Jumat, 01 Maret 2013

Kolekte & Jalan Ke Surga

Pada suatu hari Minggu pastor berkotbah tentang jalan menuju kepada kehidupan abadi, yang dikenal dengan istilah surga. Kotbah ini dikaitkan dengan bacaan Injil saat itu, yaitu Matius 7: 13 – 14. Dengan berapi-api, sang pastor menguraikan Injil dalam kotbahnya.

Mengakhiri kotbahnya sang pastor berkata, "Jadi, saudara-saudariku seiman. Jalan ke surga itu tidak mulus, berliku-liku, sempit, dan berbatu-batu tajam."

Setelah misa usai, seperti biasa, si pastor dikerubuti anak-anak yang meminta tanda tangan dalam buku tugas agama mereka. Tiba-tiba seorang bocah berkomentar kepada sang pastor, 

"Romo, benar lho apa yang Romo bilang tadi waktu kotbah bahwa jalan ke surga itu tidak mulus. Ibu guru sekolah minggu juga bilang begitu.”

Sang Romo bangga karena kotbahnya didengar.

Bocah tadi kembali bertanya, “
Yang menjadi pertanyaan saya, kemana uang kolekte kita selama ini? Kenapa tidak dipakai untuk memuluskan jalan ke surga?"

Pastor: “@#$%!&*^%$?????”

by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Kanker Payudara Serang Remaja

KANKER PAYUDARA MENGARAH KE USIA MUDA

Pembunuh Peringkat II
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat, setiap tahun terdapat 7 juta penderita kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karenanya. Di Indonesia penyakit ini menduduki peringkat kedua terbanyak setelah kanker serviks (leher rahim). Persoalannya adalah umumnya orang baru menyadarinya setelah stadium lanjut.

Tren dan Penyebab
20 tahun lalu, kanker payudara lebih banyak menyerang wanita berusia di atas 50 tahun. Sekarang banyak wanita di bawah 30 tahun, bahkan siswa SMA, yang terkena penyakit ini. “Ini dipicu pola hidup yang tidak sehat, seperti kegemaran merokok dan konsumsi makanan siap saji, tutur Ketua Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta sekaligus ahli bedah ontologi Sutjipto

Mengenal Gejala
*  Ada benjolan di payudara
*  Keluar cairan tidak normal berupa nanah, darah atau cairan encer dari puting
*  Perubahan bentuk payudara (misalnya ukuran atau puting susu masuk ke dalam)
*  Kulit, puting susu dan areola berkerut serta gatal-gatal di sekitar aerola
Makin tinggi stadiumnya, ukuran benjolan di payudara pun makin besar

Faktor Resiko Muncul
Haid pertama pada usia kurang dari 10 tahun
Mati haid setelah umur 50 tahun
Tidak menikah (bandingkan dengan kanker prostat pada pria)
Tidak pernah melahirkan anak
Melahirkan anak pertama setelah usia 35 tahun
Tidak pernah menyusui anak
keturunan

Pencegahannya
#  Menerapkan pola hidup sehat
#  Memeriksakan diri secara teratur
#  Makan dengan gizi seimbang
#  Menghindari faktor pencetusnya dengan:
          ¯ berhenti merokok
          ¯ hindari sinar matahari
          ¯ kurangi kadar lemak makanan yang dikonsumsi
          ¯ kurangi konsumsi makanan yang diasap, dibakar dan diawetkan dengan nitrit


Dikutip dari KOMPAS, 17 Juli 2008 hlm 13

Orang Kudus 1 Maret: St. Felix III

Santo felix iii (ii), paus
Felix berasal dari sebuah keluarga berdarah Romawi. Ia menjadi paus menggantikan Paus Santo Simplisius pada tahun 483. Ia dinamakan Felix III (II) karena kira-kira pada tahun 365 ada seorang paus tandingan yang menamakan dirinya Felix II.

Selama masa kepausannya, Felix menghadapi bidaah monophysitisme yang menolak ajaran iman tentang kedwitunggalan kodrat Yesus Kristus: Ilahi sekaligus Manusiawi. Untuk memecahkan masalah itu, Kaisar Zeno mengeluarkan suatu rumusan kesatuan yang bermakna ganda, yang disebut Henotikon. Rumusan ini tidak disetujui baik oleh Paus Felix maupun oleh pengikut aliran bidaah monophysitisme.

Demi  pemecahan selanjutnya, Paus Felix memanggil Acacius, Patriark Konstantinopel, penyusun rumusan itu. Acacius menolak datang ke Roma. Maka dia diekskomunikasikan oleh Felix III. Sejak berlakunya ekskomunikasi ini, skisma Acacian mulai tersebar dan terus berkembang hingga kematian Felix III pada tanggal 1 Maret 492.

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Renungan Hari Jumat Prapaskah II-C

Renungan Hari Jumat Prapaskah II, Thn C/I
Bac I : Kej 37: 3 – 4, 12 – 13, 17 – 28; Injil       : Mat 21: 33 – 43, 45 – 46

Sabda Tuhan hari ini mau memperlihatkan kemiripan antara tokoh Yusuf, dalam bacaan pertama, dengan Yesus, dalam Injil. Dalam Injil memang tidak secara langsung merujuk kepada Yesus, namun di balik perumpamaan itu Yesus mau menggambarkan diri-Nya. Baik Yusuf maupun Yesus ditampilkan sebagai tokoh yang menjadi korban iri hati saudara-saudaranya.

Selain sebagai korban iri hati, Yusuf dan Yesus menjadi penolong bagi saudara-saudaranya. Meminjam istilah Yesus, kedua tokoh ini menjadi "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita." (ay. 42). Jadi, sekalipun dibenci, dimusuhi dan dibuang bahkan dibunuh, baik Yusuf maupun Yesus tidak membalas dendam. Justru dari merekalah lahir keselamatan.

Dari sabda Tuhan hari ini kita dapat memetik suatu pelajaran berharga soal iri hati. Sabda Tuhan mengatakan bahwa tidak ada gunanya iri hati. Karena itu, Tuhan menghendaki agar kita tidak jatuh ke dalam sikap iri hati kepada sesama kita.

by: adrian