G Bennis, “Leaders should always expect the very best of those around them. They know that people can change and grow.” Jika pemimpin yang mampu memberdayakan timnya menjadi sehebat dirinya atau bahkan melebihinya, dia akan memberikan pengaruh keteladanan yang luar biasa bagi yang lain.
Ketiga indikator di atas merupakan cermin bagi kita sebagai pemimpin. Apakah kita sudah mampu memberikan pengaruh dan keteladanan bagi tim kita?
by: Bayu Setiaji, KOMPAS, 4 Juli 2015, hlm 33.
Baca juga tulisan terkait: