MEMAHAMI DUNIA PERSELINGKUHAN
Selingkuh adalah sebuah
kata yang sangat ditakuti ketika orang hendak membangun sebuah relasi. Bukan hanya
relasi cinta suami-istri atau relasi pacaran saja, melainkan relasi koalisi
dalam dunia politik. Dalam dunia politik sering kali terdengar istilah pecah
kongsi, di mana awalnya berkoalisi namun akhirnya berpisah karena adanya salah
satu partai yang berselingkuh atau tidak setia pada komitmen. Karena itu, dalam
dunia politik dikenal adagium ini: tak ada teman yang abadi; yang abadi
hanyalah kepentingan.
Tulisan ini lebih
menyoroti masalah perselingkuhan dalam relasi suami-isteri dan bisa juga
dikenakan pada relasi pacaran. Masalah selingkuh sudah menjadi momok dalam
kehidupan. Jika terjadi dalam kehidupan, tentulah akan sangat menyakitkan hati.
Apalagi bila pasangan hidup itu selalu terlihat baik di depan mata. Selingkuh bisa
menjadi biang kehancuran sebuah rumah tangga atau retaknya hubungan pacaran. Ada
begitu banyak hubungan pisah hanya karena masalah selingkuh.
Bisa dikatakan bahwa
semua orang, baik pria maupun wanita, sebenarnya tidak mau adanya
perselingkuhan dalam hubungan mereka. Atau, orang mau kesetiaan. Akan tetapi,
kenapa tetap saja ada perselingkuhan?
Mulai minggu ini hingga
2 minggu mendatang kami akan menampilkan tulisan yang mengupas masalah seputar
perselingkuhan. Untuk minggu ini kami turunkan tema selingkuh secara umum.
Minggu depan (hari Rabu, 25/06) kami akan sajikan tema selingkuh dari kaca mata
kaum Adam, sedangkan dari kaca mata perempuan ditampilkan minggu depannya lagi.
Semoga tulisan ini dapat membuka wawasan dan berguna bagi kehidupan.
Mitos tentang Selingkuh!
Tanpa disadari, ternyata ada banyak orang di
sekitar kita yang berselingkuh. Menurut laporan mengenai perilaku seksual oleh
National Opinion Research Center pada tahun 2006, hampir seperempat dari pria
menikah dan 13 persen perempuan menikah memiliki affair. Atau,
sebuah penelitian yang dilakukan di Indonesia beberapa tahun lalu yang
menyatakan bahwa 1 dari 3 pria berselingkuh.
Dalam kenyataannya, selingkuh itu sering tidak
seperti yang dibayangkan atau diperkirakan orang. Misalnya seperti pasangan
yang kita kenal yang selama ini terlihat sangat bahagia, namun ternyata
suaminya berselingkuh. Banyak hal mengenai selingkuh ternyata sekadar mitos.
Ada beberapa mitos tentang selingkuh yang beredar selama ini.
1. Hormon
memengaruhi kesetiaan
Sebuah studi yang dilakukan para peneliti di The
University of Texas di Austin menyatakan bahwa perempuan yang memiliki
oestradiol (hormon seks, sering dikaitkan juga dengan kesuburan) tinggi
cenderung akan melakukan perselingkuhan. Alasannya karena dengan oestradiol
yang tinggi mereka akan merasa lebih menarik, dan cenderung ingin menggoda,
mencium, dan memiliki affair serius dengan pasangan
baru. Kadar oestradiol ini dikaitkan secara negatif dengan kepuasan perempuan
dengan pasangannya yang utama. Para peneliti mengatakan bahwa penemuan itu
menunjukkan perempuan yang sangat subur tidak mudah dipuaskan oleh pasangan tetapnya,
dan terdorong untuk mencari pria yang lebih menarik. Meskipun demikian, mereka
cenderung tidak akan memuaskan dorongan negatif ini dan tetap monogami.
2. Selingkuh
selalu melibatkan seks
Scott Haltzman MD, profesor klinis di Brown
University, dan penulis buku The Secrets of Happy Married Men, mengungkapkan
bahwa tak selamanya selingkuh itu diungkapkan dengan hubungan seks.
Selingkuh juga bisa terjadi pada tingkat emosional, tanpa kontak seksual.
"Pertemanan bisa berkembang menjadi perselingkuhan emosional ketika
terjadi keintiman emosional, ketegangan seksual, dan dirahasiakan di luar
pernikahan," kata Dr Haltzman. Selingkuh secara emosional inilah yang
justru paling ditakuti kaum wanita.
3. Orang
selingkuh karena kehilangan cinta
Menurut Dr. Haltzman, affair bisa
terjadi karena seseorang merasa tidak lagi mencintai pasangannya. Namun bukan
berarti sudah tidak ada lagi cinta. "Mereka mungkin tidak bahagia pada
saat itu, tapi tidak berarti cinta sudah tidak ada lagi," kata Dr.
Haltzman. Alasan selingkuh sering kali mengarah pada masalah lain pada hubungan
seseorang, misalnya suami yang butuh dorongan ego dari seorang perempuan yang
bukan istrinya, atau istri yang mencari perhatian yang tidak didapatnya di
rumah.
4. Pria
hanya selingkuh dengan perempuan yang lebih muda dan lebih cantik daripada
pasangannya
Lihatlah Pangeran Charles dan Camilla Parker
Bowles, atau Ray Sahetapy ketika digugat cerai Dewi Yull karena menjalin
hubungan dengan wanita yang lebih tua darinya. Ketidaksetiaan tidak selalu
harus dikaitkan dengan sosok yang lebih muda dan lebih cantik. Suatu affair
sering kali berangkat dari masalah dalam hubungan seseorang saat itu, demikian
menurut Matt Titus, pakar relationship dan penulis buku
Why Hasn't He Called?. "Orang selingkuh karena
mencari sesuatu yang tidak dimiliki suami atau pasangannya," paparnya.
5. Sekali
selingkuh, selamanya akan selingkuh
Titus mengatakan, ketika seseorang belajar dari
kesalahannya, ia akan melihat akibat dari perbuatannya. Seorang pria yang pernah
berselingkuh dan menyebabkannya bercerai, mengatakan telah merasakan
konsekuensi dari ketidaksetiaannya, dan menjadi dewasa secara emosional dari
pengalamannya tersebut. Ketika akhirnya ia menikah lagi, ia merasa diberi
kesempatan kedua. "Aku tak akan pernah lagi selingkuh dari istriku. Jadi,
stigma 'sekali selingkuh selamanya akan selingkuh' itu tidak selalu
benar," katanya.
6. Perkawinan
pasti bubar saat terjadi perselingkuhan
"Affair
tidak selalu harus menghentikan hubungan dalam perkawinan itu," ujar Dr.
Haltzman. "Affair itu justru bisa
menjadi semacam wake up call." Artinya,
jika kita mampu mengambil hikmahnya, affair yang
dilakukan suami bisa ditanggapi dengan menyadari bahwa mungkin telah terjadi
masalah dalam hubungan kita. Lalu, jadikan momen ini untuk membuka dialog
mengenai masalah tersebut.
7. Selingkuh
satu kali sama saja dengan suatu "affair"
Rhonda Fine PhD, pakar seksologi klinis, tidak
sependapat dengan hal ini. "Satu kali perselingkuhan memang bisa merusak
kepercayaan dalam hubungan perkawinan Anda, tetapi affair akan
menetap jauh lebih emosional daripada kencan semalam," tutur duta The
American Academy of Clinical Sexologists ini. Saat melakukan one
night stand atau affair, artinya kita tidak
menghargai pasangan dan janji pernikahan. Namun affair yang
berlangsung lama bisa mengarah ke keintiman emosional.
8. Perempuan
tidak mungkin selingkuh
"Ketika perempuan makin terlibat dalam dunia
kerja, dan sering melakukan perjalanan dinas, mereka akan lebih sering
menghadapi situasi yang mendorong mereka untuk selingkuh," kata Dr. Fine.
Menurutnya, hal ini juga disebabkan perempuan lebih mudah melakukan bonding
daripada pria. Ketika mereka bekerja bersama pria secara intens, mereka akan
merasa menemukan relasi emosional.
9. Pria
selingkuh karena mereka tak mendapatkan cukup kasih sayang di rumah
Ada banyak alasan mengapa orang berselingkuh. Hal
itu tak selalu berhubungan dengan ketertarikan dengan orang lain. Menurut Dr.
Fine, orang berselingkuh karena egois, tidak dewasa, atau narsistik. Mereka
senang merasakan sensasi, atau drama yang mungkin tercipta. Mereka mendahulukan
kepentingannya dibanding yang lain, dan jarang menyalahkan diri sendiri bila
perselingkuhan terjadi.
10. Selingkuh
terjadi karena krisis paruh baya
Dalam suatu jajak pendapat secara online
yang dilakukan Wisconsin Public Radio, lebih dari separuh responden
mengatakan, krisis paruh baya adalah pengalaman yang sangat menimbulkan depresi
dan merenggut keberanian. Memang beberapa pria memasuki usia paruh baya, dan
memiliki affair sesudahnya. Namun, pria yang lain akan
memulai kebiasaan minum alkohol terlalu banyak, atau menjadi depresi secara
klinis. Kalau sudah begini, ia harus menjalani konseling.
11. Orang
yang selingkuh tak ingin kepergok
"Ada juga orang yang sengaja melakukannya
sedemikian rupa sehingga pasangan mereka memergokinya," tukas Dr. Haltzman.
Entah itu dengan meninggalkan bekas lipstik di kerah kemeja, atau membiarkan e-mail
terbuka pada komputer di rumah. Pendek kata, meninggalkan jejak di
mana-mana. Sering kali hal itu merupakan suatu sinyal permintaan bantuan. Ada
orang yang menunjukkannya dengan sangat jelas karena mereka ingin berhenti tapi
tak tahu caranya.
Gen yang Bikin Orang Selingkuh
Orang sering mengutarakan penyebab orang
berselingkuh, baik dari sisi sosial, psikologi maupun dari sisi biologis. Akan
tetapi, sebuah penemuan baru yang cukup mengejutkan mengatakan bahwa ada sebuah
gen yang ternyata meningkatkan perilaku selingkuh terhadap pasangan. Gen ini
berlaku untuk pria dan wanita.
Gen yang disebut DRD4 ini memengaruhi kadar
dopamin pada otak. Satu dari empat orang yang memiliki gen ini cenderung tidak
setia pada pasangan hingga dua kali lipat daripada mereka yang tidak
memilikinya. Ketika pria atau wanita dengan gen "pengkhianat cinta"
ini punya affair, mereka menerima dorongan kimiawi yang sama
dengan penjudi yang memenangkan taruhan atau seorang alkoholik yang menerima
minuman.
Setelah menguji 180 pria dan wanita muda mengenai
perilaku mereka terhadap hubungan, peneliti berkesimpulan bahwa mereka yang
memiliki varian tertentu dari gen DRD4 cenderung lebih memiliki sejarah
perselingkuhan, termasuk one night stand.
"Dalam kasus seks yang tidak
terikat, risikonya tinggi, lalu ada unsur penghargaan dan variabel motivasi
sehingga ini memastikan adanya dorongan dopamin," urai Justin Garcia,
salah satu peneliti dari State University of New York.
Enam Tipe Peselingkuh
Dr. Doug Weiss,
presiden American Association for Sex Addiction Therapy dan pendiri situs
konseling SexAddict.com, mengungkapkan ada 6 jenis peselingkuh. Tidak semua
dari peselingkuh adalah pecandu seks, namun ada peselingkuh kambuhan yang
memang memiliki masalah kecanduan seks.
Keenam tipe atau jenis
peselingkuh menurut Dr. Weiss dijelaskan dalam bukunya, Addicted to
Adultery: The Other Reason Spouses Cheat.
1. Si pemburu
Tipe ini cerdas,
sukses, dan pintar bicara, yang memancarkan energi seksual atau narsistik
tertentu. Mereka biasanya mencari orang yang rapuh, kesepian, atau justru
pecandu seks lain untuk menikmati quickie sex. Mereka punya pickup
lines atau modus operandi yang
jelas untuk menjerat korbannya. Tetapi mereka tidak akan mencari tipe pemburu
lain, karena akan menyakiti mereka. Contoh tipe ini adalah Tiger Woods, yang
menurut Dr. Weiss mencari tipe wanita tertentu yang muda, cantik,
langsing, dan rela melakukan apa saja untuknya.
2. Si pahlawan
Tipe ini biasanya
berlagak ingin menolong korbannya yang sedang mengalami kesusahan. Mereka akan
mendekati korbannya sambil berpura-pura menjadi pendengar yang baik mengenai
kehidupan si korban. Korban tentu merasa sangat dihargai dan dimengerti,
sehingga menaruh kepercayaan pada si pahlawan ini. Kepercayaan ini lalu
disambut dengan gembira, karena artinya jalan untuk mendapatkan si korban
semakin dekat. Bahkan setelah berhasil merebut hati si korban, mereka akan
tetap dipandang sebagai pria yang manis.
3. Tipe korban
Tipe ini kebalikan dari
tipe “si pahlawan”. Mereka akan berkeluh-kesah pada pasangannya, bahwa istri/suaminya
tidak pernah memperhatikan, menghargai, apalagi ingin berhubungan intim
dengannya. Orang ini berlagak mencari seseorang bisa membantunya keluar dari
permasalahannya, membuat calon korbannya merasa iba. Padahal, dengan cara
itulah mereka menjerat korban sesungguhnya. Dr. Weiss mengambil contoh Tiger
Woods. Tiger Woods disebut-sebut selalu mengeluh tidak bahagia dalam
pernikahannya dengan istrinya, Elin, untuk meyakinkan wanita lain supaya mau
tidur dengannya.
4. Tipe oportunis
Tipe ini bisa mengincar
seseorang yang 20 tahun lebih muda atau lebih tua, gemuk atau kurus, kaya atau
kekurangan. Mereka akan merasa senang jika diinginkan atau didambakan orang
lain, sehingga siapa saja yang menginginkan mereka tentu akan diterima dengan
antusias. Mereka tak peduli bagaimana penampilan korbannya, atau apa latar
belakangnya. Pendeknya, selama ada kesempatan, mereka akan berusaha
mendapatkannya.
5. Tipe profesional
Ini tipikal pria pada
umumnya. Tipe ini tidak mencari cinta, tidak peduli pada keinginan atau
kebutuhan korbannya, atau apa yang dipikirkan korban mengenai diri mereka.
Sebab mereka sebenarnya menjalani kehidupan normal, memiliki istri yang baik,
anak-anak yang manis, dan pekerjaan yang mapan. Tetapi mereka bisa menjadi
badung ketika mereka menginginkannya. Karena itu mereka berusaha menyembunyikan
semua aksinya. Mereka memegang prinsip
ini: “Kalau tidak ada yang tahu, tidak akan ada yang sakit hati.”
6. Tipe pemuja
Ini tipe peselingkuh
yang paling spesifik. Mereka hanya menginginkan satu tipe wanita/pria tertentu,
yang sangat terbatas. Bahkan, mereka berani mengambil risiko untuk menerima
satu kesempatan langka bersama pasangan yang mereka inginkan. Mereka bisa
membagi-bagi hatinya, dan seringkali merasa memiliki hak untuk melakukan
perselingkuhan.
Selingkuh Di Mata Pria dan Wanita
Dalam Sex and the City 2 dikisahkan
Carrie Bradshaw, yang sedang berlibur, jauh dari suami, tiba-tiba
bertemu dengan Aidan, mantannya yang dulu bikin Anda tergila-gila. Carrie
ternyata masih memiliki perasaan khusus terhadap Aidan. Dan akhirnya Carrie
mengecup Aidan; sebuah kecupan ringan untuk seorang teman. Kecupan itu memang
tidak begitu dalam.
Bila hal itu terjadi pada kita, tentu kita akan
merasa bersalah dan berusaha berpikir positif: toh, kita tidak melakukan apa pun yang "berbahaya". Itu
hanya kecupan ringan untuk seorang teman. Namun meskipun berusaha keras
mengenyahkan rasa bersalah tersebut, kita pasti akan tetap dihantui pikiran.
Apakah saya telah berselingkuh? Sebab saya tidak ingin terlibat lebih jauh
dengan si mantan.
Penulis dan pakar hubungan, Dr. David Eigen, mendefinisikan
selingkuh sebagai apapun yang dilakukan tanpa integritas terhadap komitmen,
kesepakatan, atau janji pernikahan. Bolehkah kita makan malam dengan seorang
mantan jika kita sudah terlibat hubungan dengan orang lain? "Sebenarnya boleh saja," kata Eigen,
"jika hubungan pertemanan Anda dalam kadar yang sehat."
Kapan kita dikategorikan berselingkuh memang
masih diperdebatkan, karena batasannya berbeda untuk pria maupun wanita.
"Perempuan biasanya lebih emosional. Sedangkan untuk pria lebih berkenaan
dengan seks," ujar pakar seks, Dr. Victoria Zdrok. Menurutnya, perempuan tidak hanya lebih
emosional, tetapi juga lebih pemaaf. Kebanyakan perempuan mampu memaafkan saat
pasangannya berselingkuh. Asal, yang dilakukan hanya untuk seks, bukan
berpindah ke lain hati alias melibatkan perasaan. Kebalikannya, pria justru
lebih sulit memaafkan urusan seks ketimbang cinta.
Jika situasi yang terjadi pada Carrie dan Aidan
ini juga kita alami, akibatnya tentu jauh lebih parah daripada jika kita
berselingkuh dengan kenalan baru. "Selingkuh dengan mantan itu jauh lebih
menyakitkan (untuk pasangan)," lanjut Dr. Zdrok. Penyebabnya tak lain adanya komponen
emosional yang kuat dengan mantan kita. Apalagi jika dulu kita berpisah
baik-baik, tanpa permusuhan.
Bukan Karena Orang Ketiga
Banyak orang berpikir bahwa orang ketiga dalam
pernikahan adalah salah satu penyebab keretakan rumah tangga. Namun, hal ini
dengan tegas dibantah oleh konsultan pernikahan Indra Noveldy. Orang ketiga
bukanlah faktor utama penyebab perceraian. Karena dalam hal perselingkuhan ini
sebenarnya merekalah yang menjadi 'korban'.
Indra mengungkapkan, sebenarnya orang ketiga bisa
hadir di tengah-tengah kehidupan pernikahan karena kesalahan pasangan itu
sendiri. Orang ketiga ini hadir karena salah satu pasangan memberi celah yang
cukup besar kepada mereka. "Awal masuknya orang ketiga ini karena ada
celah yang dibentuk pasangan suami istri sebagai akibat dari masalah dan
konflik rumah tangga yang mereka hadapi, namun tak terselesaikan dengan
baik," jelas Indra.
Setiap pernikahan pasti mengalami berbagai masalah dan
konflik. Oleh karenanya, semua masalah harus diselesaikan dengan baik dan
memuaskan bagi kedua belah pihak. Sayangnya, banyak pasangan yang menganggap
masalah akan selesai dan sembuh seiring berjalannya waktu. Banyak orang
berprinsip, “Biarlah waktu yang menyelesaikannya.” Sebenarnya prinsip ini bukan
merupakan solusi yang tepat.
"Waktu tidak akan menyembuhkan masalah, jika dari
dalam diri sendiri tak ada usaha dan keinginan untuk menyelesaikan masalah
tersebut," beber Indra. Masalah yang menumpuk dalam rumah tangga membuat celah
di antara pasangan. Celah ini bisa disebabkan oleh perilaku pasangan yang
terlalu mendominasi, arogan, terlalu banyak menuntut, atau tidak komunikatif. Situasi
ini akan menimbulkan perasaan tidak nyaman dalam diri pasangan saat berada di
dekat kita.
Indra menambahkan bahwa kunci pernikahan yang bahagia
dan langgeng adalah adanya rasa nyaman terhadap pasangan. Ketika perasaan itu
tak lagi didapatkan dari pasangan, maka mereka akan mencari sosok lain yang
bisa membuat diri dan perasaan mereka menjadi lebih nyaman dan bahagia. Dari
sinilah muncul perselingkuhan.
Untuk menghindari terjadinya hal ini, jangan buru-buru
menyalahkan pasangan karena mereka selingkuh. Coba perbaiki dan intropeksi diri
masing-masing, apakah sudah bisa membuat pasangan merasa nyaman hidup bersama.
Selain itu, perbaiki hubungan dan perkuat fondasi rumah tangga agar semua
masalah yang terjadi bisa diselesaikan dengan baik.
Selingkuh Mudah Dimaklumi
Tidak
gampang menjadi selebriti, karena segala tindak-tanduknya menjadi sorotan.
Mereka menjadi role model bagi banyak penggemarnya. Bila hanya sekadar
menularkan gaya berbusana atau semangat kerja keras dalam mencapai tujuan,
tentu tidak menjadi masalah. Tetapi bagaimana bila perilaku selebriti yang
tidak pantas kemudian ditiru oleh penggemarnya? Hal inilah yang dikhawatirkan
para peneliti dari University of Essex, karena dalam penelitian mereka terlihat
bahwa kebiasaan selingkuh, berkendara dalam keadaan mabuk, dan berbohong, kini
makin diterima oleh masyarakat, ketimbang pada awal tahun 2000-an.
Kesimpulan ini diperoleh setelah mereka mengadakan survei terhadap lebih dari 2.000 orang. Dari survei tersebut terungkap pula bahwa orang Inggris cenderung memaafkan perilaku buruk yang ditularkan oleh tokoh panutan mereka. "Menurut kami, hal ini karena role model mereka bukan sosok yang baik, entah itu pemain bola yang berselingkuh dari istrinya, atau wartawan yang meng-hack ponsel orang lain. Secara bertahap, orang cenderung menjadi lebih tidak jujur, lebih bersedia mengungkapkan kebohongan, dan lebih mentoleransi perzinahan," papar Profesor Paul Whiteley, yang menulis studi ini.
Penelitian yang ditujukan untuk mengukur integritas ini juga mendapati bahwa perempuan lebih jujur daripada laki-laki, namun hanya 50 persen partisipan yang sepakat bahwa berselingkuh tak boleh dibenarkan. Padahal, pada tahun 2000 ada 70 persen perempuan yang menyatakan tak sepakat dengan perselingkuhan. Satu dari tiga orang mengecam sikap gemar berbohong.
Menurut Profesor Whiteley, jika modal sosial begitu rendah, dan orang menjadi saling curiga sehingga tidak mampu bekerjasama, masyarakat tersebut memiliki kesehatan dan performa pendidikan yang lebih buruk, kurang bahagia, serta kurang berkembang secara ekonomi.
Penutup
Kita
sudah melihat soal selingkuh secara umum. Dari situ dapat disimpulkan bahwa tidak
setiap orang ternyata menyukai selingkuh. Ada yang menginginkan kesetiaan. Selingkuh
menunjukkan adanya sikap egois dalam hidup. Karena itu, untuk menghindari
terjadinya perselingkuhan, langkah awal yang harus dilakukan adalah menghilangkan
sikap egois tersebut.
Sikap
yang harus dibentuk dalam diri kita bila mengetahui pasangan kita selingkuh
adalah memaafkan atau mengampuni. Sikap ini dengan sangat baik dicontohi oleh
nabi Hosea. Sekalipun istrinya sering berselingkuh, Hosea tetap kembali
merangkul istrinya dan memaafkannya. Memang untuk membangun sikap memaafkan
membutuhkan kekuatan yang sangat luar biasa besar. Memaafkan itu merupakan ciri
ilahi, bukan manusiawi. Karena itulah, agar bisa memaafkan, kita perlu minta
bantuan kekuatan dari Tuhan.
Minggu
depan kita akan membahas masalah selingkuh ini dari sisi kaum laki-laki.
by:
adrian
Sumber Bacaan:
1. Christina
Andhika Setyanti, “Selingkuh Bukan Salah Si Orang Ketiga,” dalam http://female.kompas.com/read/2012/06/05/16063594/Selingkuh.Bukan.Salah.Si.Orang.Ketiga
2.
Felicitas Harmandini, “Hati-hati, Selingkuh Mudah
Dimaafkan Saat Ini,” dalam http://female.kompas.com/read/2012/01/26/14182237/Hati-hati.Selingkuh.Mudah.Dimaafkan.Saat.Ini.
3. Felicitas
Harmandini, “Jangan Tertipu Mitos tentang Selingkuh,” dalam http://female.kompas.com/read/2011/01/05/15134765/Jangan.Tertipu.Mitos.tentang.Selingkuh.
4. Felicitas
Harmandini, “Ditemukan: Gen yang Bikin Orang Selingkuh,” dalam http://female.kompas.com/read/2010/12/03/20434059/Ditemukan.Gen.yang.Bikin.Orang.Selingkuh
5. Felicitas
Harmandini, “Batasan Selingkuh Beda untuk Pria dan Wanita, “
dalam http://female.kompas.com/read/2010/06/02/21093424/Batasan.Selingkuh.Beda.untuk.Pria.dan.Wanita
6. Felicitas
Harmandini, “6 Tipe Peselingkuh,” dalam http://female.kompas.com/read/2009/12/30/14242193/6.Tipe.Peselingkuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar