Jumat, 11 September 2015

Akibat Sering Nonton BF

Mengisi waktu senggangnya Danny membuka Budak Bangka Blogspot. Ia tertarik dengan tulisan-tulisan di blog itu. Betapa kagetnya ketika ia membaca sebuah judul tulisan tentang efek buruk menonton film porno. Karena itu, saat sedang istirahat di kantin, Danny menyampaikan info penting itu kepada teman-teman kantornya.
Danny          : Wah, ternyata bahaya juga ya sering nonton bokep.
Dimas          : Emang apa bahayanya?
Danny          : Otak kita menciut.
Ganjar         : Lantas kenapa?
Danny         : Kalau otak menciut, kita kehilangan nafsu. Padahal orang nonton bokep untuk menambah gairah, eh…, malah justru gairah itu hilang.
Dimas         : Akh, itu sih teori. Aku selama ini sering nonton gituan, gak hilang-hilang tuh gairah. On terus tuh.
Danny          : Itu karena kamu gak punya otak.
Yg lain         : hahahaha……..
Pangkalpinang, 18 Agustus 2015
by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Orang Kudus 11 September: St. Yohanes Gabriel Perboyre

SANTO YOHANES GABRIEL PERBOYRE, MARTIR
Yohanes Gabriel Perboyre adalah putra dari Pierre Perboyre dan Marie Rigal. Ia lahir pada 6 Januari 1802 di Le Puech, Montgesty, Perancis. Keluarganya menyumbang 3 orang misionaris dan 2 biarawati bagi Gereja.
Ketika masih kanak-kanak, Yohanes sudah terbiasa dengan kerja keras. Ia biasa membantu ayahnya menggembalakan ternak-ternak mereka di padang. Pada umur 8 tahun ia masuk sekolah atas izin ayahnya. Kemudian ia mengikuti pendidikan imam di seminari menengah. Yohanes, seorang calon imam yang sederhana, saleh, pandai dan senantiasa riang. Terdorong oleh keinginannya untuk menjadi rasul Kristus di tempat lain, ia masuk Kongregasi Misi Santo Vincentius, yang lazim disebut Tarekat Lazaris. Ia kemudian ditahbiskan menjadi imam di Paris.
Imam muda ini disenangi dan dikagumi banyak orang terutama rekan-rekannya sebiara. Kepandaian dan kebijaksanaannya dalam berkarya membuat dia diserahi berbagai jabatan penting, kendati usianya masih tergolong muda. Kemudian atas permintaannya sendiri, ia diutus sebagai misionaris di negeri Tiongkok pada tahun 1830. Pada masa itu Tiongkok masih tertutup sekali pada dunia luar. Dengan demikian, kepergiannya ke sana membawa bahaya tersendiri. Ia harus melayani umat yang ada di sana dalam situasi selalu terancam bahaya dan bermacam-macam kesulitan.
Akan tetapi Yohanes tidak takut akan semua bahaya itu. Ia yakin bahwa Tuhan akan senantiasa menolong dia dalam karyanya. Yohanes tanpa takut melayani umat Kristen yang ada di negeri itu dengan memberi mereka pengajaran agama dan pelayanan sakramen-sakramen secara sembunyi-sembunyi. Rasa haus, udara yang dingin dan keletihan tidak dihiraukannya demi pelayanan umat.
Karyanya yang penuh bahaya itu didasari oleh kekuatan batin melalui doa-doa dan matiraganya. Akhirnya imam muda ini mengalami nasib yang sama seperti Kristus Tuhan yang dilayaninya. Seperti Kristus, Yohanes dijual oleh salah seorang katekumennya dengan 30 keping perak. Peristiwa itu terjadi pada 15 September 1839. Awalnya ia dibawa ke Kou-Ching-Hien, lalu ke Siang-Yang, dan kemudian ke Wuchang. Di tempat-tempat ia Yohanes mengalami banyak siksaan.
Setelah menderita sengsara setahun lamanya, akhirnya Yohanes meninggal di atas tiang gantungan yang dibuat berbentuk salib, pada hari Jumat pertama di bulan September 1840, tepat pukul 3 siang. Yohanes meninggal bersama 7 orang penjahat di Ou Tchang Fou, China. Kesucian hidupnya di balas Tuhan dengan berbagai mukjizat dan karunia yang luar biasa kepada setiap orang yang berdoa dengan meminta perantaraannya. Pada 10 November 1889 ia dinyatakan sebagai seorang Beato oleh Paus Leo XIII, dan pada 2 Juni 1996 ia dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini:

Renungan Hari Jumat Biasa XXIII - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa XXIII, Thn B/I
Bac I  1Tim 1: 1 – 2, 12 – 14; Injil                Luk 6: 39 – 42;

Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus mengajarkan perihal hidup bersama. Tuhan Yesus mengajak pendengar-Nya untuk dapat saling menyelamatkan. Akan tetapi, sebelum menyelamatkan orang lain, terlebih dahulu orang harus menyelamatkan dirinya sendiri. Dengan kata lain, orang harus berubah dulu. Orang mesti bisa melihat dulu baru dapat menuntun yang buta. Orang harus mengeluarkan selumbar yang ada di matanya sendiri dulu, baru dapat mengeluarkan balok di mata orang lain. Demikian pula jika orang ingin memperkenalkan Kristus, maka terlebih dahulu ia mengenal Kristus.
Hal inilah yang dilakukan Paulus. Dalam bacaan pertama hari ini, yang diambil dari suratnya yang pertama kepada Timotius, Paulus men-sharing-kan pengalaman imannya. Pertama-tama Paulus memperkenalkan dirinya sebagai rasul Kristus. Sebagai rasul dia terpanggil untuk memperkenalkan Kristus kepada orang lain. Dalam melaksanakan tugas ini, Paulus mengikuti ajaran Yesus dalam Injil hari ini. Paulus terlebih dahulu berubah. Itulah yang diungkapkan Paulus dalam suratnya: “aku yang tadinya seorang penghujat, penganiaya, seorang yang ganas.” (ay 13). Di sini terlihat bahwa sebelum mewartakan Kristus, Paulus mengenal Kristus dahulu; dan itu diawali dengan pertobatan.
Tuhan hari ini, melalui sabda-Nya, menyadarkan kita untuk mengoreksi diri sendiri dahulu sebelum mengoreksi orang lain. Tuhan menghendaki agar kita terlebih dahulu menjadi sempurna sebelum menyempurnakan orang lain. Bukan berarti kita tak boleh mengoreksi orang lain. Dengan mengoreksi orang lain, maka kita terpanggil untuk mengoreksi diri sendiri dahulu. Ini bagian dari proses penyempurnaan. Demikian pula dengan tugas panggilan kita untuk mewartakan Kristus. Terlebih dahulu kita harus “menjadi seperti Kristus” dalu baru memperkenalkan Kristus kepada orang lain.***
by: adrian