Rabu, 04 Februari 2015

Melihat Kepribadian dari Posisi Tidur

POSISI TIDUR MENGGAMBARKAN KEPRIBADIAN
Tidur merupakan salah satu aktivitas tetap setiap makhluk hidup, termasuk manusia. sangat sulit membayangkan jika ada manusia yang tidak pernah tidur. Memang ada orang yang sulit untuk tidur, namun bukan berarti ia tidak bisa tidur sama sekali.

Tidur sudah menjadi kebutuhkan hidup manusia. Dengan tidur, kita dapat meregenerasi fungsi organ tubuh kita yang sudah bekerja seharian. Banyak ahli sepakat bahwa manusia membutuhkan waktu kurang lebih 8 jam sehari untuk beristirahat alias tidur.

Tapi tahukah kita bahwa saat tidur kita memiliki posisi tidur tertentu. Dan ternyata posisi tidur itu bisa dihubungkan dengan kepribadian kita. Setidaknya ada 6 posisi tidur. Nah, seperti apa posisi tidur kita dan bagaimana gambaran kepribadian kita?
1.     Fetal
Posisi tidur fetal merupakan posisi tidur dimana posisi badan menyamping dengan menekuk kaki dan tangan menyerupai posisi bayi di dalam rahim. Posisi tidur seperti ini menggambarkan bahwa kita adalah:
·        Seseorang yang terlihat keras di luar, namun sebenarnya mempunyai hati yang lemah lembut dan sensitif
·        Pemalu
·        Memiliki kemampuan berelaksasi yang cepat

2.     Log
Posisi tidur log merupakan posisi tidur dimana posisi badan menyamping dengan kaki dan tangan lurus pada sisi yang sama menyerupai kayu. Posisi tidur seperti ini menggambarkan bahwa kita adalah:
·        Seseorang yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman
·        Mudah mempercayai orang asing yang tidak dikenal, bahkan terkadang mudah tertipu

3.     Yearner
Posisi tidur yearner merupakan posisi tidur dimana posisi badan menyamping dengan kaki lurus ke bawah, namun tangan lurus ke arah depan. Posisi tidur seperti ini menggambarkan bahwa kita adalah:
·        Seseorang yang terbuka, waspada, dan terkadang mudah curiga serta sinis
·        Membutuhkan waktu yang lama untuk mengambil suatu keputusan
·        Sulit berubah pikiran

Orang Kudus 4 Februari: St. Katarina dei Ricci

SANTA KATARINA DEI RICCI, PERAWAN
Katarina lahir di Florence, Italia, pada 23 April 1322. Ia dipermandikan dengan nama Aleksandria Dei Ricci. Semenjak kecil ia sudah menunjukkan minat besar terhadap hal-hal kerohanian seperti berdoa dan kewajiban agama lainnya. Cita-citanya hanya satu, yakni menjadi seorang biarawati. Ketika berusia 13 tahun, ia menjadi anggota Ordo Ketiga Santo Dominikus di desa Prato dengan nama baru: Katarina Dei Ricci. Di dalam ordo ini, Katarina mengalami perkembangan hidup rohani yang sangat mendalam. Ia mengalami banyak penglihatan ilahi.

Pada masa puasa 1542, ia mengalami penglihatan ajaib yang menggambarkan Kristus yang disalibkan. Penglihatan itu sungguh mengharukan hatinya hingga menyebabkan ia sakit selama 3 minggu. Ia sembuh kembali ketika mengalami penglihatan kedua pada malam Paskah tentang Yesus yang bangkit dan menampakkan diri kepada Maria Magdalena.

Penglihatan-penglihatannya yang dialaminya setiap hari Jumat berlangsung  terus selama 12 tahun. Kecuali itu, Katarina pun dianugerahi lima luka Yesus pada kedua tangan dan kakinya serta lambungnya. Stigmata itu menjadi tanda ilahi yang terus menggerakkan dia untuk selalu merenungkan makna penderitaan Yesus bagi keselamatan umat manusia. Renungan-renungan ini menjadikan dia seorang pencinta dan pendoa bagi jiwa-jiwa di api pencucian. Meskipun kehidupan Katarina diliputi berbagai peristiwa ajaib dan pengalaman rohani, ia selalu menampilkan diri sebagai seorang suster yang rendah hati dan penuh kasih sayang kepada sesamanya di dalam biara. Ia meninggal dunia pada 2 Februari 1590 di Prato, dekat Florence.

sumber: Iman Katolik
Baca juga riwayat orang kudus 4 Februari:

Renungan Hari Rabu Biasa IV - Thn I

Renungan Hari Rabu Biasa IV, Thn B/I
Bac I    Ibr 12: 4 – 7, 11 – 15; Injil               Mrk 6: 1 – 6;

Injil hari ini menampilkan penolakan terhadap Tuhan Yesus. Dikisahkan bahwa Tuhan Yesus mengajar orang banyak di tempat asal-Nya. Awalnya mereka begitu takjub akan pengajaran Tuhan Yesus. Namun akhirnya mereka kecewa dan menolak Dia. Menolak di sini berarti juga tidak percaya. Jadi, bukan pribadi Yesus saja yang ditolak, melainkan juga ajaran-Nya. Lucunya, kekecewaan dan penolakan itu bukan terletak pada ajaran, melainkan pada status dan latar belakang keluarga. Karena mengetahui status dan latar belakang Yesus, orang Nazaret menolak ajaran Yesus.

Sikap orang Nazaret inilah yang direfleksikan penulis Surat kepada Orang Ibrani. Dalam bacaan pertama, penulis melihat bahwa orang-orang Nazaret telah menyepelekan ajaran Tuhan. Penulis tidak ingin hal tersebut terulang lagi pada diri orang Ibrani. Oleh karena itu, penulis mengambil kutipan yang mengajak mereka untuk senantiasa memperhatikan ajaran Tuhan. Ajaran Tuhan bisa disampaikan oleh siapa saja dengan status dan latar belakang apa saja. Hendaklah umat tidak terlalu berfokus pada status atau latar belakangnya, tetapi tetap memperhatikan ajaran Tuhan yang disampaikan.

Dalam kehidupan seringkali kita lebih mengutamakan status dan latar belakang seseorang. Umat lebih mendengarkan imam yang memiliki status tinggi, yang terlihat dari kepemilikan harta benda atau juga gelar akademi. Sementara imam yang biasa-biasa saja selalu terabaikan. Padahal apa yang disampaikannya oleh imam biasa-biasa saja mungkin jauh lebih bermakna daripada imam yang berstatus tinggi tadi. Sabda Tuhan hari ini mau membuka mata hati kita, supaya kita tidak memandang sesama hanya dari sisi status dan latar belakangnya saja. Tuhan menghendaki agar kita mau menerima kebenaran dan kebaikan dari siapa saja tanpa memandang suku, ras, status sosial atau latar belakang lainnya.

by: adrian