Jumat, 16 November 2018

NILAI SEORANG KAFIR DI MATA MUSLIM

Sebuah Kisah
Seorang pemuda datang menghadap pastor di sakristi usai perayaan ekaristi. Dia meminta waktu untuk bincang-bincang. Sang gembala segera mempersilahkannya duduk di kursi yang ada. Kemudian dimulailah pembicaraan.
Ketika merantau di Jakarta, dia bertemu dengan seorang gadis Sunda. Dia tertarik dan lalu melamarnya. Tuntutan dari si gadis dan juga pihak keluarga gadis adalah agar dia masuk islam dulu. Hal ini wajar, karena islam tidak mengenal perkawinan campur. Karena didorong keinginan untuk mendapatkan gadis itu, dia pun akhirnya mengucapkan kalimat syahadatin. Dan dia menjadi mualaf.
Setelah sekian lama hidup di Jakarta, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Hingga lahir anak keempat, hatinya selalu diliputi kegelisahan. Dia tidak pernah shalat. Puasa di bulan ramadhan juga tidak (tak jauh beda dengan istrinya). Setiap kali melihat umat katolik berdoa atau misa di samping rumahnya, hatinya seakan bergejolak; seolah-olah ada yang menarik-narik dirinya. Peristiwa ini terus menerus terjadi, membuat dia berpikir “Mungkin saya harus kembali.”

MEMBACA BUKU “THE UNFINISHED BATTLE ISLAM AND THE JEWS”

Pertikaian, permusuhan dan peperangan antara Palestina dan Israel selalu dikaitkan dengan agama, yaitu antara islam dan Yahudi. Sekalipun konflik tersebut lebih bernuansakan politik, tapi tidak bagi mayoritas umat islam. Karena itu, tak heran jika terjadi aksi tentara Israel terhadap warga Palestina yang menyerang, banyak umat islam di belahan dunia lain, termasuk Indonesia, akan bangkit berdemo. Benarlah apa yang dikatakan Sayyid Mahmoud al-Qimni bahwa umat islam lebih peduli pada sesama umat islam di belahan bumi lain, daripada pada sesama warga negaranya sendiri karena berbeda agama.
Namun ternyata kebencian terhadap Yahudi ini bukan lantaran konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel saja. Ketika terjadi aksi pemboman rumah-rumah ibadah di Indonesia, ada tokoh muslim mengatakan bahwa itu tindakan orang-orang Yahudi. Segala peristiwa buruk yang menimpa kehidupan banyak orang, apalagi umat islam selalu dicurigai terkait dengan Yahudi. Tragedi World Center (11 September) juga disinyalir bagian dari konspirasi Yahudi.
Menjadi pertanyaan, ada apa sebenarnya antara islam dan Yahudi ini. Buku “THE UNFINISHED BATTLE ISLAM AND THE JEWS” mencoba menggali akar permasalahan yang terjadi antara Yahudi dan islam. Penulisnya adalah mantan professor Sejarah Islam di Universitas Al-Azhar, Kairo. Bagian pertama buku ini (bab 1 – 5) sedikit mengulas riwayat hidup penulis, yang ternyata juga tak jauh dari rasa benci dan curiga pada umat lain, khususnya Yahudi. Pada bagian prolog dia menulis, “Tiga puluh empat tahun pertama hidup saya, saya memperlakukan orang lain sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Quran dan nabi Islam.”
Buku ini terdiri dari 7 bagian dengan 26 bab, ditambah dengan 3 lampiran. Dapat dikatakan terjemahan bahasa Indonesianya lumayan bagus, dan uraiannya pun singkat dan sangat sederhana sehingga tidak bosan membacanya. Malah sangat sayang bila tidak membacanya hingga tuntas. Dengan membaca buku ini kita dapat mengetahui mengapa umat islam memiliki kebencian yang dalam terhadap orang Yahudi; dari sini kita dapat mengambil peranan bagi perdamaian mereka.
Untuk dapat membaca (atau juga men-download) buku ini, silahkan klik di sini. Selamat membaca!
by: adrian