Sabtu, 07 Maret 2015

Ciri Karyawan Bandel

Dijauhi rekan kerja, dibenci bos, dan tidak dihormati klien, lengkap sudah masalah seputar pekerjaan. Kenyamanan bekerja pun berkurang. Bisa saja Anda menyalahkan semua orang. Namun, sebelumnya telitilah dulu diri sendiri. Jangan-jangan ada sejumlah kesalahan kecil yang tanpa sadar dilakukan terus menerus dan menyebabkan Anda dicap “karyawan bandel”. Jika ingin tahu cirinya, berikut ini beberapa sikap yang sebaiknya dihindari di kantor.

Terlambat
Janji datang pukul 11.00, tetapi baru tiba pukul 12.00 mungkin terasa wajar bila terjadi sekali karena suatu halangan. Namun bila “ngaret” menjadi kebiasaan, jangan heran bila klien ragu pada karyawan. Apalagi jika hampir setiap kali masuk kantor selalu terlambat. Atasan bisa naik pitam karena produktivitas berkurang gara-gara sering terlambat.

Antikritik
Memiliki pendapat atau opini pribadi mengenai suatu hal merupakan hal yang wajar. Namun bila pendapat tidak bisa ditangkis dan sulit menerima pendapat dari orang lain, seorang karyawan pun akan terlihat menyebalkan. Lebih-lebih bila sikap ini ditambah dengan respons negatif dan keras yang muncul setiap kali dikritik. Orang-orang di sekeliling pun bisa menyingkir.

Malas
Selalu menunda pekerjaan, pengerjaan tugas setengah hati, dan lamban bergerak adalah ciri-ciri karyawan yang malas. Hindarilah sikap ini jika seorang karyawan tidak ingin mendapat teguran dari atasan atau surat peringatan dari perusahaan.

Renungan Hari Sabtu Prapaskah II - B

Renungan Hari Sabtu Prapaskah II, Thn B/I

Hari ini bacaan pertama diambil dari kitab Mikha. Di sini Mikha menampilkan gambaran Allah yang maha baik. Kebaikan Allah itu terlihat dari Allah yang mengampuni dosa dan memaafkan pelanggaran umat; yang tidak memaksakan murka-Nya, melainkan senantiasa menampilkan kasih setia. Dengan gambaran Allah ini, Mikha hendak mengajak umat untuk datang kepada-Nya memohon ampunan. Mikha menegaskan bahwa Allah sangat menyayangi umat-Nya sehingga akan menghapus dosa dan kesalahan.

Apa yang disampaikan Mikha dalam bacaan pertama, kembali ditegaskan oleh Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Gambaran Allah yang maha baik terlihat dalam cerita anak yang hilang. Di sini gambaran Allah itu tampak dalam diri Bapa yang baik, yang menerima anak yang hilang kembali ke pelukan tanpa memperhitungkan pelanggaran dan dosanya. Malah kedatangannya disambut dengan meriah. Bagi sang Bapa, kedatangannya saja sudah merupakan sukacita, karena kedatangan itu merupakan ungkapan penyesalan. Jadi, ada tobat di sana.

Setiap manusia pasti punya dosa dan kesalahan. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa Allah itu maha baik. Ia akan mengampuni dosa dan kesalahan kita, asal kita mau bertobat. Tobat itu harus didahului dengan penyesalan, yang diikuti dengan bangkit berdiri dan kembali kepada Allah (perhatikan gerak kembali anak bungsu). Inilah yang dikehendaki Tuhan melalui sabda-Nya. Pesan Tuhan ini selaras dengan tema masa prapaskah. Pada masa ini juga kita diajak untuk bertobat. Adalah ironisme dimana kita takut bertobat tapi tidak takut berdosa. Kita tak perlu takut, karena Tuhan tidak akan menghukum kita.

by: adrian