Kamis, 13 Agustus 2020

INILAH SYARAT UNTUK SEORANG PEMIMPIN


Setiap manusia terlahir sebagai pemimpin. Minimal ia memimpin dirinya sendiri. Memimpin diri sendiri juga membutuhkan keahlian tersendiri. Sebelum orang tampil memimpin orang dalam dalam sebuah organisasi, adalah baik jika ia dapat memimpin dirinya sendiri dahulu. Bagaimana ia bisa memimpin orang lain jika diri sendiri saja tidak bisa dipimpin?
Sebagaimana bila memimpin orang lain, seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah, mendengarkan orang lain, menjadi contoh, merancang dan membuat skala prioritas dan sebagainya, demikian pula terhadap diri sendiri. Setiap individu tentu tak luput dari masalah. Oleh karena itu, bagaimana kita sebagai pribadi mengatasi masalah pribadi itu, membuat rencana hidup, dll.
Dalam tulisan ini uraian “pemimpin” lebih pada masalah keorganisasian. Artinya, yang mau dilihat di sini adalah pemimpin dalam sebuah organisasi, seperti paroki, lembaga, yayasan, kelompok, dll. Sekalipun terlahir sebagai pemimpin, namun tidak semua manusia bisa tampil sebagai pemimpin; sekalipun sebuah organisasi itu memiliki pemimpin, namun belum tentu ada kepemimpinan di sana.
Untuk menjadi pemimpin dibutuhkan beberapa syarat. Pemimpin yang dimaksudkan di sini bukan semata leader, melainkan lebih pada leadership. Syarat-syarat yang dibutuhkan oleh seorang pemimpin adalah sebagai berikut.
1.    PROBLEM  SEEKER
Pertama-tama seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk dapat melihat dan menemukan masalah. Sekecil apapun suatu masalah, harus dapat ditemukan akar masalahnya dan diusahakan untuk segera mengatasinya. Masalah kecil yang dibiarkan akan dapat menjadi masalah besar. Setelah menemukan masalah dan akar masalahnya, maka seorang pemimpin diminta untuk dapat menyelesaikannya, bukan dengan membiarkan waktu yang menyelesaikannya. Penyelesaian masalah itu tidak harus oleh pemimpin sendirian, melainkan dapat meminta bantuan kepada rekan lainnya atau dalam kebersamaan sebagai team work.

NASEHAT PUTRA SIRAKH TENTANG KEBIJAKSANAAN


Siapa yang mencintai kebijaksanaan mencintai kehidupan,
dan barangsiapa pagi-pagi menghadapinya
akan penuh sukacita.
Siapa yang berpaut padanya mewarisi kemuliaan,
dan ia diberkati Tuhan dimana pun ia berlangkah.
Barangsiapa melayani kebijaksanaan,
bergilir bakti kepada Yang Kudus,
dan siapa mencintainya dicintai oleh Tuhan.
Siapa mendengarkan kebijaksanaan akan memutuskan yang adil,
dan aman sentosalah kediaman orang yang mengindahkannya.
Jika orang percaya pada kebijaksanaan,
niscaya ia mewarisinya,
dan keturunannya akan tetap memilikinya.
Boleh jadi ia dituntun kebijaksanaan
di jalan yang berbelok-belok dahulu,
sehingga didatangi ketakutan dan getaran;
boleh jadi kebijaksanaan menyiksa dia
dengan siasat sampai dapat percaya padanya,
dan mengujinya dengan segala aturannya.
Tetapi kemudian kebijaksanaan kembali kepadanya
dengan kebaikan yang menggembirakan,
dan menyingkapkan kepadanya pelbagai rahasia.
Jika orang sampai menyimpang,
maka dibuang oleh kebijaksanaan
dan diserahkan kepada kebinasaan.
sumber: Putra Sirakh 4: 12 – 19