Kamis, 31 Mei 2012

Sosialisasi Struktur Paroki

30 Mei 2012, bertempat di aula Paroki St Yosep Tanjung Balai Karimun, diadakan pertemuan untuk mensosialisasikan struktur paroki yang terbaru setelah sinode kedua Keuskupan Pangkalpinang. Pertemuan yang berlangsung dari pukul 17.00 dan berakhir pukul 21.00 terjadi cukup seru. Untuk sosialisasi ini, paroki mengundang dari tim sekpas (sekretariat pastoral) Keuskupan Pangkalpinang. Hadir pada malam itu Rm. Ferdi Meo dan Rm Benny Balun. Sedangkan peserta yang hadir sangat jauh dari harapan. Padahal yang diundang sekitar 150 orang, namun yang hadir sekitar 50-an orang.

Awalnya Rm Ferdi, yang menghabiskan masa diakonatnya di paroki ini, menjelaskan tentang identitas Gereja Keuskupan Pangkalpinang. Identitas itu ada pada visi, misi dan spiritualitas. Dan itu ada pada buku sinode II. Rm. Ferdi menerangkan bahwa buku tersebut menjadi pedoman kita bersama dalam menggapai cita-cita bersama, yaitu GEREJA  PARTISIPATIF.

Peserta terlihat begitu antusias mendengarkan penjelasan romo yang ahli Kitab Suci ini. Bukan hanya lantaran gaya dan bahasa yang digunakan, melainkan juga sarana untuk memaparkan identitas itu juga menarik. Sehingga waktu yang satu jam lebih yang dipakai, sama sekali tak terasa. Antusiasme peserta langsung terlihat dari beberapa peserta yang bertanya tentang buku sinode dan ada yang langsung membeli buku sinode.

Pada sesi berikutnya, Rm Benny tampil menjelaskan soal struktur gereja paroki yang baru. Struktur baru ini diterapkan untuk menjawab visi keuskupan. Karena dengan struktur ini, mau tidak mau, umat diajak untuk berpartisipasi; dengan struktur ini umat diberdayakan sehingga dapat terlibat aktif dalam kehidupan menggereja.

Ada banyak hal yang baru dari penjelasan itu.
1. Ada organ yang disebut Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan Dewan Pastoral Harta Benda Gereja (DPHBG). Pemilihan anggota DPP tidak seperti biasanya, sedangkan DPHBG dipilih secara khusus mengingat tugas dan fungsi mereka. Ada 3 kriteria DPHBG, menurut romo yang menghabiskan masa diakonatnya di paroki ini, sama seperti Rm Ferdi, yaitu ahli (paham) soal ekonomi, tahu urusan pemerintahan dan punya dedikasi pada Gereja. DPP dan DPHBG berfungsi sebagai konsultan bagi pastor paroki.
2. Ada tim PIPA (Pastoral Integral Pangkalpinang Approach). Ini merupakan think tank-nya pastoral paroki. Mereka inilah yang akan memikirkan dan menjalankan pastoral di paroki. Mereka ini terdiri dari utusan seksi-seksi dari KBG, utusan tim pastoral sekolah dan juga utusan dari komunitas Lembaga Hidup Bhakti yang ada di paroki.
3. Kepengurusan dalam KBG dan organ-organ lainnya diharapkan tidak rangkap. Dengan kata lain, tidak ada jabatan rangkap. Ini demi pemberdayaan.

Setelah acara makan malam, pertemuan masih dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Ada begitu banyak pertanyaan dari peserta. Dan Rm Benny, yang juga ahli hukum gereja ini, dengan setia melayani pertanyaan peserta, meski dari beberapa orang peserta masih menyisahkan rautan bingung dan pesimis.

Pertemuan berakhir sekitar pukul 21.00. Rm Eman, selaku pastor paroki, memberi sedikit wejangan. Namun tidak ada dalam wejangan itu sebuah pernyataan bahwa Paroki St Yosep Tanjung Balai Karimun akan mulai menerapkan struktur baru itu. Mengingat masa kepengurusan DPP lama akan berakhir bulan Agustus ini.

by: adrian

Renungan Pesta St Maria Mengunjungi Elisabeth

Pesta St Maria Mengunjungi Elisabeth, B/II
Bac I       : Rom 12: 9 – 16b ; Injil       : Luk 1: 39 – 56

Injil yang lumayan panjang hari ini berkisah tentang kunjungan Santa Maria ke kediaman Elisabeth. Kunjungan ini terjadi setelah Maria mendapatkan kabar gembira dari malaikat Tuhan, Gabriel. Ada dua hal penting dalam kabar gembira itu: Dia akan mengandung Kristus juru selamat dunia dengan konsekuensi dirinya disebut ibu Tuhan, dan Elisabeth yang hamil, meski sudah ada vonis dia tak bisa lagi hamil.

Karena itu, kunjungan itu juga mengandung dua tujuan atau maksud. Pertama, Santa Maria mau berbagi kebahagiaan dengan saudarinya. Kabar gembira yang diterima oleh Maria tidak ingin menjadi miliknya sendiri, melainkan mau dibagikan. Untuk dapat menerima kabar gembira itu ternyata membutuhkan iman. Santa Maria sudah menunjukkannya. "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak-Mu". Inilah sikap iman Maria ketika dia menerima kabar gembira itu. Dan sikap iman itu juga ditunjukkan Elisabeth. Karena itulah dia pun berkata, " Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."

Kedua, Santa Maria mau membantu Elisabeth. Dia tahu bahwa saudarinya itu sedang hamil tua. Tentulah dengan kondisi seperti itu dia tak dapat melakukan banyak aktivitas seperti biasanya. Kehamilannya membatasi ruang geraknya. Nah, kehadiran Maria bertujuan untuk mengisi ruang gerak Elisabeth yang terbatas itu supaya kehamilan Elisabeth tidak terganggu. Karena itu, dalam Injil dikatakan bahwa Maria tinggal di sana tiga bulan lamanya.

Apa yang dapat kita ambil dari peristiwa kunjungan Maria kepada Elisabeth? Atau apa pesan Tuhan lewat sabda-Nya hari ini?

Melalui Injil-Nya, Tuhan mengajak kita agar kita mau berbagi kebahagiaan dan kegembiraan. Tentulah dalam kehidupan kita selama ini, kita pernah mengalami kegembiraan dalam banyak hal. Hendaknya kita melihat bahwa kebahagiaan dan kegembiraan dalam hidup itu merupakan anugerah Tuhan. Dan dengan meniru teladan Maria, hendaknya kita rela dan suka membagikannya kepada sesama kita. Ini juga yang dikehendaki Paulus. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma Paulus menulis, " Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita..." (Rom 12: 15).

Tuhan juga menghendaki kita agar siap sedia untuk menolong sesama yang memang membutuhkan bantuan dan pertolongan. Seperti Maria yang kehedirannya membantu Elisabeth sekalipun Elisabeth tidak memintanya, demikian juga hendaknya diri kita. Ketika kita sadar bahwa saudara atau sesama kita memang membutuhkan bantuan, hendaknya kita dengan rela dan suka menawarkan bantuan. Memang dalam hal membantu ini kita memegang prinsip nemo dat quod non habet. Kita membantu sesuai apa yang kita punyai dan bisa. Hal memberi bantuan ini juga yang dimintakan Paulus dalam bacaan pertama tadi. Kepada jemaat di Roma Paulus menulis, " Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!" (Rom 12: 13).

Marilah kita di hari pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabeth ini kita tingkatkan kemampuan dan kemauan kita untuk berbagi dan hidup saling menolong sebagaimana yang telah dicontohi oleh Bunda Maria. Tentulah kita ingat akan pesan Paulus bahwa dengan bertolong-tolong kita telah memenuhi hukum Kristus  (Gal 6: 2). Tentulah hukum yang dimaksud adalah hukum cinta kasih, seperti yang diutarakan Paulus dalam bacaan pertama.

by: adrian