Rabu, 13 Agustus 2014

Konsep Umum Pada Masa Kanak-kanak

KATEGORI KONSEP YANG UMUM PADA AKHIR MASA KANAK-KANAK
Kehidupan
Meskipun beberapa anak sulit untuk mengerti bahwa banyak hal yang bergerak – seperti sungai, misalnya – bukan merupakan sesuatu yang hidup, namun mereka semakin sadar bahwa gerakan bukanlah satu-satunya criteria dari kehidupan.

Kematian
Anak yang mengalami kematian anggota keluarga atau matinya hewan peliharaan, mempunyai pengertian yang baik tentang makna kematian, dan bobot emosi dari konsepnya tentang kematian diwarnai oleh reaksi-reaksi orang di sekitarnya.

Kehidupan setelah Mati
Konsep kehidupan setelah mati terutama bergantung pada perintah agama yang diterima anak dan pada apa yang diyakini oleh sesame temannya.

Fungsi-fungsi Tubuh
Sampai anak mulai mempelajari kesehatan di sekolah dasar, banyak konsep tentang fungsi tubuh yang kurang tepat dan kurang lengkap, terutama tentang fungsi tubuh internal.

Ruang
Dengan menggunakan skala dan penggaris, anak mempelajari apa arti dari ons, pon, inci, kaki dan bahkan mil. Dari laporan tentang penjelajahan ruang dalam media massa, anak-anak mengembangkan konsep tentang ruang angkasa.

Bilangan
Bilangan memperoleh arti baru setelah anak menggunakan uang dan memecahkan soal-soal berhitung. Pada saat berusia sembilanan atau sepuluh tahun, anak mengerti konsep bilangan sampai lebih dari 1.000.

Hubungan Sebab – Akibat
Konsep tentang penyebab fisik biasanya berkembang lebih dahulu daripada konsep tentang penyebab psikologis. Misalnya, anak-anak lebih dulu mengerti apa yang menyebabkan hujan atau salju daripada apa yang menyebabkan seseorang menjadi marah.

Uang
Anak mengerti nilai berbagai uang logam dan uang kertas bilamana ia mulai menggunakan uang. Kesempatan untuk menggunakan uang sengat beragam dan lebih besar pada keluarga yang status sosial ekonominya lebih rendah daripada yang tinggi.

Waktu
Jadwal sekolah yang ketat memungkinkan anak mengembangkan konsep tentang apa yang dapat dicapai dalam jangka tertentu. Pelajaran pengetahuan sosial di sekolah dan media massa akan membantu anak mengembangkan konsep kronologi sejarah.

Diri
Konsep anak tentang diri sendiri semakin jelas ketika ia mengenal dirinya sendiri melalui pandangan guru-guru dan teman-teman sekelas dan ketika ia membandingkan kemampuan dan prestasinya dengan kemampuan dan prestasi teman-temannya.

Peran Seks
Sebelum masa kanak-kanak berakhir, selain mengembangkan konsep yang jelas tentang peran seks yang sesuai untuk anak laki-laki dan anak perempuan, anak juga belajar bahwa peran pria dianggap lebih berwibawa daripada peran wanita.

Peran Sosial
Anak yang lebih tua sadar akan sosial, agama, ras dan status sosial-ekonomi dari teman sebaya mereka dan mereka menerima stereotip budaya dan sikap dewasa terhadap status ini. Hal ini menimbulkan kesadaran kelompok dan dalam beberapa hal, terhadap prasangka sosial.

Keindahan
Anak cenderung menilai keindahan sesuai dengan standar kelompok, bukan sesuai dengan standar kehidupannya sendiri. Apa yang oleh kelompok dianggap indah atau baik, diterima sebagai konsepnya sendiri.

Kelucuan
Konsep anak tentang kelucuan sebagian berdasarkan pada pengamatan yang dipandang lucu oleh orang lain dan sebagian pada penangkapannya sendiri, seperti teka-teki.

sumber: Elizabeth B. Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga, 1980, hlm. 164.

Orang Kudus 13 Agustus: St. Innosensius XI

BEATO INNOSENSIUS XI, PAUS
Benedetto Odescalchi -- demikian nama Innosensius -- lahir di Como, Italia pada tanggal 19 Mei 1611. Masa pontifikatnya (1676-1689) ditandai dengan suatu perjuangan panjang lagi berat melawan campur tangan Raja Louis XIV dari Prancis (1643-1715) dalam urusan-urusan Gereja. Innosensius terkenal saleh, hemat dan rajin beramal demi membaharui semangat iman umatnya di Keuskupan Roma. Kecuali itu ia dikenal luas karena mengutuk ajaran-ajaran sesat Laxisme dan Quiestisme, dan menggalang persatuan di antara raja-raja Kristen menghadapi serangan bangsa Turki.

Semenjak kecil, Odescalchi dididik oleh imam-imam Yesuit di Como. Ketika menanjak dewasa, ia sibuk berdagang dan menjadi militer. Kemudian ia belajar ilmu hukum di Roma dan Napoli, hingga selesai pada tahun 1639. Hasratnya untuk mengabdi Tuhan dengan hidup sebagai imam tercapai ketika ia ditabhiskan imam beberapa waktu setelah menyelesaikan studinya. Karier Imamat Odescalchi dimulai pada bulan Juni 1643, tatkala Paus Urbanus VII (1623-1644) menunjuk dia sebagai sebagai presiden Kamera Apostolik, lembaga yang mengurus seluruh harta milik Tahkta Suci. Beberapa tahun kemudian, Paus Urbanus mengangkatnya menjadi Komisaris Apostolik untuk urusan pajak di Matches (1641-1655) dan menjadi Gubernur Macerata, Italia. Pada masa kepemimpinan Paus Innosensius X (1644-1655), Odescalchi diangkat menjadi diakon kardinal pada tanggal 6 Maret 1645 dan taklama kemudian menjadi imam kardinal. Kecerdasannya dalam menangani berbagai urusan mendorong Paus Innosensius X memilih dia sebagai utusan Paus ke Ferrara, Italia untuk melayani kepentingan Gereja di sana.

Dari Ferarra, ia mendengar berita pengangkatan sebagai Uskup Novara, Italia. Ia kemudian ditabhiskan menjadi Uskup Novara pada tanggal 30 Januari 1651. Kariernya ditandai dengan berbagai usaha keras untuk memperbaiki kesejahteraan jasmani-rohani umatnya. Berbagai proyek pekerjaan umum diadakan di samping pembinaan rohani umat. Atas permintaan Paus Aleksander VII (1655-1667), Odescalchi menetap di Roma sesudah konklav. Jabatannya sebagai Uskup Novara diletakkannya pada tahun 1656. Tugasnya yang baru ialah membimbing berbagai kongregasi di Roma dan mengatur administrasi Gereja.

Sepeninggal Paus Klemens IX (1667-1669) pada tahun 1669, Odescalchi diajukan sebagai calon Paus. Namun konklav yang dipengaruhi oleh veto pihak Perancis, memilih Emilio Kardinal Altieri menjadi Paus dengan nama Klemens X (1670-1676). Pada sidang konklav berikutnya menyusul kematian Paus Klemens X, Odescalchi sekali lagi diajukan sebagai calon satu-satunya. Ia lalu diangkat menjadi Paus pada tanggal 21 September 1676 dengan nama Innosensius XI.

Sepanjang masa pontifikatnya, Innosensius dihadapkan pada masa campur tangah raja Louis XIV dari Perancis dalam urusan-urusan Gereja. Pertentangan ini memuncak tatkala Raja Louis memanggil suatu pertemuan rohaniwan-rohaniwan Perancis pada bulan Maret 1682. Pertemuan ini menyetujui empat usulan antiPaus yang dinamakan "Kebebasan-kebebasan Perancis". Empat usulan itu meliputi: deklarasi tentang supremasi-supremasi konsili-konsili Ekumenis Gereja di atas Paus; penyangkalan terhadap hak-hak Paus untuk memecat raja-raja dan membebaskan bawahan-bawahannya dari ketaatan; dan desakan bahwa penilaian Paus dalam masalah-masalah iman memang menduduki peringkat tertinggi namun bukan tidak dapat salah tanpa persetujuan seluruh Gereja.

Innosensius mencela Kebebasan-kebebasan Perancis pada bulan April 1682, dan mengumumkan celaan-celaan terhadap rohaniwan-rohaniwan Perancis yang mengikuti pertemuan itu. Hubungan antara Paus dan Louis semakin runcing pada tahun 1685, tatkala Raja Perancis melancarkan suatu penganiayaan kejam terhadap kaum Protestan yang dihukum Innosensius sebagai kaum ekstrimis.

Paus menolak calon yang diajukan Louis untuk menduduki tahkta keuskupan agung Cologne, Jerman dan menunjuk seorang utusan yang tidak simpatik kepada Perancis. Monarki Perancis mengambil alih wilayah kepausan Avignon, Perancis, dan menangkap semua utusan Paus yang ada di sana. Perselisihan ini terus berlangsung hingga masa pontifikat Aleksander VIII (1689-1691), menggantikan Innosensius.

Masa kepemimpinan Innosensius ditandai dengan berbagai usaha pembaharuan Gereja, dua dekrit terkenal melawan bidaah Laxisme dan Quietisme, dan perlawanan Eropa terhadap serangan bangsa Turki yang Islam. Tak lama sesudah ia menduduki tahkta kepausan, ia melancarkan program ekonomi untuk membatasi anggaran Kuria Roma. Dengan tegas ia melawan praktek nepotisme, membaharui cara hidup biarawan/wati di semua biara Roma dan mengajak seluruh umat untuk menerima Komuni Suci sesering mungkin.

Dengan berbagai bantuan, diplomasi dan usaha pastoral, Innosensius berhasil menghadang serangan bangsa Turki di Vienna pada tanggal 12 September 1683, di Bupadest pada tanggal 2 September 1686, dan pada tahun 1689 di seluruh wilayah Balkan. Setelah mengalami penderitaan panjang karena penyakitnya, Innosensius akhirnya meninggal dunia pada 12 Agustus 1689.

Baca juga riwayat orang kudus 13 Agustus
St. Hippolitus

Renungan Hari Rabu Biasa XIX - Thn II

Renungan Hari Rabu Biasa XIX, Thn A/II
Bac I    Yeh 9: 1 – 7; 10: 18 – 22; Injil                    Mat18: 15 – 20;

Sabda Tuhan hari ini mau menyampaikan ketegasan sikap Allah terhadap orang yang hidup tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Nabi Yehezkiel, ketegasan itu diungkapkan dengan pernyataan membunuh tanpa belas kasihan. Ini harus dilihat betapa Allah sudah sangat kecewa atas umatnya yang hidupnya bertentangan dengan kehendak Allah dan sudah tak bisa lagi diperbaiki. Mati tanpa belas kasihan merupakan hukuman yang pantas mereka terima.

Hal yang sama juga terlihat dalam Injil. Dalam Injil, Tuhan Yesus mencoba membangun sikap terhadap orang berdosa. Ada beberapa tahap yang ditawarkan Yesus. Pertama, musti ditegor secara pribadi. Artinya ada nasehat dalam suasana kasih. Tegor ini bisa juga dilihat sebagai bentuk kritik. Jika langkah pertama diabaikan, libatkan orang lain juga. Inilah tahap kedua. Tuhan Yesus memang tidak mengkhususkan siapa saja orang lain itu, yang jelas orang lain itu sama menilai bahwa orang berdosa itu benar-benar telah berbuat dosa. Bila tahap kedua ini juga tak berhasil, maka gunakan langkah ketiga, yaitu melibatkan umat. Biarkan juga umat menasehati dan sekaligus member saksi sosial. Dan andai gagal juga, maka orang berdosa itu dianggap sebagai orang yang tak kenal Allah. Inilah ketegasan yang diharapkan Tuhan.

Dalam kehidupan bersama, tentu di antara kita ada yang jatuh ke dalam dosa. Tuhan mengharapkan agar kita jangan langsung menghakiminya, apalagi menghukumnya. Melalui sabda-Nya, Tuhan mengajak kita untuk menegor saudara kita yang berbuat salah. Menegor ini bisa dalam wujud kritik atau juga nasehat. Yang penting hal itu dilakukan dalam kasih agar ia menyadari kesalahannya dan segera memperbaikinya. Jika tegoran kita diabaikan, kita masih ada beberapa tahap sebelum akhirnya kita menjatuhkan vonis kepadanya. Sabda Tuhan hari ini menghendaki agar kita membawa kembali mereka yang jatuh ke dalam dosa dan salah untuk kembali ke jalan Tuhan.

by: adrian